Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN TEHNIK INSTRUMENTASI PADA


PASIEN DENGAN PROSEDUR PEMBEDAHAN MODIFIED RADICAL
MASTECTOMY (MRM)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu
Praktik Klinik Perioperatif II
Di RSUD BANGIL

Oleh:
Nama : Prahita Ayu Wulandari
Nim : P17211191021

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. Pengertian
Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan
onkologis pada tumor jinak atau ganas payudara dengan mengangkat
seluruh jaringan payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim
payudara, areola dan puting susu serta kulit diatas tumornya tanpa
disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III
secara en bloc tanpa mengangkat m.pektoralis major dan minor
(Moshinsky, 2020)
B. Anatomi payudara
Payudara tersusun dari jaringan lemak yang mengadung kelenjar –
kelenjar yang bertanggung jawab terhadap produksi susu pada saat hamil
dan setelah bersalin. Setiap payudara terdiri dari sekitar 15-25 lobus
berkelompok yang disebut lobulus, kelenjar susu, dan sebuah bentukan
seperti kantung-kantung yang menampung air susu (alveoli). Saluran
untuk mengalirkan air susu ke puting susu disebut duktus. Sekitar 15-20
saluran akan menuju bagian gelap yang melingkar disekitar puting susu
(areola) membentuk bagian yang menyimpan air susu (ampulae) sebelum
keluar ke permukaan. Kedua payudara tidak selalu mempunyai ukuran
dan bentuk yang sama. Bentuk payudara mulai terbentuk lengkap satu
atau dua tahun setelah menstruasi pertama kali. Hamil dan menyusui
akan menyebabkan payudara bertambah besar dan akan mengalami
pengecilan (atrofi) Setelah menopause.
Payudara akan menutupi bagian besar didinding dada. Payudara
dibatasi oleh tulang selangka (klafikula) dan tulang dada (sternum).
Jaringan payudara bisa mencapai ke daerah ketiak dan otot yang berada
pada punggung bawah sampai lengan atas (latissimus dors). Kelanjar
getah bening terdiri dari sel darah putih yang berguna untuk melawan
penyakit. Kelenjar getah bening di drainase oleh jaringan payudara
melalui saluran limfe dan menuju nodul-nodul kelenjar disekitar
payudara sampai ketiak dan tulang selangka. Nodul limfe berperan
penting pada penyebaran kanker payudara terutama nodul kelenjar
daerah ketiak.
Payudara (mamae susu) adalah kelenjar yang berada pada bawah
kulit, diatas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu
untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara yang
beratnya kira- kira 200 gram, saat hamil 600 gram saat menyusui 800
gram (Ariana, 2018).
1. Struktur mikrokopis payudara
Kedua aksilaris adalah jaringan payuudara yang meluas ke aksila.
Pada payudara terdapat tiga bagian utama yaitu: korpus (badan), yaitu
bagian yang membesar, Areola, yaitu bagian yang kehitaman di
tengah, papilla mamae atau putting, yaitu bagian yang menonjol di
puncak payudara.
a. Korpus, alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Bagian dari sel alveolus yaitu sel Aciner, jaringan lemak, sel
plasma, sel otot polos dan pembulu darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus. Lobus, yaitu beberapa yang berkumpul
menjadi 15-20 lobus setiap payudara. Asi disalurkan dari alveolus
kedalam saluran kecil (duktulus), kemudian berapa duktulus
bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus
laktiferus).
b. Areola, daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar yang
mengalami pikmentasi dan masing-masing cerah, lebih gelap
pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap pada kulit yang
berkulit coklat, dan warna tersebut menjadi gelap pada waktu
hamil. Di daerah areola ini terletak kira-kira 20 glandula sebacea.
Pada kehamilan areola ini membesar dan disebut tuberkulum
montgomeri.
c. Papila mammae, terletak di pusat areola mamae setinggi iga
(kosta) ke-4 Papilla mamae merupakan suatu tonjolan dengan
panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil berpigmen
dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla
mamae berlubang-lunbang berupa ostium papilare kecil-kecil
yang merupakan duktus lactifer. Duktus latifer ini dilapisi oleh
epitel
2. Struktur mikroskopis
Payudara terutama tersusun atas jaringan kelenjar tetapi juga
mengandung sejumlah jaringan lemak dan ditutupi oleh kulit.
Jaringan ini dibagi menjadi kira-kira 18 lobus yang dipisahkan secara
sempurna satu sama lain oleh lembaran-lembaran jaringan febrosa.
Struktur di dalamnya dikatakan menyerupai segmen buah anggur atau
jeruk yang dibelah. Setiap lobus merupakan satu unit fungsional yang
berisi dan tersusun atas bangun sebagai berikut :
a. Alveoli, yang mengandung sel-sel yang mengsekresi air susu.
Setiap alveolus dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi air susu,
disebut acini yang mengekresi faktor-faktor dari darah yang
penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling alveolus
terdapat sel-sel miopitel yang kadang disebut sel keranjang
(basket cell) atau sel laba-laba (spider call). Apabila sel-sel ini di
dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga
mengalirkan air susu ke dalam duktus laktifer.
b. Ampula, bagian dari duktus laktifer yang melebar, yang
merupakan tempat menyimpan air susu, ampula terletak dibawah
areola. Lanjut masing-masing duktus laktifer. Meluas dari ampula
sampai muara papilla mamae.
c. Drainase limfatik, drainase limfatik terutama ke dalam kelenjar
aksilaris dan sebagaian akan di alirkan ke dalam fissure portae
herpar dan kelenjar mediasanum. Pembuluh lemfatik dari masing
masing payudara berhubungan satu sama lain.
d. Duktus laktifer, saluran sentral yang merupakan muara beberapa
laktifer. Persarafan fungsi payudara terutama dikendalikan oleh
aktifitas hormon pada kulit dipersarafi oleh cabang cabang nervus
torakalis. Juga terdapat sejumlah saraf simpatis, terutama
disekitar areola dan papilla mammae. Tubulus laktifer saluran
kecil yang berhubungan dengan alveoli.
e. vaskularisasi, suplai darah (vaskularisasi) ke payudara berasal
dari arteria memmaria iterna, arteria mamaria eksterna, dan
arteria-arteria interkostalis superior. Drainase vena melalui
pembuluh-pembuluh yang sesuai, dan akan masuk ke dalam vena
mamaria interna dan vena aksilaris
C. Etiologi
1. Jenis kelamin
Kanker payudara lebih sering menyerang perempuan dibanding laki-
laki. Laki-laki juga bisa menderita kanker payudara, akan tetapi
penyakit ini lebih besar kemungkinanya untuk menyerang kaum
perempuan. Mungkin penyebabnya adalah karena laki-laki memiliki
lebih sedikit hormone esterogen dan progesteron. Hormon esterogen
dan progesterone inilah yang menjadi pemicu tumbuhnya sel kanker
dan kedua hormon tersebut lebih banyak dimiliki dalam diri
perempuan. Inilah sebabnya perempuan lebih beresiko terkena
kanker payudara
2. Faktor genetik
Sekitar 5-10% kasus kanker payudara diturunkan. Ini artinya bibit
kanker payudara tersebut merupakan hasil langsung dari kelainan
gen (mutasi gen) yang diturunkan dari orang tuanya. Telah
ditemukan2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya
kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seseorang
perempuan mewarisi salah satu dari gen tersebut, ia berisiko tinggi
menderita kanker payudara. Gen lainnya yang juga diduga berperan
dalam terjadinya kanker payudara adalah p53, BARDI, BRCA3 dan
Noey2
3. Penggunaan obat hormonal
Seseorang yang pernah menggunakan obat hormonal dalam jangka
waktu lama, seperti terapi sulih hormon atau hormonal replacement
therapy (HRT), dan pengobatan kemandulan (infertilitas) dapat
beresiko tinggi terserang kanker payudara
4. Faktor usia
Perempuan berusia diatas 40 tahun, perempuan yang mendapatkan
haid pertama pada umur kurang dari 12 tahun (menarke dini)
memiliki resiko 2- 4 kali lebih besar, dan perempuan yang
mengalami menopause (mati haid) setelah usia 50 tahun. Semakin
lambat menopause maka semakin besar resiko terserang kanker
payudara.
5. Perempuan yang tidak pernah melahirkan anak dan tidak menyusui
Pasalnya pada saat menyusui secara aktif menjadi periode bebas
kanker dan memperlancar sirkulasi hormonal. Pada masa menyusui,
peran hormon eterogen menurun dan di dominasi oleh hormon
prolaktin. Beberapa studi menunjukan bahwa menyusui dapat
menurunkan resiko terkena kanker payudara, terutama jika ibu
menyusui selama 1,5 hingga 2 tahun.
6. Perempuan yang melahirkan anak pertama diatas usia 30 tahun
Semakin tua usia perempuan saat hamil dan melahirkan, semakin
tinggi resikonya menderita kanker payudara.
7. Riwayat keluarga
Beberapa riwayat keluarga yang dianjurkan untuk deteksi dini yaitu
ibu atau saudara perempuan terkena kanker payudara atau kanker
yang berhubungan dari ibu atau ayah, kanker ovarium, endometrium,
kolorektal, prostat, tumor otak, leukemia, dan sarkoma
8. Riwayat masa lalu
Riwayat pribadi menderita kanker di masa sebelumnya. Seseorang
yang pernah mengalami operasi payudara akibat tumor jinak
(kelainan fibrokistik dan fibroadenoma), atau tumor ganas payudara
kontralateral cenderung akan berkembang kembali sebagi kanker
payudara suatu hari nanti.
9. Mengkonsumsi alcohol
Perempuan yang terlalu banyak mengkonsumsi alcohol. Perempuan
yang mengkonsumsi alkohol resikonya dua kali lipat terserang kanker
payudara pada tahun-tahun terakhir hidupnya
10. Paparan radiasi
Perempuan yang pernah terpapar radiasi di bagian dada (sebagai
salah satu terapi kanker yang dideritanya saat anak-anak/remaja atau
sebagai pengobatan lainnya) juga beresiko menderita kanker
payudara.
11. Peningkatan berat badan
Peningkatan berat badan yang signifikan pada usia dewasa karena
obesitas pada usia dewasa/menopause akan menyebabkan tingkat
esterogen yang jauh lebih tinggi. Makanan berlemak dan berprotein
tinggi rendah serat Konsumsi makanan berlemak dan berprotein
tinggi tetapi rendah serat yang terlalu banyak dan sering, karena
mengandung zat karsinogen yang dapat merangsang pertumbuhan
sel kanker.
D. Tujuan
Menurut (Lestari, 2011) tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan
menjadi dua macam yaitu tujuan kuratif dan tujuan paliatif :
1. Prinsip terapi bedah kuratif adalah pengangkatan seluruh sel kanker
tanpa meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Terapi bedah
kuratif ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini(stadium 0, I
dan II).
2. Prinsip terapi bedah palliatif adalah untuk mengangat kanker payudara
secara makroskopik dan masih meninggalkan sel kanker secara
mikroskopik. Pengobatan bedah palliatif ini pada umumnya dilakukan
untuk mengurangi keluhankeluhan penderita seperti perdarahan, patah
tulang dan pengobatan ulkus, dilakukan pada kanker payudara
stadium lanjut,yaitu stadium III dan IV

E. Jenis-jenis Mastektomi
1. Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)
Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. Operasi
ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh
payudara dan puting. Atau berupa subcutaneous mastectomy, dimana
seluruh payudara diangkat namun puting tetap dipertahankan.
Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan kanker
payudara dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah mastektomi
preventif pada wanita dengan risiko tinggi.

2. Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy)


Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan
putingnya, namun simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa
kasus, sentinel node biopsy terpisah dilakukan untuk membuang satu
sampai tiga simpul limfe pertama

3. Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy)


Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy
(MRM)-mastektomi radikal termodifikasi. MRM memberikan
trauma yang lebih ringan daripada mastektomi radikal, dan ssat ini
banyak dilakukan di Amerika. Dengan MRM, seluruh payudara akan
diangkat beserta simpul limfe di bawah ketiak, tetapi otot pectoral
(mayor dan minor) – otot penggantung payudara – masih tetap
dipertahankan. Kulit dada dapat diangkat dapat pula dipertahankan.

4. Mastektomi Radikal (Radikal Mastectomy)


Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara ‘komplit’,
termasuk puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit
payudara, otot dibawah payudara, serta simpul limfe (getah bening).
Karena mastektomi radikal ini tidak lebih efektif namun merupakan
bentuk mastektomi yang lebih ‘ekstrim’ , saat ini jarang dilakukan.
5. Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental
Mastectomy)
Mastektomi parsial kepada wanita dengan kanker payudara stadium I
dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving
therapyterapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian
payudara dimana tumor bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti
dengan terapi radiasi untuk mematikan sel kanker pada jaringan
payudara yang tersisa. Sinar X berkekuatan penuh akan ditembakkan
pada beberapa bagian jaringan payudara. Radiasi akan membunuh
kanker dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh yang lain.

6. Quadrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada
prosedur ini, dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak
jaringan payudara dibandingkan dengan lumpektomi.
Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara,
termasuk kulit dan jaringan konektif (breast fascia). Cairan berwarna
biru disuntikkan untuk mengidentifikasi simpul limfe yang
mengandung sel kanker
7. Lumpectomy atau sayatan lebar
Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan
sedikit jaringan normal di sekitarnya. Lumpektomi (lumpectomy)
hanya mengangkat tumor dan sedikit area bebas kanker di jaringan
payudara di sekitar tumor. Jika sel kanker ditemukan di kemudian
hari, dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan. Prosedur ini
disebut reexcision (pengirisan/penyayatan kembali).

8. Excisional Biopsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit
jaringan normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak
diperlukan jika biopsy ika biopsy dengan sayatan ini berhasil
mengangkat seluruh tumor.
F. Indikasi
1. Kanker payudara stadium dini (I,II)
2. Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu
3. Keganasan jaringan lunak pada payudara
G. Kontraindikasi
1. Tumor melekat dinding dada
2. Edema lengan
3. Nodul satelit yang luas
4. Mastitis inflamatoar
H. Cara kerja
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Kondisi fisik
c. Kondisi psikis
d. Kelengkapan alat instrumen
2. Persiapan Pasien dan Lingkungan
Persiapan Pasien
a. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan
pakaian khusus masuk kamar operasi
b. Pasien dalam kondisi sudah dipuasakan
c. Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran
Persiapan Lingkungan
a. Mengatur dan mnegecek fungsi mesin suction, mesin couter,
lampu operasi, meja mayo dan meja instrument.
b. Memasang underpad non steril
c. Mempersiapkan dan menempatkan tempat sumpah medis agar
mudah dijangkau
d. Mengatur suhu ruangan
3. Persiapan Alat dan Bahan
a. Alat steril di meja mayo
- Handvat mess no. 3 : 1 buah
- Gunting metzemboum : 1 buah
- Gunting jaringan besar : 1 buah
- Pinset anatomis Panjang/pendek : 1/1 bauh
- Pinset chirugis Panjang/pendek : 1/1 buah
- Desinfeksi klem : 1 buah
- Duk klem (towel klem) : 5 buah
- Baby mosquito klem pean : 2 buah
- Klem pean bengkok tanggung : 2 buah
- Klem van kokher bengkok : 7 buah
- Klem pean manis : 1 buah
- Needle holder (nald voeder) : 2 buah
- Gunting lurus : 1 buah
- Langenbeck retractor : 2 buah
- Hack gigi tajam : 2 buah
- Alies clamp : 1 buah
b. Alat steril di meja instrument
- Duk besar : 2 buah
- Duk sedang : 3 buah
- Duk kecil : 4 buah
- Gaun steril : 4 buah
- Handuk steril : 4 buah
- Sarung meja mayo : 1 buah
- Baskom besar : 2 buah
- Bengkok : 2 buah
- Cucing/kom : 1/1 buah
- Selang/kanul suction : 1/1 buah
c. Alat on steril
- Meja operasi
- Lampu operasi
- Mesin suction
- Elektro cauter
- Tempat sampah
- Guntinmg verban
- Meja mayo
d. Bahan Habis Pakai
- Handscoon steril :2/2/2 buah
- Paragon mess no. 10 : 1 buah
- Aquadest : 100 cc
- Alcohol 70% : 100 cc
- Povidone iodine : 150 cc
- Mersilk 2.0 : 1 buah
- Vicril 3.0 : 1 buah
- Premiline 4.0 : 1 buah
- Deppers/kassa kecil/big gaas : 20/20/5 buah
- Supratul : 2 buah
- Underpad on : 1 buah
- Redon drain no 14 : 1 buah
- Tensocrap : 1 buah
I. Prosedur Tehnik Instrumentasi
Sign In

 Perawat sirkuler dan team mengatur posisi pasien (supine dengan


tangan sebelah kanan diangkat ke atas kepala 90° ), sambal
meletakkan underpad on dibawah payudara memanjang sampai
dibawah kepala
 Perawat instrument melakukan scrubing, gowning, gloving
 Perawat sirkuler memasang kateter no 16 dan kemudian mencuci
area operasi
 Perawat instrument memberikan 2 kassa kering pada perawat
sirkuler untuk mengeringkan area operasi
 Perawat instrument membatu team memberikan handuk steril, gown
dan handscoon steril
 Berikan desinfektan klem dan cucing berisi deppeers povidone
iodine 10% pada operator
 Berikan 1 duk sedang pada operator untuk diletakkan dia atas kepala
 Berikan 1 duk sedang pada operator untuk diletakkan dibawah
payudara memanjang ke bawah
 Berikan 2 duk kecil untuk menutup bagian kanan dan kiri lalu
berikan 4 duk klem untyuk fiksasi
 Berikan 1 duk tebal untuk menutup bagian bawah lalu berikan duk
klem untuk fiksasi
 Berikan 1 duk kecil untuk melapisi bagain atas
 Perawat instrument mendekatkan meja mayo dan meja instrument
 Pasang dan atur selang suction dan diatermi, fiksasi dengan kassa
dan towel klem

Time Out

 Cek terlebih dahulu bahwa suctin dan diatermi dapat digunakan


 Beritahu operator bahwa instrument siap untuk digunakan
 Berikan pada operator kassa alcohol 70% untuk bersihkan sisa
povidone iodine 10%
 Berikan metilene blue dan pinset anatomis pada operator untuk
marking
 Berikan handvat mess no 3 (mess no 10) untuk insisi kulit sampai fat
 Berikan mosquito dan kassa pada asisten untuk rawat perdarahan
 Berikan hack gigi tajam untuk memperlebar area operasi
 Berikan gunting metzemboum dan pinset anataomis untuk
membebaskan tumor lalu tumor dilakuakan VC
 Berikan zide 2.0 cutting untuk jahit insisi
 Menunggu hasil VC, insisi ditutup dengan kassa NS 0,9% dan kassa
kering, instrument di turunkan
 Hasil VC ganas, lanjutkan insisi. Berikan handvat mess no 3 dengan
mess 10 baru untuk insisi kulit
 Berikan pinset cirugis dan diatermi (cutting) pada operator untuk
insisi kulit sampai dengan fat
 Berikan pinset cirugis, mosquito, big gaas dan diatermi untuk
merawat perdarahan
 Berikan klem pean kocher untuk memegang tepi insisi dan
memperlebar pada irisan payudara bawah, operator melakukan insisi
sampai fat diatas otot
 Angkat payudara, kassa kering untuk tempat payudara
 Berikan langenbeck retractor untuk memperlebar area operasi
 Berikan pinset anatomis dan gunting metzemboum untuk mencari
KGB. KGB diangkat, berikan diatermi, big gaas, pinset anatomis
untuk merawat perdarahan
 Berikan NS 0,9% dan langenbeck untuk mencuci area operasi
 Cek peradarahan. Berikan redon drain no 14 lalu berikan nald voeder
mersilk 2.0 untuk fiksasi drain
Sign Out

 Berikan duk klem untuk membantu mempermudah menjahit.


Berikan nald voeder dan vicryl 3.0 untuk menjahit fat
 Berikan nald voeder dan premiline 4.0 untuk menjahit kulit
 Setelah luka tertutup, bersihkan luka dengan kassa basah, lalu
keringkan dengan kassa kering. Berikan supratul sesuai Panjang
luka, fiksasi dengan hypafix, lalu balut dengan tensocrap 15 cm
 Operasi selesai, pasien dibersihkan, inventarisasi alat dan rapikan
 Perawat instrument menginventarisasi alat-alat dan bahan habis
pakai pada depo farmasi, kemudian mencuci dan menata Kembali
alat-alat pada instrument set (yang akan disterilkan), serta merapikan
kembali ruangan

DAFTAR PUSTAKA

Ariana, R. (2018). Anatomi dan fungsi payudara. 1–23.


Lestari, L. (2011). Laporan pendahuluan modified radical mastectomy (mrm) di
ruang central operation theatre (cot) rumah sakit pendidikan universitas
hasanuddin. 1–104.
Moshinsky, M. (2020). Laporan pendahuluan mastektomi. Nucl. Phys., 13(1),
104–116.
LAPORAN INDIVIDULAPORAN TEHNIK INSTRUMENTASI PADA
PASIEN DENGAN PROSEDUR PEMBEDAHAN MODIFIED
RADIKAL MASTECTOMY (MRM)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu
Praktik Klinik Perioperatif 2
Di RSUD BANGIL
Teknik Instrumentasi Tindakan Modified Radikal Mastectomy (MRM)
A. Pengertian
Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan
onkologis pada tumor jinak atau ganas payudara dengan mengangkat
seluruh jaringan payudara yang terdiri dari seluruh stroma dan parenkhim
payudara, areola dan puting susu serta kulit diatas tumornya tanpa
disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III
secara en bloc tanpa mengangkat m.pektoralis major dan minor
(Moshinsky, 2020)
B. Tujuan
Menurut (Lestari, 2011) tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan
menjadi dua macam yaitu tujuan kuratif dan tujuan paliatif :
3. Prinsip terapi bedah kuratif adalah pengangkatan seluruh sel kanker
tanpa meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Terapi bedah
kuratif ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini(stadium 0, I
dan II).
4. Prinsip terapi bedah palliatif adalah untuk mengangat kanker payudara
secara makroskopik dan masih meninggalkan sel kanker secara
mikroskopik. Pengobatan bedah palliatif ini pada umumnya dilakukan
untuk mengurangi keluhankeluhan penderita seperti perdarahan, patah
tulang dan pengobatan ulkus, dilakukan pada kanker payudara
stadium lanjut,yaitu stadium III dan IV
C. Indikasi
1. Kanker payudara stadium dini (I,II)
2. Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu
3. Keganasan jaringan lunak pada payudara.
D. Kontraindikasi
1. Tumor melekat dinding dada
2. Edema lengan
3. Nodul satelit yang luas
4. Mastitis inflamatoar
E. Cara Kerja
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Kondisi fisik
c. Kondisi psikis
d. Kelengkapan alat instrumen
2. Persiapan lingkungan dan Pasien
Persiapan Lingkungan
a. Mengatur dan mnegecek fungsi mesin suction, mesin couter,
lampu operasi, meja mayo dan meja instrument.
b. Memasang underpad non steril
c. Mempersiapkan dan menempatkan tempat sumpah medis agar
mudah dijangkau
d. Mengatur suhu ruangan
a. Persiapan Pasien
a. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan
pakaian khusus masuk kamar operasi
b. Pasien dalam kondisi sudah dipuasakan
c. Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran
e. Persiapan alat dan bahan
a. Set Dasar

No Nama Alat Jumlah


1. Handvat mess no. 4 1
2. Mess no. 23 1
3. Bengkok 1
4. Pincet anatomis/ pincet chirugis 2/2
5. Klem pean 3
6. Kocher 6
7. Gunting metzembaum 1
8. Double langenbeck 2
9. Duk klem 5
11. Gunting ferban 1
12. Nald Vorder 2
17. Klem 2

b. Bahan Habis Pakai

No Nama Alat Jumlah


1. Benang plain 1/vicryl 3.0/plain 1/1/1/
1/monocyn 3.0
2. Kassa/big kassa 15/2
3. Deppers 15
4. Cucing 1
5. Bangkok 1
6. Couter 1
7. Suction 1

c. Set Tindakan (MRM) Modified Radikal Mastectomy

F. Prosedur Instrumentasi Teknik


Sign In
 Pasien datang, melakukan sign in meliputi:
1) Apakah pasien telah dikonfirmasi nama, lapangan operasi,
prosedur, dan inform consent?
2) Apakah lapangan operasi sudah di beritanda?
3) Apakah mesin anastesi dan premedikasi telah diperiksa
4) Apakah alat puls oksimetri yang terpasang sudah diperiksa
5) Apakah pasien memiliki riwayat: Alerg / infeksi / HIV / Hepatitis /
TB
6) Kesulitan menjaga jalan napas atau resiko aspirasi
7) Kehilangan darah > 500 ml (7 ml/kg pada anak)
 Membantu memindahkan pasien ke meja operasi yang sudah dialasi
dengan underpad steril pada bagian bawah kepala dan perut
 Tim anestesi melakukan general anestesi pasien diposisikan supinasi
 Perawat instrument melakukan surgical scrup, gowning dan gloving,
kemudian membantu operator dan asisten untuk memakai handuk,
gaun dan sarung tangan steril.
 Berikan desinfeksi klem dan deepers yang berisi povidone iodine
kepada asisten untuk melakukan antisepsis
 Instrument dan asisten melakukan drapping area operasi:
1) Berikan underpad 1 buah di bawah payudara sampai punggung
2) Berikan 1 duk besar untuk menutupi bagian bawah payudara
sampai kaki
3) Berikan 1 duk besar untuk menutupi atas kepala
4) Pasang 2 duk kecil untuk bagian kanan dan kiri payudara
5) Pasang 2 duk kecil di atas abdomen
6) Fiksasi drapping yang telah dipasang dengan duk klem
 Perawat instrument memasang selang suction dan couter di atas doek
steril dan memfiksasi dengan kassa dan doek klem.
Time Out
 Perawat sirkuler melakukan time out meliputi:
1. Konfirmasi apakah anggota seluruh tim telah memperkenalkan
nama dan peran mereka
2. Konfirmasi nama pasien, prosedur dan dimana insisi akan
dilakukan
3. Apakah antibiotik profilaksis sudah diberikan dalam 60 menit
terakhir
4. Antisipasi Langkah kritis terhadap ahli bedah:
- Adakah keadaan kritis / Langkah yang tidak rutin?
- Adakah antisipasi kehilangan darah?
5. Terhadap anastesi adakah kondisi khusus pada pasien
6. Terhadap tim perawat apakah semua peralatan sudah steril sesuai
dengan indicator
7. Adakah masalah pada peralatan
8. Apakah foto-foto pasien yang penting telah ditampilkan
9. Berapa jumlah kasa yang disiapkan
 Instrument memberikan handvat mess no. 4 dengan mess no. 23 dan
pinset chirugis kepada operator untuk insisi kulit dibantu asisten
dengan memegang pinset cirugis
 Kemudian instrument memberikan pinset cirugis dan kassa kering
kepada operator dan asisten untuk rawat perdarahan dengan couter
dan suction
 Rawat perdarahan dengan big kassa dilanjutkan operator untuk insisi
diperdalam dari fat sampai tampak fasia dengan couter
 Berikan klem kocker pada operator untuk mengklem subkutis dibawah
insisi (untuk memperluas lapang pandang operasi) asisten membantu
mengangkat / menegakkan kocker untuk mempermudah operator
melakukan flapping kulit memisahkan antara fasia dan fat. Kemudian
instrument memberikan klem kocher 2 setelah selesai beri gunting
kasar dan pinset chirugis kepada operator untuk memperlebar fasia
dan berikan pinset chirugis dan langen back kepada asisten untuk
memperluas lapang pandang operasi
 Insisi diperdalam terus dengan couter rawat terus sampai mamae / Ca
terangkat bila ada pembuluh darah yang besar dilakukan cogulasi
dengan couter
 Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil
merawat perdarahan, terutama cabang pembuluh darah interkostal di
daerah parasternal. Pada saat sampai pada tepi lateral m.pektoralis
mayor dengan bantuan haak jaringan mamma dilepaskan dari m.
Pektoralis minor dan serratus anterior (mastektomi simpel). Pada
mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai
 Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB
aksila Level I (lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m.
Pektoralis minor) dan level III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi
jangan lebih tinggi pada daerah vasa aksilaris, karena dapat
mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan
mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis
longus, dan thoracalis dorsalis, interkostobrachialis. KGB internerural
selanjutnya didiseksi dan akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila
terlepas sebagai satu kesatuan (en bloc)
 Setelah mamae terangkat dan rawat perdarahan, kemudian berikan
NaCl untuk pencucian sampai bersih.
 Kemudian pasang redrondrain dan fiksasi menggunakan side no. 2-0

Sign Out
 Perawat srkuler melakukan sign out meliputi:
1. Perawat secara lisan menyampaikan
- Nama dari prosedur
- Apakah instrument, alat habis pakai (kasa), dan jarum telah
dihitung dan sesuai
- Labeling dari specimen (baca label specimen dengan keras
termasuk nama pasien)
- Adakah masalah terhadap perlatan yang dipakai
2. Terhadap ahli bedah, anastesi dan perawat
- Adakah hal yang penting untuk pulih sadar dan perawatan
pasien yang telah diperhatikan?
3. Pemsangan implant
 Operator melakukan penutupan luka operasi, berikan , berikan nald
voeder dan benang vicryl no. 1 untuk lemak dan side no. 2-0 untuk
kulit, asisten diberikan klem pean dan gunting kasar.
 Bersihkan luka dengan kasa basah, keringkan, berikan dressing
sufratole dan kasa untuk menutup luka, fiksasi dengan hipafix

 Operasi selesai, pasien dibersihkan, inventarisasi alat dan rapikan


 Perawat instrument menginventarisasi alat-alat dan bahan habis pakai
pada depo farmasi, kemudian mencuci dan menata Kembali alat-alat
pada instrument set (yang akan disterilkan), serta merapikan kembali
ruangan

DAFTAR PUSTAKA

Ariana, R. (2018). Anatomi dan fungsi payudara. 1–23.


Lestari, L. (2011). Laporan pendahuluan modified radical mastectomy (mrm) di
ruang central operation theatre (cot) rumah sakit pendidikan universitas
hasanuddin. 1–104.

Moshinsky, M. (2020). Laporan pendahuluan mastektomi. Nucl. Phys., 13(1),


104–116.

Anda mungkin juga menyukai