Anda di halaman 1dari 20

AUDIOLOGI

Definisi : Ilmu yang memepelajari pendengaran

MENDENGAR diperlukan
1.Rangsang yg Adekuat bunyi
2.Alat penerima rangsang telinga

BUNYI TERGANTUNG
1.Frekwensi Hz
2.Intensitas dB
Tidak seluruh frekwensi suara dapat didengar. Pada manusia terbatas pada Frekwensi
-------------16 Hz ------------ 20 Hz --------

Infra sonic Ultra sonic
Frekwensi 500 s/d 2000 Hz - enak didengar
Intensitas suara / kekuatan suara diukur dengan dB.
Suara > 85 dB Tidak enak didengar menyakitkan telinga / bisa merusak alat pendengaran
SOUND LEVEL METER ( SLM ) Alat utk mengukur intensitas suara ruangan
dan sekitarnya.

SUARA SAMPAI KETELINGA DENGAN CARA :


1.Melalui hantaran tulang
2.Langsung ke gendang telinga
3.Melalui tulang tengkorak ke telinga sebelah nya

GANGGUAN PENDENGARAN :
1. Conductive Hearing Loss : Conductive deafness
gangguan pada - Hantaran udara
- Pekak konduktif
2. Sensory Neural Hearing Loss : Nerve Deafness
gangguan pada - Hantaran tulang
- Pekak Persepsi
3. Mixed Hearing Loss : Mixed Deafness
- Pekak campuran
I.CONDUCTIVE HEARING LOSS

Definisi : Segala gangguan hantaran suara yg tdpt pada telinga luar


dan tengah dgn telinga dalam yg normal ( gangguan
konduksi suara dari foramen ovale ke arah luar )

Gangguan konduksi ( hantara suara) contoh :


1. Cerumen diliang telinga luar
2. Atresia liang telinga
3. Mikroti
4. Otitis media
5. Baro Trauma
6. Tuba Catarhalis
II.SENSORY NERVE HEARING LOSS

DEFINISI : Segala gangguan atau penyakit yang terdapat pada :


1. Telinga dalam
2. Nervus VIII ( N.Cochlearis )
3. Sentral Pendengaran ( Cortex Cerebri )
dengan telinga tengah dan luar yang normal.

ETIOLOGI

1.KELAINAN KONGENITAL
Oleh karena kerusakan embrio intra uterin , misalnya peda waktu hamil ibu
menderita Rubella
2.ACQUISITA :

- Infeksi
Mis : Parotitis,Labirintitis
- Intoksikasi obat-obatan
Mis : Kinin,Streptimisin,Kanamisin
- Trauma
Mis : Trauma akustik
- Tumor
Mis Neuroma akustic
- Meniers disease
III.MIXED HEARING LOSS

DEFINISI :
Hantaran suara pada telinga luar dan tengah terganggu serta telinga dalam rusak
/ tidak berfungsi
Misalnya : 1. OTOSCLEROSIS
tidak hanya stapes tapi juga telinga bagian dalam.
2. PRESBIACUSIS
pada permulaan terjadi SNHL dan akhirnya terjadi
Mixed Hearing Loss
UJI PENDENGARAN

Ada beberapa cara pemeriksaan :


I. Test berbisik
II.Pemeriksaan garpu penala :
1. Garpu penala biasa
2. Rinne test
3. Weber test
4. Schwabach test
AUDIOMETRI
SUATU PEMERIKSAAN PENDENGARAN DENGAN MEMAKAI
ALAT AUDIOMETER.

AUDIOMETER
Suatu alat elektro kaustik yang mampu menghasilkan suara yang
memenuhi syarat sebagai bahan pemeriksaan yaitu ;
Frekwensi ( 125 8000 Hz )
Intensitas suara yang dapat diukur ( - 10 s/d 110 dB )
PEMBAGIAN AUDIOMETRI

1.Audiometri nada murni ( Pure Tone Audiometri )


2.Audiometri bicara /tutur ( Speech Audiometri )
3. Audiometri nada diatas batas minimum pendengaran ( Supra
Threshold Audiometri )
TABEL DERAJAT KETULIAN

--------------------------------------------------------------
Hearing loss Hearing loss
ASA 1951 (dB) ISO 1964 ( dB)
- Normal - 10 s/d 15 - 10 s/d 26
- Tuli ringan 16 s/d 29 27 s/d 40
- Tuli menengah 30 s/d 44 41 s/d 55
- Tuli menengah berat 45 s/d 55 56 s/d 70
- Tuli berat 56 s/d 79 71 s/d 90

----------------------------------------------------------------------------------------
ASA : America Standart Association
ISO : International Standart Organization
PADA AUDIOGRAM BATAS MINIMUM HANTARAN TULANG SELAMANYA
SAMA ATAU LEBIH BAIK DARI PADA HANTARAN UDARA . BILA DIDAPATI
HANTARAN TULANG LEBIH BURUK DARI HANTARAN UDARA MAKA
HARUS DIPERHATIKAN :

1.Audiometer ( baik /rusak}


2.Ruang pemeriksaan ( Sunyi /ribut)
3.Prosedur pemeriksaan ( ada kesalahan / tidak )
4 Penempatan oscilator
5.Hasil pengukuran batas minimum hantaran tulang
6.Pemeriksa sendiri ( menguasai cara pemeriksaan / tidak )
Keadaan patologis lain (hantaran tulang lebih buruk dari hantaran udara ) :
1. Anomali tulang tengkorak
2. Bornero Phenomenon

CROSS HEARING = bila suatu bunyi disajikan pada telinga yang sedang
diperiksa, kadang-kadang dapat pula didengar oleh
telinga disebelahnya

MASKING = pemberian bunyi melalui hantaran udara pada telinga yang tidak
diperiksa, supaya tidak ikut mendengar bunyi yang diberikan
MANFAAT AUDIOMETRI NADA MURNI , dapat mengetahui:
1. Fungsi pendengaran masing-masing telinga secara kualitatif
2. Derajat gangguan pendengaran (kuantitatif)

Kelemahan Audiometri Nada Murni :


1. Penderita yang sama , dibuat Audiogram oleh 2 orang
berbeda hasil berbeda, mungkin karena :
- faktor teknis
- faktor psikis
2. Tidak dapat menentukan dengan tepat validitas sosial
penderita
ad.2. AUDIOMETRI TUTUR (SPEECH AUDIOMETRY)

Dapat diperoleh informasi :


1. Jenis ketulian dan derajat ketulian
2. Lokalisasi kerusakan rantai pendengaran
3. Kenaikan batas minimum pendengaran penderita setelah operasi timpanoplasti
4. Pemilihan alat bantu pendengaran (APM) yang cocok

Dikenal 2 titik penting :


1. Speech Reception Threshold (SRT) = merupakan batas minimum penerimaan
percakapan dan bertujuan untuk mengetahui kemampuan pendengaran penderita
dalam mengikuti percakapan sehari-hari atau disebut Validitas Sosial.
Titik SRT ini diperoleh bila penderita telah dapat menirukan secara betul 50% dari
kata-kata yang disajikan. Dengan SRT kita dapat memperoleh gambaran ketulian secara
Kuantitatif.

2. Speech Discrimination Score (SDS) = untuk mengetahui kemampuan pendengaran


penderiata dalam membedakan macam-macam kata yang didengar.
Normal : 90 100 %
Dengan SDS dapat diperoleh gambaran ketulian secara Kualitatif.
MATERIAL TEST == berupa deretan kata-kata yang jumlahnya
tertentu pada setiap deret, dapat berupa :
1. Bilangan,
2. Spondee kata-kata yang terdiri dari 2 suku kata, dimana tiap-tiap
suku kata mendapat tekanan yang sama dan mempunyai arti sendiri
3. Kata-kata yang tidak berarti (Non sens words) terdiri dari kata-kata
yang tidak mempunyai arti
4. Phonetically Balanced Test terdiri dari sederetan kata-kata yang
merupakan kumpulan kata-kata sehari-hari (PB List)

Material test PBL inilah yang dianggap paling baik, oleh karena :
1. faktor terka tidak atau kurang berperan
2. menggunakan kata-kata percakapan sehari-hari

Untuk SRT dipakai kata-kata Spondee, untuk SDS dipakai kata-kata PBL
Contoh :

Gajah Mada PBL:


I II . X
1. Sadar sabar
2. Bintang sakit
3. Hendak simpan
4. Timbang lembar
5. Senang tukar
, dlll

Spondee :
I II III
bangsa paspal sepak bola
pingsan sosbud bulu tangkis
kurma sospol olah raga
jaksa orpol orang tua
telpon hansip raja hutan
Interpretasi hasil pemeriksaan Speech Audiometry :

1. Normal
SDS = 90 100% pada intensitas 60 dB
2. Tuli Konduktif (CHL)
SDS < 90%
3. Tuli persepsi (SNHL)
SDS < 80%
4. Tuli campur
Bila intensitas suara dinaikkan akan terjadi perbaikan score SDS-nya, namun
tidak mencapai score yang memuaskan
5. Seseorang dengan SDS 40%, disebut Critical Level.
Sukar mengikuti percakapan sehari-hari, contoh : Acustic Neuroma
Menurut Hopkinson dan Thompson (1967) :
SDS 90 100% = Normal atau tuli konduktif
SDS 50 80% = Tuli campuran, Presbiakusis
SDS 22 40% = Kelainan koklea
SDS < 22 = Kelainan retrokoklea
Ad.3 AUDIOMETRI NADA DI ATAS BATAS MINIMUM PENDENGARAN
(SUPRA THRESHOLD AUDIOMETRY) :

SNHL bisa disebabkan oleh kerusakan :


1. Auris interna
2. N. akustikus
3. Pusat pendengaran di otak

Anda mungkin juga menyukai