ISTHMULOBECTOMY
DI KAMAR OPERASI RSUD NGUDI WALUYO WLINGI
Oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN PERIOPERATIF MALANG
2018
I. PENGERTIAN
Struma adalah pembesaran pada kenlenjar tiroid yang biasanya terjadi karena folikel
folikel terisi koloid secara berlebihan. Setelah bertahun tahun folikel tumbuh semakin membesar
dengan membentuk kista dan kelenjar tersebut menjadi noduler.
Struma nodosa non toksik adalah pembesaran kelenjar tyroid yang secara klinik teraba
nodul satu atau lebih tanpa disertai tanda-tanda hypertiroidisme.
Struma nodusa dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal yaitu:
Berdasarkan jumlah nodul
Bila jumlah nodul hanya satu disebut struma nodusa soliter (uninodusa)
Bila nodul lebih dari satu disebut struma multinodusa
Berdasarkan kemampuan menangkap yodium aktiv dikenal 3 bentuk nodul tiroid
yaitu :nodul dingin, nodul hangat dan nodul panas
Berdasarkan konsistensi
Nodul lunak, kistik, keras dan sangat keras
II. ETIOLOGI
Adanya gangguan fungsional dalam pembentukan hormon tyroid merupakan faktor penyebab
pembesaran kelenjar tyroid antara lain :
Defisiensi iodium
Pada umumnya, penderita penyakit struma sering terdapat di daerah yang kondisi air
minum dan tanahnya kurang mengandung iodium, misalnya daerah pegunungan.
Kelainan metabolik kongenital yang menghambat sintesa hormon tyroid.
Penghambatan sintesa hormon oleh zat kimia (seperti substansi dalam kol, lobak,
kacang kedelai).
Penghambatan sintesa hormon oleh obat-obatan (misalnya : thiocarbamide,
sulfonylurea dan litium).
Hiperplasi dan involusi kelenjar tiroid.
Pada umumnya ditemui pada masa pertumbuan, puberitas, menstruasi, kehamilan, laktasi,
menopause, infeksi dan stress lainnya. Dimana menimbulkan nodularitas kelenjar tiroid
serta kelainan arseitektur yang dapat bekelanjutan dengan berkurangnya aliran darah
didaerah tersebut.
III. PATOFISIOLOGI
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon
tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan
ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid..
Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid
Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel
koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan
molekul yoditironin (T3).
Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating
Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan
hormon metabolik tidak aktif.
Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid
sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif
meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran
kelenjar tyroid
IV. TUJUAN
1) Untuk mengatur alat secara sistematis di meja instrument / mayo
2) Memperlancar handling instrument
3) Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument selama operasi berlangsung
V. PENGKAJIAN
Identitas pasien
Kondisi lokasi / area operasi
Kondisi fisik dan psikis
Kelengkapan alat instrument
Di Meja Instrument
1. Kassa kecil : 40
2. Depper : 10
3. Cucing disinfektan :1
4. Bengkok besar / kecil :1/1
5. Doek tulang :3
6. Doek kecil :6
7. Doek besar lubang :1
8. Sarung meja mayo :1
9. Under pad steril :2
10. Setelan :4
11. handuk steril :5
12. Handscoen steril : sesuai ukuran
13. Kotak benang :1
Di Washkom
1. Coutter :1
2. Selang suction :1
3. Redon drain no. 12 :1
Moelianto Djoko R, (1996), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Edisi Ketiga, Balai
Penerbit FKUI Jakarta.
RSUD Dr. Saiful Anwar Malang, IBS. 2015.Kumpulan Materi Pelatihan Perawat
Instrumen Kamar Operasi.Malang
http://oknurse.wordpress.com/2011/03/03/snnt-struma-nodusa-non-toksik