Anda di halaman 1dari 33

1

TUMOR PARU + ANEMIA +


TROMBOSITOSIS + HIPONATREMIA

Widiya Perwita Sari, S.Ked


FAB 117 021
KEPANITERAAN KLINIK REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY
MEDICINE
FK UNPAR/RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKARAYA
2018
PENDAHULUAN
 Kanker paru secara umum dibagi menjadi dua
kategori utama, yaitu kanker paru sel kecil (small
cell lung cancer) and non-small cell lung cancer
(NSCLC). NSCLC berkisar 85% dari seluruh kasus
kanker paru.
 Prevalensi kanker paru adalah urutan kedua dari
kanker prostat pada pria dan kanker payudara
pada wanita.
 Kanker paru merupakan penyebab utama kematian
akibat kanker pada laki-laki maupun perempuan,
bukan hanya di Amerika tetapi juga di negara lain.
Pada tahun 2014, penyakit ini diprediksikan telah
menyebabkan 159.000 kematian pada Amerika,
lebih dari kanker kolorektal, payudara, dan
prostat.
LAPORAN KASUS
 PRIMARY SURVEY (Tn. M.A)
Vital sign
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 125x/menit
Pernapasan : 30x/menit
Suhu : 37,40C
 Airway : Bebas, tidak ada sumbatan
jalan nafas
 Breathing : Spontan, 30x/menit, abdominal,
pergerakan thoraks simetris kanan/kiri
 Circulation : Nadi 125x/menit reguler,
kuat angkat, CRT <2”
 Disability : GCS E4V5M6, pupil isokor +/+,
diameter 3mm/3mm
 Evaluasi masalah : berdasarkan primary
survey sistem triase, kasus ini merupakan kasus yang
termasuk dalam priority sign label kuning karena
pasien dengan sesak napas..
 Tatalaksana awal : tata laksana awal pada
pasien ini adalah ditempatkan di ruangan non
bedah dan diberikan oksigen.
 IDENTITAS
 Nama : Tn. M.A
 Usia : 61 tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Jl. B. Koetin No. 10
ANAMNESIS

 Keluhan utama : Sesak napas

 Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke IGD RSUD dr. Doris Sylvanus dengan keluhan sesak
napas sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Sesak napas disertai
batuk-batuk berdahak, batuk darah disangkal. Tiga bulan yang lalu
pasien mulai sering batuk-batuk dan lama-kelamaan mulai sesak
napas. Keringat dingin pada malam hari disangkal. Selama 3 bulan
terakhir pasien mengaku mengalami penurunan berat badan. Keluhan
demam juga diakui pasien. Dua hari yang lalu pasien baru keluar dari
rumah sakit dan dirawat dengan keluhan yang sama seperti yang
dirasakan sekarang. Pasien juga mengaku mual dan nafsu makan
berkurang, badan terasa lemas dan tidak dapat beraktivitas, muntah
disangkal. Tidak ada keluhan buang air besar maupun buang air kecil.
Pasien merupakan perokok aktif sejak kurang lebih 35 tahun yang lalu.
 Riwayat Penyakit Dahulu:

Sebelumnya pasien pernah dirawat di rumah sakit


dengan keluhan yang sama dan dinyatakan
menderita tumor paru. Riwayat penyakit paru lain
disangkal, kencing manis, asma, maupun tekanan
darah tinggi disangkal.
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga pasien yang pernah
mengalami hal yang sama, atau memiliki penyakit
paru lainnya. Tidak ada riwayat keganasan pada
keluarga.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis GCS E4 M6 V5
 Kepala : Normocephal
 Mata : konjungtiva anemis (+/+), seklera
ikterik
 Telinga : Normotia, bentuk dan ukuran dalam
batas normal, benjolan (-/-), nyeri tekan tragus (-/-
), serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).
 Hidung : Deformitas septum nasi (-/-), nafas
cuping hidung, sekret (-/-), darah (-/-), benjolan (-
/-), nyeri tekan (-)
 Mulut : Bibir kering (-), pucat (-), sianosis (-),
 Leher : Kelenjar tiroid dalam batas normal,
tidak ada pembesaran. Pembesaran kelenjar getah
bening (-).
Toraks
Paru-paru
 Inspeksi Inspeksi : simetris, retraksi suprasternal
 Palpasi : fremitus vokal sulit dievalusi, krepitasi (-)
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : suara nafas vesikuler mengeras -/+, rhonki -
/+, wheezing -/-
Jantung
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Thrill tidak teraba
 Perkusi : batas jantung kanan terdesak ke kiri dan kiri
normal
 Auskultasi : S1 S2 tunggal, bising (-)
 Abdomen
 Inspeksi : datar, distensi (-)
 Palpasi : turgor cepat kembali,
hepar/lien/massa tidak teraba
 Perkusi : timpani (+),
 Auskultasi : bising usus (+) normal.
 Ekstremitas
 Ekstremitas atas : akral hangat, edem (-/-),
parese (-/-)
 Bawah Ekstremitas bawah : akral hangat,
edem (-/-), parese (-/-)
 Pemeriksaan Performance Status

 Menurut Karnofsky Scale: 70-80, yaitu: Ada


keluhan, tapi masih aktif, dan dapat mengurus diri
sendiri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Hasil laboratorium :
 Hb: 6,5 g/dl, Hct: 21,5 %, trombosit: 580.000/uL,
leukosit 13.720/uL.
Na : 127, K : 3,5, Ca: 1,29
FOTO THORAKS
CT-SCAN
 Diagnosis Kerja
 Tumor paru kiri PS 70/80 + anemia + trombositosis
+ hiponatremia
PENATALAKSANAAN
 Tatalaksana awal:
 O2 6 lpm
 IVDF asering 100 cc guyut
 Terapi lanjut
 IVFD Asering : NaCl 0,9% 18 tpm
 Inj. Ceftazolin 2x1 gr
 Transfusi PRC 1 kolf/12 jam (sedia 4 kolf)
 Prognosis
 Quo ad vitam : dubia
 Quo ad functionam : dubia
 Quo ad sanationam : dubia
PEMBAHASAN
 Kanker paru adalah penyakit dengan ciri khas
adanya pertumbuhan sel yang tidak terkontrol
pada jaringan paru-paru.
 Penyebab dari kanker paru sebagian besar adalah
rokok (78% pada laki-laki, dan 90% pada
wanita).
GEJALA KLINIS
 Keluhan utama dapat berupa:
 Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak putih,
dapat juga purulen) sekitar 45%-75%
 Batuk darah 57%
 Sesak napas
 Suara serak
 Sakit dada
 Sulit / sakit menelan
 Benjolan di pangkal leher
 Sembab muka dan leher, kadang-kadang disertai
sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat.
 Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan gejala-
gejala klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti sudah stadium
lanjut.

 Lokal (tumor tumbuh setempat):


 Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis

 Hemoptosis

 Mengi (wheezing, stridor) karena ada obstruksi saluran napas

 Kadang terdapat kavitas seperti abses paru

 Atelektasis
 Invasi lokal
 Nyeri dada
 Dispnoe karena efusi pleura

 Invasi ke perikardium.

 Sindroma vena kava superior

 Sindrom Horner

 Suara serak, karena penekanan pada nervus laringeal


rekurer
 Gejala Penyakit Metastasis
 Pada otak, tulang, hati, adrenal
 Limfadenopati servikal dan supraklavikula
 Sindrom Paraneoplastik: terdapat pada 10% kanker paru
dengan gejala:
 Sistemik: penurunan BB, anoreksia, demam
 Hematologi: leukositosis, anemia, hiperkoagulasi
 Hipertrofi osteoartropati
 Neurologik: dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer
 Endokrin: sekresi berlebihan pada hormon paratiroid
(hiperkalsemia)
 Dermatoologik: eritema multiform, hiperkeratosis, jari tabuh
 Gejala dan keluhan yang tidak khas, seperti:
 Berat badan berkurang
 Nafsu makan hilang
 Demam hilang timbul
 Sindrom paraneoplastik, seperti “Hypertropic
pulmonary osteoartheopathy”, trombosis vena
perifer dan neuropati.
 Tampilan
Tampilan penderita kanker paru berdasarkan
keluhan subyektif dan obyektif yang dapat dinilai
oleh dokter. Ada beberapa skala international untuk
menilai tampilan ini, antara lain berdasarkan
Karnofsky Scale yang banyak dipakai di Indonesia,
tetapi juga dapat dipakai skala tampilan WHO
TATALAKSANA

 Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy


(multi-modaliti terapi).
 Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine
modality therapy”, misalnya kemoterapi neoadjuvan untuk
KPBKSK stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada
kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti
kanker paru dengan sindroma vena kava superiror berat.
 Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin
tumor direseksi lengkap berikut jaringan KGB
intrapulmoner, dengan lobektomi maupun
pneumonektomi.
KESIMPULAN

 Telah dilaporkan pasien atas nama Tn. M.A yang


datang ke IGD dengan sesak napas. Dari anamnesis,
hasil pemeriksaan fisik dan penunjang ditentukan
diagnosisnya dengan tumor paru PS 70/80 +
anemia + trombositosis + hiponatremia. Tata
laksana awal pada pasien ini adalah ditempatkan
di ruangan non bedah dan diberikan oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
1. Winston W. Non-Small Cell Lung Cancer. Medscape 2015
[updated: 16 July 2015, cited: 30 September 2015] Aveailable
from: http://emedicine.medscape.com/article/279960-
overview#a5
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Kanker Paru Pedoman
Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. 2003.
3. Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Nasional
Penanganan Kanker Paru versi 1,0 2015. Komite Penanggulangan
Kanker. 2015.
4. Molina R, Fillella X, Auge J, Fuentes R, Bover I, Rifa J, et al. Tumor
Markers (CEA, CA 125, CYFRA 21-1, SCC dan NSE) in Patients
with Non-Small Cell Lung Cancer as an Aid in Histological
Diagnosis and Prognosis. Tumor Biology 2003;24 (4): 209-18

Anda mungkin juga menyukai