Anda di halaman 1dari 8

RESUME

INSTRUMENTASI TEKNIK BOORHOLE DRAINASE


PADA TN.D DENGAN SUBDURAL HIGROMA ( S )
DI OK 9 ( BEDAH SYARAF )

OLEH :
ZULIANAH, Amd.Kep
( PELATIHAN

INSTRUMENTATOR 2014 )

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG
2014
INSTRUMENTASI TEKNIK BOORHOLE DRAINASE
PADA TN.D DENGAN SUBDURAL HIGROMA ( S )

1. Pengertian
Boorhole adalah suatu tindakan pembuatan lubang pada tulang kepala yang
bertujuan sebagai tidakan diagnostic / mengetahui ada tidaknya perdarahan
extra axilar ( tumor tulang.blogspot )
Tehnik instrumentasi boorhole adalah tatcara menyiapkan operasi boorhole
mulai dari persiapan pasien, persiapan lingkungan sampai proses
instrumentasinya.

2. Indikasi
 Perdarahan region occipital dengan edema cerebri
 SDH ( subdural hemoragi )
 EDH ( extradural hemoragi )
 ICH ( intradural hemoragi )
 IVH ( intraventrikel hemoragi )
 Hidrocefalus

3. Kontraindikasi
 Keadaan umum yg jelek
 Pasien dg gangguan jantung shg tdk memungkinkan untuk operasi.

4. Persiapan
4.1 Pasien
 Persetujuan operasi
 Puasa
 Periksa rekam medic pasien terutama nomor register kelengkapan
identitas
 Melepaskan semua perhiasan pasien termasuk jika pasien memiliki
gigi palsu
 Data penunjang pasien : hasil lab , foto RO, MRI, CS scan
4.2 Lingkungan
 Memastikan mesin cauter berfungsi dengan baik dan plat diatermi
terpasang dengan baik
 Memastikan mesin suction berfungsi dengan baik
 Memastikan lampu operasi berfungsi dengan baik
 Memastikan mesin anastesi berfungsi dengan baik
 Memberi alat atau linen pada meja operasi pasien
 Menyiapkan meja instumen ,meja mayo dan troli baskom
 Mengatur suhu ruangan.

4.3 Alat
4.3.1 Instumen Operasi
a. Instumen dasar
 Doek klem (6)
 Disinfeksi klem (1)
 Pincet anatomis (2)
 Pincet chirrurgie (2)
 Handvat mess no 3/7 ( 1/1 )
 Gunting mayo (1)
 Gunting metzenboum (1)
 Mosquito/klem pelindung ( 1 )
 Klem panjang/klem cantik ( 1 )
 Nald foeder (2)
 Gunting benang (1)
b. Instrumen tambahan
 Raspatorium (1)
 Canul suction (1)
 Spider (2)
 Desektor (1)
c. Alat penunjang
 Hand dril (1)
 Mata bor segitiga/ blimbing( 1/1 )
 Slang suction (1)
 Kabel bipolar (1)
 Cucing betadin (1)
 Bengkok alcohol (1)
 Wascom NS 0.9 % (1)
 Kom berisi alcohol (1)
4.3.2 Set Linen
 Alas meja operasi ( on ) (1)
 Sarung meja mayo ( steril) (1)
 Duk besar ( steril ) (4)
 Duk sedang ( steril ) (4)
 Duk kecil ( steril ) (4)
 Baju/scort steril ( steril ) (6)
 Handuk/lab (steril) (5)
4.3.3 Bahan Habis Pakai
a) Persiapan kassa
 Kassa kecil ( 10 )
 Depers (5)
b) Persiapan benang
 Poligicolic acid non absorbable ( zide 2.0) (1)
 Poliglicolic acid absorbable ( vicryl 2.0 ) (1)
 Polypropylene non absorbable ( premilene 3.0) ( 1 )
c) Persiapan lain-lain
 Hand scoon steril (5)
 Paragon mess no 15/11 ( 1/1 )
 Hipafik 10x5 (2)
 Ns 0,9 % 1liter (1)
 Underpad steril (4)
 Cateter no: 16 (1)
 Urobag/ infuse set ( 2/1 )
 Ventrikel drainase (1 )
 Spuit 10cc (2)
 Adrenalin (1)
 Lidocain (1)
 Surgicel (1)
 Bonewax (1)
 Opsite besar (1)

INSTRUMEN TEHNIK
1. Sign in
2. Membantu posisi pasien terlentang ( suppine ) untuk dilakukan pembiusan
dan pemasangan underpad on dibawah kepala pasien .
3. Perawat instrument melakukan surgical scrub, gowning dan gloving ( perawat
sirculer mencuci area operasi lalu dikeringkan dengan kasa kecil dan
kemudian memasang kateter dan arde pd kaki pasein )
4. Perawat instrument membuat oplosan adrenalin-lidocain-NS 9,0 % untuk
blok area insisi dengan cara : menganbil adrenalin 1cc lalu dioplos dengan
NS menjadi10 cc, lalu diambil 1 cc dioplos dengan 2 amp lidocain dan NS
menjadi 20 cc.
5. Perawat instrument memberikan kasa alcohol dan handuk steril kepada tim
operasi dan mamakaikan scort serta hanscoen steril.
6. Memberikan cucing yang berisi depers-betadin dan diinfeksi klem kepada
operator setelah itu berikan bengkokyang berisi kasa alcohol untuk dilakukan
disinfeksi area operasi
7. Membantu draping dengan memberikan: underpat steril dan 2 duk kecil
untuk lapisan bawah kepala , 1 duk besar untuk bagian bawah ( bagian dahi
sampai kaki ) dan 1 duk besar untuk dilingkarkan menutupi kepala bagian
samping kanan- atas-samping kiri,dan satu duk besar lagi untuk menutupi
bagian bawah sehingga tertutup dengan sempurna. Untuk bagian terahir tutup
dengan opsite.
8. Pasang kabel bipolar dan slang suction lalu ditali dengan kassa dan difiksasi
dengan duk klem.
9. Time out briefing
10. Berikan spuit 10 cc yang berisi oplosan kepada operator untuk blok anastesi
area yang akan diinsisi.
11. Memberikan mess ( paragon mees no 15 ), pincet cirurgis kepada operator
untuk dilakukan insisi sedang asisten diberi bipolar dan spuit 10 cc yang
berisi NS 0,9 % untuk irigasi dan kasa untuk merawat perdarahan dan suction
sisa-sisa NS tersebut .
12. Berikan raspatoriun untuk menyisihkan lapisan periosteum.
13. Berikan sprider untuk membuka daerah operasi
14. Berikan hand dril dengan mata bor segitiga kepada operator untuk melakukan
pengeboran sampai terlihat lapisan duramater (asisten diberi suction dan
spuit 10 cc untuk drainase)
15. Berikan desektor pada operator untuk menganbil sisa serpihan tulang yang
telah dibor sehingga lapisan duramater terlihat jelas.
16. Berikan bone wax untuk menghentikan perdarahan pada tulang.
17. Setelah perdarahan teratasi berikan mess dengan paragon mess no 11 untuk
insisi duramater
18. Berikan ventrikel drainase yang dipegang dengan pincet anatomis untuk
dipasangkan/ dimasukkan pada lapisan subdural (subdural drainase).
19. Berikan serpihan tulang ( langkah no.15) untuk menutupi lapisan subdural.
20. Berikan pean sedang dan mess no 11 untuk insisi (untuk mengeluarkan ujung
vuntrikel drainase pd kulit bagian luar) lalu berikan nald foeder dan zide 2.0
untuk fiksasi.
21. Berikan sambungan infus set dan urobag yang telah dipotong ujungnya
( fiksasi tiap sambungan dengan sisa benang silk 2.0 dan beri perekat/ sisa
opsite).
22. Sign out
23. Berikan nald foeder pincet cirrurgis untuk menjahit lapis demi lapis ( lapisan
periostium dan lemak subcutis dg vycril 2.0 , lapisan kulit dengan premilene
3.0) sedangkan asisten diberi gunting benang dan pean sedang untuk
membantu operator.
24. Bersihkan luka dengan kasa basah lalu keringkan, tutup dengan sufratul lalu
tutup dengan kasa kering dan fiksasi dengan hipafik.
25. Decontaminasi dengan larutan presep lalu bersihkan instrument deng an
mencuci, mengeringkan kemudian mengeset kembali untuk dilakukan
pensterilan.
26. Bantu memposisikan pasien untuk dilakukan pemindahan ke ruang RR.
27. Cek bahan habis pakai untuk diserahkan ke ruang depo farmasi.
28. Operasi selesai

Pembimbing OK 9

(Zakfar Efendi, Amd,Kep )

DAFTAR PUSTAKA

1. de jong. Sjamsuhidayat. (1997). Buku Ajar Ilmu


Bedah. Jakarta.ECG
2. Tumor Tulang.blogspot
3. Andy Santosa Augustinus, (1994). Struktur dan
Fungsi Tubuh Manusia. Jakarta : Akademi
Perawatan Sint Carolus.
4. Brunner and Suddarth (2000). Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
5. Donna. D. Ignatavicius, Marylinn V.B. (1991).
Medical Surgical Nursing. A Nursing Proses
Approach. Philadelphia: W.B. Saunders
Company.
6. John Luckman, RN. M.A. Karen C. Sorensen,
R.N. M.N (1997). Medical Surgical Nursing: A
Psychophysiological Approach. Philadelphia,
N.B.: Saunders Company.
7. Marilynn E. Doengoes, Mary F. Moorhouse
(1994). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3:
Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Anda mungkin juga menyukai