0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
80 tayangan22 halaman
Studi ini menguji manfaat profilaksis antibiotik untuk mencegah infeksi saluran kemih berulang pada anak setelah episode pertama. Anak-anak secara acak diberi atau tidak diberi profilaksis antibiotik selama 6 bulan. Hasilnya menunjukkan profilaksis tidak mengurangi risiko infeksi ulang. Studi ini menunjukkan manfaat profilaksis antibiotik bagi anak setelah infeksi saluran kemih pertama tidak terbukti.
Studi ini menguji manfaat profilaksis antibiotik untuk mencegah infeksi saluran kemih berulang pada anak setelah episode pertama. Anak-anak secara acak diberi atau tidak diberi profilaksis antibiotik selama 6 bulan. Hasilnya menunjukkan profilaksis tidak mengurangi risiko infeksi ulang. Studi ini menunjukkan manfaat profilaksis antibiotik bagi anak setelah infeksi saluran kemih pertama tidak terbukti.
Studi ini menguji manfaat profilaksis antibiotik untuk mencegah infeksi saluran kemih berulang pada anak setelah episode pertama. Anak-anak secara acak diberi atau tidak diberi profilaksis antibiotik selama 6 bulan. Hasilnya menunjukkan profilaksis tidak mengurangi risiko infeksi ulang. Studi ini menunjukkan manfaat profilaksis antibiotik bagi anak setelah infeksi saluran kemih pertama tidak terbukti.
(DISERTAI DEMAM)PERTAMA PADA ANAK SUATU PERCOBAAN MULTICENTER, RANDOM, TERKONTROL, NON INFERIOR PEMBIMBING : dr. Kristin Sp. A OLEH : Yudhi Lillah Setyawati LATAR BELAKANG Infeksi saluran kemih febril (disertai demam) (UTIs) adalah infeksi bakteri serius terjadi pada bayi & balita, menyebabkan jaringan parut ginjal, proteinuria, hipertensi, kerusakan ginjal kronis Frekuensi reinfeksi tahun pertama setelahUTI 30% Profilaksis antibiotik telah banyak digunakan walaupun bukti efektifitasnya lemah TUJUAN Menentukan apakah
ada profilaksis mirip dengan antimikroba profilaksis untuk mengurangi kambuhnya demam infeksi saluran kemih pada anak-anak setelah terjadi demam infeksi saluran kemih. METODE Terkontrol, random, multicenter, open-label, paralel group Awal percobaan 3 lengan noninferior 2 lengan Dilaksanakan : Mei 2000 Agustus 2006 Oleh : 22 unit pediatric di Italia Koordinasi dengan : Unit nefrologi, Dialisis & Transplantasi Departemen Pediatrik Padova Orang tua anak menandatangani persetujuan tindakan sebelum berpartisipasi 1. Usia 2 bulan 7 tahun 2. Memiliki fungsi ginjal normal 3. Didiagnosis UTI febril episode pertama dengan / tanpa VUR ringan sedang primer (derajat 1 3) INKLUSI 1. Malformasi urologis kompleks 2. Kerusakan ginjal parah Scintigraphy DMSA Fungsi relatif 1 ginjal < 30 % EKSKLUSI PENELITIAN IMAGING Prerandomization Postrandomization Antibiotik untuk UTI febril Randomisasi USG dan scan ginjal DMSA selama 10 hari sejak awal pemberian antibiotik UTI febril Area fokal dari penurunan uptake scan DMSA pertama tanpa kehilangan kortikal indikasi pyelonefritis akut VCUG, radiologi pada 2 bulan periode UTI PRERANDOMIZATION Ulang scan DMSA 12 bulan sejak randomisasi episode baru UTI febril 6 bulan setelah infeksi Jaringan parut ginjal diindikasikan sebagai penurunan
kontur/penipisan korteks dengan
hilangnya volume parenkim POSTRANDOMIZATION Perawatan antibiotik : Ceftriaxone IV pada awal 3 hari diikuti Co-amoxiclav oral 7 hari Co-amoxiclav oral 10 hari
ANTIBIOTIK UNTUK UTI FEBRIL Selesai perawatan : Anak diberi profilaksis hingga VCUG dilakukan Hasil melalui komputer pusat koordinasi Randomisasi 3 lengan : 1. Pusat, menempatkan anak berdasarkan jenis kelamin & kelompok klinis 2. usia 3. kelompok klinis DMSA (+) akut tanpa VUR DMSA (-) akut dengan VUR DMSA (+) akut dengan VUR Randomisasi 2 lengan : Pusat menempatkan anak pada tingkatan, lalu menerima alokasi perawatan & standarisasi praktik klinik
RANDOMISASI INTERVENSI PENELITIAN KELOMPOK A : Tanpa profilaksis KELOMPOK B : Profilaksis Co-trimoxazole/ Co-amoxiclav 15 mg/kg/hari Kultur urin tiap bulan selama 6 bulan, dilanjutkan tiap 2 bulan Kunjungan klinik tiap 6 & 12 bulan Jadwal DMSA pada 12 bulan akhir follow up Hasil : - Gejala&tanda UTI (urinalisis, kultur urin) - Kepatuhan obat - Efek samping & resistensi antibiotik profilaksis INTERVENSI PENELITIAN EFEK SAMPING 25 (7,3%) anak-anak mengalami efek samping minor selama 12 bulan follow up. Semua pasien berada dalam profilaksis: 15 dengan co-amoxiclav 10 dengan co-trimoxazole. Efek samping terutama muntah atau intoleransi gastrointestinal.
DISKUSI Anak dengan demam ISK dan atau Vur diberi profilaksis antibiotik walau memperpanjang komplikasi (jaringan parut ginjal)
Anak adalah konsumen antibiotik utama, sehingga
pada anak terjadi peningkatan resiko resistensi bakteri
Resiko tinggi resistensi
berada di profilaksis, sehingga manfaat
antibiotik harus mempertimbangkan resiko tinggi
bakteri resisten. KESIMPULAN Anak dengan atau tanpa nonsevere primer
refluks, profilaksis tidak mengurangi tingkat kambuhnya demam