Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

ILEUS OBSTRUKTIF
Oleh :
WIDIYA PERWITA SARI, S.Ked
FAB 117 021

Pembimbing:
dr. Sutopo, Sp.RM
dr. Tagor Sibarani
BAGIAN/SMF REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
2018
PENDAHULUAN

 Ileus Obstruktif disebut juga ileus mekanis


merupakan suatu hambatan pasase usus yang yang
dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus atau
oleh gangguan peristaltic usus.
 Menurut penelitian Nofie Windiarto (2008) di
Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang
diantaranya 20 penderita ileus 11 orang (55%)
perempuan dan 9 orang (45%) laki-laki dengan
kelompok umur 17-15 tahun sebanyak 10 orang
(50%), 26-34 tahun sebanyak 6 orang (30%), dan
35-45 tahun sebanyak 4 orang (20%).
 rasio perbandingan perempuan lebih banyak
daripada laki-laki (rasio perbandingan 3:2)
…pendahuluan

 Terapi ileus obstruksi biasanya melibatkan


intervensi bedah. Tujuan utama
penatalaksanaan adalah dekompresi bagian
yang mengalami obstruksi untuk mencegah
perforasi.
 Tindakan operasi juga untuk menghindari
komplikasi dari ileus ini yaitu nekrosis atau
ganggren serta peritonitis
LAPORAN KASUS

 PRIMARY SURVEY : Tn. S,44 tahun


 Vital Sign:
 Tekanan Darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 78 x/menit, regular, kuat angkat
 Respirasi : 26 x/menit, regular, pernapasan
torakoabdominal
 Suhu : 36,9o C
…primary survey

 Airway : bebas, tidak ada sumbatan jalan


nafas
 Breathing : spontan, 22 x/menit,
pernapasan torakoabdominal
 Circulation : nadi 78 x/menit, regular, kuat
angkat. CRT <2 detik
 Disability : GCS 15 (E4M6V5)
…primary survey

 Evaluasi masalah:
Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam
priority sign karena pasien berdasarkan trias
emergency, pasien tidak masuk dalam trias
tersebut. Pasien kemudian ditempatkan di ruang
bedah dan diberi label warna kuning.
 Tatalaksana awal :
Tata laksana awal pada pasien ini adalah
memposisikan pasien di tempat aman, memberi
O2 3 lpm dan memasang IV line dengan cairan
fisiologis.
Identitas Pasien

 Nama : Tn. S
 Usia : 44 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat :Desa Kalampangan
ANAMNESIS
 Dilakukan Autoanamnesis kepada pasien di
ruang IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
 Keluhan Utama : Nyeri perut
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Os datang ke RSUD dr. Doris Sylvanus dengan keluhan
nyeri perut, diseluruh lapang perut sejak 5 hari sebelum
masuk rumah sakit. Perut terasa membesar dan keras.
Os belum BAB sejak 6 hari SMRS. Os juga mengeluh
tidak bisa kentut sejak 6 hari SMRS. Mual (+), muntah
(+) sejak 5 hari SMRS, 4-5 kali setiap harinya, isi
makanan dan air, lendir (-), darah (-). Nafsu makan
menurun (+) sejak 7 hari SMRS. Demam (-), nyeri
berkemih (-), sakit kepala (-), pusing (-).
…anamnesis

 Riwayat Penyakit Dahulu :


Os tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya.
 Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai sakit
serupa
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum
 Kesan sakit : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)
 Vital sign
 Tekanan Darah: 100/60 mmHg
 Nadi : 78 x/menit, regular, kuat angkat
 Respirasi : 26 x/menit, regular, pernapasan
torakoabdominal
 Suhu : 36,9o C
…pemeriksaan fisik
 Kepala : Normocephal
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-)
 Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-), darah (-)
 Leher : Kaku kuduk (-), KGB dan tiroid tidak teraba membesar
 Thorax
 Cor :
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea midclavicula sinistra
 Auskultasi: SI-SII tunggal reguler, Murmur (-), Gallop (-).
 Pulmo :
 Inspeksi : Simetris (+/+), Massa (-), Retraksi (-/-)
 Palpasi: Massa (-), Krepitasi (-)
 Perkusi: Sonor (+/+) dikedua lapang paru
 Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki Basah (-/-), Wheezing (-/-)
…pemeriksaan fisik

 Abdomen
 Inspeksi : Cembung
 Auskultasi : Bising Usus (+) menurun
 Perkusi : hipertimpani
 Palpasi : distensi (+), nyeri tekan (-), hepar
dan lien sulit teraba.
 Ekstermitas: Akral hangat, CRT <2
detik.
Pemeriksaan penunjang

Parameter Hasil Nilai rujukan Interpretasi


Hemoglobin 11,6 g/dl 11-16 g/dl Normal
Leukosit 14.510 /uL 4000- Meningkat
10.000/uL
Trombosit 274.000/uL 150000- Normal
450000/uL
Hematokrit 34,5% 37-54% Normal
GDS 105 mg/dl < 200 mg/dl Normal
Creatinin 0,77 mg/dl 0,17-1,5 mg/dl Normal
…pemeriksaan penunjang
DIAGNOSIS

 Diagnosis Klinis : Nyeri abdomen


 Diagnosis Anatomi : Ileus Obstruktif
 Diagnosis Etiologi: Adhesi (perlengketan
usus)
 Diagnosis Kerja : Nyeri abdomen ec.
Ileus Obstruktif Letak Tinggi
PENATALAKSANAAN IGD

Posisikan pasien berbaring terlentang


 O2 3 lpm
 IVFD RL loading dose 1000 cc dilanjutkan RL
30 tpm
 Pasang NGT dan DC
 Inj. Ceftriaxone 1 gr/IV  skin test
 Inj. Ranitidine 1 A/IV
 Puasakan pasien untuk persiapan laparotomy
 Observasi keadaan umum, kesadaran dan
tanda vital.
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : ad bonam


 Quo ad functionam : ad bonam
 Quo ad sanationam : ad bonam
PEMBAHASAN
 Ileus Obstruktif disebut juga ileus mekanis merupakan suatu hambatan
pasase usus yang yang dapat disebabkan oleh obstruksi lumen usus
atau oleh gangguan peristaltic usus
 ETIOLOGI ILEUS:
 Perlengketan atau adhesi
 Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femoral, umbilikal, insisional, atau
parastomal)
 Neoplasma
 Intususepsi usus halus
 Penyakit Crohn
 Volvulus
 Batu empedu yang masuk ke ileus.
 Striktur yang sekunder yang berhubungan dengan iskhemia, inflamasi, terapi
radiasi, atau trauma operasi.
 Penekanan eksternal oleh tumor, abses, hematoma, intususepsi, atau
penumpukan cairan.
 Benda asing, seperti bezoar.
 Divertikulum Meckel
MANIFESTASI KLINIS ILEUS
OBSTRUKTIF
Terdapat 4 tanda cardinal gejala ileus obstruktif:
 Nyeri abdomen
 Muntah
 Distensi perut
 Kegagalan buang air besar (konstipasi) atau
tidak ada flatus
Pada pasien di atas, keempat tanda kardinal ini
ditemukan sehingga berdasarkan anamnesis,
diagnosis pasien mengarah ke ileus obstruktif.
KLASIFIKASI ILEUS OBSTRUKSI:

 Berdasarkan lokasi obstruksi:


 Ileus obstruksi letak tinggi : obstruksi mengenai usus halus (dari gaster
sampai ileum terminal)
 Ileus obstruksi letak rendah : obstruksi mengenai usus besar (dari ileum
terminal sampai rectum)
 Berdasarkan stadiumnya:
 Obstruksi sebagian (partial obstruction) : obstruksi terjadi sebagian
sehingga makanan masih dapat diperistaltik, flatus dan defekasi (+)
 Obstruksi sederhana (simple obstruction) : obstruksi atau sumbatan
yang tidak disertai terjepitnya pembuluh darah (tidak disertai gangguan
aliran darah)
 Obstruksi strangulasi (strangulated obstruction) : obstruksi disertai
dengan terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemia yang akan
berakhir dengan nekrosis atau ganggren.
Perbedaan ileus obstruktif
letak tinggi dan letak
rendah:
Manifestasi klinis Ileus Obstruktif Letak Ileus Obstruktif Letak
Tinggi Rendah
Nyeri abdomen +++ +
Muntah +++ +
Muntah Feculen - ++
Distensi abdomen + +++
Dehidrasi Cepat Lambat

Pada pasien ini ditemukan nyeri abdomen dengan pain scale 7. Pasien juga
muntah 4-5 kali dalam sehari dan distensi abdomen. Berdasarkan data tersebut,
kemungkinan diagnosis mengarah ke ileus obstruktif letak tinggi.
Perbedaan ileus obstruktif
simple dan strangulata:
Manifestasi klinis Simple Strangulata
Nyeri abdomen Kolik Menetap
Muntah + +
Distensi abdomen + +
Obstipasi + +
Peristaltik + meningkat + menurun
Leukosit N/meningkat Meningkat
Pada pasien didapatkan nyeri abdomen sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit
dimana nyeri perut yang dirasakan pasien menetap dari hari pertama sampai
pasien dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus. Pasien muntah (+), obstipasi (+), distensi
abdomen (+), bising usus menurun dan jumlah leukosit pasien meningkat.
Sehingga berdasarkan manifestasi klinis yang ditemukan, diagnosis pasien
mengarah ke ileus obstruktif strangulata.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan laboratorium tidak mempunyai


ciri-ciri khusus. Leukosit normal atau sedikit
meningkat, jika sudah tinggi kemungkinan
sudah terjadi peritonitis
 Foto polos abdomen sangat bernilai dalam
menegakkan diagnosa ileus obstruksi. Untuk
menegakkan diagnosa secara radiologis pada
ileus obstruktif dilakukan foto abdomen.
Perbedaan gambaran radiologi ileus
obstruktif letak tinggi dan letak
rendah
Ileus obstruktif letak tinggi Ileus obstruktif letak rendah
Dilatasi di proximal sumbatan Dilatasi di proximal sumbatan (sumbatan
(sumbatan paling distal di ileocaecal paling distal di ileocaecal junction) dan
junction) dan kolaps usus di bagian kolaps usus di bagian distal sumbatan
distal sumbatan
Coil spring appearance Gambaran penebalan usus besar yang
distensi tampak pada tepi abdomen

Hearing bone appearance Air fluid level yang panjang-panjang di


kolon.
Step ladder sign (air fluid level yang
pendek dan banyak)
Penatalaksanaan

 Tujuan utama penatalaksanaan adalah


dekompresi bagian yang mengalami
obstruksi untuk mencegah perforasi.
Tindakan operasi biasanya selalu
diperlukan.
 Menghilangkan penyebab ileus obstruksi
adalah tujuan kedua. Kadang-kadang
suatu penyumbatan sembuh dengan
sendirinya tanpa pengobatan, terutama
jika disebabkan oleh perlengketan
 Persiapan  Pada pasien dilakukan
Pipa lambung harus dipasang untuk penatalaksanaan dengan
mengurangi muntah, mencegah tatalaksana awal
aspirasi dan mengurangi distensi memposisikan pasien dengan
abdomen (dekompresi). Pasien berbaring terlentang, diberikan
dipuasakan, kemudian dilakukan
juga resusitasi cairan dan elektrolit oksigenasi 3 liter dan
untuk perbaikan keadaan umum. pemasangan IV line.
Setelah keadaan optimum tercapai  Pasien kemudian dikonsulkan
barulah dilakukan laparatomi
ke bagian bedah, lalu dilakukan
 Operasi persiapan untuk operasi yaitu
Operasi dapat dilakukan bila sudah dengan pemasangan NGT dan
tercapai rehidrasi dan organ-organ DC serta mempuasakan pasien
vital dalam keadaan stabil. untuk laparotomy.
 Pasien juga diberikan suntikan
antibiotik untuk menekan
infeksi pasien. Pasien
diobservasi keadaan umum,
kesadaran dan tanda vital dan
masuk rawat inap di bagian
bedah
Kesimpulan

Telah dilaporkan pasien Tn. D.F 33 tahun, datang


dengan keluhan nyeri abdomen, mual dan muntah,
distensi perut dan tidak bisa BAB dan flatus.
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yaitu radiologi, diagnosis
pasien mengarah ke nyeri abdomen ec ileus obstruktif
letak tinggi. Pasien diberi label warna kuning,
kemudian berikan tatalaksana awal di IGD yaitu
memposisikan pasien, oksigenasi dan pemasangan IV
line. Pasien kemudian dikonsulkan ke bagian bedah
dan dilakukan persiapan operasi laparotomy meliputi
pemasangan NGT dan puasa. Pasien kemudian
dirawat inap di bagian bedah.
Daftar Pustaka
1. Faradilla N. Ileus obstruktif. Jurnal
Kedokteran FKRiau. 2009.
2. Sari N, Ismar, Nazriati E. Gambaran ileus
obstruktif di RSUD Arifin Achmad Riau periode
Januari 2012-Desember 2014. JOM FK Vol. 2
No. 2. Riau. 2015
3. Indrayani MN. Diagnosis dan tatalaksana
ileus obstruktif. Denpasar. 2013.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai