Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu
hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi
pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya
perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung
dari masalah gizi kurang. Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini
masih belum teratasi. Salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini,
di Indonesia adalah kurang kalori, dan protein. Hal ini banyak
ditemukan  pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan ini karena anak
dan bayi merupakan golongan rentan. Selain itu banyak ibu yang melahirkan
bayi prematur yaitu bayi dengan berat badan rendah karena tidak sesuai
dengan usia kelahirannya. Bayi dengan berat badan rendah memiliki resiko
besar terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI lebih besar dibanding bayi
dengan berat badang normal.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh
jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang
terkandung di dalam ASI.  Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan
susu  formula. Padahal hal itu sangatlah tidak baik untuk seorang bayi. Bayi
umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah itu ASI hanya
berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi.
Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan bahkan
ada yang hanya memberikan ASI selama satu bulan saja dikarenakan
kepentingan pekerjaan. Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan
kegiatan penting dalam pemeliharan dan tumbuh kembang bayi.

1
B. Rumusan Masalah
a. Anatomi Dan Fisiologi Payudara ?
b. Asi Transisi Dan Matur ?
c. Tanda Bayi Cukup Asi ?
d. Teknik Menyusui Yang Tepat ?
e. Cara Memerah Asi Yang Benar ?

f. Penyimpanan Asi Perah ?


g. Masalah Dalam Menyusui Dan Cara Mengatasinya ?
h. Dukungan Bidan Dalam Pemberian Asi ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi Dan Fisiologi Payudara


Payudara atau kelenjar mamae adalah kelenjar aksesori system
reproduksi wanita.Organ ini juga ada pria, tetapi tidak berkembang. Pada
wanita, payudara berukuran kecil dan imatur hingga pubertas. Selanjutnya,
payudara tumbuh dan berkembang di bawah pengaruh estrogen dan
progesteron. Saat hamil, hormon ini menstimulasi pertumbuhan lebih lanjut.
Setelah bayi lahir, hormon prolactin dari hipofisis anterior menstimulasi
hipofisis posterior untuk memproduksi ASI sebagai respons terhadap stimulasi
puting oleh isapan bayi.

Kelenjar payudara (mammae, susu) terletak di bawah kulit, di atas otot dada.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.

3
a) Struktur Makroskopis Payudara

Kauda aksilaris adalah jaringan payudara yang meluas ke aksila. Pada


payudara terdapat tiga bagian utama,yaitu  :

1) Korpus (badan ),yaitu bagian yang membesar

Korpus alveolus yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.


Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma,
sel otot polos pembuluh  darah.lobus yaitu kumpulan
dari alveolus.lobus yaitu beberapa lobus yang terkumpul menjadi
15-20 lobus pada tiap payudara. Asi di salurkan dari alveolus ke
dalam saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus ).

2) Areola ,yaitu bagian yang kehitaman di tegah

Daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan


mengalami pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tegah
kira kira 2,5 cm.Areola berwarna merah muda pada wanita yang
berkulit cerah,lebih gelap pada wanita yang berkulit coklat,dan
warna tersebut menjadi gelap pada waktu hamil.didaerah areola ini
terletak kira-kira 20 glandula sebacea.pada kehamilan areola ini
membesar dan disebut tuberkulum montgomeri.

3) Papila mammae atau puting,yaitu bagian yang menonjol di puncak


payudara.

Terletak di pusat areola mammae setinggi iga (kosta )ke-4.papila


mammae merupakan suatu tonjolan dengan panjang kira kira
6mm,tersusun atas jaringan erektil pigmen dan merupakan bagunan

4
yang sangat peka ,permukaan papilla mammae berlubang-lubang
berupa ostium papilare kecil kecil yang merupakan muara duktus
lactifer.duktus latifer ini di lapisi oleh epitel. Puting sendiri
memiliki empat bentuk, yaitu :

         
b) Struktur Mikroskopis Payudara

1) Alveoli
Mengandung sel – sel yang mensekresi air susu. Sertiap alveoli
dilapisi oleh sel – sel yang mensekresi air susu, disebut acini yang
mengekstraksi faktor – faktor dari darah yang penting untuk
pembentukan air susu.Di sekeliling setiap alveolus terdapat sel –
sel mioepitel yang kadang – kadang di sebut sel keranjang atau sel
laba – laba. Apabila sel – sel ini dirangsang oleh oksitosin akan
berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam ductus
lactifer. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel plasma,
sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu kumpulan dari
alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20
lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam
saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2) Tubulus lactifer
Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.

5
3) Ductus lactifer
Saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer.
Meluas dari ampulla sampai muara papilla mammae.
4) Ampulla
Bagian dari ductus lactifer yang melebar yang merupakan tempat
menyimpan air susu. Ampulla terletak di bawah areola.
c) Vaskularisasi Payudara
Vaskularisasi payudara terdiri atas :
1. Arteri
Payudara mendapat perdarahan dari :
a. Cabang-cabang perforantes a.mammaria interna. Cabang-
cabang I, II, III, dan IV dari a. mammaria interna
menembus dinding dada dekat pinggir sternum pada
interkostal yang sesui, menembus m.pektoralis mayor dan
memberi pendarahan tepi medial glandula mamma.
b. Rami pektoralis a. thorako-akromialis Arteri ini berjalan
turun diantara m. pektoralis minor dan m. pektoralis mayor.
Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m. pektoralis
mayor, arteri ini akan mendarahi glandula mamma bagian
dalam (deep surface).
c. Thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna) Pembuluh
darah ini jalan turun menyusuri tepi lateral m. pektoralis
mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara.
d. Thorako-dorsalis Pembuluh darah ini merupakan cabang
dari a. subskapularis. Arteri ini mendarahi m. latissimus
dorsi dan m. serratus magnus. walaupun arteri ini tidak
memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi
sangat penting artinya. Karena pada tindakan radikal
mastektomi, perdarahan yang terjadi akibat putusnya arteri
ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan ”the
bloody angel”.

6
2. Vena

Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena :

a) Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna Vena ini


merupakan vena terbesar yang mengalirkan darah dari
payudara. Vena ini bermuara pada v. mammaria interna
yang kemudian bermuara pada v. innominata.
b) Cabang-cabang v. aksillaris yang terdiri dari v. thorako-
akromialis, v. thorakalis lateralis dan v. thorako-dorsalis.
c) Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis. Vena
interkostalis bermuara pada v. vertebralis, kemudian
bermuara pada v. azygos (melalui vena-vena ini metastase
dapat langsung terjadi di paru)
d) Sistem Limfatik Pada Payudara
1. Pembuluh Getah bening
a. Pembuluh getah bening aksilla:

Pembuluh getah bening aksilla ini mengalirkan getah bening dari


daerah-daerah sekitar areola mamma, kuadaran lateral bawah dan
kuadaran lateral atas payudara

b. Pembuluh getah bening mammaria interna:

Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan
medial payudara. Pembuluh ini berjalan di atas fasia pektorlais lalu
menembus fasia tersebut sistem pertorntes menembus m. pektrolis
mayor. Kemudian berjalan ke medial bersama-sama dengan sisitem
pertorntes menembus m. interkostalis dan bermuara ke dalam
kelenjar getah bening mamaria interna.  Dari kelenjar mammaria
interna, getah bening menglilr melalui trunkus limfatikus mamaria
interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian akan

7
bermuara ke duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus
deksrta(untuk sisi kanan).

Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran mssedial


bawah payudara. Pembuluh ini berjalan bersama-sama vasa
epigastrika superior, menembus fasia rektus dan masuk ke dalam
kelenjar getah bening preperikadial anterior yang terletak di tepi atas
diafragma, di atas ligmentum falsiform. Kelenjar getah bening ini
juga menampung getah bening dari diafragma, ligamentum
falsiforme dan bagian antero superior hepar. Dari kelenjar ini, limfe
mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna.

2. Kelenjar-kelenjar Getah Bening


Kelenjar getah bening aksilla
Terdapat enam grup kelenjar getah bening aksilla:
a. Kelenjar getah bening mammae eksterna. 
Untaian kelenjar ini terletak di bawah tepi lateral m. pektoralis
mayor, sepanjang tepi medial aksilla. Grup ini dibagi dalam 2
kelompok:
 Kelompok superior, terletak setinggi ingerkostal II-III
 Kelompok inferior, terletak setinggi interkostal IV-V-VI
b. Kelenjar getah bening scapula. 
Terletak sepajang v. subskapularis dan thoralodoralis, mulai dari
percabangan v. aksillaris mejadi v. subskapularis, sampai ke tempat
masuknya v. thorako-dorsalis ke dalam m. latissimus dorsi.
c. Kelenjar getah bening sentral (central nodes).

Terletak di dalam jaringan lemak di pusat aksila. Kadang-kadang


beberapa di antaranya terletak sangat superficial, di bawah kulit dan
fasia pada pusat aksila, kira-kira pada pertengahan lipat aksila depan
dan belakang. Kelenjar getah bening ini adalah kelenjar getah bening

8
yang paling mudah diraba dan merupakan kelenjar aksilla yang
terbesar dan terbanyak jumlahnya.

d. Kelenjar getah bening interpektoral (rotters nodes).

Terletak antara m. pektoralis mayor dan minor, sepanjang rami


pektoralis v. thorako-akromialis. Jumlahnya satu sampai empat buah.

e. Kelenjar getah v. aksillaris.

Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v. aksillaris bagian lateral,


mulai dari white tendon m. laitssimus dorsi sampai ke sedikit medial
dari percabangan v. aksillaris-v.thorako akromialis.

f. Kelenjar getah bening subklavikula.

Terletak di sepanjang v.aksillaris, mulai dari sedikit medial


percabangan v.aksillaris-v.thorako-aktomialis sampai dimana v.
aksillaris menghilang di bawah tendo m.subklavius. kelenjar ini
merupakan kelenjar aksilla yang tertinggi dan termedial letakya.
Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-kelenjar getah bening
aksilla masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh kelenjar getah bening
aksilla ini terletak di bawah fasia kostokorakoid.

1) Kelenjar getah bening prepektoral, Kelenjar getah bening ini


merupakan kelenjar tunggal yang kadang-kadang terletak di
bawah kulit atau di dalam jaringan payudara kuadran lateral atas
disebut prepektoral karena terletak di atas fasia pektoralis.
2) Kelenjar getah bening interna, Kelenjar-kelenjar ini terdapat di
sepanjangt trunkus limfatikus mammaria interna, kira-kira 3 cm
dari tepi sternum, terletak di dalam lemak di atas fasia
endothoraiska. Pada sela tiga, diperkiran jumlahnya sekitar 6-8
buah.

9
f) Tahap perkembangan payudara
Payudara wanita adalah salah satu struktur tubuh rumit yang luar biasa.
Payudara wanita mulai tumbuh pada masa puber dan terus berubah seiring
dengan fluktuasi hormonya. Biasanya payudara mulai kendur pada akhir
usia 40-an.

1. Usia 20-an

Pada masa pubertas ketika tubuh seorang gadis remaja pertama


menghasilkan estrogen dalam jumlah cukup ,payudara akan
berkembang pesat, membentuk dua kerangka jaringan ikat serta
sistem kelenjar, saluran, pembuluh darah,kelenjar getah bening,dan
syaraf.secara bersamaan payudara juga mengembangkan sel-sel
lemak yang membentuk gumpalan kelenjar payudara.payudara juga
lebih cepat terpengaruh gaya gravitasi.untuk mencegahnya,
kenakan bra yang mampu menyangga “asset”anda ini dengan
sempurna.

2. Usia 30-an

Selama kehamilan payudara secara bertahap akan membesar. Boleh


jadi bobot kedua payudara akan bertambah sebanyak setegah
kilogram. Peregangan kulit di sekitar payudara akibat naik berat
badan juga bias menggangu produksi kolagen sehingga membuat
kulit di sekitar payudara menjadi kendur,terutama setelah
persalinan. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri sekali setiap
bulan jika ibu atau saudari anda memiliki riwayat kanker, lakukan
mamografi di usia 35 tahun.

3. Usia 40-an
Walaupun anda belum pernah hamil dan melahirkan,di usia ini
kelenjar penghasil susu (lobule ) akan mengecil sehingga payudara
terlihat kendur .penurunan berat badan yang drastis juga bisa

10
membuat payudara terlihat kendur akibat lapisan lemak pada
payudara menyusut. Push up bra bisa menyiasati hal tersebut
mamografi di sarankan setahun sekali.
4. Usia 50-an . Pada saat menopause, perubahan pada payudara yang
biasa terjadi selama siklus haid tidak terjadi lagi. Namun,resiko
kangker payudara akan semangkin meningkat seiring
bertambahnya usia.pemeriksaan payudara menjadi lebih penting
lagi dilakukan setelah menopause.

B. Asi Transisi Dan Matur

a. Pengertian ASI (air susu ibu)


Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam organik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara
ibu pasca melahirkan, dan berguna sebagai makanan bayi. ASI merupakan
cairan alamiah yang mudah didapat dan fleksibel, dapat diminum tanpa
persiapan khusus dengan temperatur yang sesuai dengan bayinya serta bebas
dari kontaminasi bakteri sehingga mengurangi resiko gangguan intestinal.
Keseimbangan zat-zat gizi yang terkandung dalam ASI sangat lengkap dan
sempurna, yakni kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan
sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.  Selain itu, pemberian ASI pada
bayi dapat melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit.
Terdapat beberapa istilah yang berhubungan dengan ASI, meliputi:
(1) ASI Ekslusif
ASI ekslusif merupakan ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan
dalam waktu 6 bulan, tanpa memberikan makanan/minuman pendamping
atau pengganti lain selain ASI, seperti susu formula, jeruk, madu, air putih,
air teh, dan tanpa tambahan makanan padat (bubur nasi, bubur susu,
biskuit dan lainnya).

(2) ASI Predominan

11
ASI predominan merupakan ASI yang diberikan kepada bayi sejak usia 0-
6 bulan ditambahkan dengan pemberian minuman lain berupa teh, madu,
air tajin, dan minuman lainnya.

(3) ASI Parsial


ASI parsial merupakan ASI yang diberi pada anak sejak lahir disamping
juga diberi tambahan makanan padat lain seperti bubur, buah dan lainnya
selain ASI.

B. Komponen ASI (air susu ibu)


Nutrisi yang terkandung di dalam ASI cukup banyak dan bersifat spesifik
pada tiap ibu. Komposisi ASI dapat berubah dan berbeda dari waktu ke
waktu yang disesuaikan dengan kebutuhan bayi sesuai usianya.
Berdasarkan waktunya, ASI dibedakan menjadi tiga stadium, yaitu:
1. Kolostrum (ASI hari 1-4)
Kolostrum merupakan susu pertama keluar yang berbentuk
cairan kekuningan yang lebih kental dari ASI matur. Kolostrum
diproduksi pada masa kehamilan sampai setelah kelahiran dan akan
digantikan oleh ASI transisi dalam dua sampai empat hari setelah
kelahiran bayi. Hal ini disebabkan oleh hilangnya produksi
estrogen dan progesteron dari plasenta secara tiba-tiba yang
menyebabkan laktogenik prolaktin mengambil alih peran produksi
air susu, sehingga kelenjar payudaralah yang mulai progresif
menyekresikan air susu dalam jumlah besar.
Kolostrum mengandung protein 8,5%, sedikit karbohidrat
3,5%, lemak 2.5%, garam dan mineral 0,4%, air 85,1%, dan
vitamin larut lemak. Selain itu, kolostrum juga
tinggi immunoglobulin A (IgA) yeng berperan sebagai imun pasif
pada bayi. Kemudian, kolostrum juga dapat berfungsi sebagai
pencahar yang dapat membersihkan saluran pencernaan bayi baru
lahir. Volume kolostrum sekitar 150-300 ml/24 jam

12
2. ASI masa transisi (ASI hari 5-10)
ASI masa transisi terjadi pada hari ke-5 sampai hari ke-10, dimana
berhentinya produksi kolostrum lebih dua minggu setelah
melahirkan dan produksi ASI oleh kelenjar payudara mulai stabil.
Kandungan protein dalam air susu semakin menurun, namun
kandungan lemak, laktosa, vitamin larut air dan juga volume ASI
akan semakin meningkat. Peningkatan volume ASI dipengaruhi
oleh lamanya menyusui yang kemudian akan digantikan oleh ASI
matang. Sedangkan adanya penurunan  komposisi  protein  dalam
ASI, diharapkan ibu menambahkan protein dalam asupan
makanannnya.

3. ASI Matur
ASI matur merupakan ASI yang disekresi dari hari ke-10 sampai
seterusnya dan komposisinya relatif konstan. Kandungan utama
ASI matur ialah laktosa  (karbohidrat) yang merupakan sumber
energi untuk otak. Konsentrasi  laktosa  pada  air  susu manusia 
kira-kira  lebih banyak 50%  dibandingkan  dengan susu sapi.
Walaupun demikian, angka kejadian diare karena intoleransi
laktosa jarang ditemukan pada bayi yang mendapatkan ASI karena
penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa yang terdapat
dalam susu sapi. Selain itu, ASI kaya akan protein whey yang
sifatnya mudah diserap oleh usus bayi. Kemudain, ASI matur juga
mengandung kadar lemak omega 3 dan omega 6 tinggi yang
berperan dalam perkembangan otak bayi. Disamping itu, ASI
matur juga mengandung asam lemak rantai panjang diantaranya
asam  dokosaheksonik  (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang
penting dalam perkembangan jaringan syaraf serta retina mata.

13
Secara umum, kandungan yang terdapat dalam ASI antara
lain:
a) Lemak
ASI  mengandung lemak yang mudah dicerna dan diserap bayi karena
mangandung enzim lipase yang berperan dalam mencerna lemak. Lemak
utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3, omega-6, DHA, dan
asam arakhidonat), yaitu suatu asam lemak esensial untuk  myelinisasi
saraf yang penting untuk pertumbuhan otak.

b) Karbohidrat
Karbohidrat utama yang terdapat di dalam ASI adalah laktosa
(gula)  dan kandungannya sekitar 20-30 % lebih banyak dibandingkan
susu sapi. Laktosa dapat  meningkatkan penyerapan kalsium yang sangat
penting untuk pertumbuhan tulang.
Selain itu, Laktosa juga meningkatkan pertumbuhan bakteri usus
yang baik  yaitu, Lactobacillis bifidus. Hasil fermentasi laktosa ialah asam
laktat yang akan memberikan suasana asam dalam usus bayi sehingga
menghambat pertumbuhan bakteri patogen.

c) Protein
Protein utama ASI adalah whey yang mudah dicerna oleh bayi
sehingga tidak menyebabkan gangguan intestinal. Kandungan protein ini
sekitar 60%. Kemudian, ASI mengandung alfa-laktalbumin yang jarang
menyebabkan alergi seperti halnya yang terdapat pada susu sapi.
Selain itu, ASI  juga mengandung lacroferin yang berperan sebagai
pengangkut zat besi dan juga sistem imun usus bayi dari bakteri patogen.
Hal ini dkarenakan, Laktoferin membiarkan flora normal usus  untuk
tumbuh dan membunuh bakteri patogen. Zat imun lain yang terkandung
dalam ASI adalah kelompok antibiotik alami yaitu lysosyme dan taurine.
Taurine berperan dalam pertumbuhan otak, susunan saraf, juga penting
untuk pertumbuhan retina.

14
d) Vitamin, mineral dan zat besi ASI
ASI mengandung vitamin, mineral dan zat besi yang lengkap dan mudah
diserap oleh bayi.

e) Immunoglobulin A (IgA)
ASI tidak hanya berperan sebagai imunisasi aktif yang merangsang
pemebntukan daya tahan tubuh bayi, melainkan juga berperan sebagai
imunisasi pasif yang akan melindungi usus bayi pada minggu pertama
kehidupan dari alergen karena mengandung immunoglobulin A (IgA).

Upaya memperbanyak ASI


Menurut Sudaryati dkk (2005) upaya memperbanyak ASI adalah sebagai
berikut:
1. Pada minggu-minggu pertama harus lebih sering menyusui untuk
merangsang produksinya.
2. Berikan bayi, kedua buah dada ibu tiap kali menyusui, juga untuk
merangsang produksinya.
3. Biarkan bayi mengisap lama pada tiap buah dada. Makin banyak
dihisap makin banyak rangsangannya.
4. Jangan terburu-buru memberi formula bayi sebagai
tambahan. Perlahan-lahan ASI akan cukup diproduksi.
5. Ibu dianjurkan minum yang banyak (8-10 gelas/hari) baik berupa
susu maupun air putih. Karena ASI yang diberikan pada bayi
mengandung banyak air.
6. Makanan ibu sehari-hari harus cukup dan berkualitas, baik untuk
menunjang pertumbuhan dan menjaga kesehatan bayinya. Ibu yang
sedang menyusui harus dapat tambahan energi, protein, maupun
vitamin, dan mineral.
7. Ibu harus banyak istirahat dan banyak tidur, keadaan tegang dan
kurang tidur dapat menurunkan produksi ASI.

15
8. Bilamana jumlah ASI yang diproduksi tidak cukup, maka dapat
dicoba dengan pemberian obat pada ibu, seperti tablet Moloco B12
untuk menambah produksi ASInya.

C. Proses pembentukan ASI (air susu ibu)


Pembentukan air susu dimodulasi oleh perkembangan jaringan
kelenjar mammaria payudara yang berkembang sempurna dan
bertambahnya deposit lemak untuk memberi massa payudara pada masa
kehamilan. Perkembangan jaringan kelenjar ini distimulasi oleh produksi
hormon estrogen yang tinggi oleh plasenta selama kehamilan dan juga
hormon progesteron yang membantu fungsi dari estrogen. Meskipun kedua
hormon ini berperan dalam perkembangan kelenjar payudara, namun tidak
berperan dalam sekresi air susu melainkan fungsinya ialah mencegah
sekresi sesungguhnya dari air susu. Adapun pembentukan air susu
dipengaruhi oleh faktor berikut ini:
a) Refleks Plolaktin (Permulaan Laktasi)
Prolaktin merupakan hormon yang yang disekresi oleh kelenjar
hipofisis anterior. Konsentrasi prolaktin akan meningkat dalam darah ibu
secara tetap dari minggu kelima kehamilan sampai kelahiran bayi. Selain
itu, adanya hormon HCG (human chrorionic
somatomammotropin) dengan sifat laktogenik yang disekresi plasenta
menyokong prolaktin dari hipofisis ibu selama kehamilan. Menjelang
akhir kehamilan, prolaktin berperan penting dalam pembentukan
kolostrum yang merupakan cairan seperti air susu namun dengan
konsentrasi gizi yang berbeda. Kolostrum ini hanya mengandung sedikit
cairan akibat masih adanya supresi dari progesteron dan estrogen yang
masih disekresi kelenjar hipofisis anterior.
Segera setelah bayi dilahirkan, sekresi progesteron dan estrogen
akan hilang, sehingga efek laktogenik prolaktin dari kelenjar hipofisis
anterior ibu mengambil peran dalam produksi air susu ibu di dalam
alveoli. Dalam satu sampai tujuh hari kemudian, kelenjar payudara mulai

16
mulai menyekresi air susu dalam jumlah besar sebagai pengganti
kolostrum. Seksresi air susu ini memerlukan sekresi pendahuluan yang
adekuat dari sebagian besar hormon ibu lainnya, tetapi yang paling
penting hormon pertumbuhan, kortisol, paratiroid dan insulin.Hormon ini
diperlukan untuk menyediakan zat zat yang yang diperlukan dalam
pembentukan air susu.
Setelah ibu melahirkan, kadar prolaktin akan menjadi normal mulai
kurun waktu 3 bulan pasca melahirkan sampai masa menyusui selesai.
Selama masa menyusui tersebut, kadar prolaktin dalam payudara ibu
menyusui tidak mengalami peningkatan walaupun terjadi hisapan oleh
bayi pada puting susu. Meskipun demikian, air susu tetap bisa keluar saat
terjadi hisapan pada puting susu ibu.  Untuk kasus ibu yang baru saja
melahirkan akan tetapi tidak menyusui bayinya, kadar prolaktin yang
terkandung dalam payudara akan kembali normal setelah 2-3 minggu
pasca melahirkan. Sedangkan bagi ibu menyusui, kadang prolaktin dalam
payudara seringkali meningkat. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya pengaruh psikis atau stres, anastesi, operasi,
rangsangan puting susu, hubungan kelamin, dan pengaruh obat-obatan.

b) Proses Ejeksi atau Let Down (Sekresi Air Susu)


Air susu yang disekresi secara kontinu kedalam alveoli payudara
tidak dengan mudah dapat mengalir ke dalam sistem duktus. Melainkan
membutuhkan peran gabungan refleks neurogenik dan hormonal yang
melibatkan kelenjar hipofisis posterior dan oksitosin.
Ketika bayi mengisap, setengah menit pertama bayi tidak langsung
menerima susu melainkan impuls sensorik harus ditransmisikan terlebih
dahulu melalui saraf somatik puting susu ke medula spinalis ibu,
kemudian ke hipotalamus yang akhirnya menyebabkan sinyal saraf yang
membantu sekresi oksitosin pada saat bersamaan juga menyekresi
prolaktin. Oksitosin kemudian dibawa dalam darah ke kelenjar payudara
yang menyebabkan sel mioeptel yang terdapat di dinding luar alveoli

17
berkontraksi sehingga terjadinya aliran air susu dari alveoli ke dalam
duktus. Kemudian, isapan bayi menjadi efektif dalam mengalirkan air
susu. Dalam waktu 30 detik sampai 1 menit setelah bayi mengisap, air
susu akan dikeluarkan. Proses ini disebut ejeksi atau pengaliran (let
down) air susu.
Pengisapan pada salah satu kelenjar payudara tidak hanya
menyebabkan aliran air susu pada kelenjar payudara itu, melainkan juga
pada kelenjar payudara sisi sebelahnya. Selain itu, ibu yang membelai bayi
atau mendengar bayi menangis dapat juga memberikan cukup sinyal ke
hipotalamus ibu untuk menyebabkan pengaliran air susu.

D. Fungsi pemberian ASI (air susu ibu)


Pemberian Air Susu Ibu (ASI) segera pada bayi baru lahir atau sedikitnya
hingga usia dua tahun memberikan banyak manfaat, tidak hanya untuk
bayi, melainkan juga untuk ibu dan masyarakat.

1. Manfaat bagi bayi


a) Melindungi dari serangan alergi karena mengandung IgA
b) Meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara
c) Membantu pembentukan rahang yang bagus
d) Mengurangi risiko terkena penyakit diabetes, kanker pada anak,
dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit
jantung
e) Menunjang perkembangan motorik bayi.
2. Manfaat bagi ibu
a) Mudah, murah, praktis dan tersedia kapan saja
b) Mempercepat involusi/memulihkan dari proses persalinan dan
dapat mengurangi perdarahan karena otot-otot di rahim
mengerut, otomatis pembuluh darah yang terbuka itu akan
terjepit sehingga perdarahan dapat berhenti

18
c) Mencegah kehamilan karena kadar prolaktin yang tinggi
menekan hormon FSH sehingga ovulasi dapat mencapai 99 %,
apabila ASI diberikan secara terus-menerus tanpa tambahan
selain ASI
d) Meningkatkan rasa kasih sayang dan rasa nyaman antara ibu dan
anak
e) Mengurangi risiko penyakit kanker
f) Membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan
g) Menurunkan risiko DM Tipe 2
3. Manfaat bagi keluarga
a) Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu
formula, botol susu, serta kayu bakar atau minyak tanah untuk
merebus air, susu, dan peralatannya;
b) Jika bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya
guna perawatan kesehatan;
c) Penjarangan kelahiran lantaran efek kontrasepsi LAM (The
Lactation Amenorrhea Methods) dari ASI;
d) Jika bayi sehat berarti menghemat waktu dan juga tenaga
keluarga karena ASI selalu siap tersedia dan keluarga tidak perlu
repot membawa botol susu, air panas dan lain sebagainya ketika
berpergian.
4. Manfaat bagi masyrakat
a) Menghemat devisa Negara karena tidak harus mengimpor susu
formula dan peralatan lainnya
b) Terciptanya negara yang sehat, jika bayi yang lahir sehat
c) Penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi yang
sakit hanya sedikit
d) Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan
angka kematian
e) Melindungi lingkungan sebab tidak ada pohon yang digunakan
sebagai kayu bakar untuk merebus air, susu dan peralatannya.

19
C. TANDA BAYI CUKUP ASI
Setiap selesai menyusui, Ibu mungkin dilanda kecemasan dan waswas
apakah bayi nya cukup ASI atau tidak. Berbagai tanda bayi cukup ASI
adalah:
1. Payudara ibu menjadi kempes atau lembek setelah menyusui
Setelah selesai menyusui, payudara ibu yang semula kencang
menjadi kempes atau lembek setelah menyusui. Hal ini
menandakan bahwa bayi telah banyak minum ASI dan sukses
mengosongkan air susu dari 'wadah'nya.
2. Bayi tampak puas
Tanda bayi cukup ASI bisa Anda lihat dari ekspresi si kecil. Jika
setelah menyusui si kecil terlihat santai, tenang, dan puas, maka ini
tanda bayi sudah cukup ASI. Padahal sebelum menyusu si bayi
terlihat rewel dan tak nyaman.

20
3. Berat badan bayi terus naik

Berat badan bayi yang terus meningkat juga bisa menjadi tanda
bayi cukup ASI. Bayi memperoleh kembali berat badan awalnya
setelah lahir, minggu demi minggu bayi terus bertambah berat
badannya.

Perlu diketahui bahwa ketika baru saja dilahirkan, kebanyakan bayi


akan kehilangan 5-9 persen dari berat lahir. Kemudian berat ini
akan kembali seperti semula pada saat berusia sekitar 2 minggu.

Perkiraan pertambahan berat badan bayi adalah sebagai


berikut:

 Bulan 1: berat badan harus bertambah 5-10 ons per minggu

 Bulan 2-3: berat badan harus bertambah 5-8 ons per minggu

 Bulan 3-6: berat badan harus bertambah 2,5-4,5 ons per minggu

 Bulan 6-12: berat badan harus bertambah 1-3 ons per minggu

4. Bayi sering buang air kecil


Tanda bayi cukup ASI juga bisa Anda lihat dari frekuensi buang air
kecil pada bayi. Pada beberapa hari awal setelah lahir atau saat bayi
mendapatkan susu pertama (kolostrum), biasanya bayi hanya dapat
membasahi 1-2 kain popok per hari.

21
Setelah ASI banyak diproduksi dan bayi mampu menyusu dengan
baik, maka bayi akan lebih sering berkemih sehingga dapat
membasahi 6-8 kain popok per hari. Warna urine bayi cukup ASI
cenderung kuning muda atau jernih.

5. Pola buang air besar cenderung berkurang

Frekuensi buang air besar juga bisa menjadi tanda bayi cukup ASI.
Pada bulan pertama, bayi setidaknya buang air besar sebanyak 3
kali sehari. Warna fesesnya mulai berubah kekuningan pada hari
ke-lima setelah lahir.

Setelah berusia 1 bulan, frekuensi buang air besar pada bayi


menjadi semakin jarang. Setelah bayi sudah mulai makan makanan
padat atau sekitar usia 6 bulan, maka frekuensi buang air besar
menjadi semakin jarang yang mungkin hanya satu kali sehari.

 Tanda-tanda bayi tidak cukup ASI

Jika ibu khawatir bahwa bayi kekurangan ASI, maka coba perhatikan
tanda-tanda berikut ini yang menandakan bahwa bayi tidak cukup ASI:

1. Berat badan bayi terus menurun

Jika bayi tidak betambah-tambah berat badannya setelah lima hari


kelahirannya, atau bahkan semakin menurun, maka segera bawa
bayi Anda ke dokter untuk ditelusuri penyebabnya. Ini bisa
jadi salah satu tanda bayi tidak cukup ASI. Bisa juga disebabkan
oleh faktor lain, sehingga perlu diperiksakan ke dokter anak.

22
2. Bayi jarang buang air kecil

Kebalikan dari sebelumnya, bayi tidak cukup ASI biasanya


cenderung jarang buang air kecil. Salah satu tandanya adalah bayi
buang air kecil kurang dari 6-8 kali dalam waktu 24 jam pada usia
5 hari atau lebih.

Warna urine bayi juga sangat gelap seperti warna jus apel. Apabila
urine bayi berwarna kuning pekat atau kecoklatan (gelap), maka
hal itu menandakan bahwa bayi kurang cairan, dalam hal ini air
susu ibu.

3. Warna feses bayi masih gelap

Tanda bayi tidak cukup ASI bisa Anda perhatikan dari warna
fesesnya. Biasanya, bayi yang tidak kenyang atau kekurangan ASI
memiliki warna feses yang cenderung gelap. Frekuensi buang air
besarnya pun bisa dibilang jarang.

4. Bayi rewel atau lesu

Jika bayi segera tertidur setelah Anda menempatkan dia ke


payudara Anda, tetapi kemudian menjadi nangis setelah Anda
melepas susuannya, maka berarti bayi masih kekurangan ASI.

Ekspresi bayi yang murung atau tidak puas juga menandakan


bahwa produksi air susu ibu masih kurang. Bacalah artikel berikut
ini supaya ASI Anda semakin banyak secara alami: 12 Cara
Ampuh Memperbanyak ASI Secara Alami

5. Payudara tetap kencang atau tidak menyusut setelah menyusui

23
Bentuk payudara seharusnya menjadi lembek atau kempes
setelah ASI dikeluarkan. Namun jika payudara tetap kencang
setelah menyusui, ini berarti bahwa bayi hanya sedikit
mendapatkan ASI.

Namun, Anda juga perlu membawa si kecil ke dokter anak jika


kondisi ini terus-menerus terjadi. Jangan-jangan bayi Anda
mengalami gangguan menelan sehingga bayi terlihat tidak cukup
ASI, padahal produksi ASI Anda terbilang cukup.

Memang tidak ada standar yang pasti mengenai seberapa sering ibu harus
menyusui supaya bayi cukup ASI. Beberapa bayi suka menyusu sepanjang waktu
bukan hanya untuk memenuhi perutnya, akan tetapi juga
untuk kenyamanannya.Meskipun demikian ada patokan frekuensi rata-rata
menyusui bayi yang dianggap normal, yaitu:

 Bayi usia 24 jam pertama: Pada saat ini bayi cenderung tidak banyak


menyusu.

 Bayi usia 1 bulan: Bayi biasanya ingin menyusu setiap 2-3 jam, atau 8-12
kali setiap 24 jam. Jika Anda seorang ibu baru mungkin merasa
ini begitu banyak dan takut bayi kekenyangan. Tenang, perlu diingat
bahwa bayi baru lahir memiliki ukuran perut yang kecil sehingga perlu 'diisi
ulang' sedikit demi sedikit.

 Bayi usia 2 bulan: Bayi biasanya menyusu sebanyak 8-9 kali sehari.

 Bayi usia 3 bulan: Di usia ini, frekuensi menyusu sedikit berkurang, yaitu 7-
8 kali sehari. Kondisi ini terus berlanjut hingga memasuki usia 4-6 bulan.

 Bayi usia 6 bulan: Frekuensi menyusu akan turun menjadi sekitar 5-6 kali
dalam sehari. Pada saat inilah, si kecil mulai membutuhkan makanan
pendamping ASI (MPASI) untuk menyeimbangkan kebutuhan nutrisi bayi di
masa perkembangannya.

24
D. TEKNIK MENYUSUI YANG TEPAT

Tanda posisi yang tepat saat menyusui adalah sebagai berikut:

1. Kepala ibu dan bayi dalam satu garis lurus


2. Seluruh badan bayi ditopang
3. Bayi dipegang dekat dengan badan ibu
4. Bayi mendekat pada payudara ibu

Perlekatan Menyusui yang Benar

Tanda perlekatan yang benar adalah:

A. Mulut bayi terbuka lebar


B. Bayi menyusu pada bagian areola payudara (bagian yang berwarna
gelap), BUKAN hanya pada puting
C. Dagu bayi menempel pada payudara ibu, hidung mengahadap ke
atas

25
D. Suara bayi terdengar pelan. Bila terdengar keras, maka posisi
belum benar

E. CARA MEMERAH ASI YANG BENAR

Memerah ASI diperlukan untuk merangsang pengeluaran ASI pada keadaan


payudara sangat bengkak, puting sangan lecet, dan pada bayi yang tidak dapat
diberikan minum ASI karena alasan tertentu. Memerah ASI yang dilakukan
dengan rutin dapat meningkatkan produksi ASI

Cara Memerah ASI dengan Tangan:

1. Cuci tangan terlebih dahulu dan duduk santai dengan mencondongkan


badan sedikit kedepan
2. Payudara dipijat dengan lembut dari dasar payudara ke arah puting susu
3. Letakkan ibu jari di bagian atas areola dan jari telunjuk serta jari tengah
di bagian bawah areola

26
4. Tekan jari kea rah dada, kemudian pencet dan tekan payudara diantara
jari-jari, lalu lepaskan, dorong ke puting seperti mengikuti gerakan
mengisap bayi
5. Ulangi hal ini berulang-ulang sampai payudara menjadi lembek dan
kosong.

Teknologi untuk Memerah ASI

Selain menggunakan tangan, memerah ASI dapat dilakukan menggunakan


pompa ASI. Memerah ASI menggunakan pompa dapat dilakukan dengan
pompa manual ataupun menggunakan pompa elektrik

27
F. PENYIMPANAN ASI PERAH

Tempat Suhu Lama Keterangan


penyimpanan penyimpanan

Dalam 19-25˚C 6-8 jam Wadah harus di tutupi dan


ruangan dijaga sedingin mungkin, bila
perlu dibalut dengan handuk
dingin

Dalam Tas -15-4˚C 24 jam Pastikan es batu menyentuh


Pendingin wadah ASI sepanjang waktu,
hindari membuka tutup tas

Lemari Es < 4˚C 5 hari Simpan di bagian paling


dalam lemari es

28
Freezer 1 pintu -15˚C 2 minggu Simpan di bagian paling
dengan lemari dalam freezer agar suhu tetap
es stabil

Freezer 2 pintu -18˚C 3-6 bulan Simpan di bagian paling


dengan lemari dalam freezer agar suhu tetap
es stabil

Freezer Box -20˚C 6-12 bulan Hindari membuka tutup


(Freezer Ice freezer.
Cream)

Catatan: Beri tanggal penyimpanan pada ASI Perah dan gunakan ASI sesuai
urutan tanggal pemerahan.

Cara menggunakan ASI perah yang telah dibekukan

1. ASI beku dapat dicairkan pada udara terbuka yang cukup hangat
atau di dalam wadah berisi air hangat, selanjutnya ASI dapat
bertahan 4 jam dan tidak dapat dibekukan kembali.
2. ASI beku dapat dicairkan di lemari pendingin, dan dapat bertahan
maksimal 4 jam, selanjutnya ASI dapat disimpan di lemari
pendingin kembali selama 24 jam tetapi tidak dapat dibekukan lagi
(tidak disimpan di freezer lagi).

G. MASALAH DALAM MENYUSUI DAN CARA MENGATASINYA

1. Puting lecet dan nyeri


Penyebab : Kesalahan teknik melepaskan puting dari mulut bayi.
Cara mengatasinya : Lepaskan puting dengan cara memasukkan jari
kelingking ibu ke mulut bayi atau menekan dagu
bayi kebawah.
2. Payudara mengalami bengkak

29
Penyebab : Bayi tidak terlalu sering emnyusu sehingga ASI tertumpuk di
payudara
Cara Mengatasinya: Lakukan pemijatan pada payudara dengan kedua
tangan menggunakan minyak/baby oil dari arah
pangkal payudara menuju puting. Kemudian
kompres payudara menggunakan lap handuk yang
telah direndam dalam air hangat dan air dingin
secara bergantian.
3. Bentuk puting melesak kedalam (puting tidak keluar)
Penyebab: Biasanya keadaan bawaan dari lahir
Cara Mengatasinya: Melakukan tarikan pada puting secara terus
menerus, dengan memutar kekiri dan kekanan
kemudian tarik keluar. Akan lebih baik jika
penarikan putting dilakukan pada usia kehamilam
diatas 5 bulan.
4. Saluran ASI tersumbat
Penyebab : Kurangnya rangasangan untuk mengeluarkan ASI
Cara Mengatasinya : Susukan semua ASI hingga kosong, Kalau bayi
sudah tidak mau menyusu, pompa ASI agar keluar
kemudian simpan ASI untuk digunakan saat bayi
membutuhkan. Selain itu bisa juga dengan
mengkompres payudara dengan air hangat dan air
dingin bergantian

30
H. DUKUNGAN BIDAN DALAM PEMBERIAN ASI

1. Tidurkan bayi bersama ibunya segera sesudah dilahirkan selama beberapa


jam pertama.
Ini penting sekali untuk membina hubungan/ikatan disamping bagi
pemberIbun ASI. Bayi yang normal berada dalam keadaan bangun dan
sadar dalam beberapa jam pertama sesudah lahir. KemudIbun mereka akan
memasuki suatu masa tidur pulas. Penting untuk membuat bayi menerima
ASI pada waktu masih terbangun tersebut. Seharusnya dilakukan
perawatan mata bayi pada jam pertama sebelum atau sesudah bayi
menyusui untuk pertama kalinya. Buatlah bayi merasa hangat dengan
membaringkannya dan menempel pada kulit ibunya dan menyelimuti
mereka. Jika mungkin lakukan ini paling sedikit 30 menit, karena saat
itulah kebanyakan bayi sIbup menyusu.

2. Ajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah
masalah umum yang timbul.
Ibu harus menjaga agar tangan dan putting susunya selalu bersih
untuk mencegah kotoran dan kuman masuk ke dalam mulut bayi. Ini juga
mencegah luka pada putting susu dan infeksi pada payudara. Seorang ibu
harus mencuci tangannya dengan sabun dan air sebelum menyentuh
putting susunya dan sebelum menyusui bayinya. Ibu juga harus mencuci
tangannya sesudah buang air kecil atau air besar atau menyentuh sesuatu
yang kotor. Ibu juga harus membersihkan payudaranya dengan air bersih
satu kali sehari. Ibu tidak boleh mengoleskan krim, minyak, alkohol, atau
sabun pada putting susunya.

3. Bantulah ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.


Posisi menyusui yang benar disini adalah penting.
a. Berbaring miring, ini posisi yang amat baik untuk pemberian ASI yang
pertama kali atau bila Ibu merasa lelah atau merasakan nyeri.

31
b. Duduk, penting untuk memberikan topangan/sandaran pada punggung
Ibu dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap pangkuannya. Ini
mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila di atas tempat tidur atau
di lantai, atau duduk di kursi.
Tanda-tanda bahwa bayi telah berada pada posisi yang baik pada
payudara yaitu:
1)    Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada Ibu
2)    Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara
3)    Areola tidak akan bias terlihat dengan jelas
4)    Bayi terlihat tenang dan senang
5)    Ibu tidak akan merasakan nyeri pada putting susu

4. Bayi harus ditempatkan dekat ibunya di kamar yang sama (rawat


gabung/rooming in).
Dengan demikian Ibu dapat dengan mudah menyusui bayinya bila
lapar. Ibu harus belajar mengenali tanda-tanda yang menunjukkan bahwa
byinya lapar. Bila Ibu terpisah tempatnya dari bayi, maka Ibu akan lebih
lama belajar mengenali tanda-tanda tersebut.

5. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.


Biasanya bayi baru lahir ingin minum ASI setiap 2-3 jam atau 10-
12 kali dalam 24 jam. Bila bayi tidak minta diberi ASI, katakana pada Ibu
untuk memberikan ASInya pada bayi setidaknya setiap 4 jam. Namun,
selama dua hari pertama sesudah lahir, beberapa bayi tidur panjang selama
6-8 jam. Untuk memberikan ASI pada bayi setiap/sesudah 4 jam, yang
paling baik adalah membangunkannya selama siklus tidurnya. Pada hari
ketiga setelah lahir, sebagian besar bayi menyusu setiap 2-3 jam.

6. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja.


Makanan lain termasuk air dapat membuat bayi saki dan
menurunkan persediaan ASI Ibunya karena ibu memproduksi ASI

32
tergantung pada seberapa banyak ASInya dihisap oleh bayi. Bila minuman
lain atau air diberikan, bayi tidak akan merasa lapar, sehingga ia tidak akan
menghisap.

7. Hindari susu botol dan “dot empeng”.


Susu botol atau kempengan membuat bayi bingung dan dapat
membuatnya menolak pentil ibunya atau tidak menghisap dengan baik.
Mekanisme menghisap botol atau kempengan berbeda dari mekanisme
menghisap putting susu pada payudara ibu. Ini akan membingungkan bayi.
Bila bayi diberi susu botol atau kempengan, ia akan lebih susah belajar
menghisap ASI ibunya.

33
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Air susu ibu (ASI) sebagai makanan alamiah adalah makanan terbaik yang
dapat diberikan oleh seorang ibu kepada anak yang dilahirkannya. Selain
komposisinya yang sesuai untuk pertumbuhan bayi yang bisa berubah sesuai
dengan kebutuhan pada setiap saat, ASI juga mengandung zat pelindung yang
dapat menghindari bayi dari berbagai penyakit infeksi. Pemberian ASI juga
mempunyai pengaruh emosional yang luar biasa yang mempengaruhi hubungan
batin ibu dan anak dan perkembangan jiwa si anak. Pula terdapat hubungan yang
bermakna antara menyusui dan penjarangan kelahiran, belum lagi keuntungan
ekonomis.

B.Saran

WHO, Uniceff dan juga Department Kesehatan RI melalui SK Menkes tahun


2004. Telah menetapkan rekomendasi pemberian ASI Ekslusif selama 6 bulan.
Para ibu yang mempunyai bayi baru lahir agar segera memberikan ASI Eksklusif
kepada bayinya.

34
DAFTAR PUSTAKA

http://titinrestantikaharu.blogspot.com/2014/06/makalah-asi.htm

https://bidandede.wordpress.com/2018/04/21/anatomi-fisiologi-payudara/

https://www.ilmudasar.com/2016/10/Pengertian-Komponen-Fungsi-Proses-
Pembentukan-Jenis-ASI-Air-Susu-Ibu-adalah.html

https://www.honestdocs.id/ingin-tahu-tanda-bayi-cukup-asi-ini-dia-tandanya

http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/dukungan-bidan-dalam-pemberian-
asi.html

35

Anda mungkin juga menyukai