Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN INSTRUMENT TEKNIK FAM

(FIBROADENOMA MAMMAE)

OLEH

AYU FATMASARI

NIM. 1501460026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM D-IV KEPERAWATAN PERIOPERATIF
2019
INSTRUMEN TEKNIK INSISIONAL BIOPSI (FAM)

1) PENGERTIAN
 Tumor payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh
berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk benjolan di payudara. Jika
benjolan tidak terkontrol, sel-sel bisa bermestastase pada bagian-bagian tubuh lain.
Metastase bias terjadi pada kelenjar getah bening, ketiak ataupun diatas tulang belikat.
Seain itu sel-sel kanker bias bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit.
(Erik T, 2005)
 Biopsi insisional adalah pengambilan sebagian jaringan yang sakit. Biopsi ini dilakukan
bila jaringan yang sakit terlalu besar (ukuran lebih dari 2 cm), sehingga tidak dapat
dilakukan pengangkatan seluruh jaringan yang sakit tanpa tindakan rekonstruksi untuk
menutup defeknya

2) ETIOLOGI
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti, tetapi
ada faktor resiko tinggi antara lain :

 Menstruasi dini,menofause lebih awal / lambat


 Melahirkan anak pertama dengan usia 30 th keatas
 Kontrasepsi oral
 Diet tinggi masukan lemak
 Riwayat pribadi Ca payudara
 Nullipara/ usia lanjut pada kelahiran anak pertama
 Riwayat penyakit payudara jinak
 Riwayat keluarga dengan ca mamae
 Kontrasepsi oral
 Terapai pergantian hormon

3) PATOFISIOLOGI
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel
yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan proliferasi
yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi
sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Proses jangka panjang terjadinya kanker ada
4 fase:

 Fase induksi: 15-30 tahun


Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi faktor lingkungan
mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada manusia. Kontak
dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan
displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah, dan konsentrasi zat
karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat
karsinogen atau ko-karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.

 Fase in situ: 1-5 tahun


Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-cancerous yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit
dan akhirnya ditemukan di payudara.

 Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui membrane sel ke
jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe. Waktu antara fase ke 3 dan ke 4
berlangsung antara beberpa minggu sampai beberapa tahun.

 Fase diseminasi: 1-5 tahun


Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke tempat-tempat lain
bertambah.

4) INDIKASI
Neoplasms yang ganas atau dicurigai ganas

5) KONTRA INDIKASI
 Biopsi insisional pada tumor kecil yang dapat diangkat secara keseluruhan
 Infeksi pada lokasi yang akan dibiopsi (relatif)
 Gangguan faal hemostasis berat (relatif)
 Biopsi diluar daerah yang direncanakan akan dieksisi saat operasi
6) PENGKAJIAN
 Identitas pasien
 Kondisi lokasi / area operasi
 Kondisi fisik dan psikis
 Kelengkapan alat instrument
7) PERSIAPAN PASIEN
 Persetujuan tindakan operasi
 Mengatur posisi pasien supine
 Memasang plat diathermi pada tungkai kaki kanan
 Mencuci area yang akan dilakukan excisi dengan povidone iodine
8) PERSIAPAN LINGKUNGAN
 Meja operasi :1
 Lampu operasi :1
 Mesin suction :1
 Tempat sampah medis/non medis : 1/1
 Mesin couter dan plat diatermi :1
9) PERSIAPAN INSTRUMEN
 Di Meja Mayo
 Doek klem (towel klem) :1
 Disinfeksi klem (washing & dressing forcep) :1
 Pinset cirurgis (dissecting forcep) :2
 Pinset anatomis (tissue forcep) :1
 Gunting metzenbaum (metzenboum scissor) :1
 Handvast (sclap blade and handle) no.3 :1
 Baby mosquito (baby mosquito pean klem) :2
 Nald foeder (needle holder) besar :1
 Gunting benang (yarn scissor) :1
 Langen back :2
 Allis klem (Tissue gasping) :1
 Couter :1
 Set Tambahan
 Cucing disinfektan :1
 Bengkok sedang :1
 Doek besar :1
 Doek sedang berlubang :1
 Sarung meja mayo :1
 Gown steril :3
 Bahan Habis Pakai
 Handscoen steril : seperlunya
 Disinfektan bethadine 10% : 50 cc
 Alkohol 70 % : 10 cc
 Cairan NS 0,9 % : 100 cc
 Mess no. 10 :1
 Spuit 3 cc :1
 Sufratule : secukupnya
 Vycril 3-0/premiline 3-0 : 1/1
 Pehacain : 2 ampul
 Hypavix : secukupnya
 Kassa/deppers : secukupnya
 U-ped :1
10) TEKNIK INSTRUMENTASI
 Sign in.
 Mengatur posisi pasien ( supine ) sebelum dilakukan pembiusan.
 Perawat sirkuler membantu memasang plat diatermi.
 Perawat instrumen melakukan scrubing, gowning dan gloving.
 Perawat instrumen memakaikan baju operasi kepada operator dan assisten.
 Berikan disinfeksi klem, deepers dan bethadine 10% dalam cucing pada operator untuk
melakukan disinfeksi pada lapangan operasi.
 Lakukan drapping dengan duk berlubang 1 dan besar 1 untuk menutupi bagian bawah
yang masih terbuka.
 Dekatkan meja mayo dan linen lalu pasang kabel coutter dan fiksasi dengan duk klem (1).
 Berikan spuit 3 cc yang berisi pehacain pada operator untuk melakukan anastesi lokal
 Berikan pada operator pinset cirurgis untuk mengecek kerja pehacain dan menandai area
insisi.
 Time out
 Berikan handvat mess no. 10 pada operator untuk dilakukan insisi pada kulit dan berikan
double pinset cirurgis pada assisten dan berikan kassa kering + mosquito dan rawat
perdarahan dengan kassa kering dan couter.
 Berikan haak pada assisten dan gunting metzenboum untuk memperdalam insisi hingga
tumor terlihat.
 Berikan ellis klem pada operator untuk menjepit jaringan tumor dengan elis klem potong
dengan mess no.10 rawat perdarahan dengan masquito dan couter.
 Kemudian jaringan tumor diberikan kepada perawat sirkuler dalam botol kecil yang telah
diberi cairan formalin dan identitas pasien untuk di PA.
 Sign out
 Cek kelengkapan instrument dan kassa, pastikan semua dalam keadaan lengkap.
 Berikan nald foeder dengan benang vycril 3-0 dan pinset cirurgis pada operator dan
gunting benang + pean untuk menjepit benang pada asisten operator.
 Berikan premilene 3-0 untuk menjahit kulit.
 Bersihkan luka operasi dengan kasa basah dan keringkan dengan kasa kering.
 Tutup luka dengan suffratule sesuai kebutuhan.
 Tutup luka dengan kassa kering sesuai kebutuhan.
 Tutup luka dengan hipafik sesuai kebutuhan.
 Operasi selesai, pasien dibersihkan dan dirapikan.
 Inventarisasi alat-alat yang telah dipakai dan hitung bahan habis pakai.
 Catat pemakaian alat dan bahan habis pakai pada lembar depo.
 Rapikan dan cuci alat instrument yang telah dipakai, set alat dan bersihkan ruangan.
 Motivasi pasien
 Luka tidak boleh kena air dalam 3 hari pertama
 Makan-minum bebas
 Obat diminum teratur
 Kontrol ulang sesuai advise dokter
 Jaga kebersihan tubuh

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 2. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius

Juall Lynda Carpenito Moyet. 2003. Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi 10. Jakarta:
EGC

http://bedahumum.wordpress.com/2008/10/08/biopsi-insisional-dan-eksisional/

Anda mungkin juga menyukai