Anda di halaman 1dari 10

RESUME

INSTRUMENTASI TEKNIK
ORIF PLATE SCREW RADIUS ULNA PADA Sdr. ‘’A’’
DENGAN CLOSE FRAKTUR RADIUS ULNA DEKSTRA 1/3 TENGAH
DI OK 12 (ORTHOPAEDI & MATA)

Oleh:
MUHAMMAD ANDYCHA PERDANA PUTRA, Amd. Kep
(PELATIHAN INSTRUMENTATOR 2014)

INSTALASI BEDAH SENTRAL


RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
2014
RESUME
INSTRUMENTASI TEKNIK
ORIF PLATE SCREW RADIUS ULNA PADA Sdr. ‘’A’’
DENGAN CLOSE FRAKTUR RADIUS ULNA DEKSTRA 1/3 TENGAH
DI OK 12 (ORTHOPAEDI & MATA)

1. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya jaringan tulang atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Sjamsuhidajat, R, 2010).
Tulang hasta atau radius adalah tulang lengan bawah yang
menyambungkan bagian sikundengan tangan di sisi ibu jari
(id.m.wikipedia.org/wiki/tulang_pengumpil). Sedangkan ulna adalah
tulang di lengan yang memanjang dai sisi lateral siku ke sisi pergelangan
tangan yang berlawanan dengan ibu jari (kamuskesehatan .com).
ORIF / Open Reduction Internal Fixation adalah reduksi terbuka
dari fiksasi internal dimana dilakukan insisi pada tempat yang mengalami
fraktur (nurkholisalrosyid.wordpress.com).

2. Etiologi
Penyebab fraktur os radius ulna secara umum dapat disebabkan
manjadi 2, yaitu :
 Ekstrinsik :
Akibat gangguan langsung / trauma (kecelakaan, tertabrak, jatuh).
Akibat gangguan tidak langsung (perputaran, kompresi).
 Intrinsik : diakibatkan kontraksi dari otot yang menyebabkan avulsion
fraktur (sering pada hewan yang belum dewasa).

3. Indikasi dilakukan ORIF


3.1 Close fraktur radius & ulna.
3.2 Fraktur komplit / multiple fragmen.
4. Kontra indikasi
4.1 Pasien dengan gangguan hemodinamik.
4.2 Infeksi pada luka fraktur.
5. Persiapan
5.1 Persiapan pasien
1. Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian
khusus masuk kamar operasi.
2. Persetujuan tindakan operasi, kelengkapan identitas dan foto
rontgen radius ulna.
3. Pasien mampu diposisikan pada posisi supine di meja operasi yang
akan dilakukan tindakan pembiusan dengan GA.
4. Pastikan area operasi bersih, sudah dicukur atau diskiren (jika
perlu).
5. Pasien menanggalkan semua perhiasan dan protesa yang digunakan
pasien (bila ada).
6. Puasa minimal 6 – 8 jam.
5.2 Persiapan lingkungan
1. Mengatur dan mengecek suhu ruangan, fungsi mesin suction,
mesin couter, lampu operasi, viewer, meja mayo, meja instrumen
dan troli waskom.
2. Menyiapkan tempat sampah, set waskom, set instrumen steril orto
dan set linen umum.
3. Mengatur suhu ruangan 19-22°C.
5.3 Persiapan alat
5.3.1 Instrument operasi
a. Instrument Meja Mayo
 Dressing forceps (Desinfeksi klem) : 1
 Towel klems (duk klem) : 5
 Dissecting forceps (pinset anatomis) : 2
 Tissue forceps (pinset cirurgis) : 2
 Surgical scissor (gunting kasar) : 1
 Metzenbaum scissor (gunting metzembaum) : 1
 Handle (handvat mess) no. 3 & split handle no. 7 : 1/1
 Delicate hemostatic forcep (musquito klem) : 2
 Hemostatic forceps (pean manis) : 1
 Delicate hemostatic forcep Kocher (klem kokher) : 1
 Needle holder : 2
b. Instrument Small Ortho
 Retractor Us army (Langen beck) : 2
 Sean miller (hak kombinasi) : 2
 Canule suction logam
: 1
 Rasparatorium
: 1
 Bone curettage : 1
 Hohmann (cobra) : 2
 Bone reduction
: 2
 Verbrugge : 1
c. Instrument penunjang
 Instrumen penunjang steril di meja instrumen
i. Kidney tray (Bengkok) : 2
ii. Cucing : 1
iii. Mangkok / kom : 1
iv. Bor : 1
v. Chuck key : 1
vi. Kotak implant & screw ukuran Ǿ 3,5 : 1 set
vii. Mata bor Ǿ 2,5 : 1
viii. Small Plate 1/3 tubuler 7 hole : 1
ix. Small DCP plate 6 hole : 1
x. Sleave Ǿ 2,5 : 1
xi. Penduga : 1
xii. Tapper corticel Ǿ 3,5 : 1
xiii. Screw driver Ǿ 3,5 : 1
xiv. Handpiece couter : 1
xv. Selang suction : 1

 Instrumen penunjang on steril


i. Mesin couter : 1
ii. Mesin suction : 1
iii. Monitor : 1
iv. Lampu operasi : 1
v. Meja operasi : 1
vi. Meja instrumen : 1
vii. Meja mayo : 1
viii. Troli waskom : 1
ix. Viewer rontgen : 1
x. Tempat sampah : 1
5.3.2 Persiapan linen
 Duk besar : 4
 Duk panjang : 4
 Duk kecil : 4
 Gaun operasi : 6
 Sarung meja mayo : 1
 Handuk : 6
5.3.3 Persiapan bahan habis pakai
 Handscoon 6,5/7/7,5 : 5 / sesuai
kebutuhan.
 Mess no. 10 & 15 : 1/1
 NaCl 0,9 % 1000cc : 2
 WFI : 1
 Providon iodine 10 % : 250 cc
 Spuit 10 cc : 2
 Hepavix : secukupnya
 Softban 10 cm : 1
 Tensocrep 10 cm : 1
 Kassa steril : 30 lembar
 Deppers : 6
 Sufratul : 1
 DK no. 16 : 1
 Urobag : 1
 Jelly : secukupnya
 Safil 3-0 : 2
(polyglicolic acid absorbable)
 Premiline 4-0 : 1
(polypropelene monofilament non absorbable)
 Under pad on & steril : 2/3
 Conection suction : 1
 Presept 2,5 % : 9
 Hibiscrub : 60 cc
 Towel : 1

6. Instrumentasi Tehnik
1) Pasien datang, cek kelengkapan data pasien.
2) Membantu memindahkan pasien ke meja operasi.

Sign in (konfirmasi identitas, informed consent pasien, sign mark area


operasi, kesiapan mesin anastesi dan pulse oksimetri)

3) Setelah tim anasthesi melakukan induksi (GA), pasien diposisikan


terlentang kemudian pasang ground couter di kaki kanan pasien dan
U-pad di bawah tangan kanan.
4) Kemudian perawat sirkuler memasang folley chateter no. 16 + urobag.
5) Perawat sirkuler mencuci daerah operasi dengan hibiscrub dibilas
dengan NS lalu dikeringkan dengan duk steril.
6) Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving
selanjutnya melakukan persiapan alat di meja instrumen dan meja
mayo.
7) Perawat instrument membantu gowning dan gloving pada operator
dan asisten.
8) Berikan desinfeksi klem dan 3 deppers dengan iodine povidone dalam
cucing ke operator untuk melakukan desinfeksi lapangan operasi
mulai dari 1/3 humerus atas sampai dengan ujung jari, lalu beri u-pad
steril di bawah area operasi.
9) Melakukan drapping :
a. Duk sedang (1) untuk bagian bawah.
b. Duk segitiga untuk pangkal tangan, fiksasi dengan duk klem.
c. Duk besar (1) untuk bagian atas sampai bawah area operasi.
d. Handscoon untuk membungkus telapak tangan.
e. Duk besar tipis (1) untuk melapisi bagian bawah.
10) Pasang kabel couter dan selang suction, fiksasi dengan towel klem,
lalu dekatkan meja mayo dan meja instrumen.
11) Berikan kasa basah dan kasa kering pada operator untuk
membersihkan lapangan operasi dari iodine povidone.
Time out (konfirmasi nama tim operasi, pemberian antibiotik profilaksis,
tindakan darurat di luar standart operasi, estimasi lama operasi, antisipasi
kehilangan darah, perhatian khusus selama pembiusan, sterilitas alat
instrumen bedah)
12) Berikan pincet cirurgis dan betadine ke operator untuk marking area
insisi.
13) Berikan mess 1 / mess no. 10 dan pincet cirurgis ke operator untuk
melakukan insisi (os radius) dan juga berikan klem, kasa dan pincet
cirurgis ke asisten untuk merawat perdarahan dengan couter.
14) Berikan mess 2 / mess no. 15 untuk insisi area fat sampai fasia,
kemudian berikan langen beck untuk memperluas lapang pandang.
15) Berikan metzembaum untuk membuka lapisan otot sampai terlihat
tulang yang fraktur. Sambil merawat perdarahan dengan couter, kasa
dan suction.
16) Setelah perdarahan teratasi, berikan rasparatorium untuk memisahkan
otot dengan tulang.
17) Berikan hohman untuk mengelevasikan tulang, lalu berikan bone
reduction untuk memegang tulang radius.
18) Berikan bone curret untuk membersihkan fraktur side, bersihkan juga
dengan menyemprot NS dalam spuit 10 cc.
19) Setelah operator mereposisi, berikan small DCP plate 6 hole ke
operator dan koker untuk memasukkannya. Juga verbugge untuk
memfiksasi plate pada tulang.
20) Berikan bor listrik dengan mata bor 2,5 mm ke operator, semprot NS
dalam spuit 10 cc pada saat pengeboran dan juga suction. Berikan
sleave Ǿ 2,5 untuk bagian ujung plate.
21) Setelah dibor, berikan pengukur / penduga untuk menentukan ukuran
panjang screw, lalu tapper corticel Ǿ 3,5 untuk membuat alur.
22) Proses screwing, berikan screw driver dan screw Ǿ 3,5 dengan nomor
14 dilanjutkan pada bagian plate lainnya dengan screw nomor 16
sebanyak 2 buah & nomor 18 sebanyak 3 buah.
23) Setelah proses plate screw pada bagian radius selesai, tutup sementara
luka op dengan kasa basah, dan operator akan melanjutkan plate
screew bagian os ulna.
24) Ulangi langkah 12-18, untuk pemasangan mini plate 1/3 tubuler 7 hole
bagian os ulna dengan menggunakan screw Ǿ 3,5 corticel nomor 16
sebanyak 4 buah, nomor 18 sebanyak 1 buah, nomor 14 sebanyak 1
buah.
25) Setelah tindakan screwing selesai, lakukan cek perdarahan.
26) Setelah dipastikan tidak ada perdarahan, cuci area operasi
menggunakan cairan NS. Berikan bengkok dan juga suction ke
asisten. Kasa untuk membersihkan area operasi dan sekitarnya.
Sign Out (hitung jumlah kasa, dan jumlah alat, kesesuaian jenis
tindakan)
27) Setelah dipastikan inventaris instrumen lengkap, luka operasi siap
ditutup bagian radius terlebih dahulu, berikan nald holder + pincet
cirurgis + benang safil no. 3-0 untuk fasia, subkutan dan fat, dan
benang premiline 4-0 untuk intra kutan dengan tehnik Subcutic suture.
28) Setelah selesai menjahit bagian radius, dilanjutkan menutup bagian
ulna dengan langkah yang sama (no. 27).
29) Setelah area operasi selesai dijahit, berikan kasa basah dan kering
untuk membersihkan area operasi.
30) Tutup luka dengan sufratul, lalu kasa dan hepavix sesuai ukuran,
kemudian balut dengan softban 10 & tensocrep 10.
31) Operasi selesai, ambil kabel couter dan slang suction dengan melepas
doek klem lalu bersihkan pasien.
32) Bereskan semua instrument lalu didekontaminasi (rendam precept
2,5% selama 10 menit, bersihkan dengan zidecim dan bilas dengan air
mengalir), diinventaris, bungkus / packing dan siap disteril.
33) Catat pemakaian bahan habis pakai pada lembar depo dan rapikan
ruang operasi.

Pembimbing OK 12
( ORTHOPAEDI )

(Cucuk D, Amd. Kep.)


DAFTAR PUSTAKA

Dorland (1998), Kamus Saku Kedokteran, EGC, Jakarta.


Sjamsuhidajat, R (2010), Buku Ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta.
Evelyn Pearce (2006), Anatomy & Physuology, Gramedia, Jakarta.
(nurkholisalrosyid.wordpress.com)
(kamuskesehatan .com).

Anda mungkin juga menyukai