Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Instrumen Teknik Bedah Digestif

Bedah digestif adalah sub-bagian dari cabang ilmu bedah kedokteran yang
dikhususkan untuk penanggulangan gangguan kesehatan yang terjadi pada bagian
pencernaan tubuh manusia. Bedah digestif memerlukan tindakan dan instrumen, yang
dilakukan khusus oleh dokter bedah digestif.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


INTRUMEN TEKNIK
BEDAH DIGESTIF
Cholecystectomy
Herniatomy
Colostomy
Hemoroidectomy
Hemoroidectomy Stapler
Appendiktomi

Apendictomy

16
POLTEKKES KEMENKES MALANG
Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL
No. Revisi :
PROSEDUR
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
CHOLECYSTECTOMY Halaman :
Unit : Petugas/Pelaksana :
Laboratorium Keperawatan Perawat, dosen, CI, Mhs.
Pengertian Kolelitiasis atau biasa disebut batu empedu merupakan endapan satu
atau lebih komponen empedu yaitu kolesterol, bilirubin, garam empedu,
kalsium, protein, asam lemak dan fosfolipid (price, 2006)
Kolelitiasis adalah suatu kondisi medis dimana batu empedu terbentuk
didalam kandung empedu (vesika felia), yang mana dapat menyebabkan
nyeri perut
Indikasi - Penderita dengan simtomatik batu empedu yang telah dibuktikan
secara imaging diagnostic terutama melalui USG Abdomen
- Penderita kolesterolosis simtomatik yang telah dibuktikan melalui
USG Abdomen
- Adenomyomatosis kantung empedu simtomatik
Tujuan 1. Untuk mengatur alat secara sistematis di meja instrument / mayo
2. Memperlancar handling instrument
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrument selama operasi
berlangsung
Petugas 1. Perawat perioperative
2. Mahasiswa perawat perioperatif
Pengkajian 1. Identitas pasien
2. Kondisi luka operasi
3. Kondisi fisik dan psikis
4. Kelengkapan dari instrumen
Persiapan Klien 1. Persetujuan tindakan operasi
2. Pasien telah puasa kurang lebih 6 – 8 jam sebelum dilakukan insisi
3. Profilaksis antibiotik di berikan kurang lebih 1 jam sebelum
dilakukan insisi
4. Pasien memakai baju operasi khusus pasien, pasien menanggalkan
gigi palsu dan perhiasan
5. Pasien diposisikan pada posisi supinasi di meja operasi dengan
ditambah ganjalan bantal di bawah Prosesus Xipoideus atau meja
operasi ditekuk pada daerah bawah prosesus xipoideus
6. Pasien diberikan General Anastesi
7. Memasang plat diathermi / arde pada tungkai kaki kanan
Persiapan alat INSTRUMENTASI OPERASI
dan bahan A. INSTRUMENTASI DASAR
Desinfeksi klem : 1 buah
Duk Klem : 5 buah
Pinset Anatomis : 2 buah
17
Pinset Chirurgis : 2 buah
Gunting Metzenbaum : 1 buah
Gunting kasar/mayo : 1 buah
Handle Mess no.4 : 1 buah
Mosquito : 1 buah
Klem Pean sedang : 4 buah
Kocker lurus sedang : 2 buah
Nald Foeder kecil/besar : 1/1 buah
Gunting benang lurus : 1 buah
Canule Suction : 1 buah
Langenbeck : 2 buah
Klem pean cantik : 1 buah
Pinset Cantik : 1 buah
B. INSTRUMENTASI TAMBAHAN
Ring Klem : 1 buah
Peritoneum Klem : 4 buah
Handle mess no.7 : 1 buah
Timan : 2 buah
Klem 90 : 1 buah
Stone Tang lurus/bengkok : 1/1 buah
Sonde CBD no 4-13 : @ 1 buah
C. INSTRUMENTASI PENUNJANG
Selang suction : 1 buah
Bengkok : 1 buah
Cucing : 1 buah
Kom : 1 buah
SET LINEN
Skort Operasi : 4 buah
Doek besar : 4 buah
Doek Sedang : 3 buah
Doek kecil : 2 buah
Sarung meja mayo : 1 buah
Handuk steril : 4 buah
BHP
Handscoen steril no 6,5/7/7,5 : sesuai kebutuhan
Mess no. 22/11 : 1/1 buah
NaCl 0,9 % : 1 liter
Povidon Iodine : 50 cc
Spuit 20/10/3 cc : 1/1/1 buah
Benang Mersilk no.2-0 : 1 buah
Benang Vicryl no.1/3-0 : 1/1 buah
Benang Premilene no. 3-0 : 1 buah
Deepers/ Kasa/ Big Kass : 5/ 10/ 3 buah
Sofratul : 1 buah
NGT no.8 : 1 buah
Hipavik : secukupnya
Cateter no 16 : 1 buah
Urobag : 1 buah
Prosedur Instek 1. Pasien datang, mengecek kelengkapan pasien
2. Menulis Identitas pasien di buku register
18
3. Perawat sirkuler membacakan Sign In (Identitas pasien, area
operasi, tindakan operasi, lembar persetujuan, penandaan area
operasi,kesiapan mesin, obat-obatan anastesi, pulse oksimetri,
riwayat alergi serta penyulit airway atau resiko aspirasi dan
kemungkinan kehilangan darah ˃500 ml atau 3 cc/kgBB)
4. Membantu memindahkan pasien ke meja operasi
5. Mengatur posisi pasien terlentang (supine) dengan di tekuk pada
letak tumpu pada Px (prosesus xifoideus)
6. Pasien dilakukan General anastesi
7. Memasang ground diatermi pada tungkai kaki kanan pasien
8. Memasang kateter no.16
9. Dilakukan pencucian lapangan operasi dengan sabun disinfektan
dan dikeringkan dengan duk kecil steril
10. Instrumen melakukan cuci tangan bedah (surgical scrub), memakai
scort (gowning) dan sarung tangan steril (gloving)
11. Instrumen membantu memakaikan scort dan sarung tangan steril
pada tim operasi.
12. Berikan kepada operator bengkok yang berisi povidone iodine 10
% dan deppers steril dan desinfeksi klem untuk antiseptik.
13. Memasang Drapping:
- 1 Duk sedang tebal (extremitas bawah)
- 1 Duk sedang tebal (dada s/d leher)
- 2 Duk besar panjang (kanan dan kiri)
- 1 Duk besar panjang untuk melapisi bagian bawah
- Fiksasi duk dengan menggunakan duk klem 4 buah
14. Dekatkan meja instrumen dan meja mayo
15. Pasang selang suction dan couter, ikat dengan kasa dan fiksasi
dengan duk klem
16. Perawat sirkuler membacakan Time Out (Perkenalan tim operasi
dan tugas masing-masing, konfirmasi nama,jenis tindakan dan area
operasi, pemberian antibiotik profilaksis, antisipasi kejadian kritis
dan kebutuhan instrumen radiologi)
17. Memberikan pinset Chirurgis kepada Operator untuk menandai
area insisi (marker), area insisi kokher dibawah costae kanan
18. Memberikan handvat mess no. 22 kepada operator untuk
menginsisi kulit, dan memberikan kassa kering dan klem mosquito
untuk merawat perdarahan
19. Operator menginsisi kulit dengan menggunakan hand vat mess
no.22, rawat perdarahan
20. Memberikan Pincet Chirurgis dan Couter untuk perdalam (lemak)
21. Memberikan langenbeck untuk memperluas lapang operasi
22. Setelah tampak facia, berikan mess untuk membuka fasia, berikan
dobel kokher lurus sedang dan gunting jaringan untuk melebarkan
facia sampai otot
23. Pada lapisan otot, di buka dengan pean cantik dan dipotong dengan
cauter
24. Berikan Double Pincet Anatomi dan gunting Metzenbaum untuk
19
menggunting peritoneum
25. Berikan double Mikulicz untuk peritonium
26. Memberikan dan masukkan bigkas basah secukupnya kedalam
untuk melindungi bagian usus, omentum dan gaster.
27. Pasang retraktor (timan), asisten memposisikan lapangan operasi
hingga terlihat jelas kantung empedu.
28. Setelah kantong empedu terlihat, berikan ring klem untuk
memegang kantong empedu. Operator mengidentifikasi CBD
dengan menggunakan spuit 3 cc
29. Berikan handvat dengan mess 11 untuk membuka CBD, lalu
dilebarkan dengan metzembaum. Berikan stone tang untuk
mengeksplor apakah ada batu di dalam CBD
30. Berikan NGT no.8 sambungkan dengan spuit 20cc dengan di isi
cairan Ns 0,9% spooling kantong sampai bersih, pegang dengan
ringklem
31. Berikan sonde untuk membuka duktus koledokus secara berurutan
dari yang kecil sampai duktus terbuka
32. Berikan NGT + spuit 20cc untuk spooling CBD lagi
33. Berikan nald voeder + benang vicryl 3-0 untuk menjahit CBD
setelah selesai di eksplore
34. Berikan pincet cantik dan cas (couter) untuk memisahkan kantung
empedu dari hepar, sampai tampak duktus sistikus.
35. Berikan klem 90 untuk digunakan pada duktus sistikus beserta
arterinya
36. Ligasi dengan mersilk 2-0 pada pangkal duktus dan kantung, bila
perlu gunakan klem 90 untuk mempermudah
37. Berikan gunting metzembaum lalu potong di antara 2 ligasi tsb.
38. Diatermi dengan couter membakar ujung dari potongan kantong
39. Keluarkan big kasa serta pastikan tidak ada kassa dan alat yang
tertinggal di dalamnya
40. Melakukan evaluasi perdarahan
41. Cuci dengan NS sampai bersih
42. Memberikan 4 peritoneum klem pada operator untuk menjepit
peritoneum
43. Memberikan nald foder + benang vicryl no.1 + pinset chirurgis
pada operator untuk menjahit peritoneum sampai fat
44. Memberikan nald foder + benang premilene no 3-0 + pinset
chirurgis pada operator untuk menjahit kulit
45. Perawat sirkuler membacakan Sign Out (Jenis tindakan,
Kecocokan jumlah instrumen, kassa jarum sebelum dan sesudah
operasi, Permasalahan pada alat dan Perhatian khusus pada masa
pemulihan)
46. Membersihkan daerah incisi dengan kassa di basahi NS lalu
dikeringkan dengan kassa kering
47. Menutup luka dengan Sofratul sesuai panjang luka, dan tutup
dengan kassa dan selanjutnya dengan hepavix
48. Setelah merapikan pasien
20
49. Semua instrumen di cuci lalu diinventaris kembali, kemudian di
lakukan pengepakan untuk sterilisasi
50. Merapikan kamar operasi dan menginventaris bahan habis pakai
pada Depo Farmasi
Evaluasi 1. Kelengkapan instrument
2. Proses operasi
3. Bahan untuk pemeriksaan
Penutupan Dekontaminasi Alat dan Pengepakan
1. Alat yang sudah dipergunakan dirapikan dan dibawa semua ke
ruang pencucian alat
2. Alat-alat yang kotor (terkontaminasi cairan tubuh pasien) direndam
dengan larutan precept dengan komposisi 9 tablet 2,5 gr didalam 5
liter air selama 10 - 15 menit, kemudian rendam dalam larutan
Enzimatic Detergen selama 1 menit
3. Cuci alat dengan cara menyikat alat hingga bersih, lakukan
penyemprotan untuk alat berongga
4. Bilas alat dengan air mengalir kemudian di keringkan
5. Lakukan pengepakan alat kemudian diberi indicator dan
keterangan isi dari alat
6. Lakukan sterilisasi
7. Dokumentasi atau inventaris alat dan bahan habis pakai pada depo
farmasi.

POLTEKKES KEMENKES MALANG


Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
HERNIOTOMY Halaman :
Petugas/Pelaksana :
Unit :
Perawat, dosen, CI,
Laboratorium Keperawatan
Mhs.
Pengertian Instek herniotomy hernioraphi ialah suatu tata cara menyiapkan alat
untuk operasi herniotomy hernioraphi dan proses instrumentasinya
Tujuan Sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dalam tehnik
instrument Herniotomy hernioraphy dalam pelayanan kamar operasi.
Kebijakan 1. Instek herniotomy hernioraphi dilakukan pada
pasien dengan persiapan operasi herniotomy
hernioraphi
2. Instek herniotomy hernioraphy dapat dilakukan
sebagai penunjang medis
3. Tindakan ini dilakukan oleh perawat instrumen
Prosedur Persiapan :
1. Membuat daftar kebutuhan alat dan bahan habis pakai
2. Mengecek dan memepersiapkan lampu operasi, mesin electro
21
cauter, suction pump
3. Mengatur posisi meja mayo, meja instrument dan tempat sampah
4. Meletakkan set instrument steril yang masih terbungkus di atas meja
instrumen
5. Mencatat identitas pasien di buku register
6. Menggunakan schort plastic
Pelaksanaan :
1. Setelah pasien dilakukan pembiusan oleh tim anastesi, atur posisi
pasien, supine posisition.
2. Cuci daerah yang akan dilakukan pembedahan dengan savlon dan
keringkan dengan doek steril, kemudian pasang ground couter.
3. Melakukan scrub gowning dan gloving, operator dan assisten
melakukan tindakan yang sama , bantu operator dan assisten.
4. Berikan desinfeksi klem , cuching berisi betadine dan deepers pada
assisten untuk antiseptik area operasi.
5. Melakukan drapping dengan doek besar menutup daerah atas dan
bawah , doek sedang menutup kanan dan kiri dan di klem dengan
doek klem.
6. Atur couter dan selang suction, letakkan diatas doek dan fiksasi
dengan doek klem.
7. Berikan kassa basah untuk mengeringkan betadin dan kassa kering,
kemudian dekatkan meja mayo dan instrumen ke meja operasi.
8. Berikan pinset dan cuching betadine untuk marker daerah yang akan
dibedah/di insisi.
9. Berikan handvatmess dan terpasang mess no. 10 pada operator,
berikan mosquito, couter dan kassa untuk merawat perdarahan pada
assisten.
10. Insisi dilakukan dengan couter sampai fat, berikan langenbeck
kombinasi untuk memperlebar pandangan pada assisten.
11. Berikan pisau untuk membuka fasia dan berikan 2 kocher lurus
untuk menjepit fasia kiri dan kanan.
12. Berikan gunting kasar /prepare untuk memperlebar irisan,berikan
pinset anatomi pada operator untuk melindungi jaringan dibawah
fasia.
13. Setelah fasia diperlebar ditemukan muskulus kemudian di split
dengan still deepers , dengan bantuan crub sonde atau jari untuk
mencari vesikuli.
14. Setelah ditemukan vesikuli di berikan pita tegel yang dibasahi NaCl
0,9 %, kemudian jepit dengan kosher lurus.
15. Untuk mencari kantong hernia berikan double pinset pada operator
dan gunting metzemboung.
16. Setelah kantong ditemukan beri kocher bengkok pada sisinya.
17. Untuk memisahkan kantong distal dan proximal di vesikuli berikan
gunting metzembaum dan couter pada operator.
18. Setelah kantong terlepas dari vesikuli klem dengan kocher disatukan
kemudian dijahit dari dalam dengan vicryl 2-0, kemudian kantong

22
dipotong.
19. Klem dan pita tegel dilepas , bagian tengan kantong diberi mersyln
mess, dijahit ke vesikuli dengan vicryl 2-0.
20. Fasia dan fat dijahit dengan vicryl 2-0, kulit dijahit dengan tlene 3-0.
21. Bersihkan luka post operasi dengan kassa dibasahi NaCl 0,9% ,
keringkan, beri sofratule tutup dan kassa steril, tutup hepafix.
22. Operasi selesai alat-alat dihitung dan dibersihkan dan di set kembali.
16. Hitung alat dan bahan habis pakai dan catat dalam blangko depo
Unit Terkait 1. Unit Rekam Medik
2. Bidang Perawatan
3. Kelompok Kerja Fungsional Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES MALANG


Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
COLOSTOMY Halaman :
Petugas/Pelaksana :
Unit :
Perawat, dosen, CI,
Laboratorium Keperawatan
Mhs.
Pengertian Kolostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus
tersumbat oleh tumor. Kolostomi adalah suatu tindakan pembedahan
dengan membuka dinding perut sampai kolon untuk pembuatan lubang
(stoma) diatas dinding perut sehingga feses (BAB) dialirkan melalui
stoma yang dibuat (Sjamsuhidajat, 1997 dalam Simanjuntak, 2007).
Indikasi a) Atresia Ani
b) Penyakit peradangan usus akut
c) Tidak memiliki anus (imperforata anus)
d) Hirschsprung
Jenis Kolostomi 1. Single barreled stoma
2. Double barreled
3. Kolostomi lop-lop
Tujuan 1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrument
2. Memperlancar handling instrument
3. Mempertahankan kesterilan alat – alat instrument selama operasi
Petugas 3. Perawat perioperative
4. Mahasiswa perawat perioperatif
Pengkajian 1. Identitas pasien
2. Kondisi luka operasi

23
3. Kondisi fisik dan psikis
4. Kelengkapan dari instrumen
Persiapan 1. Persiapan pasien
a) Puasa
b) Personal Higiene
c) Informed consent
d) Persiapan psikologis
2. Persiapan ruangan
a) Menata ruangan mesin suction, mesin cauter, meja operasi, meja
instrument, troli waskom dan meja mayo.
b) Memberi alas linen dan underpad pada meja operasi
c) Menempatkan tempat sampah medis dan sampah non medis
Persiapan Alat Meja Mayo :
1) Washing and dressing forcep (desinfeksi Klem : 1 buah
2) Towel klem(duk klem) : 5 buah
3) Dissecting forcep (pinset cirurgis) : 2 buah
4) Tissue forcep (pinset anatomis) : 2 buah
5) Scalp blade and handle (handvant mess) no 3 : 1 buah
6) Delicate hemostatic forcep pean curve : 6 buah
7) Delicate hemostatic forcep cocher curve : 4 buah
8) Metzenboum scissor curve : 1 buah
9) Sugircal scisor ( Gunting kasar jaringan) : 1 buah
10) Gunting benang : 1 buah
11) Needle holder (nald foeder) : 1 buah
12) Miculicz (peritoneum klem) : 4 buah
13) Langenbeck kecil : 2 buah

Meja Instrumen
1) Duk kecil : 4 buah
2) Duk besar : 2 buah
3) Duk sedang : 2 buah
4) Sarung meja mayo : 1 buah
5) Schort : 4 buah
6) Selang suction : 1 buah
7) Bengkok + kom : 1 / 1 buah
8) Handuk steril : 4 buah
9) Cauter : 1 buah

Bahan habis pakai


1) Handscoon berbagai ukuran
2) Cairan normal saline 0,9% 500 ml : 2 buah
3) Mess no 10 : 1 buah
4) Kateter no. 16 : 2 buah
5) Urobag : 1 buah
6) Vicryl no 3-0 : 2 buah
7) Mersilk no 2 – 0 : 1 buah
8) Kassa sedang :20 buah
9) Watches
10) Betadhin 10 % : 100 cc
24
11) Underpad on / steril : 1 / 1 buah
12) Sufratule
13) Colostomy bag : 1 buah

Persiapan alat non steril


1) Mesin suction : 1 buah
2) Mesin cauter : 1 buah
3) Tempat sampah medis dan non medis : 1 / 1 buah
4) Meja instrument : 1 buah
5) Meja mayo : 1 buah
6) Lampu operasi : 1 buah
Prosedur Pelaksanaan :
Pelaksanaan Sign In ( konfirmasi identitas, informed consent pasien, sign mark area
operasi, kesiapan mesin anastesi dan pulse oksimetri )
1. Membantu mengatur posisi pasien setelah dilakukan pembiusan
2. Merawat sirkuler memasang plate diatermi dan membersihkan area
operasi dengan savlon
3. Merawat instrument melakukan surgical scrub ( cuci tangan),
gowning (memakai schort) dan gloving (memakai handscoon
steril).
4. Merawat instrument memakaikan schort dan handscoon steril
kepada tim operasi lainnya
5. Desinfeksi area yang akan dioperasi. Perawat instrument
memberikan washing and dressing forcep (desinfeksi klem) dan
kassa dalam kom berisi betadhin 10 % .
6. Untuk mempersempit area steril dilakukan drapping area operasi.
Perawat instrument memberikan 2 duk besar untuk sisi atas dan
bawah, 1 duk kecil untuk sisi kiri. 2 duk sedang untuk sisi kanan
dan kiri. Dan untuk menfiksasi, perawat instrument memberikan 4
towel clamp (duk klem).
7. Merawat instrument memasang slang suction + kabel cauter dan
fiksasi dengan menggunakan towel klam (duk klem) dan kassa.
8. Merawat instrument mendekatkan meja mayo ke dekat pasien
9. Merawat instrument memberikan kassa basah dan kassa kering
untuk membersihkan area operasi dari bekas betadine.
Time Out out ( konfirmasi nama tim operasi, konfirmasi pemberian
antibiotik profilaksis, tindakan darurat di luar standart operasi, estimasi
lama operasi, antisipasi kehilangan darah, perhatian khusus selama
pembiusan, sterilitas alat instrumen bedah, jumlah instrument, jumlah
kasa,jumlah deppers dan jumlah jarum ) Dilanjutkan berdoa dipimpin
oleh operator
10. Operator melakukan marker daerah yang akan di insisi. Perawat
instrument memberikan dissecting forcep pada operator ( pincer
chirugis)
11. Instrumen memberikan scalp blade and handle mess no 3 (mess no
10 ) kepada operator. Operator melakukan insisi kulit, fat dan fasie.
25
Operator melakukan sedikit sayatan pada fasie. Kemudian Operator
melebarkan atau membuka fasie , instrument memberikan 2
desecting forcep (pincet chirugis) dan surgical scissor (gunting
kasar) sampai terlihat otot.
12. Operator memotong otot dengan menggunakan cutting cauter
13. Setelah otot terbuka akan tampak peritoneum, instrument
memberikan double pinset anatomis dan metzenboum kepada
operator untuk membuka peritoneum
14. Setelah peritoneum terbuka,berikan double pinset anatomis kepada
operator untuk mencari kolon desenden
15. Kolon desenden dikeluarkan ke dinding abdomen lalu dipasang
tegel dengan kateter no 16 dan dilakukan penjahitan ” spur ” 3 – 4
jahitan. Berikan operator nalfoeder, pinset anatomis dan benang
vicryl 2 – 0
16. Kemudian kolon dijahit ke peritoneum, fasia dan kulit . berikan
operator nalfoeder , pinset sirurgis dan benang vicryl 2 – 0
17. Kolon kemudian dibuka tranversal menggunakan couter
18. Setelah stoma terbentuk, berikan operator watches untuk
membersihkan mukosa kolon dari feces
Sign out ( hitung jumlah kasa, dan jumlah alat, kesesuaian jenis
tindakan ) dengan mencocokan jenis tindakan, kecocokan alat,
bahan habis pakai yang di gunakan, serta perhatian khusus pada
pasien setelah tindakan.
19. Pembuatan stoma selesai, berikan operator kassa basah dan kassa
kering untuk membersihkan sisi stoma
20. Tutup tepi stoma dengan menggunakan sufratulle dan kassa,
kemudian pasang colostomy bag
21. Operasi selesai
22. Pasien dibersihkan dan alat dirapikan

26
POLTEKKES KEMENKES MALANG
Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
HEMOROIDECTOMY Halaman :
Petugas/Pelaksana :
Unit :
Perawat, dosen, CI,
Laboratorium Keperawatan
Mhs.
Pengertian Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena
hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran
vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan
beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di
sekitar anorektal
Indikasi - Perdarahan melalui anus yang berupa darah segar tanpa rasa nyeri.
- Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
- Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
- Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
- Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.
Tujuan - Memperlancar jalannya operasi
- Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen
- Dapat mengatur alat secara sistematis dimeja mayo
Persiapan Pasien Persiapan Pasien :
a. Meja operasi bagian bawah kaki ditekuk di bawah
b. Pasang benower (penopang kaki), posisi tidur litotomy
c. Pasang plat diatermi di bawah lekukan kaki
d. Letakkan tempat sampah di bawah meja operasi di depan operator
Persiapan Alat Persiapan Alat non steril:
- Meja operasi
- Meja mayo
- Meja instrument
- Lampu opersi
- Tempat waskom
- Gunting hipafix/verban
- Mesin diathermi dan ground
- Tempat sampah medis
Persiapan Alat steril :
a. Di meja instrument
Scort steril 4 buah
Handuk kecil steril 4 buah
Doek besar 3 buah
Doek sedang 2 buah
Doek kecil 4 buah

27
Doek kombinasi 1 buah
Sarung meja mayo 1 buah
Bengkok 1 buah
Cooter 1 buah
b. Di meja mayo
Handvad mess no.3 1 buah
Gunting metzembaum 1 buah
Gunting mayo/kasar 1 buah
Pinset chirurgis 2 buah
Pinset anatomis 2 buah
Disinfeksi klem 1 buah
Duk klem 5 buah
Arteri klem van kocher bengkok 2buah
Arteri klem van kocher kecil 2 buah
Nald voelder 1 buah
Gunting lurus 1 buah
Alise klem/beckock 1 buah
Cuching/kom 1 buah
Langenbeck 2 buah
Speculum anus 1 buah
Anuscop 1 buah
Arteri klem van kocher kecil 1 buah

c. Bahan habis pakai


Kasa 2 bendel
Jelly Secukupnya
Deppers 3 buah
Mess no. 10 1 buah
Cairan normal saline 0,9% 1 buah (500cc)
Sufratulle 1 buah/kembar
Betadine 10% secukupnya
Handsone sesuai kebutuhan &
ukuran
Mersilk 2-0 1 buah
Cromic no. 0 2 buah
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Setelah pasien diberikan anastesi SAB dan diposisikan
litotomy pada benower, kemudian pasang ground couter dibawah
kaki.
2. Perawat sirkuler membersihkan lapangan operasi
dengan saflon dan kasa kering, perawat instrument melakukan
surgical scrubing
3. Perawat instrument mengenakan skort/gown steril dan
handscone steril kemudian membantu operator dan asisten untuk
mengenakan gown dan handscone

28
4. Berikan desinfeksi klem (1), deepres dan povidon iodine
10% dalam cucing pada asisten untuk melakukan desinfeksi pada
lapangan operasi
5. Lakukan drapping dengan memberikan :
a. Duk kombinasi (1) untuk bagian
bawah badan
b. Duk kecil (1) untuk bagian bawah area
operasi
c. Duk kecil (1) untuk bagian belakang
gaun operator
d. Fiksasi dengan duk klem (4)
6. Dekatkan meja mayo dan linen lalu pasang kabel
coutter.
7. Berikan kasa basah dan kering pada operator untuk
membersihkan lapangan operasi dari povidon iodine
8. Berikan pada operator kasa tampon yang sudah difiksasi
dengan mersilk 2.0 untuk menyumbat lubang anus, supaya feses
tidak keluar mengotori area operasi. Dan berikan arteri klem van
kocker untuk memfiksasi benang pada duk.
9. Berikan speculum anus yang sudah diolesi dengan jelly.
Berikan injeksi ph cain kepada operator. Berikan allis klem untuk
menjepit hemorroid. Kemudian berikan ateri klem van pean sedang
kepada operator untuk menjepit hemorroid. Kemudian berikan
gunting meszembum kepada operator untuk memotong hemorrid.
Kemudian berikan nald foeder dengan benang cromic no 0 dengan
jarum ron kecil kepada operator untuk melakukan ligasi. Berikan
gunting mayo kepada asisten untuk memotong sisa benang ligasi.
Hal ini dilakukan pada tiga tempat yaitu arah jam 11, 3, 7.
10. Setelah proses pemotongan selesai, berikan kasa basah
pada operator untuk mengevaluasi perdarahan. Setelah perdarah
tidak ditemukan lagi berikan kasa basah untuk membersihkan sisa/
bekas darah lalu kasa kering. Kemudian tutup dengan kasa kering
dan fiksasi dengan hipafik.
11. Operasi selesai, alat-alat dibersihkan
12. Perawat instrument menginventaris alat – alat dan bahan
habis pakai, kemudian mencuci dan menata alat-alat pada
instrument set, serta merapikan kembali ruangan

29
POLTEKKES KEMENKES MALANG
Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
HEMOROIDECTOMY STAPLER Halaman :
Petugas/Pelaksana :
Unit :
Perawat, dosen, CI,
Laboratorium Keperawatan
Mhs.
Pengertian Suatu cara melakukan instrumentasi pada operasi Haemoroidectomy
dengan stapler
Indikasi - Perdarahan melalui anus yang berupa darah segar tanpa rasa nyeri.
- Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
- Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
- Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
- Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.
Tujuan - Memperlancar jalannya operasi
- Dapat mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen
- Dapat mengatur alat secara sistematis dimeja mayo
Persiapan Pasien Persiapan Pasien :
a. Persetujuan operasi
b. Alat – alat dan obat – obatan
c. Puasa
d. Lavement Mengatur posisi lithotomy
e. Pasang plat diathermi
Persiapan Alat Persiapan Alat non steril:
- Hypafix
- Gunting verband / bandage scissors
- Mesin diatermi dan platnya
- Mesin suction
- Lampu operasi
- Meja operasi
- Meja mayo
- Meja linen dan instrument
- Standart infus
- Tempat sampah

Persiapan Alat steril :


a. Set dasar
- Desinfeksi klem ( Sponge holding forceps )
- Duk klem ( Towel forceps )
- Pemegang pisau ( Handvat mes / Knife handle ) no 3
- Pincet anatomi
- Pincet chirurgie
- Arteri klem van pean lurus
30
- Arteri klem van pean bengkok (Chrom klem)
- Arteri klem van kocher
- Gunting Benang ( Ligature Scissors )
- Gunting Metzembum
- Nald Voerder
- Woundhag gigi 4 tajam
- Langenbeck
- Set Tambahan khusus : Speculum anus
- Stapler ( proximate PPH, PPH 03, 33 mm )
b. Set dan bahan penunjang operasi
a. Linen set steril terdiri dari :
1)Linen besar 2 buah
2)Linen kecil 13 buah
3)Gaun operasi 5 buah
4)Sarung meja mayo 1 buah
b. Handle Lampu
c. Handschoen bermacam-macam ukuran
d. Desinfektan betadine 1 % dan alkhohol 70%
e. Cairan PZ 0,9 %
f. Lidocain 2 ampul + Aquades
g. Senur diathermi + kabel
h. Canule + selang suction
i. Mess no .10
j. Kasa, deper, cucing, mangkok, bengkok, darmgass
k. Korentang pada tempatnya
l. Jarum ½ bulat ( round ), tajam ( cutting )
m. Benang atraumatic ( Side 2-0 cutting, Vikril No.3-0 ½
lingkaran, Proline 2-0 )
n. Jelly
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Tahap Awal :
a. Persiapan pasien
b. Perawat instrument cuci tangan secara furbringer
c. Operator dan asisten cuci tangan secara furbringer
d. Perawat instrumen memakai baju steril dan handschoen
e. Perawat instrument memberi, memakaikan baju operasi,
handscoen pada operator, dilakukan asisten yang sudah cuci
tangan.
f. Perawat intsrumen mengatur instrument dimeja mayo sesuai
kebutuhan
g. Perawat intrumen memberikan desinfeksi klem dan depers
betadine 1% untuk desinfeksi lapangan operasi.
h. Perawat instrument mempersiapkan duk besar 3 biji, duk
kecil 5 biji dan duk klem 4 buah untuk draping.
31
i. Perawat instrument memasang dan mengatur selang suction,
kabel diathermi, canule, senur, klem dengan duk klem dan
memberitahu operator bahwa instrument siap digunakan.
2. Tahap Insisi (Incision)
a. Berikan lidocain 2 ampul + aquades (jadikan 19cc),
operator melakukan suntikan pada anus dan berikan kasa
b. Perawat instrument memberikan alat stapler (protoscopy)
yang sudah diolesi jelly pada operator untuk dimasukkan ke anus
c. Berikan side 2-0 cutting untuk memfixasi
d. Berikan jahitan proline 2-0 untuk melokalisasi daerah
pemotongan hemoroid
3. Tahap Eksplorasi
a. Masukkan stapler (Proximate). Benang proline tadi ditarik
melalui lubang pada stapler dengan menggunakan hock, tahan
sampai 30 detik, setelah dijepret tahan lagi sampai 30 detik baru
alat dikeluarkan
b. Berikan jahitan vicril 3-0 untuk merapikan setelah hemoroid
dipotong atau diangkat
c. Pasang spongostal anal untuk menghentikan perdarahan
4. Tahap Penutupan Luka
a. Sebelumnya luka ditutup perawat instrumen melakukan
inventarisasi pada instrument dan kasa / deppers sudah lengkap /
belum, kemudian tutup luka dengan menggunakan kassa
kemudian difiksasi (fixation) dengan hypavix
b. Alat – alat dibereskan

POLTEKKES KEMENKES MALANG


Dokumen :
D IV KEPERAWATAN MALANG
SOP PERIOPERATIF
2019
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR No. Revisi :
INSTRUMEN TEKNIK BEDAH Tanggal Terbit :
32
APENDICTOMY Halaman :
Petugas/Pelaksana :
Unit :
Perawat, dosen, CI,
Laboratorium Keperawatan
Mhs.
Pengertian Suatu cara melakukan instrumentasi pada operasi Appendictomy
(pemotongan appendic karena terjadi infeksi / perforasi) secara endo
dengan menggunakan seperangkat alat.
Indikasi  Appendik kronik
 Apendik akut
 Apendik perforasi.
Tujuan 1. Memperlancar jalannya operasi
2. Dapat mempertahankan kesterilan alat – alat instrumen
3. Dapat mengatur alat – alat secara sistematis dimeja mayo
4. Mengerti langkah tehnik instrument Apendiktomi
Persiapan Pasien 1. Persiapan Operasi (Puasa, Lavement)
2. Pasien setelah di-instubasi
3. Atur posisi pasien terlentang
4. Pasang Plat diatermi dibawah betis pasien
Persiapan 1. Siapkan meja mayo dan meja instrumen
Lingkungan 2. Mengatur dan mengecek suction, meja mayo, meja instrument, meja
operasi, lampu operasi, dan plat diatermi.
3. Menempatkan suction dan tempat sampah yang sesuai agar mudah
dijangkau
4. Memberi perlak diatas meja operasi dan underped on steril
5. Memasang duk steril dimeja mayo dan meja instrument.
Persiapan alat Alat Steril
1. Desinfeksi klem : 1
2. Bengkok : 1
3. Cucing : 1
4. Handvadmess no. 4 : 1
5. Pinset anatomis : 2
6. Pinset sirurgis : 2
7. Gunting kasa : 1
8. Gunting metzembaum : 1
9. Couter : 1
10. Gunting benang : 1
11. Kokher : 2
12. Klem pean : 4
13. Elis klem : 1
14. Bebcock : 1
15. Langenback : 2
16. Spatel besar : 1
17. Nald voeder : 2
18. Duk klem : 6
33
19. Came suction : 1

Bahan Habis Pakai


1. Handscoon steril
2. Handscoon disposible
3. Klorhexidine 4%
4. Povidone iodine 10%
5. Jelly
6. Mess blade no.20
7. Side 2/0
8. Big gause
9. Underped
10. Sufratule
11. Hipafix
12. NS 0,9 % 500ml
13. Dexon 1
14. Plain 2/0
15. Kassa steril
Prosedur Pelaksanaan :
Pelaksanaan Sign in.
1. Perawat instrument melakukan scrubbing, gowning, gloving.
2. Operator dan asisten melakukan scrubbing, gowning, gloving.
3. Operator melakukan desinfeksi area operasi dengan disinfeksi
klem, cucing berisi povidone iodine 10% + kasa steril.
4. Operator dan asisten melakukan drapping area operasi dengan duk
steril 4 sisi, lalu fiksasi dengan duk klem dan memasang couter dan
selang suction.
5. Pada duk steril dekat dengan lapangan operasi lalu fikssidengan
duk klem.
Time out
6. Berikan kasa steril untuk membersihkn sisa povidone iodine 10%
kepada operator lalu sign marker area operasi dengan pinset
sirurgis.
7. Berikan mess + pinset sirurgis kepada operator untuk melakukan
insisis kulit. Perdalam insisi dengan couter, rawat perdarahan
dengan pean dan kasa steril. Insisi perdalam hingga fasia.
8. Setelah fasia terlihat, berikan couter / pinset sirusgis untuk menjepit
sedikit fasia lalu perlebar fasia dengan gunting kasar/mayo.
9. Berikan gunting metzembaum + pinset anatomi untuk memperlebar
peritonium lalu fiksasi ujung-ujung peritonium dengan klem pean.
10. Perlebar area insisi dengan langenback/hak.
11. Berikan pinset anatomis panjang kepada operator untuk mencari
letak app.
12. App ditemukan, berikan bebcock untuk menjepit app, lalu 2 pean
34
klem untuk menjepit 2 sisi omentum dibawah bebcock, lalu ligasi
antara klem omentum dengan side 2/0 lalu potong app dengan
menggunakan mess yang dicelup betadine.
13. Operator melakukan penyususran diarea insisi (usus/colon).
14. Berikan couter untuk mengeces pada bekas pemotongan app di
ujung sekum.
15. Cuci area op dengan NS 0,9% 500ml yang dihangatkan sambil
suction.
Sign Out.
16. Masukkan spatel besar untuk melindungi usus saat akan dilakukan
penjahitan.
17. Jahit peritoneum dengan plain 2/0 + pinset anatomi.
18. Kokher klem 2 sisi fasia, jahit dengan dexon 1+ pinset sirurgis.
19. Jahit lemak dengan plain 2/0 + pinset anatomis.
20. Jahit kulit dengan side 2/0 + pinset sirurgis.
21. Operasi selesai , bekas jahitan deberikan dengan kasa steril dan NS
0,9 % lalu dikeringkan dengan kasa steril.
22. Tutup luka jahitan dengan sufratulle dan kasa steril, lau di hipafix.
23. Operasi selesai pasien siap pindah RR.

35

Anda mungkin juga menyukai