ILEUS OBSTRUKTIF
Oleh :
WIDIYA PERWITA SARI, S.Ked
FAB 117 021
Pembimbing:
dr. Sutopo, Sp.RM
dr. Tagor Sibarani
BAGIAN/SMF REHABILITASI MEDIK DAN EMERGENCY MEDICINE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD DORIS SYLVANUS
2018
PENDAHULUAN
Evaluasi masalah:
Kasus ini merupakan kasus yang termasuk dalam
priority sign karena pasien berdasarkan trias
emergency, pasien tidak masuk dalam trias
tersebut. Pasien kemudian ditempatkan di ruang
bedah dan diberi label warna kuning.
Tatalaksana awal :
Tata laksana awal pada pasien ini adalah
memposisikan pasien di tempat aman, memberi
O2 3 lpm dan memasang IV line dengan cairan
fisiologis.
Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Usia : 44 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat :Desa Kalampangan
ANAMNESIS
Dilakukan Autoanamnesis kepada pasien di
ruang IGD RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka
Raya.
Keluhan Utama : Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang ke RSUD dr. Doris Sylvanus dengan keluhan
nyeri perut, diseluruh lapang perut sejak 5 hari sebelum
masuk rumah sakit. Perut terasa membesar dan keras.
Os belum BAB sejak 6 hari SMRS. Os juga mengeluh
tidak bisa kentut sejak 6 hari SMRS. Mual (+), muntah
(+) sejak 5 hari SMRS, 4-5 kali setiap harinya, isi
makanan dan air, lendir (-), darah (-). Nafsu makan
menurun (+) sejak 7 hari SMRS. Demam (-), nyeri
berkemih (-), sakit kepala (-), pusing (-).
…anamnesis
Keadaan Umum
Kesan sakit : Tampak sakit sedang
Kesadaran : GCS 15 (E4M6V5)
Vital sign
Tekanan Darah: 100/60 mmHg
Nadi : 78 x/menit, regular, kuat angkat
Respirasi : 26 x/menit, regular, pernapasan
torakoabdominal
Suhu : 36,9o C
…pemeriksaan fisik
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), mata cekung (-)
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), sekret (-), darah (-)
Leher : Kaku kuduk (-), KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thorax
Cor :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi: SI-SII tunggal reguler, Murmur (-), Gallop (-).
Pulmo :
Inspeksi : Simetris (+/+), Massa (-), Retraksi (-/-)
Palpasi: Massa (-), Krepitasi (-)
Perkusi: Sonor (+/+) dikedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki Basah (-/-), Wheezing (-/-)
…pemeriksaan fisik
Abdomen
Inspeksi : Cembung
Auskultasi : Bising Usus (+) menurun
Perkusi : hipertimpani
Palpasi : distensi (+), nyeri tekan (-), hepar
dan lien sulit teraba.
Ekstermitas: Akral hangat, CRT <2
detik.
Pemeriksaan penunjang
Pada pasien ini ditemukan nyeri abdomen dengan pain scale 7. Pasien juga
muntah 4-5 kali dalam sehari dan distensi abdomen. Berdasarkan data tersebut,
kemungkinan diagnosis mengarah ke ileus obstruktif letak tinggi.
Perbedaan ileus obstruktif
simple dan strangulata:
Manifestasi klinis Simple Strangulata
Nyeri abdomen Kolik Menetap
Muntah + +
Distensi abdomen + +
Obstipasi + +
Peristaltik + meningkat + menurun
Leukosit N/meningkat Meningkat
Pada pasien didapatkan nyeri abdomen sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit
dimana nyeri perut yang dirasakan pasien menetap dari hari pertama sampai
pasien dirujuk ke RSUD Doris Sylvanus. Pasien muntah (+), obstipasi (+), distensi
abdomen (+), bising usus menurun dan jumlah leukosit pasien meningkat.
Sehingga berdasarkan manifestasi klinis yang ditemukan, diagnosis pasien
mengarah ke ileus obstruktif strangulata.
PEMERIKSAAN PENUNJANG