(FIBROADENOMA MAMMAE)
OLEH
AYU FATMASARI
NIM. 1501460026
1) PENGERTIAN
Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika
benjolan tidak terkontrol, sel-sel bisa bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening, ketiak ataupun diatas tulang belikat.
Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
(Erik T, 2005)
Biopsi insisional adalah pengambilan sebagian jaringan yang sakit. Biopsi ini dilakukan
bila jaringan yang sakit terlalu besar (ukuran lebih dari 2 cm), sehingga tidak dapat
dilakukan pengangkatan seluruh jaringan yang sakit tanpa tindakan rekonstruksi untuk
menutup defeknya
2) ETIOLOGI
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti, tetapi
ada faktor resiko tinggi antara lain :
3) PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Proses jangka panjang terjadinya kanker ada
4 fase:
Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4
berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.
4) INDIKASI
Neoplasms yang ganas atau dicurigai ganas
5) KONTRA INDIKASI
Biopsi insisional pada tumor kecil yang dapat diangkat secara keseluruhan
Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif)
Gangguan faal hemostasis berat (relatif)
Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi
6) PENGKAJIAN
Identitas pasien
Kondisi lokasi / area operasi
Kondisi fisik dan psikis
Kelengkapan alat instrument
7) PERSIAPAN PASIEN
Persetujuan tindakan operasi
Mengatur posisi pasien supine
Memasang plat diathermi pada tungkai kaki kanan
Mencuci area yang akan dilakukan excisi dengan povidone iodine
8) PERSIAPAN LINGKUNGAN
Meja operasi :1
Lampu operasi :1
Mesin suction :1
Tempat sampah medis/non medis : 1/1
Mesin couter dan plat diatermi :1
9) PERSIAPAN INSTRUMEN
Di Meja Mayo
Doek klem (towel klem) :1
Disinfeksi klem (washing & dressing forcep) :1
Pinset cirurgis (dissecting forcep) :2
Pinset anatomis (tissue forcep) :1
Gunting metzenbaum (metzenboum scissor) :1
Handvast (sclap blade and handle) no.3 :1
Baby mosquito (baby mosquito pean klem) :2
Nald foeder (needle holder) besar :1
Gunting benang (yarn scissor) :1
Langen back :2
Allis klem (Tissue gasping) :1
Couter :1
Set Tambahan
Cucing disinfektan :1
Bengkok sedang :1
Doek besar :1
Doek sedang berlubang :1
Sarung meja mayo :1
Gown steril :3
Bahan Habis Pakai
Handscoen steril : seperlunya
Disinfektan bethadine 10% : 50 cc
Alkohol 70 % : 10 cc
Cairan NS 0,9 % : 100 cc
Mess no. 10 :1
Spuit 3 cc :1
Sufratule : secukupnya
Vycril 3-0/premiline 3-0 : 1/1
Pehacain : 2 ampul
Hypavix : secukupnya
Kassa/deppers : secukupnya
U-ped :1
10) TEKNIK INSTRUMENTASI
Sign in.
Mengatur posisi pasien ( supine ) sebelum dilakukan pembiusan.
Perawat sirkuler membantu memasang plat diatermi.
Perawat instrumen melakukan scrubing, gowning dan gloving.
Perawat instrumen memakaikan baju operasi kepada operator dan assisten.
Berikan disinfeksi klem, deepers dan bethadine 10% dalam cucing pada operator untuk
melakukan disinfeksi pada lapangan operasi.
Lakukan drapping dengan duk berlubang 1 dan besar 1 untuk menutupi bagian bawah
yang masih terbuka.
Dekatkan meja mayo dan linen lalu pasang kabel coutter dan fiksasi dengan duk klem (1).
Berikan spuit 3 cc yang berisi pehacain pada operator untuk melakukan anastesi lokal
Berikan pada operator pinset cirurgis untuk mengecek kerja pehacain dan menandai area
insisi.
Time out
Berikan handvat mess no. 10 pada operator untuk dilakukan insisi pada kulit dan berikan
double pinset cirurgis pada assisten dan berikan kassa kering + mosquito dan rawat
perdarahan dengan kassa kering dan couter.
Berikan haak pada assisten dan gunting metzenboum untuk memperdalam insisi hingga
tumor terlihat.
Berikan ellis klem pada operator untuk menjepit jaringan tumor dengan elis klem potong
dengan mess no.10 rawat perdarahan dengan masquito dan couter.
Kemudian jaringan tumor diberikan kepada perawat sirkuler dalam botol kecil yang telah
diberi cairan formalin dan identitas pasien untuk di PA.
Sign out
Cek kelengkapan instrument dan kassa, pastikan semua dalam keadaan lengkap.
Berikan nald foeder dengan benang vycril 3-0 dan pinset cirurgis pada operator dan
gunting benang + pean untuk menjepit benang pada asisten operator.
Berikan premilene 3-0 untuk menjahit kulit.
Bersihkan luka operasi dengan kasa basah dan keringkan dengan kasa kering.
Tutup luka dengan suffratule sesuai kebutuhan.
Tutup luka dengan kassa kering sesuai kebutuhan.
Tutup luka dengan hipafik sesuai kebutuhan.
Operasi selesai, pasien dibersihkan dan dirapikan.
Inventarisasi alat-alat yang telah dipakai dan hitung bahan habis pakai.
Catat pemakaian alat dan bahan habis pakai pada lembar depo.
Rapikan dan cuci alat instrument yang telah dipakai, set alat dan bersihkan ruangan.
Motivasi pasien
Luka tidak boleh kena air dalam 3 hari pertama
Makan-minum bebas
Obat diminum teratur
Kontrol ulang sesuai advise dokter
Jaga kebersihan tubuh
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta: EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius
Juall Lynda Carpenito Moyet. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10. Jakarta:
EGC
http://bedahumum.wordpress.com/2008/10/08/biopsi-insisional-dan-eksisional/