Anda di halaman 1dari 9

RESUME

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. N DENGAN TINDAKAN SURGICAL STAGING


ATAS INDIKASI CA OVARIUM + MYOMA

Di OK 06 GYNECOLOGY

Oleh:

RIZKY GLEDYA AMELIA PUTRI.

(Pelatihan Instrumentator 2015)

INSTALASI BEDAH SENTRAL

RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

2015
RESUME TEKNIK INSTRUMEN PADA Ny. N DENGAN TINDAKAN SURGICAL
STAGING ATAS INDIKASI CA OVARIUM + MYOMA TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Cystoma ovarii adalah pertumbuhan yang berlebihan pada ovarium oleh
karena suatu sebab jadi membesar dan berisi cairan kadang berlendir, sehingga tumor
tersebut membentuk suatu kantong yang besar yang dinamakan kista. (prof.dr.Bari
Syaifuddin, 2000)
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling
sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke
bagian lain, panggul dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. (Denise, 2010)
Surgical Staging adalah suatu tindakan bedah explorasi laparatomi yang
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perluasan suatu kanker dengan melakukan
evaluasi daerah-daerah yang potensial akan dikenai perluasan atau penyebaran kanker
ovarium. Temuan pada surgical staging akan menentukan stadium penyakit dan
pengobatan yang akan diberikan.(Sarwono Prawirohardjo, 2012)
Surgical staging adalah suatu proses pembedahan yang meliputi tindakan
Total Abdonimal Hysterectomy, Omentectomy dan tindakan lainnya yang diperlukan
untuk pengobatan dan pencegahan terhadap terjadinya penyebaran atau metastase ke
jaringan sekitarnya.

B. PATOFISIOLOGI

Carsinoma ovarium advance stage.

Jaringan abnormal (ganas)


paovarium

Menyebar ke uterus dan dapat menyebar ke organ lain

Surgical staging

C. ETIOLOGI
 Faktor genetic
 Factor usia. Umumnya penyakit ini menyerang wanita usia lebih dari 50
tahun.
 Wanita yang tidak memiliki anak, karena ketidakseimbangan sistem
hormonal.
 Wanita yang melahirkan anak pertama di usia lebih dari 35 tahun.
D. INDIKASI MEDIS
 Pasien dengan diagnosa Ca ovarium.
 Pasien dengan Ca ovarium dan hasil pemeriksaan Vries Coupe menunjukan
keganasan.

E. KONTRA INDIKASI
 Pasien dengan kelainan hemodinamika.
 Keadaan umum pasien jelek.

1 TINJAUAN KASUS
A. PERSIAPAN LINGKUNGAN
1) Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, mesin ESU, lampu operasi, meja
mayo dan meja instrument
2) Memasang UnderPad on steril dan doek pada meja operasi.
3) Mempersiapkan linen dan instrument steril yang akan dipergunakan.
4) Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah dijangkau.
5) Mengatur suhu ruangan.
6) Menyiapkan/menata instrumen untuk operasi

B. PERSIAPAN ALAT
a Instrumen Dasar
1. Handlemess no.4 :1
2. Gunting mayo (surgical scissor curve) :1
3. Gunting metzenboum (metzenboum scissor) :1
4. Pinset Anatomy (tissue forceps) :2
5. Pinset Chirurgi (disecting forceps) : 2

6. Pinset manis :1
7. Desinfeksi klem (washing and dressing forceps) :1
8. Doek klem (towel klem) :5
9. Klem pean bengkok kecil (hemostatic forceps pean) :2
10. Klem pean bengkok sedang (hemostatic forceps pean curve) :4
11. Kokher bengkok kecil (hemostatic forceps kocher curve) :2
12. Nald foeder (needle holder) :2
13. Langenbeck :1

b Instrumen tambahan
1. Ring klem (polypus and ovum forceps) :3
2. Hysterektomi klem bengkok/lurus : 2/2
3. Peritoneum klem (mikulicz) :4
4. Haak berdaun dalam (abdominal retractors fristch) :1
5. Klem pean 90 derajat (rightangel) :1
6. Timan (retractor deaver) :1
7. Richacson/haak dalam :1
8. Kanule suction :1
9. Jarum round/cutting : 1/1
c. Alat Penunjang steril
1. Handpiece ESU :1
2. Selang Suction / EMP :1
3. Bengkok :2
4. Kom :2
5. cucing :1

d. Alat Penunjang Tidak Steril


1. Meja operasi :1
2. Mesin ESU :1
3. Mesin Suction :1
4. Troli baskom :2
5. Tempat sampah medis / non medis :1/1
6. Meja instrument :1
7. Meja mayo :1
8. Standart infus :1

e. Set linen steril


1. 1 paket linen
 Doek besar : 3 buah
 Doek super (sedang) : 4 buah
 Doek kecil : 4 buah
 Sarung meja 1 mayo : 1buah
2. Handuk kecil : 6 buah
3. Skort : 6 buah

C. PERSIAPAN BAHAN HABIS PAKAI


1 Handscoen steril no 6,5/7/7,5 : 3/2/1
2 Mess no. 22 : 1 buah
3 Aquadest 1 liter : ± 1000 cc
4 Povidon Iodine : ± 80 cc
5 Spuit 10 cc/50% : 1/1 buah
6 Ziede no.1/2-0 : 1/1 buah
7 Safil no. 0/1 : 1/1 buah
8 Monosyn no.3 : 1 buah
9 Mersilk no.2 : 1/ buah
10 Plain no. 1 / 2-0 : 1/1 buah
11 Deepers/Kasa/ Big Kass : 5/30/5
12 Sufratul : 1 buah
13 Hipavik : 10 x 25 cm
14 Cateter no 16 : 1 buah
15 Urobag : 1 buah
16 Spongstan : 2 buah

D. PERSIAPAN PASIEN
Persiapan Pasien
1) Pasien dipersiapkan dalam kondisi bersih dan mengenakan pakaian khusus masuk
kamar operasi.
2) Pasien memakai gelang identitas pasien dengan benar
3) Pasien harus puasa.
4) Pasien telah menandatangani persetujuan tindakan kedokteran yaitu bedah dan
anasteshi
5) Lepas gigi palsu dan semua perhiasan bila ada.
6) Pasien diberikan anastesi CSE

E. TEKNIK INSTRUMENTASI
Pasien datang dilakukan serah terima antara perawat ruangan dengan perawat
premedikasi kemudian perawat premedikasi serah terima dengan dengan perawat
instrument atau sirkuler.

Perawat Sirkuler melakukan Sign In ( dilakukan di ruang premedikasi dihadiri oleh


instrument, operator dan anastesi. Setelah selesai pasien dibawa ke ruang operasi dan
di induksi )

a. Pasien datang, melakukan sign in yang meliputi:


a. Identitas pasien, umur, jenis kelamin, asal ruangan dan register.
b. Apakah pasien sudah dikonfirmasikan identitas, area operasi, tindakan
operasi, dan lembar persetujuan (sudah/belum)
c. Penandaan area operasi (sudah/belum/tidak perlu)
d. Persiapan mesin dan obat anesthesi (sudah/belum)
e. Fungsi pulse oksimeter (ya/tidak)
f. Riwayat alergi pasien (tidak/ya, ….)
g. Resiko aspirasi (tidak/ya, tapi telah tersedia peralatan untuk mengatasinya)
h. Antisipasi kehilangan darah > 500cc atau 7 cc/kgBB (untuk anak), (ya tapi
telah direncanakan 2 iv line atau akses vena sentral).
2. Menulis identitas pasien di buku register dan membuat askep, lembar depo,
SSC.
3. Tim anesthesi melakukan induksi dengan CSE.
4. Perawat instrumen melakukan cuci tangan, memakai gaun operasi dan sarung
tangan steril.
5. Perawat instrumen memakaikan gaun operasi dan sarung tangan steril kepada
tim operator dan asisten operator.
6. Perawat instrumen Berikan pada operator desinfeksi klem dan cucing yang
berisi deppers betadhine untuk disinfeksi area operasi.
7. Melakukan drapping pada area operasi :
a. Pasang underped diatas simfisis
b. Pasang duk besar untuk bagian atas dan bawah pasang duk sedang/panjang
pada sisi kanan dan kiri
c. Pasang duk kecil di bagian bawah diatas simfisis dan bagian sudut di fiksasi
dengan towel klem.
8. Dekatkan selang suction dan pensil ESU kemudian cek fungsi, ikat dengan kasa
dan fiksasi pada drapping dengan duk klem
9. Dekatkan meja mayo dan meja instrument ke dekat meja operasi.
10. Hitung kasa.

Perawat sirkuler melakukan time out (sebelum insisi)

11. Time out meliputi :


a. Konfirmasi bahwa semua tim operasi telah memperkenalkan nama dan
tugas masing-masing (sudah/belum)
b. Konfirmasi nama pasien, jenis tindakan dan area yang akan di operasi
(sudah/belum)
c. Apakah antibiotic profilaksis telah diberikan paling tidak 60 menit sebelum
operasi (sudah/belum).
d. Antisipasi kejadian kritis
 Operator
- Apakah ada tindakan darurat atau prosedur di luar standart
operasi yang dilakukan ? (tidak/ya, …. )
- Berapa lama operasi?
- Bagaimana antisipasi kehilangan darah?
 Anastesi
- Apakah ada perhatian khusus mengenai pembiusan pada paien
ini? (tidak/ya, …. )
 Instrument
- Apakah peralatan sudah di sterilisasi?
- Apakah ada perhatian khusus pada peralatan?
 Apa diperlukan instrument radiologi? (ya/tidak).
12. Pembacaan doa sebelum operasi dipimpin oleh operator.
13. Operator melakukan marking area operasi ( menggambar ). Berikan pinset
chirurgi.
14. Berikan klem kocher pada operator untuk menjepit umbilikus sebelum
melakukan incisi.
15. Berikan mess ukuran 22 dalam bengkok untuk dilakukan insisi oleh operator.
Berikan pinset chirurgi pada asisten.
16. Operator menginsisi lapis demi lapis.
17. Berikan langenbeck untuk memperluas lapang operasi
18. Setelah tampak facia, berikan 2 pinset chirurgis dan 1 gunting mayo untuk
membuka fasia dan otot dibuka secara tumpuln dengan punggung pinset
19. Berikan gunting metzenbaum kepada operator dan 2 pinset anatomis untuk
menggunting peritonium
20. Berikan recakson dalam sehingga tampak uterus gravidarum.
21. Operator mengambil cairan sitologi untuk sampel dengan spuit 50cc
22. Berikan bigkass basah untuk melindungi usus.
23. Operator melakukan eksplorasi rongga abdomen.
 Di dapatkan diameter uterus kurang lebih 15.cm.
 Didapatkan perlengkatan ovarium dengan sebagian usus.
24. Operator memutuskan melakukan surgical stagging
25. Operator membebaskan perlengketan dengan pean 90 0, pincet anatomi, gunting
metzenbaum,pean manis dan couter kalau perlu aquadest hangat membebaskan
perlengketan
26. Operator mencari ligamentum rotundum (D/S). berikan 2 klem pean lalu di
couter, lakukan hal yang sama pada kontra lateralnya
27. Berikan gunting metzenboum dan pinset chirurgi pada operator dan klem
kokher pada asisten untuk melakukan bladder flap.
28. Operator membuat tunnel secara avasculer (ligamentum invendibulum
venaovari tuba falopi pelvicum) berikan 2 klem pean untuk menjepit ligament.
29. Berikan gunting gunting kasar untuk memotong ligament di antara 2 klem.
30. Berikan safil no.0 untuk menjahit ligament yang di tinggal dan ziede no. 1
untuk ligasi pada ligament yang diambil.
31. Berikan 2 buah klem hysterektomi untuk menjepit vasa uterine, dipotong
dengan gunting kasar diantara 2 klem.
32. Berikan safil no.0 untuk menjahit ligament yang di tinggal dan ziede no. 1
untuk ligasi pada ligament yang diambil.
33. Operator melakukan identifikasi portio. Berikan klem hysterektomi untuk
menjepit sudut portio di sisi kiri dan kanan. berikan gunting kasar untuk
memotong sampai serviks, kemudian beri kasa alcohol dan pincet anatomi
kepada operator untuk desinfeksi vagina. Berikan safil no. 0 untuk menjahit
stump vagina
34. Operator melakukan identifikasi stump, bila ada perdarahan dirawat dengan
couter atau di jahit.
35. Jika tidak ada perdarahan k/p operator mengikatkan jahitan rutundum dengan
jahitan stomp supaya tidak terjadi prolap.
36. Berikan operator kelm sedang untuk mengambil omentum gunting dengan
metzenbaum dan diligasi dengan zeide 2-0 lanjutkan sampai omentum terambil
kemudian appendiktomy diikat dengan mersilk 2-0
37. Operator mengeluarkan big kass dari area operasi.
38. Berikan aquadest untuk mencuci area operasi sambil observasi perdarahan.
39. Operator membersihkan rongga abdomen + suction cairan / darah yang ada
dalam rongga sampai bersih dan lakukan pengecekan instrumen / alat dan kassa
sebelum peritoneum di jahit.
40. Berikan 4 Mikulicz untuk menjepit peritoneum sebelum dijahit.

Perawat sirkuler melakukan sign out (sebelum penutupan luka insisi)


41. Sign out meliputi :
 Perawat membacakan :
- Jenis tindakan? (SCTP + IUD).
- Kecocokan jumlah instrument, kassa, jarum sebelum dan sesudah
operasi. (cocok dan lengkap)
- Label pada specimen (membacakan identitas pasien, jenis specimen,
register, ruangan yang tertera pada label). (tidak ada speciemen).
- Apakah ada permasalahan pada alat-alat yang digunakan. (tidak ada
masalah).
 Intrumen +anatesi+operator
- Apa yang menjadi perhatian khusus pada saat masa pemulihan
(recovery).
42. Perawat instrument cek kelengkapan alat, kassa dan bahan habis pakai,
pastikan dalam keadaan cocok.
43. Berikan pinset anatomis, nald voder dan jarum round sedang + plain no.1
untuk menjahit peritonium.
44. Berikan pinset anatomis, nald voeder dan jarum round sedang + plain 2.0
untuk menjahit otot.
45. Berikan pinset cirurgis, nald voeder dan safil no.1 untuk menjahit fasia.
46. Berikan pinset anatomis, nald voeder dan jarum cutting sedang + plain 2.0
untuk menjahit fat / lemak.
47. Berikan pinset cirurgis, nald voeder dan monosyn 3.0 untuk menjahit kulit
subcutan.
48. Bersihkan luka dengan kasa basah (NS) kemudian kasa kering.
49. Pasang sufratul untuk menutup luka.
50. Tutup sufratul dengan kasa dan di tutup dengan hepavix.
51. Operasi selesai, merapikan pasien.
52. Inventaris bahan habis pakai pada depo farmasi.
53. Cek kembali kelengkapan status pasien, dan sertakan di brankart sebelum di
bawa ke RR. Setelah itu operan dengan petugas RR.

F. PROSES DEKONTAMINASI S/D PACKING


54. Dekontaminasi intrument menggunakan larutan precept 2,5 gram (9 tablet)
dalam 5 liter air rendam selama 10 menit, kemudian, bersihkan, bilas dan
keringkan , kemudian inventaris ulang dan dipacking untuk disteril. Berikan
label (nama set instrument dan tanggal steril alat) dan berikan indikator.
55. Bersihkan ruangan dan lingkungan kamar operasi, rapikan dan kembalikan alat-
alat yang dipakai pada tempatnya.

Malang, Juni 2015


Pembimbing OK 6 (Gynekologi)

( )
DAFTAR PUSTAKA
1.    Sjamsuhidajat, R., Jong, W.D., editor., “Soft Tissue Tumor”, dalamBuku Ajar
IlmuBedah,Edisi 2. EGC, Jakarta, 2005,

2.    HarriPrawiraEzzedin. 2009. Fraktur. Faculty of Medicine – University of Riau


Pekanbaru, Riau.available at (http://www.Belibis17.tk. Di aksestanggal 17 Agustus
2011.

3.    Tassya, A, 2010. Tumor JaringanLunak. (http://www.BlogSpot.com). Diaksestanggal 17


Agustus 2011

4. Casciato DA, Forscher CA. SARCOMA, in Manual of Oncology, 4th ed, Lippincot
Williams & Wilkins, 2000. p.349-362

Anda mungkin juga menyukai