Anda di halaman 1dari 4

PERDARAHAN SALURAN

CERNA BAGIAN ATAS


SOP/UKP/PUSK
No. Dokumen
-TG
SOP No. Revisi 00
Tanggal Terbit 10 – 01 - 2017
Halaman 1/4

Puskesmas dr. Imelda


Tanjung Gadang NIP. 19831129 201001 2 005

1. Pengertian Manifestasi perdarahan saluran cerna bervariasi mulai dengan perdarahan


masif yang mengancam jiwa hingga perdarahan samar yang tidak
dirasakan. Hematemesis menunjukkan perdarahan dari saluran cerna
bagian atas, proksimal dari ligamentum Treitz. Melena biasanya akibat
perdarahan saluran cerna bagian atas, meskipun demikian perdarahan dari
usus halus atau kolon bagian kanan, juga dapat menimbulkan melena..
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan pasien yang
mengalami perdarahan saluran cerna bagian atas sesuai standar terapi.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor. 800/62/SK/PUSK TG / I-
2017, tentang Layanan Klinis
4. Referensi PERMENKES RI, No.514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Alat dan Bahan 1. Alat :
a. Tensi meter
b. Stoteskop
c. Kanul oksigen
d. Naso Gastric Tube (NGT)
e. Sarung tangan
2. Bahan
Laboratorium untuk pemeriksaan darah lengkap
6. Langkah –Langkah 1. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien
Pasien dapat datang dengan keluhan muntah darah berwarna hitam
seperti bubuk kopi (hematemesis) atau buang air besar berwarna
hitam seperti ter atau aspal (melena). Gejala klinis lainya sesuai
dengan komorbid, seperti penyakit hati kronis, penyakit paru,
penyakit jantung, penyakit ginjal dsb.
2. Pemeriksaan fisik
 Penilaian hemodinamik (keadaan sirkulasi)
 Evaluasi jumlah perdarahan.
 Pemeriksaan fisik lainnyayaitu mencari stigmata penyakit
hati kronis (ikterus, spider nevi, asites, splenomegali,
eritema palmaris, edema tungkai), massa abdomen, nyeri
abdomen, rangsangan peritoneum, penyakit paru, penyakit
jantung, penyakit rematik dll.
 Rectal toucher
 Dalam prosedur diagnosis ini penting melihat aspirat dari
Naso Gastric Tube (NGT). Aspirat berwarna putih keruh
menandakan perdarahan tidak aktif, aspirat berwarna
merah marun menandakan perdarahan masif sangat
mungkin perdarahan arteri.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap.
4. Dokter menegakkan diagnosa klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang.
5. Dokter memberikan terapi
Stabilkan hemodinamik.
a. Pemasangan IV line
b. Oksigen sungkup/kanula
c. Mencatat intake output, harus dipasang kateter urin
d. Memonitor tekanan darah, nadi, dan keadaan lainnya
sesuai dengan komorbid yang ada.
2. Pemasangan NGT (nasogatric tube)
3. Tirah baring
4. Puasa/diet hati/lambung
a. Injeksi antagonis reseptor H2 atau penghambat pompa
proton (PPI)
b. Sitoprotektor: sukralfat 3-4 x1 gram
c. Antasida
d. Injeksi vitamin K untuk pasien dengan penyakit hati
kronis
6. Memberikan konseling dan edukasi agar keluarga ikut mendukung
untuk menjaga diet dan pengobatan pasien
7. Kriteria rujukan:
 Terhadap pasien yang diduga kuat karena ruptura varises
esophagus di rujuk ke pelayanan kesehatan sekunder
 Bila perdarahan tidak berhenti dengan penanganan awal di
puskesmas
 Bila terjadi anemia berat
7. Unit Terkait 1. R. Pelayanan Rekam Medis
2. R. Pelayanan Pemeriksaan Umum
3. R. Pelayanan Anak
4. R. Pelayanan Ibu
5. R. Pelayanan Rawat Inap
6. R. Pelayanan TB Paru
7. R. Pelayanan Gizi/PTM
8. R. Pelayanan HIV/AIDS
9. R. Pelayanan Bersalin
10. R. Pelayanan KB
11. R. Pelayanan Imunisasi
12. R. Pelayanan Gawat Darurat
13. R. Pelayanan Laboratorium
14. R. Pelayanan Farmasi
15. R. Pelayanan Gigi dan Mulut
8. Dokumen Terkait Rekam Medis

9. Hal yang perlu Kondisi pasien


diperhatikan
10. Rekaman Historis
Perubahan No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai