Amabing sapi perah merupakan gabungan dari empat kelenjar mama yang Yang
disebut kuarter, masing-masing terpisah satu sama lainnya. Kelenjar ambing
bagian kanan dan kiri terlihat terpisah dengan jelas, sedangkan pemisahan antara
kelenjar ambing depan dan belakang sangat jarang terlihat. Dilihat dari samping
bagian bawah ambing semestinya terlihat mendatar kearah depan, melekat dengan
kuat pada bagian didnding perut. Pada bagian belakang (rear) ambing harus tinggi
dan lebar dan masing-masing kuarter terlihat simestris. Keadaan ambing bagian
luar ini berhubungan erat dengan produktifitas ternak perah sepanjang hidupnya,
dan digunakan sebagai criteria untuk menilai ternak/sapi perah pada saat kontes
dan scoring dalam mengklasifikasi bangsa2 sapi perah.
Ambing memiliki bobot hamper 12.5 sampai 30 kg atau lebih dalam keadaan
kosong, tidak mengandung susu, memiliki ruang yang cukup besar untuk
menampung produksi susu dalam jumlah besar, namun tidak terlalu besar,
sehingga tetap dapat bertaut dengan kuat pada dinding perut bagian bawah dan
belakang. Berat ambing ini berhubungan erat dengan produksi susu. Pada
umumnya volume ambing bagian belakang lebih besar dari bagian depan dan
mensekresikan rata-rata 60% jumlah susu yang diprosuksi setiap hari.
Susu yang dihasilkan pada setiap klelenjar dikeluarkan melalui putting susu.
Biasanya putting susu depan lebih pensek dari putting belakang. Sapi dengan
putting susu panjang biasanya membutuhkan proses pemerahan lebih lama
dibandingkan dengan sapi dengan putting susu pendek. Cirri-ciri putting susu
yang baik untuk proses pemerahan yang efisien adalah : (1) ukurannya sedang, (2)
letaknya bagus, (3) memiliki tekanan yang cukup pada otot spincter disekitar
lobang putting sehingga susu mudah keluar tetapi tidak bocor pada saat tidak
diperah.
Hampir 25-50% sapi perah memiliki putting susu berlebih yang
berhubungan atau tidak berhubungan dengan kelenjar susu dibagian dalam
kelenjar ambing. Kelebihan putting iniharus dihilangkan pada masa pedet untuk
menjaga keindahan bentuk ambing dan mencegah masuknya kuman penybab
mastitis.
4.2. Bagian Internal Kel;enjar Ambing
Pada bagian dalam ambing tersusun dari beberapa system yaitu : (1) struktur
penyokong, (2) system pembuluh darah, (3) system pembuluh limpa, (4) system
susunan saraf , (5) system saluran susu untuk menyimpan dan mengalirkan susu
dan (6) unit sekretori dari sel epithel yang berbentuk bulat dan didalamnya
berrongga yang disebut alveoli. Masing-masing ke enam system tersebut memiliki
peran yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan sinthesa susu.
Sistem limfatika terdiri dari cairan limfe, nodus limfatikus dan saluran
limfe. Limfe adalah cairan jaringan yang tidak berwarna yang dialirkan dari
rongga di dalam jaringan oleh saluran limfe. Cairan limfe berasal dari filtrat serum
darah dan komposisinya sama dengan komposisi darah namun cairan limfe tidak
mengandung butir darah merah dan kadar proteinnya hanya 50% dr kadar protein
darah. Pada saat partus jumlah cairan limfe yang keluar dari sel jaringan pada
ambing lebih banyak dari jumlah yang dapat dialirkan dari ambing ke pembuluh
limfe. Akibatnya sebagian cairan limfe terakumulasi di ruang intraseluler jaringan
sehingga menimbulkan edema/pembengkakan. Inflamasi terjadi pada hamper 18-
25% sapi pada saat-saat menjelang partus. Berulangnya kasus edema ini memicu
terjadinya ambing pendulus dan meningkatkan terbentuknya jaringan ikat pada
ambing. Pembengkakan yang dahsyat biasanya terjadi pada sapi dara melahirkan
pertama kali.
Nodus limfatikus dari ambing dan dan nodus yang lain tersebar di seluruh
tubuih, berperan penting dalam ketahanan terhadap penyakit. Nodus limfatikus
membentuk butir darah putih (limfosit) yang berperan dalam imunitas tubuh.
Nodus limfatikus juga menghilangkan bakteri dan benda asing lainnya. Kalau ada
infeksi seperti mastitis maka nodus limfatikus meningkatkan produksi limfositnya
dan mengeluarkannya kedalam saluran limfe dan selanjutnya dituangkan kedalam
aliran darah di vena cava anterior. Selanjutnya dibawa ke ambing untuk melawan
infeksi.
4.2.4. Sistem saraf.
Lapisan dalam ambing ilengkapi dengan sistem saraf yang terdiri atas dua
tipe syaraf, yaitu serabut syarafafferent (sensoris) dan serabut syaraf efferent
simfatis. Fungsi utama dari serabut syaraf simpatis pada ambing adalah untuk
mengontrol penyediaan darah pada ambing dan menginnervasi otot-otot polos
yang mengelilingi saluran-saluran susu dan otot-otot spinkter dari puting susu.
Rangsangan yang mengejutkan pada sapi menyebabkan sistem simpatetik
mengeluarkan hormon syaraf epineprin, yang mengecilkan pembuluh darah dan
sehingga mengurangi produksi susu.
4.2.5. Sistem Saluran Ambing
Sistem saluran susu pada ambing terdiri dari satu seri saluran mulai dari
alveoli dan berakhir pada streak kanal dari putting susu. Sistem saluran susu dan
jaringan sekretori kelenjar ambing ini dipegang oleh pita-pita jaringan ikat yang
terdapat diseluruh kelenjar ambing . Namun jaringan ikat yang terlalu banyak
pada ambing (atau meaty udder) adalah kurang baik. Ambing yang baik
hendaknya sebagian besar terdiri dari jaringan sekretori dan hanya sedikit jaringan
ikat.
Putting Susu. Putting susu merupakan suatu strukruktur yang di tutupi oleh
kulit yang tidak mengandung kelenjar kulit. Pada Bagian bawah putting terdapat
“streak canal” yaitu suyat saluran yang bagian dalamnya dilapisi oleh sel-sel yang
membentuk lipatan2 seperti garis2 yang berfungsi untuk menutup saluran ini pada
tenggang waktu antar pemerahan. Putting berfungsi untuk mengeluarkan susu
saat pemerahan. Panjang streak kanal antara 8-
12 mm. Sel2 pada streak kanal menghasilkan cairan seperrti lemak
yang bersifat
bakteriostatik sehingga mencegah masuknya mikroba kedalam ambing
yang menyebabkan mastitis. Streak canal juga ditutup oleh otot sphincteryang
mengatur mudah dan sulitnya pemerahan . apabila oto sphincter keras dan erat
maka susu sulit diperah/ pengeluaran susu lama, apabila longgar maka pemerahan
cepat tetapi resiko masuknya kuman penyakit besar.
Gland Cistern (kantong Kelenjar). Kantong kelenjar merupakan tempat
penyimapanan susu sementara dan dalam jumlah terbatas, setelah di keluarkan
dari jaringan sekretori. Kantong kelenjar mampu menyimpan susu sampai 1 pint.
Besar kecilnya kantong kelenjar tidak mempengaruhi jumlah produksi susu
secARA SIGNIFIKAN.
Putting susu bertemu dengan kantong kelenjar pada dasar ambing. Antara
kantong kelenjar dan putting susu terdapat jaringan yang berlipat-lipat dan
melingkar yang disebut “circular fold”. Kadang -kadang pada saat sapi dara
melahirkan jaringan melingkar ini menutup saluran dan memisahkan kantong
putting dengan kantong kelenjar sehingga susu tida dapat dikeluarkan dari
kantong kelenjar.
Saluran Susu
Dari kantong kelenjar akan muncul 12 – 50 percabangan berbentuk saluran
susu yang disebut “major Duct” atau saluran besar. Saluran besar ini bercabang
dan bercabang lagi dan akhirnya terbentuk saluran terakhir yang mengalirkan susu
dari alveolus.
Saluran –saluran beasr dilapisi oleh 2 lapisan sel epitel, yang tak berfungsi
mensekresi susu. Jadi saluran yang lebih besar dari saluran terakhir hanya
menyimpan susu sementara dan mengalirkan susu dari alveolus.
Refleks Pengeluaran-susu
Sejumlah kecil susu yang terdapat di dalam sisterne dan pembuluh besar
ambing dapat keluar setelah melewati daya tahan otot spinkter yang mengelilingi
saluran keluar puting. Akan tetapi, sebagian besar susu yang terdapat dalam
ambing harus dipaksa keluar dari alveoli dan pembuluh kecil susu dengan
pengaktivan refleks neoro-hormonal yang disebut pelepasan/pengeluaran susu
(milk ejection) atau penurunan susu (milk let down).