Oleh :
2014
INSTRUMEN TEKNIK EKSCISI TUMOR DAN LAMINECTOMY VERTEBRAE TORAKAL 4-5 PADA KLIEN
NY M DENGAN DIAGNOSA TUMOR INTRADURA MEDULA DI OK 9
1. Pengertian
Medula spinalis tersusun dalam kanalis spinalis dan diselubungi oleh sebuah lapisan
jaringan konektif, dura mater. Tumor medula spinalis merupakan suatu kelainan yang tidak
lazim, dan hanya sedikit ditemukan dalam populasi. Namun, jika lesi tumor tumbuh dan
menekan medula spinalis, tumor ini dapat menyebabkan disfungsi anggota gerak, kelumpuhan
dan hilangnya sensasi.
Insiden dari semua tumor primer medula spinalis sekitar 10% sampai 19% dari
semua tumor primer susunan saraf pusat. (SSP), dan seperti semua tumor pada aksis saraf,
insidennya meningkat seiring dengan umur. Prevalensi pada jenis kelamin tertentu hampir
semuanya sama, kecuali pada meningioma yang pada umumnya terdapat pada wanita, serta
ependymoma yang lebih sering pada laki-laki. Sekitar 70% dari tumor intradural merupakan
ekstramedular dan 30% merupakan intramedular.
Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam tulang belakang atau isinya dan
biasanya menimbulkan gejala akibat terlibatnya medula spinalis atau radix saraf.
Laminektomi adalah pengangkatan sebagian dari diskus lamina dan memperbaiki
satu atau lebih vertebra, osteophytis dan Hernia nodus pulposus.
Duratomy adalah Mengakat sebagian dura pada vertebrae dikarenakan ada suatu
masa
2. KLASIFIKASI TUMOR
2.1 Tumor Intrameduler
A.Ependimoma
Ependimoma merupakan tumor intrameduler yang paling banyak dijumpai. Pada
umumnya dijumpai pada daerah servikal dan serviko-torakal, namun sering kali ia juga
mempunyai tempat predileksi khusus yakni di konus medularis dan filum terminalis (56%).
Ada tumor yang berbentuk fusiform yang biasanya meluas dari medula oblongata ke konus
medularis dan panjang tumor ini dapat mencapai tiga sampai lima segmen spinal. Gejala
awalnya adalah nyeri; gangguan sensorik dan kelemahan motorik (dapat mulai timbul 2-3
tahun sebelum diagnosa di tegakkan). Usia kasusnya adalah kelompok 30-40 tahun dan
kasus-kasus daerah kauda ekuina didominasi oleh jenis kelamin laki-laki. Histologi tumor
adalah : jenis seluler (40%), epitelial (2%), miksopapiler (21%), dan campuran (37%). Jenis
ganas dari ependimoma ini sangat jarang dijumpai, dan istilah bagi tumor ini adalah
ependimoblastoma.
B. Astrositoma
9. Kontra Indikasi
Keadaan Umum pasien jelek.
Pasien dg penyakit jantung shg tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi.
10. Persiapan
10.1 Pasien
1) Pasien di siapkan dalam kondisi bersih dan memakai pakaian khusus untuk
masuk OK tanpa pakaian dalam, skiren k/p
2) Pasien dan keluarga telah memberikan informed concent, menanggalkan
gigi palsu dan perhiasan.
3) Pasien telah puasa kurang lebih 6 – 8 jam sebelum dilakukan insisi.
4) Profilaksis antibiotik di berikan kurang lebih 1 jam sebelum dilakukan insisi.
10.2 Lingkungan
1) Mengatur dan mengecek fungsi mesin suction, couter, lampu op, meja op,
meja mayo, meja instrument, suhu ruangan, viewer, dan lampu rontgen.
2) Memberi perlak dan duk pada meja operasi.
3) Menyiapkan linen dan instrumen yang akan di gunakan
4) Menempatkan tempat sampah agar mudah dijangkau
5) Menyiapkan meja operaasi
6) Menyiapkan standard infus
7) Menyiapkan standarad washkom
8) Menyiapkan lampu rongent
10.3 Persiapan Alat-Alat dan Bahan Penunjang :
a. Instumen dasar
Doek klem :4
Desinfeksi klem :1
Pincet anatomis :2
Pincet chirrurgie :2
Hand vat mess no 4/7 : 1/1
Gunting metzenbaum :1
Gunting mayo :1
Mosquito :1
Pean/klem :2
Pean manis :1
Nald voeder besar/kecil : 1/1
Kocker lurus :2
Gunting benang :1
Langenbac :2
Suction no 6/8 : 1/1
b. Instrumen tambahan
Gelpi :2
Spider besar / kecil : 1/1
Cop : 1
Carrison 2/3/4 : 1/1/1
Hernia tang lurus :1
Desector :1
Pincet dura anatomis : 2
Pincet dura chirugis : 2
Pincet bipolar :1
Knabel :1
c. Instrumen mikro
desector ukuran mikro 45/90 : 1/1
bone cutter :1
Gunting lurus mikro :1
Gunting Metzembaum mikro :1
d. Alat penunjang
Kabel monopolar :1
kabel bipolar :1
Mesin Cauter : 1 set
e. Set Linen
Alas meja operasi :1
Sarung mayo ( steril ) :1
Duk besar ( steril ) :3
Duk kecil ( steril ) :4
Duk sedang ( steril ) :3
Scort ( gown steril ) :6
Handuk ( steril ) :6
f. Bahan Habis Pakai
a) Persiapan kassa
Kassa : 40
Depress : 10
b) Persiapan benang
Poliglicolic acid absorbable 2.0 :2
Poliglicolic acid absorbable 0 / 1 : 1/1
Polypropilene non absorbable 3.0 :1
Siede no 3-0 :1
c) Persiapan lain-lain
Hand scoon steril : ( secukupnya )
Paragon mees no 22/15 : 1/1
Sufratul : 1
Hipafik : 1
Ns 0,9 TW : 1
Abocat no 18 : 2
Underpad steril :2
Opsite 45 x 28 :1
Redon drain no 14 :1
DC no 16 dan urobag : 1/1
Spuit 10cc / 3cc : 2/1
Bone wax : 1
Surgicel :2
Adrenalin :1
Lidocaine :2
Povidon iodine 10% : 100 cc
Alkohol 70 % : 100 cc
NGT No 18 :1
Spongostan :2
INSTRUMENT TEHNIK
1. Sign in
2. Membantu mengatur posisi pasien untuk dilakukan pembiusan dan pasang CVC
setelah pembiusan dan pemasangan cvc selesai perawat sirculer memasang
kateter urine
3. Siapkan bantalan pada meja operasi pasien yaitu bantalan pada bagian
muka,dada dan bagian sias serta buatkan handscoen yang diisi air untuk
bantalan pada kedua lutut dan kedua siku tangan pasien.Lalu bantu pasien
diposisikan pronasi dengan aba –aba yang dilakukan oleh anastesi ( yang berada
pada bagian kepala pasien). Sedangkan perawat sirculer mencuci area operasi
dan mengeringkan dengan duk.
4. Perawat instrument melakukan surgical scrub, gowning dan gloving ( perawat
sirculer mencuci area operasi lalu dikeringkan dg kasa kecil arde termal cauter
pd kaki pasein )
5. Perawat instrument membuat oplosan adrenalin-lidocain-NS 9,0 % untuk blok
area insisi dengan cara : menganbil adrenalin lalu dioplos dengan NS menjadi 10
cc, lalu diambil 1 cc dioplos dengan 2 amp lidocain dan NS menjadi 10 cc. Lalu
bagi oplosan tersebut menjadi 2 ( masing-masing 5 cc ) dan oplos lagi dengan NS
menjadi 10 cc ( oplosan ) siap pakai )
6. Perawat instrument memberikan kasa alcohol dan handuk steril kpd tim operasi
dan mamakaikan scort serta hanscoen steril.
7. Memberikan cucing yang berisi depers-betadin dan diinfeksi klem kepada
operator setelah itu berikan bengkok yang berisi kasa alcohol untuk dilakukan
diinfeksi area operasi
8. Membantu drapping area operasi dengan memberikan : 2 underpad steri untuk
bagian bawah kemudian atas, 2 duk besar untuk bagian bawah dan atas ( diatas
underpad ), 2 duk sedang untuk bagian samping kanan dan kiri, 1 duk besar
untuk menutupi bagian bawah kemudian pasang opsite untuk bagian paling
atas.
9. Pasang kabel bipolar , monopolar dan slang suction lalu ditali dengan kassa dan
difiksasi dengan duk klem.
10. Time out briefing
11. Berikan spuit 10 cc yang berisi oplosan kepada operator untuk blok anastesi area
yang akan diinsisi.
12. Perawat instrument memberikan handvat mess no 22 untuk melakukan insisi
kulit kepada operator dan pinset chiruggis kemudian asisten di berikan pinset
chiruggis untuk membantu operator.
13. Pasang gelpi Kemudian operator melakukan insisi lapis demi lapis dengan couter
monopolar bila ada perdarahan asissten merawat perdarah menggunakan
couter bipolar / haemostatic forceps.
14. Setelah insisi sampai pada lemak kemudian perawat instrument memberikan
kop respatorium kepada operator dan asisten di berikan pean manis dan kasa
kering.
15. Perawat instruen menyiapkan kasa kering di bentuk seperti silinder (lemper)
untuk memisahkan otot dengan lamina dilakukan pada kedua sisi
16. Ganti gelpi kemudian pasang sprider dalam agar lapang pandang operator lebih
luas kemudian perawat instrumen menyiapkan bone cutting
17. Operator memotong tulang vertebrae dengan bone cutting sampai dengan
spinosus berikan operator knabel untuk mengambil sisa tulang siapkan bone
ronguer atau carrison no 4 digunakan untuk mengambil sisa bone dan perawat
instrumen menyiapkan kassa basah untuk mengambil sisa – sisa bone dan
discuss berikan bone wax untuk menghentikan perdarahan asisten di berikan
kassa merawat perdarahan dengan menggunakan couter bipolar.
18. Memberikan mess 2 ( paragon mees no 15 ),pincet dura cirurgis kepada
operator untuk dilakukan insisi sampai plavum sedang asisten diberi bipolar dan
spuit 10 cc yang berisi NS 0,9 % untuk irigasi dan watches untuk merawat
perdarahan dan suction sisa-sisa NS tersebut
19. Setelah perdarahan bersih Perawat instrument memberikan hanvat mess no 11
dan pincet dura cirugis kepada operator dan dilakukan durotomy memberikan
canul suction kepada asisten untuk membantu operator expose dura rawat
perdarahan dengan watches dan cauter bipolar spool dengan ns sedikit demi
sedikit
20. menyiapkan benang siede no 3– 0 di gunakan sebagai tegel kanan dan kiri dura
untuk memudahkan expose dura dapat juga menggunakan dura hook atau dura
sonde
21. Memberikan desector kecil atau gunting mikro kepada operator untuk
membebaskan tumor asisten selalu berikan suction untuk mencegah darah
masuk ke dura.
22. Setelah tumor terangkat rawat perdarahan dengan surgicel kemudian beri
watches kemudian suction sampai bersih
23. Perawat instrument memberikan jahitan vicril 5-0 round kepada operator untuk
menjahit duramater menutup luka perdarahan menggunakan spongostan dan
surgicel dan memberikan pean kepada asisten kemudian menyiapkan gunting
untuk memotong benang
24. Operator kemudian di observasi apa masih ada perdahan atau tidak
25. Kemudian spoling untuk membersihkan sisa perdarahan dan observasi apakah
masih ada perdarahan suction dengan wathes
26. Sing out
27. Jika tidak ada perdarahan persiapkan untuk menjahit otot dgn vicril 1
28. Setelah jahit otot selesai pasangkan drain no 14 fixasi dg siede 2-0
29. Jahit facia dgn vicril 0 subcutis dengan vicril 2-0
30. Jahit kulit dengan premiline 3-0
31. Setelah proses penjahitan selesai bersihkan area operasi dengan kassa yang
dibasahi dengan NS dan keringkan dengan kassa kering
32. Tutup luka operasi dengan sofratule, kemudian kassa kering dan hypafix
33. Lepas doek klem dan hitung jumlah alat dan kassa, lalu bersihkan pasien dan
alat-alat
34. Decontaminasi dengan larutan presep lalu bersihkan instrument dg mencuci,
mengeringkan kemudian mengeset kembali untuk dilakukan sterilisasi
35. Cek bahan habis pakai untuk diserahkan ke ruang depo farmasi.
36. Operasi selesai
Mengetahui
Pembimbing OK 9
Hakim, A Adril. Permasalahan Serta Penanggulangangn Tumor Otak Dan Sumsum Tulang Belakangi.
. http://www.USU-digitallibrary.com. 2008.
Shneiderman, Amiran. Tumors of the Conus and Cauda Equina. http://www.emedicine.com. 2014.
Smeltzer C. Suzzane (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Bruner and Suddarth. Jilid 1. Ed
8. Jakarta: EGC