Anda di halaman 1dari 48

LAPORAN KASUS

Efusi Pleura

Dede Kurniawan
1711901035

Pembimbing:
dr. Dedi Rinaldi Sp.P

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
BAGIAN ILMU KESEHATAN PENYAKIT PARU
RSUD BANGKINANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Efusi pleura adalah kumpulan cairan abnormal yang ada di ruang
pleura, biasanya akibat produksi cairan berlebih dan / atau
penurunan penyerapan limfatik
• Di negara-negara barat : gagal jantung kongestif, sirosis hati,
keganasan, dan pneumonia bakteri
• Di negara berkembang : infeksi tuberkulosis.
• Penatalaksanaan yaitu pengeluaran cairan dengan segera serta
pengobatan terhadap penyebabnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Pleura

Pleura parietalis

Pleura

Pleura visceralis
Fisiologi dan Fungsi Pleura
• Cairan pleura : memudahkan kedua permukaan pleura parietalis dan
pleura viseralis bergerak selama pernapasan dan untuk mencegah
pemisahan toraks dan paru
• ruang pleura (ruang antara pleura parietalis dan pleura visceralis) disebut
ruang potensial
Efusi Pleura

Definisi
Efusi pleura adalah kumpulan cairan abnormal yang ada di
ruang pleura, biasanya akibat produksi cairan berlebih dan / atau
penurunan penyerapan limfatik. Hal ini adalah manifestasi paling
umum dari penyakit pleura, dan etiologinya berkisar pada
spektrum dari gangguan kardiopulmoner dan / atau kondisi
inflamasi sistemik hingga keganasan.
Epideoimologi
• Amerika Serikat diperkirakan setidaknya 1,5 juta kasus per tahun.
• Sebagian besar kasus ini disebabkan oleh gagal jantung kongestif,
pneumonia bakteri, keganasan, dan emboli paru
• prevalensi efusi pleura adalah 320 kasus per 100.000 orang di negara-
negara industri
• Laki-laki=perempuan
Etiologi
• Perubahan permeabilitas membran pleura (misalnya, peradangan,
keganasan, emboli paru).
• Pengurangan tekanan onkotik intravaskular (misalnya,
hipoalbuminemia, sirosis).
• Peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan pembuluh darah
(misalnya, trauma, keganasan, peradangan, infeksi, infark paru, obat
hipersensitivitas, uremia, pankreatitis).
• Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler dalam sirkulasi sistemik
dan/atau paru-paru (misalnya, gagal jantung kongestif, sindrom vena
kava superior).
• Penurunan drainase limfatik atau penyumbatan lengkap, termasuk
obstruksi duktus toraks atau pecah (misalnya, keganasan, trauma).
• Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberkulosis,
pneumonia, virus, bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang
menembus ke rongga pleura), karena tumor dan trauma.
Klasifikasi

Eksudat
Efusi Pleura
Transudat
Perbedaan Transudat Eksudat
- Kadar protein dalam efusi (g/dl) < 3. > 3.
- Kadar protein dalam efusi < 0,5 > 0,5
- Kadar LDH dalam efusi (I.U) < 200 > 200
- Kadar LDH dalam Serum < 0,6 > 0,6
- Berat jenis cairan efusi < 1,016 > 1,016
- Rivalta negatif positif
Patofisiologi
• Meningkatnya tekanan intravaskuler dari pleura, sehingga meningkatkan pembentukan cairan
pleura. Keadaan ini dapat terjadi pada gagal jantung kanan, gagal jantung kiri dan sindroma vena
kava superior.
• Tekanan intra pleura yang sangat rendah seperti terdapat pada atelektasis, baik karena obstruksi
bronkus atau penebalan pleura visceralis.
• Meningkatnya kadar protein dalam cairan pleura dapat menarik lebih banyak cairan masuk ke
dalam rongga pleura.
• Hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal bisa menyebabkan transudasi cairan dari
kapiler pleura ke arah rongga pleura.
• Obstruksi dari saluran limfe pada pleura parietalis. Saluran limfe bermuara pada vena untuk
sistemik. Peningkatan dari tekanan vena sistemik akan menghambat pengosongan cairan limfe,
gangguan kontraksi saluran limfe, infiltrasi pada kelenjar getah bening.
PATOFISIOLOGI
Manifestasi klinis
• Sesak nafas Rasa berat pada dada
• Nyeri dada pada pleuritis
• Batuk
• Demam subfebris pada TBC, demam menggigil pada empiema
• Dinding dada lebih cembung dan gerakan tertinggal
• Vokal fremitus menurun
• Perkusi dull sampal flat
• Bunyi pernafasan menurun sampai menghilang
• Pendorongan mediastinum ke sisi yang sehat dapat dilihat atau diraba
pada treakhea
Diagnosis
Anamnesis
• Sesak napas
• Nyeri dada
• Batuk
• Demam subfebris pada TBC, demam menggigil pada empyema
• Keluhan lain yang mendasarinya
Pemeriksaan Fisik
• Inspeksi : Statis : Dinding dada lebih cembung
Dinamis : gerakan tertinggal

• Palpasi : Vokal fremitus menurun


• Perkusi : Perkusi dull sampal flat
• Auskultasi : Bunyi pernafasan menurun sampai menghilang
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Rontgen dada
• USG dada
• CT Scan dada
• Torakosentesis
Mengetahui penyebab dan jenis dari efusi pleura.

• Biopsi pleura
Apabila dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya maka dilakukan biopsy,
contoh pengambilan sampel yaitu lapisan pleura sebelah luar untuk dianalisa. Komplikasi biopsi
antara lain pneumotoraks, hemotoraks, penyebaran infeksi atau tumor pada dinding dada.

• Analisa cairan pleura


• Bronkoskopi
• Scanning Isotop
• Torakoskopi (Fiber-optic pleuroscopy)
Penatalaksanaan
• Obati penyakit yang mendasarinya
• Torakosentesis
• Chest tube
• Pleurodesis
Komplikasi

• Infeksi
• Fibrosis
BAB III
ILUSTRASI KASUS
• IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. A
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Umur : 60 tahun
• Agama : Islam
• Status Perkawinan : Menikah
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Alamat : Batu belah 02/02 Kampar
• Tanggal Masuk Rumah Sakit : 13 Januari 2018
• Tanggal Pemeriksaan : 16 Januari 2018
• Ruang Rawat : Pejuang ( Abbas )
• No. RM : 15-48-50
ANAMNESIS (AUTOANAMNESIS)
• KELUHAN UTAMA : sesak napas
• RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

• Pasien mengalami sesak napas yang dirasakan sejak 2 jam SMRS. Sesak napas
dirasakan lebih berat pada daerah dada sebelah kiri dibandingkan sebelah
kanan
• Pasien juga mengeluhkan batuk dan berdahak yang memperberat sesak
napas. Dahak berawarna hijau, kental
• Pasien juga mengalami nyeri dada. Nyeri dada dirasakan tidak menjalar ke
arah punggung dan lengan kiri. Nyeri dada dirasakan hilang timbul dan
semakin nyeri pada saat batuk
• Pasien mengeluhkan nyeri ulu hati, mual dan tidak muntah.
• Pasien juga mengalami demam sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengaku badan terasa
panas dan menngigil serta pasien mengalami keringat dingin pada malam hari.
• Pasien mengaku diare sejak 2 hari yang lalu. BAB berdarah dan kencing berdarah
disangkal pasien.
• Pasien juga mengalami penurunan nafsu makan yang sudah dirasakan sejak beberapa
hari yang lalu dan pasien hanya makan sedikit.
• Pasien juga mengaku mengalami penurunan berat badan sejak 6 bulan yang lalu. Pasien
menimbang berat badan dari 65 kg hingga di ukur timbangan terakhir menjadi 55 kg.
• RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah memiliki riwayat keluhan yang sama sebelumnya. Riwayat penyakit
darah tinggi dan kencing manis disangkal.
• RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat keluhan dan penyakit yang sama
dengan pasien. Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan
kencing manis.

• RIWAYAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIASAAN


• Pekerjaan pasien adalah pensiunan dan sekarang sudah tidak bekerja lagi. Pasien
mengaku sudah merokok lebih dari 40 tahun yang lalu. Pasien mengaku
menghabiskan sekitar 2 bungkus rokok dalam sehari dan riawayat minum alkohol
disangkal pasien.
• PEMERIKSAAN TANDA VITAL (VITAL SIGN)
• Tekanan darah : 150/90 mmHg
• Suhu tubuh : 37,3 0C
• Frekuensi denyut nadi : 100 X/menit
• Frekuensi nafas : 30 X/menit
• PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK :
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis
• GCS : E:4 V:5 M:6
• Tinggi badan : 170 cm
• Berat badan : 55 kg
• Status gizi : 19 (normoweight)
Pemeriksaan Kepala
• Mata : Conjungtiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik
Pupil : Isokor
Relfeks cahaya : (+/+)
• Telinga : Tidak ada keluar sekret dari telinga
Tidak terdapat nyeri tekan telinga
Tidak terdapat massa pada telinga
• Hidung : Tidak terdapat deviasi septum nasi
Tidak keluar sekret berbau
• Mulut : uvula berada ditengah
Tidak terdapat hiperemis di faring
Lidah tidak kotor
Kairies pada sabagian gigi
• Pemeriksaan Leher
• Inspeksi : Tidak tampak pembesaran KGB
• Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB
• Pemeriksaan trakea : Terdapat deviasi trakea
• Pemeriksaan kelenjar tiroid : Dalam batas normal
• Pemeriksaan tekanan vena sentral : 5+3 H2O
Pemeriksaan Thorak
Paru
Inspeksi :Statis : Dinging dada kiri lebih cembung
Dinamis : Pergerakan pengembangan dinding dada kiri tertinggal
Palpasi : Fremitus taktil menurun pada paru kiri dibanding paru kanan
Perkusi :
• Paru kanan : Sonor
• Paru kiri : Pekak
Auskultasi :
• Paru kanan : Suara nafas bronkhovesikuler, WH (-), RH(+)
• Paru kiri : Suara nafas meghilang
Jantung
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba ICS V 1 cm lateral linea midclavicula sinistra
 Perkusi :
Batas atas : ICS II Linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV Linea parasternalis dextra
Batas kiri : ICS V 1 cm lateral linea midclavicula sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung normal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi : Supel, permukaan dinding abdomen cembung, warna kulit sama dengan sekitarnya, distensi (-), skar (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) Normal
• Perkusi: Timpani seluruh lapang abdomen
• Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan lepas

Pemeriksaan ginjal
• Pemeriksaan nyeri ketok ginjal : Tidak terdapat Nyeri ketok ginjal
• Pemeriksaaan hepar : Dalam batas normal
• Pemeriksaan lien : Dalam batas normal
• Pemeriksaan asites : Tidak terdapat asites
Pemeriksaan ekstremitas

• Atas : Akral hangat,CTR <2detik, tidak sianosis, edema (-)


• Bawah : Akral hangat,CTR <2detik, tidak sianosis, edema (-)
• PEMERIKSAAN PENUNJANG:

1. Laboratorium
Darah lengkap
• Hemoglobin: 12,7 gr%
• Lekosit : 13,6 103/mm3
• Hematokrit : 37,4 103/mm3
• Trombosit : 597 103/mm3
Diabetes
• GDS : 146 mg/dl
Fungsi Hati
• SGOT : 22 U/L
• SGPT : 30U/L
Fungsi Ginjal
• Creatinin : 1,2 mg/dl
• Ureum : 39 mg/dl

Mikrobiologi
Pewarnaan BTA : S1 : Positif (3+)
P : Positif (3+)
S2 : Positif (2+)
Pemeriksaan cairan pleura

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


Transudat Eksudat
Analisa Cairan Pleura
LDH - U/L < 200  200
Protein 4,7 g/dl <3  3

Jumlah Sel 590 mm3 < 500  500


Glukosa 81 mg/dl 55-140
Ph 7,5 - 7-8
PMN Sel 10 %
MN Sel 90 %
Rivalta Positif -
Warna Kuning agak keruh

Kesan : Cairan yang diperiksa kemungkinan adalah Eksudat


Radiologi
• Rontgen
• USG
Diagnosis Banding
• Efusi Pleura ec TB Paru
• CAP
• PPOK
• Ca Bronkogenik

Diagnosis Kerja
• - Efusi Pleura ec TB Paru + CAP + PPOK
Rencana Pemeriksaan
• Pemeriksaan DPL
• Pemeriksaan elekrolit
• Analisa cairan efusi
• Pemeriksaan rontgen
• Pemeriksaan USG
Penatalaksanaan
Non Farmakologi
• Pungsi Cairan pleura : pada tanggal dilakukan pungsi pleura dan didapatkan 1000
ml cairan pleura dan pada tanggal dilakukan pungsi pleura kedua didapatkan 10 ml
cairan pleura.
• Diet rendah garam
• Patuh minum obat
• Berhenti merokok
• Menggunakan masker dan membuang dahak di tempat air mengalir dengan
desinfektan
Farmakologi
• Drip Aminophilin 10ml dalam 500 RL 20 gtt/i
• Nebu Combivent
Injeksi
• Inj. Cebactam 1gr/12 jam
• Inj. Metylprednisolone 125mg/12 jam
• Inj. Omeprazole 40mg/24 jam
• Inj. Farmavon 2gr/8jam
PO
• Pro TB 4 1x2 tab
• B6 10mg 1x1 tab
• Pro hepar 2x1
• Tracetat Syr 3x1
• Sucralfat Syr 3x1
Hari/Tanggal

Minggu Subjective : Sesak napas (+)


14/01/2018 Batuk (+) Dahak(+)

Objective : TD : 140/70 mmHg


RR : 27x/m
HR : 85x/m
T : 36,4oC
Assesment : CAP + Efusi Pleura + PPOK

Plan : Drip Aminophilin 10ml dalam 500 RL 20 gtt/i


- Nebu Combivent
Injeksi
- Inj. Cebactam /12 jam
- Inj. Metylprednisolone /12 jam
- Inj. Omeprazole 40mg/24 jam
- Inj. Farmavon /8jam
PO
- Pro TB 4 1x2 tab
- B6 1x1
- Pro hepar 2x1
- Tracetat Syr 3x1
- Sucralfat Syr 3x1
Senin Subjective : Sesak napas (+)
15/01/2018 Batuk (+) Dahak(+)

Objective : TD : 130/70 mmHg


RR : 22x/m
HR : 92x/m
T : 37oC
Assesment : CAP + PPOK + Efusi Pleura ec TB Paru

Plan : Drip Aminophilin 10ml dalam 500 RL 20 gtt/i


- Nebu Combivent
Injeksi
- Inj. Cebactam /12 jam
- Inj. Metylprednisolone /12 jam
- Inj. Omeprazole 40mg/24 jam
- Inj. Farmavon /8jam
PO
- Pro TB 4 1x2 tab
- B6 1x1
- Pro hepar 2x1
- Tracetat Syr 3x1
Selasa Subjective : Sesak napas (+) ↓
16/01/2018 Batuk (+) Dahak(+)

Objective : TD : 130/70 mmHg


RR : 22x/m
HR : 88x/m
T : 36,8oC
Assesment : CAP + PPOK + Efusi Pleura ec TB Paru + TB Paru

Plan : Drip Aminophilin 10ml dalam 500 RL 20 gtt/i


- Nebu Combivent
Injeksi
- Inj. Cebactam /12 jam
- Inj. Metylprednisolone /12 jam
- Inj. Omeprazole 40mg/24 jam
- Inj. Farmavon /8jam
PO
- Pro TB 4 1x2 tab
- B6 1x1
- Pro hepar 2x1
Rabu Subjective : Sesak napas
17/01/2018
Objective : TD : 130/60 mmHg
RR : 26x/m
HR : 72x/m
T : 36,2 oC
Assesment : CAP + PPOK + Efusi Pleura ec TB Paru

Plan : Drip Aminophilin 10ml dalam 500 RL 20 gtt/i


- Nebu Combivent
Injeksi
- Inj. Cebactam /12 jam
- Inj. Metylprednisolone /12 jam
- Inj. Omeprazole 40mg/24 jam
- Inj. Farmavon /8jam
PO
- Pro TB 4 1x2 tab
- B6 1x1
- Pro hepar 2x1
- Tracetat Syr 3x1
Kamis Subjective : Sesak napas
18/01/2018
Objective : TD : 140/70 mmHg
RR : 24x/m
HR : 85x/m
T : 36,3 oC
Assesment : CAP + PPOK + Efusi Pleura ec TB Paru

Plan : Drip Aminophilin 10ml dalam 500 RL 20 gtt/i


- Nebu Combivent
Injeksi
- Inj. Cebactam /12 jam
- Inj. Metylprednisolone /12 jam
- Inj. Omeprazole 40mg/24 jam
- Inj. Farmavon /8jam
PO
- Pro TB 4 1x2 tab
- B6 1x1
- Pro hepar 2x1
- Tracetat Syr 3x1
PEMBAHASAN
• Dari hasil anamnesis didapatkan pasien mengalami sesak napas sejak 2 jam
SMRS. Sesak napas dirasakan lebih berat pada dada sebelah kiri. Pasien jga
mengeluhkan batuk sejak beberapa minggu yang lalu berdahak berwarna hijau dan
kental. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada dan nyeri ulu hati. Demam sejak 2
hari yang lalu dan keringat pada malam hari. Pasien juga mengeluhkan penurunan
nafsu makan dan mengalami penuruan berat badan
• Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada inspeksi statis dinding dada kiri lebih
cembung pada keadaan dinamis pergerakan dinding dada kiri tertinggal. Palpasi
fremitus taktil menurun pada paru kiri dibanding paru kanan.Perkusi Paru kanan
Sonor dan Paru kiri Pekak. Auskultasi Paru kanan Suara nafas bronkhovesikuler,
WH (-), RH(+) dan Paru kiri Suara nafas menghilang.
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan padpemeriksaan
laboratorium terdapat lukositosis, pemeriksaan sputum BTA SPS
diperoleh hasil positif (+). Pada pemeriksaan analisis cairan pleura di
dapatkan kesan cairan berwarna kuning keruh (eksudat). Pada foto
rontgen dada, Trakea deviasi, Pada paru tampak infiltrat pada kedua
lapang paru, tampak kavitas tampak perselubungan homogen pada
lapang paru kiri badan lobus tengah dan bawah, sudut kostophrenikus
kanan lancip, kiri berselubung. Pada jantung sulit dinilai. Pada
diafragma kiri berselubung. Kesan TB Paru dengan Efusi Pleura Sinistra
BAB IV
KESIMPULAN
Efusi pleura adalah penumpukkan cairan didalam rongga pleura akibat transudasi atau
eksudasi yang berlebihan. Akibat adanya carian yang cukup banyak dalam rongga pleura, akan
menyebabkan kapasitas paru akan berkurang dan juga menyebabkan pendorongan organ-organ
mediastinum, termasuk jantung. Hal ini mengakibatkan insufisiensi pernafasan dan juga dapat
mengakibatkan gangguan pada jantung dan sirkulasi darah.
Biasanya manifestasi klinisnya adalah yang disebabkan oleh penyakit dasar. Pneumonia akan
menyebabkan demam, menggigil, dan nyeri dada pleuritis, sementara efusi malignan dapat
mengakibatkan dispnea dan batuk. Ukuran efusi akan menentukan keparahan gejala. Pada
kebanyakan penderita umumnya asimptomatis atau memberikan gejala demam, ringan ,dan
berat badan yang menurun seperti pada efusi yang lain. Efusi pleura harus segera mendapatkan
tindakan pengobatan karena cairan pleura akan menekan organ-organ vital dalam rongga dada.

Anda mungkin juga menyukai