Disusun Oleh :
Pembimbing :
UNIVERSITAS IPWIJA
2023
1.1 Definisi Payudara
Payudara atau kelenjar mammae adalah salah satu organ reproduksi pada
wanita yang berfungsi mengeluarkan air susu. Payudara terdiri dari lobulus-
lobulus yaitu kelenjar yang menghasilkan ASI, tubulus atau duktus yang
menghantarkan ASI dari kelenjar sampai pada puting susu (nipple). Kelenjar
mammae merupakan ciri pembeda pada semua mamalia. Payudara manusia
berbentuk kerucut tapi sering bervariasi dalam ukuran.
Pada wanita muda, payudara memiliki tepi yang membulat di dalam fasia
superfisial, sebagian besar di anterior depan toraks, namun dapat membesar
dengan pola yang bervariasi. Ukuran dan bentuk tergantung genetik, ras, diet,
usia, paritas dan status menopause. Payudara pada wanita dewasa dasar dari
payudara secara vertical adalah costa 2 atau 3 hingga costa 6 , pada medialnya
melekat ke tepi sternum dan pada lateral melekat ke mid axillary line. Kuadran
superolateral memanjang ke axila melalui batas inferolateral dari pektoralis
mayor.
Areola
Sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang besar melebar, akhirnya
memusat ke dalam puting dan bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus
maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat
memompa ASI keluar.
Papilla
Bentuk puting ada empat, yaitu bentuk yang normal, pendek/ datar, panjang dan
terbenam (inverted).
Jaringan kelenjar terdiri dari 15-25 lobus yang tersebar radier mengelilingi
puting. Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang akan berdilatasi,
sesampainya di belakang areola. Pada retro areolar ini, duktus yang berdilatasi
itu, menjadi lembut, kecuali saat dan selama ibu menyusui, duktus ini akan
mengalami distensi. Masing-masiang duktus ini tak berisi, dan mempunyai satu
bukaan ke arah puting (duktus eksretorius).
Tiap lobus dibagi menjadi 50-57 lobulus, yang bermuara ke dalam suatu
duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus askretorius lobulus itu. Setiap
lobulus terdiri atas sekelompok alveolus yang bermuara ke dalam laktiferus
(saluran air susu) yang bergabung dengan duktus-duktus lainnya, untuk
membentuk saluran yang lebih besar dan berakhir ke dalam saluran sekretorik.
Ketika saluran-saluran ini mendekati puting, saluran-saluran ini akan membesar,
untuk menjadi tempat penampungan air susu (yang disebut sinus laktiferus),
kemudian saluran-saluran tersebut menyempit lagi dan menembus puting dan
bermuara di atas permukaannya.
Di antara kelenjar susu dan fasia pektrolis, juga di antara kulit dan kelenjar
tersebut mungkin terdapat jaringan lemak. Di antara lobulus tersebut, ada
jaringan ikat yang disebut ligamentum cooper yang merupakan tonjolan jaringan
payudara, yang bersatu dengan lapisan luar fasia superfisialis yang berfungsi
sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk payudara.
Arteri
Payudara mendapat aliran darah dari:
1. Cabang-cabang perforantesa mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III, IV,
V dari a. mammaria interna menembus di dinding dada dekat tepi sternum
pada interkostal yang sesuai, menembus m. pektoralis mayor dan memberi
aliran darah pada tepi medial glandulla mamma.
2. Rami pektoralis a. thorako-akromialis. Arteri ini berjalan turun di antara m.
pektoralis minor dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan
pembuluh utama m. pektoralis mayor, arteri ini akan memberikan aliran darah
ke glandula mamma bagian dalam (deep surface)
3. A. thorakalis lateralis (a. mammae eksternal). Pembuluh darah ini berjalan
turun menyusuri tepi lateral muskulus (otot = m) pektoralis mayor untuk
mendarahi bagian lateral payudara.
4. A. thorako-dorsalis. Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a.
subskapularis. Arteri i memberikan aliran darah ke m. latissmus dorsi dan m.
serratus magnus. Walaupun arteri ini tidak memberikan pendarahan pada
glandula mamma, tetapi sangat penting artinya, karena pada tindakan radikal
mastektomi, pendarahan yang terjadi akibat putusnya arteri ini sulit dikontrol,
sehingga daerah ini dinamakan “ the bloody angel”.
Vena
Pada daerah payudara terdapat tiga grup vena :
a. Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna
Vena ini merupakan vena yang tersebar pada jaringan payudara yang
mengalirkan darah dari payudara dan bermuara pada v. Mammaria interna
yang kemudian bermuara pada v. minominata.
b. Cabang-cabang v. aksillaris, yang terdiri dari v. thorako-akromialis. v.
thoraklais lateralis dan v. thorako-dorsalis.
c. Vena-vena kecil bermuara pada v. Interkostalis
Vena interkostalis bermuara pada v. Vertebralis, kemudian bermuara
pada. Azygos (melalui vena-vena ini, keganasan pada payudara akan
dapat bermetastase langsung ke paru).
Payudara diinervasi oleh cabang anterior dan lateral dari n. intercostal ke-2
sampai ke-4 yang membawa serabut sensoris dan efferent simpatik. Puting
payudara dipersyarafi oleh cabang anterior dari cabang kutaneus lateral dari T4.
Ini membentuk plexus di dalam putting dan serabut sensorisnya berakhir di
dekat epitel sebagai ujung bebas , korpuskel Meissner, dan Merkel disc. Ini
penting untuk fungsi mengisap ke sistem syaraf pusat. Fungsi sekretoris lebih
dipengaruhi oleh hormon daripada syaraf. Daerah areola memiliki ujung sensoris
yang lebih sedikit.
Duktus laktiferus merupakan muara dari masing masing lobus dari payudara,
melalui putting patudara dan terbuka pada ujungnya sebagai 15-20 orifisium.
Dekat dengan orifisium, masing-masing duktus melebar sebagai sinus
lactiferous dimana pada payudara laktasi, lebih berdilatasi lagi dan terisi dengan
susu. Masing-masing ductus laktiferus berhubungan ke sistem duktus dan
lobules., dan dikeliling oleh stroma, membentuk lobus dari kelenjar mamae.
Lobulus terdiri dari bagian dari kelenjar yang memiliki potensi untuk sekresi.
Strukturnya bervasiasi menurut status hormonal. Pada payudara mature dan
resting, masing masing lobules terdiri dari ujung buntu, duktus bercabang yang
ujungnya sedikit memiliki alveoli terminal yang merupakan tempat keluarnya
susu pada payudara laktasi. Epitel kuboid terstratifikasi digantikan oleh
keratinized stratified squamous epithelium yang berlanjut ke epidermis, dekat
dengan ujung duktus laktiferus.
Puting payudara terdiri dari jaringan ikat kolagen padat dan mengandung
elastic fibres yang berkerut pada kulit. Otot polos tersusun sirkuler dan berada
di profundus dari putting payudara. Kontraksinya dipengaruhi oleh dingin, atau
stimulus taktil (missal, hisapan bayi), menyebabkan ereksi dan berkerutnya
areola di sekitarnya.
Pada awal siklus menstruasi, ada peningkatan dalam ukuran dan kepadatan
payudara, yang diikuti oleh kendurnya jaringan payudara dan proliferasi epitel.
Dengan terjadinya menstruasi, maka pembengkakan payudara berkurang dan
proliferasi epitel menurun .
Dukungan bidan dalam pemberian ASI (Air Susu Ibu) sangat penting untuk
membantu ibu dan bayi meraih manfaat yang optimal dari pemberian ASI. Berikut
adalah beberapa cara di mana bidan dapat memberikan dukungan dalam pemberian
ASI:
Dukungan bidan dalam pemberian ASI dapat membantu memastikan bahwa ibu
dan bayi meraih manfaat maksimal dari ASI, yang memiliki banyak manfaat
kesehatan untuk bayi dan ibu.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Budi. 2011. Anatomi dan Fisiologi Payudara. Diakses dari http://smart-
pustaka.blogspot.com/2011/09/anatomi-dan-fisiologi-payudara.html tanggal 22
Juni 2014