GI
dr. Harry A. Asroel,
Sp.THT-KL
BAGIAN THT –
KL FK USU
MEDAN
2009
Definisi : Ilmu yang mempelajari pendengaran
MENDENGAR € diperlukan
1.Rangsang yg Adekuat €
bunyi 2.Alat penerima
rangsang € telinga
BUNYI TERGANTUNG
1.Frekwensi €
Hz 2.Intensitas
€
dB
Tidak seluruh Infra sonic suara dapat didengar.
frekwensi Ultra sonic
Pada manusia terbatas
Frekwensi
pada 500 s/d 2000 Hz - € enak
Frekwensi
Intensitas suaradidengar
-------------16
/ kekuatan suara € diukur
Hz ------------ 20dengan
Hz --------
dB.
Suara > 85 dB € Tidak enak didengar € menyakitkan telinga / bisa
merusak alat pendengaran
SOUND LEVEL METER ( SLM ) € Alat utk mengukur intensitas
suara ruangan dan sekitarnya.
GANGGUAN PENDENGARAN :
1.Conductive Hearing Loss : Conductive
deafness gangguan pada € - Hantaran
udara
- Pekak konduktif
2.Sensory Neural Hearing Loss : Nerve
Deafness gangguan pada € -
Hantaran tulang
- Pekak Persepsi
3.Mixed Hearing Loss : - Mixed Deafness
- Pekak campuran
I. CONDUCTIVEHEARINGLOSS
ETIOLOGI
1.KELAINAN KONGENITAL
Oleh karena kerusakan embrio intra uterin , misalnya hamil
peda waktu menderita Rubella ibu
2.ACQUISITA :
- Infeksi
Mis : Parotitis,Labirintitis
- Intoksikasi obat-obatan
Mis :
Kinin,Streptimisin,Kanamisi
n
- Trauma
Mis : Trauma akustik
- Tumor
Mis Neuroma akustic
- Menier’s disease
III.MIXED HEARING LOSS
DEFINISI :
Hantaran suara pada telinga luar dan tengah terganggu serta
telinga dalam rusak
/ tidak berfungsi
Misalnya : 1. OTOSCLEROSIS
tidak hanya stapes tapi juga telinga bagian dalam.
2. PRESBIACUSIS
pada permulaan terjadi SNHL dan
akhirnya terjadi Mixed Hearing Loss
UJI PENDENGARAN
AUDIOMETER
Suatu alat elektro kaustik yang mampu menghasilkan
suara yang memenuhi syarat sebagai bahan
pemeriksaan yaitu ;
• Frekwensi ( 125 – 8000 Hz )
• Intensitas suara yang dapat diukur
( - 10 s/d 110 dB )
PEMBAGIAN
AUDIOMETRI
1.Audiometri nada murni ( Pure Tone
Audiometri ) 2.Audiometri bicara /tutur (
Speech Audiometri )
3. Audiometri nada diatas batas minimum
pendengaran ( Supra Threshold Audiometri
)
TABEL DERAJAT KETULIAN
--------------------------------------------------
------------ Hearing loss Hearing
ASA 1951 loss ISO
- (dB) 1964 ( dB)
Norm
- Tuli ringan -16 29
10 s/d 15 -27
10s/d
s/d40
26
al
- Tuli menengah 30 s/d 44 41 s/d 55
- Tuli menengah 45 s/d 55 56 s/d 70
berat
- Tuli berat 56 s/d 79 71 s/d 90
-------------------------------------------------------------------------
---------------
ASA : America StandartAssociation
ISO : International Standart Organization
PADAAUDIOGRAM BATAS MINIMUM HANTARAN TULANG SELAMANYA
SAMAATAU LEBIH BAIK DARI PADA HANTARAN UDARA. BILA DIDAPATI
HANTARAN TULANG LEBIH BURUK DARI HANTARAN UDARA MAKA
HARUS DIPERHATIKAN :
CROSS HEARING = € bila suatu bunyi disajikan pada telinga yang sedang
diperiksa, kadang-kadang dapat pula didengar oleh
telinga disebelahnya
MASKING = € pemberian bunyi melalui hantaran udara pada telinga yang tidak
diperiksa, supaya tidak ikut mendengar bunyi yang diberikan
MANFAAT AUDIOMETRI NADA MURNI ,dapatmengetahui:
1. Fungsi pendengaran masing-masing telinga secara kualitatif
2. Derajat gangguan pendengaran (kuantitatif)
Material test PBL inilah yang dianggap paling baik, oleh karena:
1. faktor terka tidak atau kurang berperan
2. menggunakan kata-kata percakapan sehari-hari
Untuk SRT dipakai kata-kata Spondee, untuk SDS dipakai kata-kata PBL
Contoh :
Spondee :
I II III
bangsa paspal sepak bola
pingsan sosbud bulu tangkis
kurma sospol olah raga
jaksa orpol orang tua
telpon hansip raja hutan
Interpretasi hasil pemeriksaan Speech Audiometry :
1. Normal
SDS = 90 – 100% pada intensitas ± 60 dB
2. Tuli Konduktif (CHL)
SDS < 90%
3. Tuli persepsi (SNHL)
SDS < 80%
4. Tuli campur
Bila intensitas suara dinaikkan akan terjadi perbaikan score SDS-nya, namun
tidak mencapai score yang memuaskan
5. Seseorang dengan SDS 40%, disebut CriticalLevel.
Sukar mengikuti percakapan sehari-hari, contoh : Acustic Neuroma
Menurut Hopkinson dan Thompson (1967) :
SDS 90 – 100% = € Normal atau tuli konduktif
SDS 50 – 80% = € Tuli campuran, Presbiakusis
SDS 22 – 40% = € Kelainan koklea
SDS < 22 = € Kelainan retrokoklea
Ad.3 AUDIOMETRI NADA DI ATAS BATAS MINIMUM PENDENGARAN
(SUPRA THRESHOLD AUDIOMETRY):