EPIDURAL HEMATOMA
Pembimbing :
dr. Lisa Irawati, Sp.Rad
Disusun oleh :
Novial Imam Filardhi
406191008
NIM : 406191008
Jakarta,…………………2019
Universitas Tarumanagara i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan referat berjudul Epidural Hematoma dengan baik.
Adapun tujuan penulisan referat ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam
menjalani kepaniteraan klinik bagian Ilmu Radiologi di Rumah Sakit Husada pada
periode 14 Oktober – 17 November 2019dan untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai Epidural Hematoma.
Penulis menyadari bahwa referat ini memiliki banyak kekurangan dan jauh
dari sempurna, sehingga penulis menerima kritik maupun saran yang dapat
membantu referat ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata, semoga referat ini dapat
membawa manfaat bagi kita semua.
406191008
Universitas Tarumanagara ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………. i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iii
1. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….. 1
2. TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………… 2
2.1 Anatomi Kepala…………………………………………………………. 2
2.2 Epidural Hematoma………………………………………………………6
2.2.1 Definisi Epidural Hematoma………………………………….. 6
2.2.2 Epidemiologi Epidural Hematoma ……………………………. 7
2.2.3 Etiologi Epidural Hematoma ………………………………….. 8
2.2.4 Patogenesis Epidural Hematoma ……………………………… 11
2.2.5 Gejala Klinis Epidural Hematoma …………………………….. 14
2.2.6 Pemeriksaan Fisik Epidural Hematoma ……………………….. 14
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang Epidural Hematoma …………………. 15
2.2.8 Diagnosis Epidural Hematoma ………………………………… 21
2.2.9 Diagnosis Banding Epidural Hematoma ………………………. 21
2.2.10 Penatalaksanaan Epidural Hematoma …………………………. 23
2.2.11 Komplikasi Epidural Hematoma ………………………………. 26
2.2.12 Prognosis Epidural Hematoma ………………………………… 27
3. KESIMPULAN……………………………………………………………... 29
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 31
PENDAHULUAN
Universitas Tarumanagara 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Universitas Tarumanagara 2
Gambar 2.1 Pembagian Neurocranium dan Viscerocranium5
Gambar 2.2 Tulang tulang pembentuk cranium5
Universitas Tarumanagara 3
1. Duramater
Universitas Tarumanagara 4
2. Leptomeninx ( Arachnoidea Mater dan Pia Mater )
Lapisan arachnoidea mater dan pia mater bermula dari satu lapisan
mesenkim yang mengelilingi otak ketika embriogenesis. Lapisan mesenkim
tersebut kemudian berpisah menjadi pars parietalis dan pars visceralis di
sebelah dalam. Di antara kedua lapisan tersebut, terdapat ruang yang berisi
liquer cerebrospinal. Pia mater lebih tipis dibandingkan dengan arachnoidea,
Namun lapisan pia mater memiliki banyak pembuluh darah. Lapisan ini
cenderung sulit dibedakan, tetapi menyebabkan permukaan otak mengkilap. Pia
mater ini melekat erat pada dan mengikuti kontur otak.5
.7
2.1.1. Epidemiologi
Universitas Tarumanagara 5
pada anak usia dibawah dua tahun karena lapisan dura mater yang melekat erat
dengan calvaria.2
2.1.2. Definisi
2.1.3. Patofisiologi
Universitas Tarumanagara 6
Perdarahan yang berasal dari vena biasanya lebih ringan. Perdarahan epidural yang
berasal dari vena terbentuk dari fraktur tulang tengkorak melepaskan dura dari
tulang dan menciptakan ruang untuk terkumpulnya darah dan jarang sekali terus
berkembang. EDH yang besar (30cc>) dapat menyebabkan midline shift dan
herniasi otak yang bersifat mengancam nyawa bila tidak segera mendapat
penanganan medis.1,2,8
Universitas Tarumanagara 7
Gambar Epidural Hematoma4
Pada fase awal, epidural hematoma ini bisa tidak menunjukkan gejala selain
nyeri pada daerah trauma. Gejala khas yang terjadi pada epidural hematoma Lucid
interval selama beberapa jam akan muncul ketika peningkatan tekanan intracranial
mulai naik. Lucid interval adalah kondisi dimana seseorang yang mengalami
trauma kepala, mengalami penurunan kesadaran dan segera sadar kembali, namun
Universitas Tarumanagara 8
dalam beberapa jam, akan timbul nyeri kepala memberat yang disertai penuruan
kesadaran progressif sampai menjadi koma.1,2
Peningkatan tekanan intrakranial akan berkembang sesuai dengan besarnya
hematoma. Gejala-gejala yang umum pada peningkatan tekanan intrakranial adalah
sakit kepala, mual, muntah projektil, penurunan kesadaran, peningkatan tekanan
darah dan bradikardi. Selain itu juga terdapat dilatasi pupil ipsilateral yang
disebabkan gangguan pada n. Oculomotorius. Gejala akan berkembang menjadi
memburuk seiring perkembangan tekanan intrakranial sehingga menyebabkan
reflex cahaya pada pupil ipsilateral menjadi negatif. Gejala selanjutna adalah
contralateral hemiparesis yang juga disebabkan meningkatnya tekanan intracranial.
Dan fase akhir, kesadaran penderita akan terus turun hingga koma (GCS < 9) perfusi
darah ke otak menjadi menurun karena tekanan yang besar pada jaringan otak yang
menyebabkan otak mengalami hipoperfusi dan mengalami kerusakan jaringan.
Kerusakan pada otak diakibatkan tekanan intracranial yang meningkat hebat
menjadi permanen dan pasien mengalami kematian.1,5,8
1) Foto polos
Universitas Tarumanagara 9
Trauma pada kepala dapat menyebabkan perubahan pada tulang tengkorak
akibat gaya mekanik, seperti fraktur. Namun hanya dengan pemeriksaan foto
polos, tidak semua gambaran fraktur dapat terlihat jelas, terutama pada daerah
temporal yang sering sekali tidak terlihat pada gambaran foto polos kepala.
Selain itu foto polos kepala tidak dapat mendeteksi adanya perdarahan
intrakranial, oleh karena itu foto polos disarankan untuk dilakukan pada
pemeriksaan penunjang untuk membuktikan pendarahan intrakranial.13
2) CT Scan
Pemeriksaan CT scan untuk menilai pendarahan intracranial dapat
dilakukan sengan cepat dan memperoleh hasil yang akurat. Selain itu
dengan menggunakan CT scan, lokasi dan perkiraan volume perdarahan
dapat diperkirakan. CT scan kepala juga bisa membedakan antara epidural
hematoma dan subdural hematoma sehingga sangat disarankan untuk
dilakukan pada pasien dengan kecurigaan pendaraah intracranial. Epidural
hematoma sendiri dapat disertai dengan atau tanpa fraktur. Sehingga bisa
melihat kemungkinan terjadinya pendarahan intracranial tanpa melakukan
foto polos yang hanya bisa menilai fraktur. Pada hasil CT scan EDH
memiliki gambaran yang khas berupa lesi berbatas tegas, bentuk bikonveks
Universitas Tarumanagara 10
dan melekat pada tabula interna, serta mendorong ventrikel ke sisi
kontralateral. Hematoma pada EDH biasanya tidak melewati sutura seperti
pada subdural hematoma, karena duramater melekat lebih erat pada linea
sutura calvaria. Regio yang paling rentan terjadi EDH regio temporal dan
frontal. Apabila perdarahan masih aktif pada saat pemeriksaan makan
gambaran yang didapatkan adalah swirl sign dan kurang hiperdense. Pada
beberapa kasus gambaran fraktur juga dapat terlihat pada pemeriksan CT
scan13
Universitas Tarumanagara 11
Gambar 2.8 Area hiperdens bikonveks, berbatas tegas di parietalis
kanan dan melekat pada tabula interna12
Universitas Tarumanagara 12
Gambar EDH di Region Fronto-temporal Kiri dengan Pergeseran
Garis Tengah pada Potongan Axial Non-contrast 12
Universitas Tarumanagara 13
Gambar Gambaran Linear Fraktur di Tulang Temporal dan Frontal
pada Hasil Foto CT Axial Bone Window 12
Universitas Tarumanagara 14
Gambar Gambaran Linear Fraktur di Tulang Temporal dan Frontal
pada Hasil Foto CT Coronal Bone Window 12
3) MRI
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah pemeriksaan radiologi
yang menggunakan resonansi medan magnet sebagai media pengambilan
gambarnya. MRI dapat memberikan gambaran informasi yang spesifik dan
akurat, namun kekurangan pemeriksaan MRI adalah pemeriksaan memakan
waktu yang lumayan lama sedangkan kebutuhan diagnosis EDH harus
dilakukan dengan cepat demi menghindari komplikasi dan sequelae. 2
Epidural hematoma fase akut akan memberikan gambaran yang
isointense pada T1 dan gambaran iso ke hiperintense pada T2. Pada fase
subakut awal, gambaran pada EDH berupa hipointense pada T2, sedangkan
untuk fase subakut akhir dan kronik gambarannya akan berupa hiperintense
di T1 dan T2. EDH akut berlangsung 1 hari setelah trauma, fase subakut 2-
4 hari, dan fase kronis 7-20 hari.
Universitas Tarumanagara 15
Gambar Epidural Hematoma Fase Subakut Akhir pada
Pemeriksaan MRI T1 Potongan Axial15
Universitas Tarumanagara 16
Gambar Epidural Hematoma Fase Subakut Akhir pada
Pemeriksaan MRI T1 Potongan Sagital15
4) Angiografi
Angiografi adalah pemeriksaan dengan menggunakan kontras demi
melihat perdarahan otak, angiografi sendiri belakangan ini sudah mulai
ditinggalkan karena efek samping berupa nyeri kepala yang bisa terjadi
akibat pemberian kontras. Untuk sekarang ini pemeriksaan EDH dengan
angiografi hanya digunakan untuk melihat apakah ada atau tidaknya
perdarahan akibat arteriovenosus Malformation. Pada EDH terdapat
ekstravasasi kontras yang aktif pada pemeriksaan angiografi yang
menandakan adanya rupture atau diseksi dari pembuluh darah.
1.1.7 Diagnosis
Universitas Tarumanagara 17
diperkirakan dengan tepat. Adanya gambaran garis fraktur yang terletak
ipsilateral dengan pupil yang melebar, dapat menunjang diagnosis epidural
hematoma. Selain itu, garis fraktur tersebut juga dapat menunjukkan lokasi
hematoma.
Universitas Tarumanagara 18
Gambar Subdural Hematoma17
Universitas Tarumanagara 19
Gambar Gambran CT EDH Berbentuk Seperti Lemon dan SDH Berbentuk
Seperti Pisang17
2.1.9. Tatalaksana
Universitas Tarumanagara 20
c. Masa dengan adanya midline shift lebih atau sama dengan 5mm
d. GCS kurang atau sama dengan dari 8
e. Pasien dengan defisit neurologis fokal
2.1.10 Prognosis Pneumotoraks
Universitas Tarumanagara 21
BAB III
KESIMPULAN
Gejala klinis yang paling sering ditemukan pada pasien EDH adalah mual,
muntah projektil, dilatasi pupil ipsilateral, hemiparesis kontralateral adanya
penurunan kesadaran secara bertahap. Gejala yang khas pasa EDH adalah lucid
interval yang ditemukan beberapa jam setelah kejadian trauma kepala. Penurunan
kesadaran pada EDH berangsur memburuk hingga pasien menjadi koma dan lama
kelamaan bisa menyebabkan kematian karena itu pemeriksaan penunjang yang
cepat dan akurat serta observasi lanjut selama beberapa jam sangat diperlukan pada
pasien yang mengalami trauma kepala. Modalitas utama yang diperlukan untuk
diagnosis EDH adalah CT scan kepala dan ditemukannya gambaran khas berupa
Lesi bikonveks.
Universitas Tarumanagara 22
DAFTAR PUSTAKA
1. Setianto CA. Epidural Hematoma. In Rianawati SB, Munir B, editors. Buku
Ajar Neurologi. Jakarta: Sagung Seto; 2017
2. Greenberg M. Handbook of neurosurgery. 8th ed. Lakeland, Fla.: Greenberg
Graphics; 1997.
3. Ullman JS. Medscape. [Online].; 2016 (cited 2019 October 27).
Available from: https://emedicine.medscape.com/article/248840-
overview#a11.
4. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR, Moore ME. Anatomi Berorientasi Klinis.
5th ed. Astikawati R, editor. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2013.
5. Paulsen F, Waschke J, editors. Sobotta : atlas anatomi manusia : kepala, leher,
dan neuroanatomi. 23rd ed. Jakarta: EGC; 2012.
6. Moore KL, Dalley AF, Agur AMR. Clinically Oriented Anatomy. 7th ed.
Taylor , editor.: Lippincott Williams & Wilkins; 2014.
7. Liebeskind DS. Medscape. [Online].; 2018 [cited 2019 October 27].
Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1137065-
overview#a6.
8. Markam S. Trauma Kapitis. In Harsono , editor. Kapita Selekta Neurologi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2009.
9. Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-De Jong. 3rd ed.
Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R, editors.
Jakarta: EGC; 2007.
10. Munir B. Neurologi Dasar. Jakarta: Sagung Seto; 2015.
11. Price DD. Medscape. [Online].; 2016 [cited 2019 October 27].
Available from: https://emedicine.medscape.com/article/824029-overview#a4
12. Knipe H, Gaillard F. Radiopedia. [Online]. [cited 2019 October 27].
Available from: https://radiopaedia.org/articles/extradural-
haemorrhage?lang=us.
13. Staf Pengajar Subdivisi Radiodiagnostik, Departemen Radiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Radiologi Diagnostik. 2nd ed. Ekayuda I,
editor. Jakarta: Badan Penerbit FKUI; 2005.
14. McDonald DK. Medscape. [Online].; 2018 [cited 2019 October 27].
Available from: https://emedicine.medscape.com/article/340527-
overview#a3.
15. Cuete D. Radiopedia. [Online].; 2014 [cited 2019 October 27].
Available from: https://radiopaedia.org/cases/epidural-haematoma-4?lang=us.
16. Weerakkody Y, Gaillard F. Radiopedia. [Online]. [cited 2019 October 27].
Available from: https://radiopaedia.org/articles/swirl-sign-intracranial-
haemorrhage?lang=us.
17. Ebouda FM. Radiopedia. [Online].; 2014 [cited 2019 October 27].
Available from: https://radiopaedia.org/cases/left-occipital-late-subacute-
epidural-haematoma?lang=us.
Universitas Tarumanagara 23