Anda di halaman 1dari 2

TATALAKSANA TETANUS

No. Dokumen /SOP/C/0102/II/2017


No. Revisi 00
SOP
Tanggal Terbit Februari 2017
Halaman 1 dari 2

PUSKESMAS SUKASARI dr. Gumilar Farto Siswoyo


KECAMATAN CILAKU NIP.198202012010011013

1. Pengertian Tetanus adalah penyakit pada sistem saraf yang disebabkan oleh
tetanospasmin.
Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium
tetani, ditandai dengan spasme tonik persisten disertai dengan
serangan yang jelas dan keras. Spasme hampir selalu terjadi pada otot
leher dan rahang yang menyebabkan penutupan rahang (trismus,
lockjaw), serta melibatkan tidak hanya otot ekstremitas, tetapi juga otot-
otot batang tubuh
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk tatalaksana
pasien tetanus yang berobat di Puskesmas Sukasari.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Sukasari Nomor Tahun 2017
Tentang Standar Layanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 5 tahun 2014
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer
5. Alat dan Bahan Alat:
a. Tensimeter
b. Stetoskop
c. Thermometer
d. ATK
6. Langkah-langkah 1. Petugas melakukan anamnesis dan menggalinya
a. Manifestasi klinis tetanus bervariasi dari kekakuan otot setempat,
trismus sampai kejang yang hebat. Manifestasi klinis tetanus
terdiri atas 4 macam yaitu:
1) Tetanus lokal
2) Tetanus sefalik
3) Tetanus umum/generalisata
4) Tetanus neonatorum
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, untuk menemukan tanda-
tanda berikut:
a. Dapat ditemukan: kekakuan otot setempat, trismus sampai
kejang yang hebat.
b. Pada tetanus lokal ditemukan kekakuan dan spasme yang
menetap.
c. Pada tetanus sefalik ditemukan trismus, rhisus sardonikus dan
disfungsi nervus kranial.
d. Pada tetanus umum/generalisata adanya: trismus, kekakuan
leher, kekakuan dada dan perut (opisthotonus), fleksi-abduksi
lengan serta ekstensi tungkai, kejang umum
e. Pada tetanus neonatorum ditemukan kekakuan dan spasme dan
posisi tubuh klasik
3. Petugas melakukan penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik.
4. Petugas melakukan tatalaksana:
a. Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan
debridemen.
b. Pemberian Oksigen.
c. Antikonvulsan diberikan secara titrasi, sesuai kebutuhan dan
respon klinis. Diazepam atau vankuronium 6-8 mg/hari. Bila
penderita datang dalam keadaan kejang maka diberikan
diazepam dosis 0,5mg/kgBB/kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis
optimum 10mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti
pemberian diazepam per oral (sonde lambung) dengan dosis
0,5/kgBB/kali sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal diazepam
240mg/hari. Bila masih kejang (tetanus yang sangat berat), harus
dilanjutkan dengan bantuan ventilasi mekanik, dosis diazepam
dapat ditingkatkan sampai 480mg/hari dengan bantuan ventilasi
mekanik, dengan atau tanpa kurarisasi. Magnesium sulfat dapat
pula dipertimbangkan digunakan bila ada gangguan saraf
otonom.
d. Anti Tetanus Serum (ATS) dapat digunakan, tetapi sebelumnya
diperlukan skin tes untuk hipersensitif. Dosis biasa 50.000 iu,
diberikan IM diikuti dengan 50.000 unit dengan infus IV lambat.
Jika pembedahan eksisi luka memungkinkan, sebagian antitoksin
dapat disuntikkan di sekitar luka.
e. Eliminasi bakteri, penisilin adalah drug of choice: berikan prokain
penisilin, 1,2 juta unit IM atau IV setiap 6 jam selama 10 hari.
Untuk pasien yang alergi penisilin dapat diberikan tetrasiklin 4 x
500 mg PO atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Pemberian
antibiotik di atas dapat mengeradikasi Clostridium tetani tetapi
tidak dapat mempengaruhi proses neurologisnya.
5. Petugas melakukan Konseling dan Edukasi pada pasien dan atau
keluarganya
a. Edukasi bahwa luka harus sering dibersihkan dan steril.
b. Edukasi agar pasien rajin minum obat dan rajin makan makanan
yang bergizi.
6. Petugas melakukan rujukan dengan kriteria:
a. Bila tidak terjadi perbaikan setelah penanganan pertama.
b. Terjadi komplikasi, seperti distres sistem pernapasan.
c. Rujukan ditujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder
yang memiliki dokter spesialis neurologi
7. Bagan Alir
8. Hal-hal Yang Perlu
Diperhatikan
9. Unit Terkait Ruang MTBS, Ruang BP Umum, RGD 24 jam
10. Dokumen Terkait Rekam Medis
11. Riwayat Perubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tgl diberlakukan
Dokumen

Anda mungkin juga menyukai