Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN INDIVIDU

LAPORAN PENDAHULUAN TEHNIK INSTRUMENTASI PADA


PASIEN DENGAN PROSEDUR PEMBEDAHAN SUPERVAGINAL
HISTEREKTOMI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu
Praktik Klinik Perioperatif 3
Di RSUD BANGIL

Oleh:
Nama : Andini Robiatul Maulidiyah
Nim :P17211191014

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
A. PENDAHULUAN
1. Pengertian
Histerektomi Supravaginal (HSV) berupa operasi pengangkatan uterus
yang dilakukan tanpa disertai pengangkatan serviks (Ariana, 2017).
Histerektomi adalah prosedur pembedahan untuk mengangkat rahim.
Operasi ini biasanya dilakukan untuk mengatasi masalah pada sistem
reproduksi wanita yang tidak kunjung membaik dengan metode
pengobatan lain.
2. Indikasi
a. Perdarahan hebat
Perdarahan pada vagina dapat terjadi akibat adanya gangguan
hormon dalam tubuh atau kondisi lain seperti infeksi, fibroid, atau
kanker
b. Adenomyosis
Merupakan kondisis dimana jaringan yang melapisis rahim
(endometrium) tumbuh didalam dinding otot rahim
c. Fibroid
Ketika ditemukan tumor berserat yang tumbuh disekitar rahim,
kondisi tersebut dinamakan dengan fibroid. Tumor tersebut
umumnya bersifat jinak, tapi berpotensi menyebabkan rasa sakit dan
perdarahan pada vagina
d. Endometriosis
Pertumbuhan sel-sel endometrium berlebih. Bentuk endometriosis
yang cukup parah dapat menyebabkan adanya nyeri, ketidaksuburan,
serta terganggunya siklus menstruasi
e. Prolaps uteri
Ketika posisi rahim bergesar akibat melemahnya jaringan dan
ligament penyokong rahim
f. Kanker
Penderita kanker leher rahim, kanker rahim, kanker ovarium dan
kanker endometrium adalah orang-orang dengan resiko yang lebih
tinggi untuk melakukan histerktomi
g. Penyakit radang panggul/pevic inflammatory disease (PID)
PID adalah infeksi pada sistem reproduksi wanita yang sebenarnya
dapat diobati dengan antibiotik. Tetapi, opsi histrektomi akan
dianjurkan apabila infeksi sudah menyebar terlalu jauh dan
menyebabkan kerusakanorgan reproduksi
h. Plasenta akreta
Dalam bebrapa kasus, plasenta pada bayi yang baru lahir tidak dapat
terlepas. Bahkan masuk terlalu dalam ke dinding rahim. Kondisis ini
dinamakan plasenta akreta. Salah satu alternatif yang digunakan
untuk mengatasi kondisi ini adalah histerektomi untuk
menyelamatkan nyawa ibu dan bayi. Dengan dilakukannya prosedur
pengangkatan rahim dan leher rahim. Diharapkan dapat
menyembuhkan atau setidaknya meringankan gejala penyakit yang
selama ini diderita (Afiyah, 2020).
3. Tujuan
Agar tidak terjadi komplikasi lain
B. TEHNIK INSTRUMENTASI
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
b. Kondisi fisik
c. Kondisi psikis
d. Kelengkapan alat instrumen
2. Persiapan Pasien dan Lingkungan
Persiapan Pasien
a. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian
khusus masuk kamar operasi
b. Pasien harus puasa
c. Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran
Persiapan Lingkungan
a. Mengatur dan mnegecek fungsi mesin suction, mesin couter, lampu
operasi, meja mayo dan meja instrument.
b. Memasang underpad steril
c. Mempersiapkan dan menempatkan tempat sumpah medis agar
mudah dijangkau
d. Mengatur suhu ruangan
3. Persiapan Alat
a. Alat non steril
- Meja mayo
- Meja instrument
- Meja operasi
- Meja anastesi
- Mesin diatermi
- Mesin electro surgery unit/couter
- Plat diatermi
- Standart infus
- Lampu operasi
- Tempat sampah medis
- Gunting verband
b. Alat steril
1) Meja mayo

No Nama Alat Jumlah


1. Handvat mess no. 4 1
2. Gunting metzenboum 1
3. Gunting jaringan besar 1
4. Pincet anatomis/ pincet chirugis 2/2
5. Desinfeksi klem 1
6. Pean bengkok 4
7. Klem kocher bengkok sedang 2
8. Ring tang 2
9. Hak daun 1
10. Duk klem 5
11. Hysterectomy klem lurus 2
12. Nald Vorder 2
13. Hysterectomy klem bengkok 2
14. Peritonium klem 4
15. Pean cantik 1
16. langenback 2
17. Ricakson hak 1
18. Canule suction 1
19. Jarum round besar cutting 1/1
20. Klem 90 1
21. Timan 1
22. Venster 1
2) Meja instrument

No Nama Alat Jumlah


1. Scoert steril 6
2. Doek besar 2
3. Doek sedang 2
4. Doek kecil 2
5. Sarung meja mayo 1
6. Pegangan lampu steril 1
7. Handuk steril 6
8. Kom kecil 1
9. Kom sedang 1
10. Bemgkok kecil 1
11. Bengkok sedang 1
12. Kotak benang 1
3) Bahan habis pakai

No Nama Alat Jumlah


1. Handscoon steril sesuai ukuran Secukupnya
2. Mess no.22 1
3. Aquadest 1
4. underpad on/steril 1/2
5. alkohol 25 ml
6. Povidone iodine Secukupnya
7. sulfratul 1 lembar
8. Hypafix secukupnya
9. Kassa sedang / bing kassa 30/3
10. Deepers 10
11. Cateter 16 1
12. Urobag 1
13. Spongostan 2
14. Spuit 10 cc 1
15. Benang cut gut plain 1 1
 Zide 1 / 2.0 1/1
 Safil 2

 Monocyn 3.0 1

 Cromic 1 1
1
 Plain 0
16. T – towel 1

c. Set Tindakan SVH BSO


d. Prosedur Tehnik Instrumentasi
Sign In
 Pasien datang cek register, lembar persetujuan / inform consent px.
 Setelah pasien mendapat spinal anestesi pasien diposisikan supinasi
 Lakukan pencucian pada area yang akan dilakukan operasi dengan
hibiscub cuci dan keringkan dengan duk kecil steril, dilakukan oleh
perawat sirkuler.
 Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving,
kemudian membantu operator dan asisten untuk memakai handuk, gaaun
dan sarung tangan steril.
 Berikan disinfeksi klem dan deepers yang berisi povidon iodine kepada
asisten untuk melakukan antisepsis.
 Instrumen dan asisten Lakukan drapping area operasi dengan memberikan
U.pad steril diatas simfisis pubis, doek besar untuk bawah dan atas, doek
sedang untuk samping kanan dan kiri, fiksasi dengan 4 doek klem dan
doek kecil di atas simfisis pubis .
 Beri kassa basah dan kassa kering unuk membersihkan area operasi dari
povidon iodine. 
 Perawat instrumen memasang selang suction dan couter di atas doek steril
dan memfiksasi dengan kassa dan doek klem , cek fungsi kelayakan couter
dan selang suction.
Time Out

 Memberikan pinset cirurgis kepada operator untuk menandai daerah insisi.


 Instrument memberikan handvat mess no. 4 dengan mess no. 22 dan pinset
chirugis kepada operator untuk insisi kulit dibantu asisten dengan
memegang pinset cirugis
 Kemudian instrument memberikan pinset cirugis dan kassa kering kepada
operator dan asisten untuk rawat perdarahan dengan couter dan suction
 Setalah rawat perdarahan dilanjutkan operator untuk insisi diperdalam dari
fat sampai tampak fasia dengan couter
 Tampak fasia instrument memberikan mess no. 23 kepada operator untuk
membuka fasia
 Kemudian instrument memberikan klem kocher 2 setelah selesai beri
gunting kasar dan pinset chirugis kepada operator untuk memperlebar fasia
dan berikan pinset chirugis dan langen back kepada asisten untuk
memperluas lapang pandang operasi
 Setelah fasia dilebarkan hingga tampak musculus dectus abdominalis, otot
dibuka secara tumpul dengan menggunakan pinset sampai terlihat
peritonium
 Instrument memberikan pinset anatomis dan gunting metzenboum kepada
operator untuk membuka peritonium dan pinset anatomis kepada asisten
 Instrument memberikan big kass kepada operator untuk menyisihkan dan
melindungi usus, dan instrument memberikan hak besar untuk
membebaskan lapang pandanng
 Kemudian instrument memberikan kocher lurus besar 2 kepada operator
untuk menjepit uterus dan satukan keduanya dengan kasa untuk pegangan
 Instrument memberikan 2 klem bengkok pada operator untuk menjepit
ligamentum rotundum dan potong diantara 2 klem dengan couter, lakukan
pada sisi kontra lateralnya
 Instrument memberikan gunting metzemboum dan pinset chirugis pada
operator untuk membuka blader flep dan beri hak dalam untuk melindungi
vesica urinaria
 Kemudian operator membuka vesica urunaria ,instrument memberikan
venster dilanjut membuka para polika berikan couter, setelah terbuka
berikan timan ke arah kranio medial untuk membuka lapang pandang.
 Instrument memberikan klem 90 dan pinset anatomis untuk mencari KGB
D/S
 Kemudian instrument memberikan deppers kepada operator untuk
mengidentifikasi ureter,kemudian instrument memberikan venster & klem
90 dan pincet anatomis. Siapkan couter dan metzenbaum u/ menurunkan
ureter.
 Operator mencari arteri uterina setelak terlihat instrument memberikan 2
klem sedang dan gunting mezenbaum dan di ligasi dengan zyde
2.0.Dilakukan juga pada sisi kontra lateral.

 Instrument memberikan klem panjang dan gunting kasar untuk memotong


tunel avaskular kepada operator. Untuk jaringan yang ditinggal jahit
dengancromic 1 dan jarum round, jaringan yang dibuang dengan zide 1,
setelah itu lepaskan kedua klem. Lakukan pada sisi kontra lateralnya juga.
 Dan instrument memberikan histerektomy klem bengkok kepada operator
untuk memotong      sacrocevacalis dan berikan gunting kasar kemudian
diligasi dengan safil 0 dibantu asisten, instrument memberikan gunting
kasar dan pean manis untuk memegang benang lakukan pada sisi kontra
lateralnya juga.
 Dilanjutkan instrument memberikan histerektomi klem bengkok kepada
operator untuk menjepit kardinale dan berikan gunting kasar  kamudian
ligasi dengan safil 0 dibantu asisten,instrument memberikan gunting kasar
dan pean manis lakukan pada sisi kontra lateralnya juga.
 Operator menyusuri hingga bawah sampai 1/3 vagina Setelah menyusuri
instrument memberikan klem hysterectomy bengkok dan berikan gunting
kasar pada operator untuk memotong uterus sampai 1/3 vagina atas,
asisten diberi kocher panjang untuk memjepit vagina stump dan diberikan
kassa alcohol menggunakan pinset anatomis untuk memasukkan ke dalam
vagina.
 Kemudian instrument memberikan nald foeder dan safil 0 dan pinset
chirurgis kepada operator untuk menjahit sudut kanan kiri pada vaginal
stump dan dengan benang yang sama dilakukan penutupan vaginal stump
door loopen dan berikan klem pean untuk menjepit benang.
 Instrument memberikan ring klem dan deppers kepada operator untuk
rawa perdarahan, siapkan pinset anatomis cantik dan stil deppers serta
couter. 
 Kemudian instrument memberikan klem pean (cantik) panjangkepada
operator untuk merawat pedarahan dari retro 
 Operator mengeluarkan big kass dari rongga peritonium dan pastikan tidak
ada sesuatu yang tertinggal (infentarisasi kasa dan alat). 
 Berikan peritonium klem untuk menjepit sisi peritonium (atas, bawah,
samping kanan dan kiri). 
 Menyiapkan cairan aquadest untuk mencuci rongga abdoment dan berikan
steal deppers dan suction. Pastikan tidak ada perdarahan aktif.jika selesai
instrument memberikan spongostan kepada operator untuk diletakdan
didaerah stoma yang diligasi
Sign Out

 Melakukan penutupan luka operasi Peritonium dengan plain 1 (jarum


round sedang) + pinset anatomis. Musculus dengan plain 1 (jarum round
sedang) + pinset anatomis. Fasia dengan safil 0 + pinset cirurgis. Lemak
dengan plain 1 (jarum cutting) +  pinset cirurgis. Kulit dengan monosyn 3-
0 + pinset cirurgis (jahitan subkutikuler).
 Setelah selesai dijahit bersihkan luka dengan kassa basah dan kassa kering,
kemudian beri supratule dan tutup dengan hipavik.
 Melakukan vaginal toucher untuk mengambil kassa alkohol melalui
vagina.
 Operasi selesai dan rapikan pasien.Melakukan pemeriksaan PA KGB D/S
dan uterus
 Perawat instrumen menginventaris alat – alat dan bahan habis pakai pada
depo farmasi, kemudian mencuci dan menata kembali alat – alat pada
instrumen set (yang akan disteril) serta merapikan kembali ruangan.
DAFTAR PUSTAKA

Afiyah, R. K. (2020). Histerektomi Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya


Di Wilayah Dki Jakarta : Study Grounded Theory Histerektomi Serta
Faktor-Faktor Di Wilayah Dki Jakarta : 18–19.

Ariana, R. (2017). Histerktomi pada myoma uteri. 1–23.

Anda mungkin juga menyukai