0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
210 tayangan4 halaman
SOP ini memberikan panduan penanganan pasien yang mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas. Langkah-langkahnya meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosa, stabilisasi hemodinamik pasien, pemberian terapi seperti NGT, diet, dan kriteria rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan bila diperlukan.
SOP ini memberikan panduan penanganan pasien yang mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas. Langkah-langkahnya meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosa, stabilisasi hemodinamik pasien, pemberian terapi seperti NGT, diet, dan kriteria rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan bila diperlukan.
SOP ini memberikan panduan penanganan pasien yang mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas. Langkah-langkahnya meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang, diagnosa, stabilisasi hemodinamik pasien, pemberian terapi seperti NGT, diet, dan kriteria rujukan ke fasilitas kesehatan lanjutan bila diperlukan.
1. Pengertian Manifestasi perdarahan saluran cerna bervariasi mulai dengan perdarahan
masif yang mengancam jiwa hingga perdarahan samar yang tidak dirasakan. Hematemesis menunjukkan perdarahan dari saluran cerna bagian atas, proksimal dari ligamentum Treitz. Melena biasanya akibat perdarahan saluran cerna bagian atas, meskipun demikian perdarahan dari usus halus atau kolon bagian kanan, juga dapat menimbulkan melena.. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan pasien yang mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas sesuai standar terapi. 3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor. 800/62/SK/PUSK TG / I- 2017, tentang Layanan Klinis 4. Referensi PERMENKES RI, No.514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama. 5. Alat dan Bahan 1. Alat : a. Tensi meter b. Stoteskop c. Kanul oksigen d. Naso Gastric Tube (NGT) e. Sarung tangan 2. Bahan Laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap 6. Langkah –Langkah 1. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien Pasien dapat datang dengan keluhan muntah darah berwarna hitam seperti bubuk kopi (hematemesis) atau buang air besar berwarna hitam seperti ter atau aspal (melena). Gejala klinis lainya sesuai dengan komorbid, seperti penyakit hati kronis, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit ginjal dsb. 2. Pemeriksaan fisik Penilaian hemodinamik (keadaan sirkulasi) Evaluasi jumlah perdarahan. Pemeriksaan fisik lainnyayaitu mencari stigmata penyakit hati kronis (ikterus, spider nevi, asites, splenomegali, eritema palmaris, edema tungkai), massa abdomen, nyeri abdomen, rangsangan peritoneum, penyakit paru, penyakit jantung, penyakit rematik dll. Rectal toucher Dalam prosedur diagnosis ini penting melihat aspirat dari Naso Gastric Tube (NGT). Aspirat berwarna putih keruh menandakan perdarahan tidak aktif, aspirat berwarna merah marun menandakan perdarahan masif sangat mungkin perdarahan arteri. 3. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan darah lengkap. 4. Dokter menegakkan diagnosa klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang. 5. Dokter memberikan terapi Stabilkan hemodinamik. a. Pemasangan IV line b. Oksigen sungkup/kanula c. Mencatat intake output, harus dipasang kateter urin d. Memonitor tekanan darah, nadi, dan keadaan lainnya sesuai dengan komorbid yang ada. 2. Pemasangan NGT (nasogatric tube) 3. Tirah baring 4. Puasa/diet hati/lambung a. Injeksi antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa proton (PPI) b. Sitoprotektor: sukralfat 3-4 x1 gram c. Antasida d. Injeksi vitamin K untuk pasien dengan penyakit hati kronis 6. Memberikan konseling dan edukasi agar keluarga ikut mendukung untuk menjaga diet dan pengobatan pasien 7. Kriteria rujukan: Terhadap pasien yang diduga kuat karena ruptura varises esophagus di rujuk ke pelayanan kesehatan sekunder Bila perdarahan tidak berhenti dengan penanganan awal di puskesmas Bila terjadi anemia berat 7. Unit Terkait 1. R. Pelayanan Rekam Medis 2. R. Pelayanan Pemeriksaan Umum 3. R. Pelayanan Anak 4. R. Pelayanan Ibu 5. R. Pelayanan Rawat Inap 6. R. Pelayanan TB Paru 7. R. Pelayanan Gizi/PTM 8. R. Pelayanan HIV/AIDS 9. R. Pelayanan Bersalin 10. R. Pelayanan KB 11. R. Pelayanan Imunisasi 12. R. Pelayanan Gawat Darurat 13. R. Pelayanan Laboratorium 14. R. Pelayanan Farmasi 15. R. Pelayanan Gigi dan Mulut 8. Dokumen Terkait Rekam Medis
9. Hal yang perlu Kondisi pasien
diperhatikan 10. Rekaman Historis Perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan