Anda di halaman 1dari 40

Case Report Session

Tumor Paru
Preseptor :
dr. Masrul Basyar, Sp.P ( K )
dr. Russilawati, Sp.P

Oleh :
Rezky Fajriani 1410311059
Suci Wijayanti 1410311041
BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


 Kanker paru adalah penyebab kematian tersering dari
seluruh kanker yang tersering di dunia (meliputi Ca Paru, Ca
Prostat, Adenocarcinoma colon).
 Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat
membantu penderita, dan penemuan diagnosis dalam waktu
yang lebih cepat memungkinkan penderita memperoleh
kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya
meskipun tidak dapat menyembuhkannya
 Jumlah kasus baru di Amerika Serikat tahun 2016
diperkirakan 117.920 kasus pada laki-laki dan 106.470
kasus pada perempuan.

 Insiden pada laki-laki cenderung menurun sejak tahun 1980-


an, sedangkan pada wanita cenderung meningkat dan relatif
mendatar tahun 2000-an.
Kecenderungan peningkatan kasus juga terjadi di Indonesia,
terutama di rumah sakit – rumah sakit rujukan seperti
 RS Persahabatan Jakarta,
 RS Soetoma Surabaya,
 RSK Dharmais Jakarta,
 RSUD Moewardi Solo,
 RSUP M Djamil Padang serta
 RSUP Adam Malik Medan.

Di Indonesia kasus kanker paru terdiagnosis ketika penyakit telah


berada pada stage lanjut
 Data di RSUP M. Djamil dari tahun 2004 sampai 2016
didapatkan 275 kasus yang sudah diketahui jenis selnya.
Sebagian besar (76,4%) kasus laki-laki, tetapi jumlah kanker
paru pada laki-laki cenderung menurun, sedangkan wanita
cenderung meningkat.

 Baik pada laki-laki maupun wanita, sebagian besar


ditemukan pada stage lanjut (78,9% vs 90,8%)
Batasan Tujuan Metode
masalah Penulisan Penulisan
• Laporan kasus • Laporan kasus • Laporan kasus
ini membahas ini bertujuan ini ditulis
mengenai untuk dengan
tumor paru meningkatkan menggunakan
pengetahuan metode diskusi
dan yang merujuk
pemahaman dari berbagai
tentang tumor literatur.
paru.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

 Identitas pasien
 Nama : Rafles Bur
 Umur : 60 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 No. RM : 01 01 28 40
 Alamat : Jorong Sijunjung
Keluhan Utama

 Anamnesis (diberikan oleh pasien sendiri)


Seorang pasien laki-laki berumur 60 tahun masuk bangsal
Paru
RSUP M. Djamil pada tanggal 13 Juli 2018.
 Keluhan Utama :
Sesak nafas sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit
Sekarang

 Sesak nafas sudah dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, tidak


menciut, meningkat dengan aktivitas, karena sesaknya pasien suka
berbaring ke kiri. Pasien berobat ke RSUD Sawahlunto, dilakukan
rontgen thorax dan echocardiografi didapatkan efusi pleura
kemudian pasien dirujuk ke RSUP MDjamil. Pasien dirawat 2x
rawatan. Pertama selama 3 hari, dilakukan pungsi cairan pleura 2x
didapatkan total cairan 1700 cc serohemorragic.
 Rawatan kedua selama 1 minggu telah dilakukan bronkoskopi
dengan kesan massa di LBKI
Riwayat Penyakit
Sekarang

 Nyeri dada (+) sebelah kiri, tidak menjalar, hilang timbul


 Batuk (+) sejak 1 minggu ini, dahak putih encer
 Batuk darah (-) riwayat batuk darah (-)
 Keringat malam (-)
 Mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-)
 Nafsu makan (+) menurun sejak 2 bulan yang lalu
 BB menurun (+) pasien tidak tau berapa kg
 Suara serak (-)
 Nyeri menelan (-)
 BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat Penyakit Dahulu

 Riwayat keganasan (-)


 Riwayat hipertensi (-)
 Riwayat diabetes mellitus (-)
 Riwayat minum OAT (-)
Riwayat Penyakit
Keluarga

 Riwayat keganasan (-)


 Riwayat hipertensi (-)
 Riwayat diabetes mellitus (-)
 Riwayat minum OAT (-)
Riwayat Pekerjaan, Sosial
Ekonomi, Kejiwaan &
Kebiasaan

 Pasien seorang wiraswasta dan merokok 36 batang/hari,


lama 40 tahun (IB berat) berhenti sejak 3 bulan yang lalu
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan umum : Tampak


sakit sedang
 BB : 55 kg
 Kesadaran : Komposmentis
kooperatif  TB : 165 cm
 Tekanan darah : 110/70  Status gizi : Normoweight
mHg (IMT: 20,7 kg/m2)
 Frekuensi nadi : 94 kali/  Sianosis : Tidak ada
menit
 Edema : Tidak ada
 Frekuensi napas : 24
 Ikterus : Tidak ada
kali/ menit
 Suhu : 36,7oC
PEMERIKSAAN FISIK

Kulit : Teraba hangat, turgor baik, ptekie (-)

Kelenjar getah bening : Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening

Kepala : Normosefal

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

Mata :Konjungtiva anemis -/-, sklera tidak ikterik


Telinga : Tanda radang (-)
PEMERIKSAAN FISIK

 Hidung : Perdarahan (-), tanda radang (-)


 Mulut : Mukosa bibir dan mulut basah, karies gigi ada,
tidak ada lidah kotor
 Leher : JVP 5-2 cmH2O, kaku kuduk (-)
PEMERIKSAAN FISIK

 Paru-paru : Inspeksi : Kiri cembung dari kanan


(statis), pergerakan kiri tertinggal dari kanan (dinamis)
 Palpasi : fremitus kiri < kanan
 Perkusi : kanan : sonor
 Kiri : atas-RIC V sonor
 RIC V kebawah pekak
 Auskultasi : Kanan : SN bronkovesikuler Rh + wh
-
 Kiri : atas s/d RIC V : SN bronkovesikuler rh
(-) wh (-)
 RIC V sampai kebawah : SN menghilang
PEMERIKSAAN FISIK

 Jantung : Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat


 Palpasi : iktus kordis teraba 2 jari medial linea
midklavikularis sinistra ruang interkosta V
 Perkusi : batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : bunyi jantung reguler, irama teratur,
bising jantung tidak ada
PEMERIKSAAN FISIK

 Abdomen
 Inspeksi : distensi (-)
 Palpasi : hepar dan lien tidak teraba
 Perkusi : timpani
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Punggung : Inspeksi : Kiri cembung dari kanan (statis),
pergerakan kiri tertinggal dari kanan (dinamis)
 Palpasi : fremitus kiri < kanan
 Perkusi : kanan : sonor
 Kiri : atas-RIC V sonor
 RIC V kebawah pekak
 Auskultasi : Kanan : SN bronkovesikuler Rh + wh -
 Kiri : atas s/d RIC V : SN bronkovesikuler rh (-) wh (-)
 RIC V sampai kebawah : SN menghilang
PEMERIKSAAN FISIK

 Genitalia : tidak diperiksa


 Ekstremitas: akral hangat, perfusi baik, refleks fisiologis +/
+, refleks patologis -/-, edema -/-
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

 Laboratorium
 Tanggal 13 Juli 2018
 Hemoglobin : 11,1 gr/dl (N=14-18 gr/dl)
 Leukosit : 11600/mm3 (N= 5.000-10.000 /mm3)
 Trombosit : 471.000/ mm3 (N= 150.000-400.000 /mm3)
 Hematokrit : 30% (N= 40-48%)
 GDS : 127 mg/dl
 Ureum darah : 18 mg/dl
 Kreatinin darah : 0,9 mg/dl
 Na/K/Cl : 131/4,7/98 mmol/L
 Bilirubin total : 0,3 mg/dl
 Bil direct : 0,2 mg/dl
 Bil indirect : 0,1 mg/dl
 SGOT/SGPT : 17/10 mg/dl
 Total Protein : 6,7 mg/dl
 Alb/Glo : 3,5/3,2 mg/dl

 Kesan : Leukositosis, trombositosis, hiponatrium,


hipoalbumin, hiperglobulin
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSA KERJA

 Diagnosis kerja :Susp Ca Bronkogenik jenis sel belum


diketahui T4NxM1a (efusi pleura) sinistra ps 70-80 dengan
paraneoplasti sindrom dengan hiponatremia
TATALAKSANA

 Terapi :
IVFD Asering 12jam/kolf
As. Mefenamat 3 x 500 mg
 Rencana : Proof dan pungsi pleura, bronkoskopi ulang,
TTNA guide USG
DISKUSI

 Pasien adalah seorang laki-laki berumur 60 tahun. Sesuai


dengan data epidemiologi, insiden kanker paru lebih tinggi
pada pria dibandingkan wanita dan merupakan penyebab
utama kematian akibat kanker pada laki-laki (21.8%).
Insiden kanker paru meningkat pada usia > 40 tahun.
Sesak nafas

Batuk
anamnesis

Nyeri dada
 Sesak nafas: massa yang terdapat pada paru atau akibat
adanya efusi pleura.

 Nyeri dada: invasi dari massa yang ada di paru. Nyeri dada
dapat pula berhubungan dengan perluasan ke mediastinum
atau dinding toraks atau berhubungan dengan keterlibatan
pleura.

 Batuk : rangsangan yang ditimbulkan oleh penekanan massa


pada reseptor batuk seperti bronkus. Batuk merupakan gejala
tersering (60-70%) pada kanker paru.
 Pasien adalah seorang perokok dengan konsumsi rokok ± 36
batang/hari selama ± 40 tahun (IB berat).

 Merokok merupakan faktor risiko utama penyebab


perubahan genetik yang menyebabkan kanker paru.
Pemeriksaan Fisik Paru: mendukung ke arah adanya massa
atau adanya efusi pelura
 Laboraturium: Trombositosis, hiponatremia

 Trombositosis dan hiponatremia merupakan bagian dari


sindrom paraneoplastik
 Bronkoskopi: massa di LBKi. Bronkoskopi wajib dilakukan
pada pasien ini
 Bronkoskopi dengan tujuan diagnostik dapat diandalkan
untuk mengambil jaringan atau bahan agar dapat dipastikan
ada tidaknya sel ganas. Bronkoskopi adalah tindakan medis
yang bertujuan untuk melakukan visualisasi trakea dan
bronkus, melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam
prosedur diagnostik dan terapi penyakit paru.
 Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang pasien didiagnosa kerja dengan
Suspek Ca Bronkogenik jenis sel belum diketahui T4NxM1a
+ efusi pleura sinistra ps 70-80 + sindrom paraneoplastik
dengan hiponatremia.
 T4: pasien positif megalami efusi pelura
 Nx: belum dilakukan pemeriksaan penujang untuk menilai
keterlibatan KGB
 M1a: sudah ada metastasis di paru berupa efusi pelura.
 Ps 70 – 80: pasien masih bisa merawat diri sendiri meski
sudah mengalami gejala-gejala dari penyakitnya.
 Pada pasien diberikan nasal kasul O2 3-4 L, IVFD asering 12
jam/ kolf, dan asam mefenamat 3 x 500 mg.
 Pemberian oksigen nasal kanul 3-4 liter per menit bertujuan
untuk meningkatkan tekanan oksigen alveolar, pengurangan
usaha napas untuk mempertahankan tekanan oksigen
alveolar dan penurunan kerja miokardium untuk
mempertahankan tekanan oksigen arteri.
 Pemberian asam mefenamat dilakukan untuk
menatalaksana nyeri yang dialami pasien.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai