Anda di halaman 1dari 19

STROKE NON HEMORAGIK

Laporan Kasus ini dibuat untuk melengkapi persyaratan


BRAIN METASTASE
DISUSUN OLEH:

Toga Prayoga Sianturi


NPM: 214210123

PEMBIMBING
dr. Nova Lolika S ,.M.Ked(Neu),.Sp.S

SMF ILMU NEUROLOGI


RSUD Dr. PIRNGADI
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan refarat ini, untuk
melengkapi persyaratan Kepanitraan Klinik Senior SMF Ilmu Neurologi Rumah
Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan dengan judul “Brain Metastase”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dr.


Nova Lolika S ,. M.Ked(Neu),. Sp.S khususnya sebagai pembimbing penulis dan
semua staff pengajar di SMF Ilmu Neurologi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi
Medan, serta teman-teman di Kepanitraan Klinik Senior.

Penulis menyadari bahwa paper ini memiliki banyak kekurangan baik dari
kelengkapan teori maupun penuturan bahasa. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun untuk kesempurnaan
refarat ini. Harapan penulis semoga refarat ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Medan, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 2

2.1 Anatomi Sistem Saraf Pusat ................................................................ 2

2.2 Defenisi ................................................................................................5

2.3 Epidemiologi ........................................................................................5

2.4 Patofisilogi ...........................................................................................6

2.5 Gejala Klinis .........................................................................................7

2.6 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang ...............................................7

2.7 Diagnosa Banding ................................................................................9

2.8 Terapi ………………………………………………………………. 9

2.9 Prognosis ……………………………………………………………13

BAB III KESIMPULAN ......................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Kanker otak sekunder merupakan kanker otak yang paling sering terjadi.
Kanker otak sekunder disebabkan oleh keberadaan kanker lain pada bagian tubuh
lain, seperti kanker paru-paru, kanker ginjal, kanker payudara, kanker prostat dan
kanker kulit yang menyebar ke otak. Kanker otak sekunder juga disebut sebagai
kanker otak metastatik.1,3
Tumor otak metastasis merupakan lesi otak yang cukup sering dijumpai.
Metastasis ke otak merupakan komplikasi sistemik kanker yang paling ditakuti
dan merupakan tumor intrakranial yang paling umum pada orang dewasa. Sekitar
15-20% pasien kanker akan di diagnosis dengan tumor otak metastasis. Insiden
dari tumor ini diperkirakan 4.1-11.1 per 100.000 populasi/tahun. Insiden tumor
otak metastasis meningkat sejalan dengan semakin majunya terapi sistemik yang
memperpanjang angka harapan hidup, semakin banyaknya populasi lanjut usia,
meningkatnya insiden kanker paru dan melanoma, dan kemampuan MRI dalam
mendeteksi metastasis berukuran kecil. Pada orang dewasa, sumber metastasis
utama adalah kanker paru, payudara dan melanoma. Metastasis ke parenkim otak
merupakan bentuk keterlibatan SSP yang tersering dari kanker sistemik.
Penyebaran terutama secara hematogen. Selain itu penyebaran ke parenkim bisa
juga terjadi sebagai akibat perluasan dari metastasis tulang yang berdekatan.
Metastasis cenderung berada di gray-white matter junction karena pada daerah ini
pembuluh darah berubah ukuran sehingga emboli metastatik dapat terperangkap.
Penatalaksanaan tumor otak metastasis hingga saat ini masih terus menjadi
tantangan karena asal metastasis otak yang sangat beragam dan waktu survival
yang relatif singkat. 5,4,3

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Rata-rata berat
otakorang dewasa 1400 gr atau sekitar 2% dari seluruh berat badan. Otak terdiri
dari3 struktur utama: serebrum, batang otak, dan serebelum. Otak dilapisi oleh
tigaselaput yang dikenal sebagai selaput otak (meningens). Susunan dari otak
kearah luar meningens adalah piameter, arachnoid, dan durameter. Arteri dan vena
utama yang mendarahi otak berhubungan dengan selaput otak.2
1. Serebrum
Serebrum atau forebrain merupakan bagian terbesar dari otak manusia dan
terletak pada bagian konkaf yang dibentuk oleh tengkorak. Serebrum terdiri dari
diensefalon dan telensefalon. Diensefalon terdiri dari third ventricle, talamus,
korpus mamilare, hipotalamus, kiasma optikum, dan tubersinereum. Telensefalon
terdiri dari hemisfer-hemisfer serebri yang tersusun secara bilateral dan simetris,
dipisahkan oleh fisura sagitalis dan dihubungkan oleh serabut-serabut dari korpus
kalosum. Hemisfer serebri terdiri dari ventrikel lateral, white matter, dan gray
matter (ganglion basalis dan korteks) Serebrum terbagi menjadi beberapa lobus,
yaitu lobus frontalis, temporalis, parietalis, oksipitalis, dan limbik. Lobus frontalis
dan lobus temporalis dipisahkan oleh sulkus lateralis (Sylvian fissure). Lobus
frontalis dan lobus parietalis dipisahkan oleh sulkus sentralis (Rolandic fissure)
sedangkan lobus parietalis dan lobus osipitalis dipisahkan oleh sulkus
parietooccciptal Gambaran dari hemisfer serebri beserta lobus dan area-area nya
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.2

2
Gambar 2.1 Hemisfer serebri (Tortora dan Derrickson, 2009).
Pada lobus frontalis terdapat beberapa area fungsional
a. Primary motor cortex: mengatur motorik tubuh pada sisi kontralateral.
b. Medial frontal cortex (area prefrontal medial): berperan penting pada
gairah dan motivasi.
c. Orbital frontal cortes (area prefrontal orbital): membantu memodulasi
kelakukan social (emosi, kepribadian).
d. Left posteroinferior cortex (area Broca): mengontrol ekspresi dari fungsi
bahasa (bicara).
e. Dorsolateral frontal cortex (area prefrontal dorsolateral): mengontrol
informasi yang baru diterima (memori).2

2. Serebelum
Serebelum berperan penting dalam pengaturan aktivitas otot yang
melakukan gerakan cepat seperti berlari, mengetik, ataupun berbicara. Serebelum
berfungsi mengurutkan aktivitas motorik, memonitor, serta memperbaiki
penyesuaian aktivitas motorik tubuh sehingga dapat menyesuaikan dengan sinyal
sinyal yang diberikan oleh korteks motoric dan bagian otak lainnya. Namun,
serebelum tidak mempunyai kemampuan langsung untuk menyebabkan kontraksi
otot sehingga kehilangan area otak ini dapat menyebabkan gangguan koordinasi
pada hampir seluruh aktivitas tanpa adanya kelumpuhan otot

3
Gambar 2.2 Serebelum (Tortora dan Derrickson, 2009)
3. Batang Otak
Batang otak terdiri dari motorik oblongata (mielensefalon), pons (metensefalon),
dan otak tengah (mesensefalon).Medula oblongata terletak di bagian pertengahan
bawah dari batang otak. Memiliki jaras motoric yang disebut sebagai traktus
piramidalis. Terdapat juga traktus spinotalamikus lateral yang menerima impuls
nyeri dan suhu, serta traktus spinotalamikus anterior untuk impuls raba dan
tekanan.
Pons terdiri dari dua bagian, basis dan tegmentum. Bagian basis berisi
neuron, nukleus pontis, dan sejumlah serat yang membentuk pedunkel. Pedunkel
inilah yang menghubungkan kedua hemisfer serebelar sedangkan struktur dari
tegmentum masih sama dengan yang dari medulla Otak tengah merupakan bagian
rostral yang paling tipis. Memiliki ciri khas berupa pedunkel serebri yang terdiri
dari traktus serat kortikopontin dan kortikospinal. Bagian atap dari otak tengah
(tektum) dibentuk oleh lempeng kuadrigeminal yang dibagi menjadi kolikuli
superior dan inferior. Bagian superior menerima rangsang optik sedangkan
inferior menerima
rangsang akustik Suplai darah (arteri) ke otak berasal dari 2 pasang arteri, yaitu
sepasang a. karotis interna dan sepasang a. vertebralis. Arteri karotis interna
masuk ke tengkorak melalui tulang petrosal di kanal karotis, melewati sinus
kavernosus membentuk a. optalmikus. Terdapat juga a. komunikan posterior yang

4
bercabang menjadi a. serebral media dan a. serebral anterior. Arteri serebral media
menyuplai darah ke hemisfer, sedangkan a. serebral anterior memvaskularisasi
bagian anterior dan bagian tengah atas dari hemisfer medial ke precuneus. Arteri
vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, yang kemudian
bergabung dengan a. basilar pada bagian ventral dari medula oblongata. 2,3

2.2 Definisi

Tumor otak metastasis merupakan neoplasma yang berasal pada jaringan


diluar sistem saraf pusat dan menyebar secara sekunder ke otak.
Tumor otak metastatik adalah kanker yang tumbuh pada otak melalui
kanker primer yang tumbuh pada bagian tubuh lainnya. Tumor tersebut
merupakan neoplasma yang berasal pada jaringan diluar sistem saraf pusat dan
menyebar secara sekunder ke otak. Kanker primer bisa berada di paru-paru, usus,
payudara, limfoma, leukemia dll. Mereka sering terjadi pada serebrum (80%),
serebelum (13-16%) dan batang otak (3%). Lima puluh persen, tumor otak
metastatik berganda hadir. Sebagian besar didiagnosa setelah kanker primer
didiagnosa dan diobati. Sekitar sepertiga orang dengan tumor otak metastatik
sebelumnya tidak didiagnosa dengan kanker, dan gejala sistem syaraf pusat
mereka merupakan indikasi pertama kanker. Pada sekitar setengahnya, situs
primer tidak pernah ditemukan.5

2.3 Epidemiologi

Tumor otak metastasis merupakan tumor intraserebral yang paling sering


dijumpai walaupun insidensi pastinya tidak diketahui. Studi dari Percy et al
menemukan insidensi metastasis otak sebesar 11.1 per 100.000. Studi lain
menemukan insidensi metastasis otak sebesar 3.4 per 100.000. Metastasis otak
dijumpai pada 20-40% pasien kanker dan memiliki perbandingan 10:1 dengan
tumor otak primer. Diperkirakan 98.000 hingga 170.000 pasien didiagnosis
dengan tumor otak metastasis setiap tahunnya di Amerika Serikat. Jenis kanker

5
yang paling sering bermetastasis ke otak adalah kanker paru, yaitu 30-60% dari
seluruh metastasis otak.7,1

2.4 Patofisiologi

Metastasis merupakan proses dinamis yang melibatkan berbagai proses.


Mekanisme spesifik dan urutan kejadian yang menyebabkan metastasis otak
belum sepenuhnya dimengerti. Baik sel kanker yang bermetastasis ke otak
maupun lingkungan pada otak itu sendiri memainkan peranan yang penting. Agar
sel metastatik dapat meninggalkan tumor primer, sel-sel ini harus memiliki
kemampuan untuk melepaskan diri, bersirkulasi dan menginvasi. Penyebaran sel
tumor terjadi melalui sistem vaskular atau limfatik. Sebagian besar sel tumor
menyebar melalui pembuluh darah atau limfatik (hipotesis hemodinamik) dan
tertahan secara mekanik pada kapiler atau nodus limfarik yang pertama kali
dijumpai. Sel-sel ini kemudian menjadi lokasi perkembangan tumor. Walaupun
begitu, mekanisme ini tidak berlaku untuk seluruh fenomena metastasis.
Walaupun otot, ginjal dan kulit merupakan struktur dengan vaskularisasi yang
banyak, organ ini jarang menjadi tempat metastasis. Pada tahun 1889, Stephen
Paget menganalisa hasil autopsi dari 735 kasus kanker payudara dan menemukan
bahwa walaupun aliran darah ke ginjal dan limpa lebih banyak, namun organ
hepar merupakan tempat metastasis yang lebih sering. Ia menunjukkan bahwa
tampaknya ada karakteristik organ host itu sendiri yang mempengaruhi dimana
sel-sel tumor ini akan berkembang. Ini menghasilkan hipotesis “seed and soil”. Ia
menyatakan bahwa sel-sel tumor (seed) hanya dapat berkembang jika berada pada
organ yang tepat (soil).
Banyak bukti yang mendukung hipotesis seed and soil atau molecular
recognition. Sel-sel tumor mencapai organ melalui jalur vaskular dan limfatik.
Setelah mencapai organ tertentu, sukses tidaknya sel-sel ini berkembang menjadi
tumor bergantung pada kesesuaian ‘soil’. Satu studi otopsi memprediksi bahwa
hipotesis hemodinamik berperan pada 66% metastase, sedagkan 20% mungkin
disebabkan hipotesis molecular recognition. Metastasis lokal tampaknya
disebabkan oleh proses hemodinamik, sedangkan penyebaran yang lebih jauh

6
tampaknya disebabkan oleh molecular recognition antara sel-sel tumor dan host
organ.3,6

2.5 Gambaran Klinis


Gejala dan tanda dari tumor metastase ke otak terdiri dari : tanda-tanda
akibat peninggian tekanan intrakranial dan tanda-tanda dari iritasi/ destruksi fokal
neuron. Tanda-tanda dari peninggian tekanan intrakranial meliputi : sakit kepala,
muntah dan confusion. Tanda-tanda dari irritasi neuron meliputi: hemiparese,
kejang fokal dan ataxia. Nyeri kepala merupakan gejala yang paling sering
dijumpai dan lebih sering pada metastasis multipel. Nyeri bersifat menekan dan
sering berlokasi di bifrontal. Kelemahan fokal adalah gejala tersering kedua.
Seizure fokal atau umum dapat dijumpai pada 10% pasien.1,4,5
Gejala dan tanda tumor otak metastasis tidak berbeda secara signifikan
dengan tumor otak primer. Terdapat edema yang cukup nyata di sekeliling
metastasis, yang sering menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial walaupun
lesi nya masih kecil. Perbedaan utama tanda klinis tumor primer dan metastasis
adalah bahwa metastasis biasanya tumbuh lebih cepat, menimbulkan gejala yang
berkembang selama beberapa minggu. Tumor metastasis multipel dapat
menunjukkan gejala dan tanda yang unik. Pasien dengan tumor metastasis
multipel dapat mengalami penurunan kesadaran yang subakut tanpa tanda
lateralisasi. Secara klinis, pasien ini menyerupai pasien dengan ensefalopati
metabolik danhanya dapat dibedakan dengan pemeriksaan neuro imejing.
Beberapa tumor metastasis bahkan dapat tidak menunjukkan gejala. Oleh sebab
itu, pasien dengan kanker paru atau melanoma harus di evaluasi dengan
pemeriksaan imejing.1,5

2.6 Diagnosis Dan Pemeriksaan Penunjang


Prosedur diagnostik utama adalah pemeriksaan neuro-imaging. Pada
pemeriksaan CT scan tanpa kontras, metastasis biasanya tampak isodens dan
berbatas tegas. Lesi hiperdens menunjukkan adanya perdarahan atau kalsifikasi.
Hipodensitas ekstrim dapat menggambarkan lemak. Pemeriksaan CT scan tanpa

7
kontras juga bermanfaat untuk mendeteksi efek massa seperti midline shift atau
hidrosefalus. Edema peritumoral akan terlihat sebagai hipodensitas di sekitar
tumor hingga ke white matter. Pada pemeriksaan CT scan dengan kontraslesi
menjadi hiperdens yang menggambarkan kerusakan sawar darah otak,
neovaskular dan peningkatan permeabilitas kapiler. Penyangatan disekitarnya juga
dapat dijumpai. Lesi biasanya bulat, terutama jika berukuran kecil, dan berbatas
tegas. Pada MRI, sebagian besar lesi menunjukkan hipointens pada T1 dengan
hiperintensitas pada T2 dan FLAIR.

Gambar 1. Gambar lesi metastasis paru

8
Gambar 2. Gambaran MRI pada tumor otak metastasis

Pada pemeriksaan CT scan dengan kontras lesi menjadi hiperdens yang


menggambarkan kerusakan sawar darah otak, neovaskular dan peningkatan
permeabilitas kapiler. Penyangatan di sekitarnya juga dapat dijumpai. Lesi
biasanya bulat, terutama jika berukuran kecil dan berbatas tegas. Pada MRI,
sebagian besar lesi menunjukkan hipointens pada T1 dengan hiperintensitas pada
T2 dan FLAIR.1

2.7 Diagnosa Banding


Diagnosis banding tumor otak metastasis cukup luas mencakup tumor
primer (glioma, meningioma, limfoma), infeksi (abses serebri, ensefalitis), lesi
demielinasi, infark serebral dan perdarahan intraserebral. Sebagian besar tumor
metastasis berupa lesi multipel yang menyangat kontras.7

2.8 Penatalaksanaan
Tergantung pada banyak faktor, diantaranya : tipe, lokasi, ukuran
tumor, umur pasien, keadaan umum pasien. Metode terapi pada anak-anak
berbeda dengan dewasa dan disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap pasien.

9
Metode-metode terapi yaitu :
1. Operasi – craniotomy
2. Radioterapi
3. Kemoterapi

Sebelum diterapi diberikan terlebih dahulu :


a. Steroid untuk menghilangkan edema otak
b. Antikonvulsan, untuk mencegah atau mengontrol kejang
c. VP shunt, untuk hydrocephalus

OPERASI
Merupakan terapi yang paling sering dilakukan pada tumor otak.
Untuk mengambil tumor otak, operasi ini disebut kraniotomi .Jika mungkin
tumor diambil semua, tetapi bila tumor tidak dapat diangkat semua tanpa
merusak jaringan otak vital, maka akan diangkat tumor sebanyak-
banyaknya. Pengambilan sebagian tumor dapat menghilangkan gejala
dengan mengurangi tekanan pada otak dan mengurangi ukuran tumor dan
terapi dapat dilanjutkan dengan radioterapi atau kemoterapi. Pada tumor
yang tidak dapat diangkat sama sekali, akan dilakukan biopsi untuk
mengetahui tipe sel sehingga dapat membantu untuk memutuskan terapi
yang akan dilakukan, biasanya dilakukan Needle biopsy dengan bantuan
CT-Scan atau MRI untuk mengarahkan ke lokasi yang tepat. Operator
membuat lubang kecil di tulang tengkorak dan menuntun jarum ke tumor,
teknik ini disebut stereotaksis. 4

1. Radiosurgery Stereotactic
Adalah tehnik "knifeless" yang lebih baru untuk menghancurkan tumor
otak tanpa membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan untuk
menentukan lokasi yang tepat dari tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi
diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk menghancurkan tumornya.

10
Alatnya bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau akselerator linier
dengan foton, ataupun sinar proton.

Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan


komplikasi pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya
adalah tidak adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh
ahli patologi, serta pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi.

Kadang-kadang operasi tidak dimungkinkan. Jika tumor terjadi di batang


otak (brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, ahli bedah tidak mungkin
dapat mengangkat tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Dalam hal ini
pasien dapat menerima radioterapi atau perawatan lainnya.

2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah
mesin besar diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang
radiasi diarahkan ke seluruh otak atau ke saraf tulang belakang. Radioterapi
biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh sel-sel tumor (sisa) yang
mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga dapat dilakukan
sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung pada jenis dan
ukuran tumor serta usia pasien.4,5

11
Beberapa bentuk terapi radiasi:

a. Fraksinasi: Radioterapi biasanya diberikan lima hari seminggu selama


beberapa minggu. Memberikan dosis total radiasi secara periodik membantu
melindungi jaringan sehat di daerah tumor.

b. Hyperfractionation: Pasien mendapat dosis kecil radiasi dua atau tiga kali
sehari, bukan jumlah yang lebih besar sekali sehari.

Efek samping dari radioterapi, dapat meliputi: perasaan lelah berkepanjangan,


mual, muntah, kerontokan rambut, perubahan warna kulit (seperti terbakar) di
lokasi radiasi, sakit kepala dan kejang (gejala nekrosis radiasi).

3. Kemoterapi
Kemoterapi, yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk
membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus
intravena ke seluruh tubuh. Obat-obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang
meliputi periode pengobatan dan periode pemulihan.

Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan


bevacizumab (Avastin), baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk
pengobatan glioma ganas. Mereka lebih efektif, dan memiliki efek samping lebih
sedikit jika dibandingkan dengan obat-obatan kemo versi lama. Temozolomide
memiliki keunggulan lain , yaitu bisa secara oral. Untuk beberapa pasien dengan
kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah biasanya melakukan operasi
pengangkatan tumor dan kemudian melakukan implantasi wafer yang
mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer larut, melepaskan
obat ke otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.

4. Terapi Biologikal

Merupakan cara baru untuk mengobati tumor otak dan masih dalam
penelitian. Cara ini menggunakan prinsip meningkatkan system imun tubuh
untuk melawan penyakit.

12
5. Rehabilitasi

Merupakan bagian yang sangat penting pada bagian terapi. Tergantung


pada kebutuhan pasien dan bagaimana tumor mempengaruhi aktivitas kerja.
Occupational terapi, untuk mengatasi kesulitan dalam aktivitas untuk
kehidupan sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian dan pergi ke toilet.
Physical terapi terutama pada lengan yang lemah atau paralyse dan pada
gangguan keseimbangan. Speech terapi terutama pada pasien dengan
gangguan bicara.

2.9 Prognosis
Secara umum, tumor otak metastasis memiliki prognosis yang buruk
dengan angka rata-rata bertahan hidup 4 – 5 bulan. Hanya sekitar 10% yang
memiliki angka bertahan hidup 1 tahun. Faktor prognosis penting yang
mempengaruhi angka bertahan hidup adalah status performans yang bagus, tidak
adanya metastasis ekstrakranial, tumor primer yang terkontrol, serta usia < 65
tahun. Ketika semua faktor ini ditemukan pada pasien, angka rata-rata bertahan
hidupnya > 7 bulan. Namun apabila salah satunya tidak ada, maka angka rata-rata
bertahan hidupnya turun menjadi sekitar 4 bulan. Berikut tabel mengenai terapi
serta hasil yang di ekspektasikan berupa angka bertahan hidup dalam satuan
bulan.5

Tabel 2.1 Prognosis penderita tumor otak metastasis berdasarkan terapi yang
diberikan (Biswas et al.,2006)
Terapi Angka Bertahan Hidup (bulan)
Tidak diterapi 1-2
Kortikosteroid 2-3
WBRT 3-6
Pembedahan dengan adjuvant BWRT 10-16
SRS WBRT 6-5
Kemoterapi 8-12

13
BAB III
KESIMPULAN

Kanker otak sekunder merupakan kanker otak yang paling sering terjadi.
Kanker otak sekunder disebabkan oleh keberadaan kanker lain pada bagian
tubuh lain, seperti kanker paru-paru, kanker ginjal, kanker payudara, kanker
prostat dan kanker kulit yang menyebar ke otak. Kanker otak sekunder juga
disebut sebagai kanker otak metastatik.
Gejala dan tanda tumor otak metastasis tidak berbeda secara signifikan dengan
tumor otak primer.
Prosedur diagnostik utama adalah pemeriksaan neuro-imaging. Pada
pemeriksaan CT scan tanpa kontras, metastasis biasanya tampak isodens dan
berbatas tegas. Lesi hiperdens menunjukkan adanya perdarahan atau
kalsifikasi. Hipodensitas ekstrim dapat menggambarkan lemak. Utuk metode
terapi ada tiga yaitu ; oprasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Secara umum, tumor otak metastasis memiliki prognosis yang buruk dengan
angka rata-rata bertahan hidup 4 – 5 bulan. Hanya sekitar 10% yang memiliki
angka bertahan hidup 1 tahun.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Bailey and love’s, Short Practice of Surgery 21 st edition,1992, Chapman


and Hall Medical
2. Guyton, A.C. & Hall, J.E. 2014, ‘Serebelum, Ganglia Basalis & Seluruh
Pengatur
3. Motorik’ dalam Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, edisi ke-12, EGC,
Jakarta.
4. kegawatdaruratan saraf dan bedah, PT Delta Citra Grafinda, 2002,FK uph
lippo karawaci
5. Raymond D Adamx and Mourice Victor. Allan H Rapper, Principle of
Neurologi,1997,by sounders company
6. Sylvia A Price dan Lorraine M Wilson, Buku Patofisiologi edisi ke
IV,1995, EGC, Jakarta.
7. Youmans,Neurological Surgery,edisi IV,1996, by sounders company

15
16

Anda mungkin juga menyukai