Anda di halaman 1dari 8

RESUME

INSTRUMENTASI TEKNIK HIDROCELECTOMY PADA Tn. M DENGAN


DIAGNOSA HIDROCELE TESTIS SINISTRA DI OK 4
(OK UROLOGI)

1. Pengertian
Hidrocele testis adalah penimbunan cairan dalam selaput yang
membungkus testis, yang menyebabkan pembengkakan lunak
pada salah satu testis. (Long, 2006)
Penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis
dan visceralis tunika vaginalis testis. (Pramono budi 2008)
Hidrocelectomy adalah berupa pengangkatan hidrocel.Pada
hidrocel dewasa dilakukan pendekatan skrotal dengan melakukan
eksisi dan marsupialisasi kantong hidrosel.
2. Indikasi
Hidrocele
3. Kontra Indikasi
-
4. Persiapan
4.1. Persiapan Pasien
1) Puasa
2) Pasien dipersiapkan secara fisik dan psikologis.
3) Keluarga pasien telah menandatanggani persetujuan
tindakan kedokteran dan mendapatkan pendidikan
kesehatan pre, intra dan post operasi.
4) Pasien dalam kondisi bersih, daerah operasi terbebas
dari rambut, menanggalkan semua perhiasan serta
memakai pakaian khusus kamar operasi.
5) Pasien di baringkan di meja operasi dengan posisi
supine.
6) Pasien dilakukan tindakan anestesi SAB
7) Memasang plat diatermi pada paha kanan.
8) Mencuci dan mencukur rambut di sekitar skrotum
4.2. Persiapan Lingkungan
1) Mempersiapkan, mengatur dan mengecek fungsi dari alat
penunjang diantaranya: mesin suction, mesin electro
couter, lampu operasi, meja operasi, meja mayo dan
meja instrumen.
2) Mempersiapkan linen steril dan instrumen yang akan di
gunakan di meja instrumen dan meja mayo..
3) Mempersiapkan tempat sampah agar mudah di jangkau.
4) Mempersiapkan alat alat dan bahan habis pakai.
4.3. Persiapan Alat
4.3.1. Persiapan Instrumen
a) Instrumen steril yang ada di meja mayo
No Nama Alat Jumlah
1 Towel Klem (duk klem) 5
2 Washing & Dressing klem 1
3 Pinset bebek chirurgi (adson) 2
4 Pinset bebek anatomis (adson) 2
5 Gunting kasar (mayo) 2
6 Gunting metzenboum 1
7 Scalp blade & handle no 3 1
8 Mosquito 1
9 Hemostatic forcep pean (Pean bengkok 3
kecil)
10 Surgical scissor ( gunting benang lurus) 1
11 Needle holder kecil 1

b) Instrumen Tambahan
No Nama Alat Jumlah
1 Canule suction 1
c)
Instrumen Penunjang

1) Instrumen Penunjang Steril


No Nama Alat Jumlah
1 Kaber couter monopolar 1
2 Bengkok 2
3 Cucing 1
4 Slang suction
5 Kom sedang 1
6 Mangkok 1
2) Instrumen Penunjang On Steril
No Nama Alat Jumlah
1 Mesin anestesi 1
2 Mesin couter 1
3 Mesin Suction 1
4 Lampu operasi 2
6 Meja operasi 1
7 Meja instrumen 1
8 Meja mayo 1
9 Standar infus 3
10 Troli waskom 1
11 Tempat sampah 1
12 Gunting 1

4.3.2. Set Linen Umum

No Nama Linen Jumlah


1 Duk besar 4
2 Alas meja instrumen 2
3 Duk kecil 4
4 Sarung meja mayo 1
5 Handuk kecil (handuk tangan) 6
6 Schort (gaun operasi) 6

4.3.3. Bahan Habis Pakai

No Nama bahan Jumlah


1 Mess no 10 1
2 Handscon sesuai ukuran 3
3 Cairan normal saline 0,9 % 1
4 Deppers 4
5 Kasa sedang 10
6 Povidon iodine (betadin 10 %) 60 cc
7 Underpad steril 2
8 Sofratule 1
9 Plain 3.0 1
10 Plain 2.0 1
11 Hipavix secukupnya

5. Instrumentasi Teknik
1. Perawat instrumen menyiapkan alat instrumen, linen dan
bahan habis pakai yang akan di gunakan.
2. Perawat instrumen scrubing, gowning, dan gloving
3. Perawat instrumen menyiapkan meja instrumen yang
meliputi duk besar dan tebal, kemudian duk sedang.
4. Menata linen di meja instrumen yang meliputi skoret, duk
besar, duk sedang, handuk tangan dll.
5. Menyiapkan meja mayo meliputi sarung meja mayo,
underped steril, duk sedang.
6. Perawat instrumen menyiapkan alat di meja mayo dan di
meja instrumen sesuai kebutuhan, kemudian menutupi
dengan duk sedang.
Sign In
7. Pasien datang ke kamar operasi, melakukan sign in meliputi:
a) Konfirmasi identitas pasien
b) Konfirmasi apakah pasien sudah tahu dengan tindakan
yang akan di lakukan
c) Konfirmasi persetujuan tindakan kedokteran
d) Konfirmasi penandaan area operasi
e) Menanyakan apakah ada riwayat alergi
Pada perawat anestesi di tanyakan tentang:
a) Persiapan mesin dan obat anesthesi
b) Fungsi pulse oxymeter
c) Apakah ada faktor penyulit
8. Setelah pasien di tidurkan terlentang (supinasi) dengan
tangan terlentang dan mendapat pembiusan spinal anestesi
blok (SAB), perawat sirkuler mencuci lapangan operasi
dengan chlorhexidine dan di keringan dengan duk kecil steril
kemudian memasang ground pada paha kanan pasien.
9. Dokter operator mencukur area operasi dengan
menggunakan mess 10.
10. Perawat instrumen melakukan surgical scrubing, gowning
dan gloving kemudian membantu operator dan asisten
menggenakan handuk steril, gowning dan gloving steril
sesuai ukuran.
11. Perawat memberikan desinfeksi klem dan cucing yang berisi
deppers, povidone iodine kepada operator untuk dilakukan
desinfeksi pada lapang operasi.
12. Operator melakukan desinfeksi pada lapang operasi yaitu
area sekitar skrotum sampai kedua paha.
13. Dilakukan drapping :
a) Memberikan duk kecil untuk diletakan di bawah skrotum
b) Memberikan duk besar untuk di pasangkan di bawah, di
mulai dari paha sampai ujung jari.
c) Memberikan duk sedang untuk di pasangkan di bagian
atas mulai dari umbilikal sampai kepala pasien.
d) Memberikan duk kecil untuk di pasangkan di bagian
samping kiri dan kanan pasien kemudian fiksasi dengan
duk klem di setiap sudut.
e) Pasang duk sedang lagi di bagian bawah di mulai dari
paha sampai ujung jari.
14. Perawat instrumen mengatur dan memasang kabel couter,
di dekat daerah yang akan di operasi dengan cara fiksasi
terlebih dahulu dengan kasa lalu jepit dengan duk klem.
15. Tim bedah melakukan “ Time Out” meliputi konfirmasi nama
pasien, umur, ruangan, diagnosa, jenis tindakan, tim operasi,
antibiotik profilaksis, lama operasi dan antisipasi kejadian
kritis.
16. Memberikan pinset bebek chirurgis (adzon) dan cucing yang
berisi povidone iodine untuk marker area operasi.
17. Memberikan hanvat mess (handle mess no 3 dan mess no
15) dan pinset bebek chirurgis untuk insisi, insisi di perdalam
dengan couter, sementara asisten merawat perdarahan
dengan menggunakan mosquito dan kasa kering.
18. Memberikan Hemostatic forcep pean (Pean bengkok kecil)
dan pinset bebek chirurgis (adzon) untuk split jaringan,
memisahkan kantong hidrosel dengan jaringan sekitar,
sementara asisten membantu menggunting atau couter
jaringan yang menutupi kantong hidrosel.
19. Dilakukan hal yang sama sampai kantong hidrosel tersebut
terbebas dari jaringan sekitar.
20. Dokter operator melakukan manipulasi sehingga kantong
hidrosel tersebut dapat keluar dari kantong skrotum.
21. Memberikan 2 buah Hemostatic forcep pean (Pean bengkok
kecil) untuk menjepit kantong hidrosel, kemudian
memberikan metzenboum untuk menggunting kantong
hidrosel tersebut.
22. Setelah kantong pecah berikan suction untuk menghisap
cairan
23. Setelah cairan terhisap semua berikan gunting matzemboum
dan pinset anatomi untuk membuka kantong hydrokel
24. Kantong hydrokel dipotong kanan dan kiri dengan gunting
matzemboum dan pinset anatomi
25. Berikan kassa, klem mouskuito dan kouter untuk merawat
perdarahan
26. Memberikan Nald voeder, pinset anatomi dan benang
simple-plain 3-0 untuk menjahit kantong hydrokel
(marsupialisasi)
27. Lakukan sign out dengan mencocokan jenis tindakan,
kecocokan alat, bahan habis pakai yang di gunakan, serta
perhatian khusus pada saat pasien di ruang pulih sadar
(Recovery room)
28. Tutup luka incisi lapis demi lapis dengan benang simple-
plain 3-0
29. Lapisan kulit ditutup dengan benang catgut plain no 2-0
30. Setelah luka insisi tertutup berikan kasa basah dan kering
untuk membersihkan area incisi
31. Tutup luka dengan sufratul, kassa kering dan hipafik untuk
fiksasi
32. Berikan kassa kering panjang untuk skrotum support dan
fiksasi dengan hypafik.
33. Lepas duk klem hitung kembali jumlah alat dan kasa lalu
bersihkan pasien dari alat alat.
34. Operasi selesai, bersihkan dan rapikan pasien, dan catat
bahan habis pakai di lembar depo
35. Instrument dibersihkan dan di kemas untuk disterilkan
kembali setelah diberi etiket dan indikator.
36. Ruangan dirapikan dan cuci tangan.

Pembimbing OK 4

(I Ketut Surya, A.Md.Kep)

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth (2003), Buku Ajar keperawatan Medikal
Bedah. Edisi 8 Volume 3, Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Dorlan 1998. Buku Ajar Keperawatan Perioperatif vol.2 Jakarta
EGC.
Jitiwiyono, Sugeng & Kristiyanansari, Weni. (2010) Asuhan
Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta: Nuha Medika
J Gruendemannbarbara, fernsebner Billie. (2005) Buku Ajar
Keperawatan perioperatif Volume 1. Jakarta EGC.
Smeltzer, Suzanne C. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Volume 3, edisi 8. Jakarta EGC.
Sjamsuhidayat, R, dan Wim De Jong. 1998. Buku Ajar Ilmu Bedah
edisi revisi. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai