Anda di halaman 1dari 6

Instrumentasi Teknik Cholesistectomy

1. Definisi
Cholesistectomy adalah suatu tindakan bedah terbuka (open) untuk mengeluarkan batu
kantung empedu/ duktus sistikus.

2. Indikasi
Operasi ini dilakukan pada pasien yang memiliki gejala pada penyakit batu empedu dan
setelah pasien dipastikan diagnosisnya setelah melalui beberapa pemeriksaan misalnya dengan
USG. Biasanya operasi ini dilakukan dalam waktu 24-72 jam setelah pasien masuk rumah sakit.
Penilaian akan dilakukan atau tidak pemeriksaan ini adalah :
a. Gejala yang timbul seberapa parah
b. Komplikasi yang muncul
c. Kondisi pasien apa yang bisa memperparah komplikasi post operasi misalnya :
calcified or porcelain gladbaldder (kandung empedunya mengeras karena
mengandung kalsium karbonat).

3. Kontraindikasi
Adapun kontraindikasi tidak diperbolehkan untuk dilakukan operasi cholesistektomi
adalah sebagai berikut:
a. Pasien dalam keadaan hamil.
b. Obesitas
c. Kolestitis akut
d. Bleeding disorder
e. Kanker kandung empedu
f. Sepsis
g. Sehabis melakukan operasi abdominal lainnya

3. Tujuan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah perawat instrument untuk :
1. Mengatur alat secara sistematis di meja instrumen.
2. Memperlancar handling instrument.
3. Mempertahankan kesterilan alat – alat instrumen selama operasi.

4. Persiapan Operasi
a. Persiapan Pasien
1) Serah terima pasien pra operasi dari ruangan ke OK mengenai:
a) Pasien puasa 6-8 jam sebelum
b) Surat persetujuan tindakan operasi dan anastesi
c) Penandaan lapangan operasi (sign marking)
d) Infus cairan yang telah masuk (jenis dan jumlah)
e) Terpasang cateter/tidak
f) Skin test antibiotic profilaksis dan reaksi alergi
g) Mencukur/skiren
h) Pemeriksaan laboratorium, radiologi, ECG
i) Lembar konsultasi operator dan anastesi
j) Lavemen/spooling
k) Persediaan darah (jenis dan jumlah)
l) Tanda-tanda vital stabil
m)Alat implant yang dibawa (jenis dan jumlah)
n) Pakaian/linen pasien
o) Melepas perhiasan dan aksesoris
p) Pendidikan kesehatan (manajemen nyeri non farmakologis, batuk efektif,
mobilisasi dini)
2) Pasien dipersiapkan dalam kondisi mengenakan pakaian khusus untuk kamar operasi.
3) Pasien dipindahkan ke meja operasi dan memposisikan pasien dengan posisi supine,
dipasang alat pengukur vital sign dan oksigen.
4) Pasien dipasang neutral coutter di betis (massa ototnya banyak dan tidak berambut).

b. Persiapan Lingkungan
1) Mengatur dan mengecek fungsi mesin coutter, mesin suction, viewer, lampu operasi,
standart infus, meja mayo dan meja instrument
2) Memasang U-Pad on steril pada meja operasi
3) Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis dan non medis
4) Mengatur suhu ruangan
5) Menyiapkan dan menata meja mayo dan meja instrument

c. Persiapan Alat
1) Instrumen Dasar/Basic Set
(1) Handvant mess (scalpel and handle) no. 3 1 buah
(2) Pinset anatomis (tissue forceps) 2 buah
(3) Pinset cirurgis (dissecting forceps) 2 buah
(4) Gunting metzenboum (metzenboum scissor) 1 buah
(5) Gunting jaringan kasar (surgical scissor) 1 buah
(6) Gunting benang (surgical scissor straight) 1 buah
(7) Klem kocker (delicate hemostatic forcep kocher ) 4 buah
(8) Klem pean (delicate hemostatic forcep pean) 4 buah
(9) Nalvoeder (needle holder) 2 buah
(10) Langenbeck (retractor us army) 2 buah
(11) Desinfeksi klem (washing and dressing clamp) 1 buah
(12) Duk klem (towel clamp) 5 buah

2) Instrumen Tambahan/Extra Set


(1) Sprider 1 buah
(2) Timan 3 buah
(3) Ring klem 2 buah
(4) Klem 900 3 buah
(5) Abdominal retractor (Richardson Eastman) 1 buah

3) Instrumen Penunjang
(1) Canule Sution/Selang Suction 1/1 buah
(2) Bengkok/Kidney Tray 1 buah
(3) Cucing 1 buah
(4) Round bowl kecil (kom kecil) 1 buah
(5) Round bowl besar (baskom) 2 buah
(6) ESU pencil 1 buah
(7) Stapler 1 buah

4) Set Linen
(1) Duk besar 2 buah
(2) Duk sedang 4 buah
(3) Duk kecil 4 buah
(4) Duk lubang besar 1 buah
(5) Gown/scort steril 4 buah
(6) Handuk steril 4 buah
(7) Sarung meja mayo 1 buah

5) Bahan Habis Pakai


(1) Handscoen Steril no. 6,5 / 7 / 7,5 2/1/1
(2) Mess no. 10 1 buah

(3) NaCL 0.9% 1000 cc


(4) Povidon Iodine 10% 100 cc
(5) Chlorhexidine 4% 100 cc
(6) Alkohol 70% 100 cc
(7) Deepers / Kassa / Bigkas 5/30/1
(8) Tulle dressing 1 buah
(9) Underpad Steril / Non Steril 1 / 2 buah
(10) Hipavik 15x5 cm
(11) Benang side no. 2/0 1 buah
(12) Benang plain no. 2/0 1 buah
(13) Benang vicryl (PGA) no. 1 1 buah

5. Teknik Instrumentasi

1. Pasien memasui kamar operasi, lakukan sign in.


2. Tim anastesi melakukan induksi.
3. Setelah pembiusan selesai, perawat sirkuler memposisikan pasien dengan posisi supine
dan tangan diposisikan terlentang lalu bagian subcostae dextra ditonjolkan (diganjal
dengan infus yang dibungkus kain) kemudian cuci area abdomen menggunakan
clorhexidine 4% + kassa lalu dikeringkan dengan kassa kering. Pasang plat diathermi di
bawah kaki penderita kemudian disambungkan ke mesin diatermi.
4. Perawat instrumen : lakukan surgical scrubbing, gowning dan gloving kemudian
membantu tim bedah lain untuk gowning dan gloving.
5. Berikan desinfeksi klem dan cucing berisi deppers dan povidone iodine ke asisten untuk
melakukan desinfeksi pada area operasi.
6. Perawat instrumen dan asisten melakukan drapping:
a) Berikan underpad steril diatas simfisi pubis
b) Berikan duk lubang besar untuk menutupi seluruh tubuh kecuali area operasi
c) Berikan duk besar untuk menutupi area bawah
Lalu fiksasi dengan memberikan duk klem dan dijepit di sisi kanan kiri.
7. Dekatkan meja mayo dan meja instrument ke meja operasi. Cek fungsi alat dan perawat
sirkuler melakukan time out.
8. Berikan pinset chirugis pada operator untuk marking.
9. Berikan handvat mess (handle mess no. 3 mess no. 10) pada operator untuk insisi kulit
sampai lemak (fat) serta pinset sirugis (2) pada operator dan asisten.
10. Berikan kassa kering dan klem pean pada asisten untuk rawat perdarahan.
11. Berikan couter pada operator untuk memperdalam insisi sampai fasia. Berikan
langenback (2) pada asisten untuk memperluas area operasi.
12. Setelah tampak fasia, berikan mess no. 10 untuk insisi fascia, kemudian berikan double
kocker untuk memegang atau menjepit fasia. Lalu perlebar insisi dengan memberikan
gunting mayo pada operator.
13. Berikan klem pean pada operator untuk split otot secara tumpul dan diperlebar dengan
couter.
14. Insisi diperdalam lagi dengan couter sampai peritoneum berikan double pincet anatomis +
gunting metzemboum untuk membuka peritoneum.
15. Berikan Richardson pada asisten untuk memperluas lapang pandang.
16. Berikan bigkass basah pada asisten untuk melindungi usus.
17. Berikan sprider dan timan untuk memperluas lapang pandang operasi (memperjelas posisi
kantong empedu dan duktus).
18. Setelah kantong empedu terlihat jelas, berikan fenster (ring klem) untuk menjepit kantong
empedu.
19. Berikan couter pada operator untuk memisahkan kantung empedu dari hepar. Suction bila
ada perdarahan dan cairan yang keluar dari kantung empedu. Sediakan steel deeper untuk
membantu rawat perdarahan.
20. Berikan klem 900 untuk menjepit bagian proksimal (pangkal) kantung empedu kemudian
couter dan berikan gunting metzemboum untuk digunting sedikit. Diulangi hingga
kantung empedu terpisah dari hati,
21. Berikan double klem 900 untuk mengklem pangkal duktus dan kantong empedu. Berikan
gunting metzenbaum untuk memotong duktus sistikus di antara dua klem. Lalu suction
cairan/perdarahan.
22. Berikan onderbanding (klem pean + benang silk 2/0 + pinset anatomis panjang) untuk
menjahit duktus sistikus. Lakukan double ligasi.
23. Setelah kantung empedu terpotong, Keluarkan bigkass. Evaluasi perdarahan dengan
memberikan steel deppers
24. Perawat sirkuler melakukan sign out
25. Perawat sirkuler mengembalikan posisi pasien ke posisi supine normal.
26. Untuk menutup peritoneum, muskulus dan fasia berikan nald voeder + benang Vicryl 1 +
pinset sirugis. Berikan klem pean dan gunting benang kepada asisten.
27. Untuk menutup lemak, berikan kembali nald voeder + benang plain 2-0 + pinset chirugis.
28. Sedangkan untuk menutup kulit, berikan streples + pinset chirugis.
29. Berikan kassa basah dan kering untuk membersihkan luka operasi.
30. Berikan tulle dressing dan kasa kering untuk menutup luka operasi.
31. Fiksasi dengan hipafix. Rapikan pasien
32. Dekontaminasi, cleaning, invetarisasi alat lalu packing alat dan sterilisasi
33. Dokumentasikan bahan habis pakai pada lembar depo farmasi.
34. Operasi selesai.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Diakses 5 Mei 2012 pada http://www.scribd.com/doc/54979478/ASKEP-BPH

Anonym. 2010. http://asuhankeperawatans.blogspot.com/2010/10/asuhan-keperawatan-benigna-


prostat.html

Johnson, M; Maas, M; Moorhead, S. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC). Mosby: Philadelphia

Mansjoer, A, et all, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Media Aesculapis, Jakarta

McCloskey, J dan Bulechek, G. 2000. Nursing Interventions Classification (NIC). Mosby: Philadelphia

Nanda (2000), Nursing Diagnosis: Prinsip-Prinsip dan Clasification, 2001-2002, Philadelphia, USA.

Smeltzer, S.C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Vol 2,  EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai