Anda di halaman 1dari 113

1

KEBISINGAN DAN VIBRASI


KEBISINGAN VIBRASI
KEBISINGAN DI TEMPAT KERJA

DIREKTORAT BINA K3
KESELAMATAN DNA KESEHATAN KERJA
KEMENTERIAN KETENAGAKERJA RI
 SAFE ACTION DAN SAFE CONDITION UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA. HEALTHY
LIFESTYLE DAN HEALTHY WORKSTYLE UNTUK MENCEGAH PENYAKIT AKIBAT KERJA. MARI
BERINVESTASI PADA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN LANGKAH TERSEBUT
DIATAS, DEMI KETAHANAN DAN KEBERLANGSUNGAN USAHA #28APRIL2020 #HARIK3SEDUNIA
POKOK BAHASAN
• PENDAHULUAN
• PENGENALAN
• PENGONTROLAN / EVALUASI
• PENGENDALIAN
• PENGENALAN ALAT
PENDAHULUAN
 Noise / Kebisingan sejak lama dikenal sebagai stressor/hazard
dalam lingkungan kerja.
 Menyebabkan gangguan keseimbangan kesehatan terutama bagi
TK yang setiap harinya terpapar bising LK.
 Lama Terpapar Bising dgn Intensitas & Frekwensi Tinggi,
dalam jangka panjang mengakibatkan Ketulian/NIHL
 Perlu deteksi dini dan pengendalian bising di tempat kerja
 Pelaksanaan Hearing Loss Preventive Program merupakan upaya
pencegahan primer yg dapat dilakukan di tempat kerja
What is noise?
Why unwanted?
PENGERTIAN

Bising adalah bunyi


yang tidak
dikehendaki sesuai
kondisi ruang dan
waktu serta merusak
kesehatan

11
11
Definisi bunyi (Leslie L Doelle)

 “Penyimpangan tekanan, pergeseran partikel


dalam medium elastik seperti udara” (objektif ).
 “Sensasi pendengaran yang disebabkan
penyimpangan fisis “ (subjektif ).

12
12
Definisi Bunyi Secara Umum :
Sensasi pendengaran yang melewati telinga yang
diakibatkan oleh penyimpangan tekanan udara.
Penyimpangan bisa disebabkan oleh benda yang
bergetar seperti senar gitar, benda yang dipukul dan lain-
lainnya”.

13
13
• Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan,
bahkan, dapat mengganggu atau merusak telinga.

• Mengganggu:
Tidak hanya bergantung kepada kualitasnya, akan
tetapi juga kepada sikap kita terhadap bunyi tersebut.

• Merusak:
Merusak instrumen halus penerima bunyi, yaitu telinga
manusia, baik ketulian permanen ataupun sementera.

► Nilai Ambang Batas Kebisingan:


adalah besarnya level suara dimana tenaga kerja masih berada
dalam batas aman untuk bekerja selama 8 jam/ hari atau 40
jam/permingu.

14
PRINSIP DASAR PENERAPAN K3 DI
PERUSAHAAN
REKOGNISI HAZARD
Exposure
 Walktrough Survey Monitoring
- CHECKLIST
- JSA ( Job Safety Analisis ) Vs
TLV

Identify Hazard Evaluate

 Engineering control
 Administrative control
 Personal Protective Equipment
Control
1. Rekognisi Hazard
Pengenalan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja, dapat
dikenali melalui:
 Proses Produksi
 Cara Kerja
 Plant survey
 MSDS & Prosedur Pemeriksaan Bahaya

Cth. Proses Produksi / Flow Diagram Proses Produksi

Bahan baku Bahan pembantu

PROSES Peralatan/ Mesin POTENSI BAHAYA


LINGKUNGAN
KERJA
Hasil akhir & hasil Limbah Industri
samping proses
17
KARAKTERISTIK NOISE
JENIS NOISE
SUMBER NOISE
POLA PEMAPARAN
EFEK TERHADAP KESEHATAN
EFEK TERHADAP PEKERJAAN

18
Pengenalan

KARAKTERISTIK BISING DITENTUKAN OLEH


1.FREKWENSI :

Adalah jumlah getaran dalam tekanan suara per satuan waktu


(Hertz atau cycle per detik), frekuensi dipengaruhi ukuran,
bentuk dan pergerakan sumber, pendengaran normal orang
dewasa dapat menangkap bunyi dengan frekuensi 20 - 20.000
Hz. (disebut juga tinggi rendahnya nada dari suatu bunyi)

Telinga manusia memiliki sensitivitas maksimum pd


frek. Tengah antara 2000 – 5000 Hz.
.Posisi yg paling sensitif antara 3500 – 4000 Hz.
2 . VELOCITY/KECEPATAN :
Kecepatan bunyi tergantung pada jumlah panjang
gelombang ( ) dan besarnya frekwensi ( f )

V = f. 
kecepatan bunyi melalui :

 
udara 344 m/det
 zat cair 1.433 m/det
 padat ; kayu 3.962 m/det
 logam 5.029 m/det (STEPHAN A..KONZ , 1992 : 1.047)
3. INTENSITAS : DESIBEL (dB)

ADALAH BESARNYA ENERGI YG DIGETARKAN PARTIKEL UDARA YANG


DITANGKAP OLEH TELINGA. BIASANYA DINYATAKAN DALAM SUATU
LOGARITMIS YANG DISEBUT DECIBEL. (dB(A)).

 SATUAN : N/m2 (Pascal) / Skala


logaritma dB
 AMBANG DENGAR TERENDAH
0,00002 N/m2 (0 dB)
 DAN TERTINGGI 200 N/m2 (140 dB)/
Ambang sakit.
JENIS BISING
(Berdasarkan sifat & spektrum bunyi,dibagi:)

 BISING KONTINYU :
Yaitu bising yang relatif stabil (konstan) tdk
terputus-putus dimana fluktuasi
intensitasnya tdk lebih dari 6 dB, bising ini
dihasilkan oleh mesin yang beroperasi tanpa
henti, misalnya blower, pompa, kipas angin,
gergaji seluler, dapur pijar dan peralatan
pemprosesan. Bising kontinyu dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Bising berspektrum frekuensi luas cth, mesin


tenun, kipas angin dan dapur pijar.

2. Bising berspektrum frekuensi sempit cth,


gergaji seluler, katup gas.
22
lanjutan
 BISING TERPUTUS-PUTUS/
FLUKTUASI
Yaitu bising yg terjadi secara terputus- putus
dalam selang waktu tertentu . Cth suara lalu
lintas, lapangan terbang, kendaraan dll.

 BISING IMPULSIF / IMPACT


Yaitu bising yg memiliki perubahan suara
melebihi 40 dB dalam waktu yang sangat cepat
dan biasanya mengejutkan pendengaran. Cth
tembakan, suara ledakan mercon dan meriam.

 BISING IMPULSIF BERULANG


Bising yang terjadi secara berulang-
ulang. Cth mesin tempa, Paku Bumi.
SUMBER BISING
Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan:

 INDUSTRI,
 PERDAGANGAN,
 PEMBANGUNAN,
 ALAT PEMBANGKIT TENAGA,
ALAT PENGANGKUT DAN
KEGIATAN RUMAHTANGGA.

24
SUMBER KEBISINGAN

1. Sumber kebisingan dinamis

2. Sumber kebisingan statis


Ada 5 tipe kebisingan :
1. Kebisingan lalu-lintas
2. Kebisingan Industri
3. Kebisingan Tempat tinggal
4. Kebisingan akibat kontruksi
5. Kebisingan Bandara

26
Sumber suara pada dasarnya dapat dibagi
menjadi 2 tipe yaitu :
a. Sumber titik (Point Source).
b. Sumber garis (Line Source)

Sumber titik Sumber Garis


(point source) (line source)
Bagaimana
Aduh…!! Bising..!!
dengan saya ?
Bising atau
tidak ?

Saya suka..!!!

28
28
PEMAPARAN KEBISINGAN

DILATASI PUPIL MATA


 
SECRETION of THYROID HORMONE
 
 HEART PALPILATION
 
SECRETION of ADRENALINE
 
SECRETION OF ADRENALIN CORTEX
HORMONE
 
MOVEMENT of THE STOMACH
INTESTINE

MUSCLE REACTION 
CONSTRICTION OF THE BLOOD
VESSELS
A. EFEK KEBISINGAN TERHADAP
KESEHATAN
1.JANGKA PANJANG PTS(NIHL)/Sensorineural
 Disebabkan oleh bising level lemah

 Merusak sel-sel syaraf pendengaran

 Prosesnya lama ( bertahun-tahun), datangnya tidak terasa, shg.


seringkali diabaikan

 Terjadi Threshold Shift (ambang dengar bergeser), temporary = TTS,


dan permanent = PTS

 Mula2 tjd. pergeseran pada frequensi tinggi antara 3000 – 6000 Hz,
maksimum pada 4000 Hz

 Berikutnya pada frequensi percakapan 250-3000 Hz (95 % komponent


kata2 dalam percakapan terletak pada frequensi ini) Kemampuan
dengar manusia : 20 – 20.000 Hz

 Akibatnya akan sulit mendengar percakapan, terutama untuk kata2


yang mengandung huruf c, f, k, s, t
30
A. EFEK KEBISINGAN TERHADAP
KESEHATAN

2.JANGKA PENDEK TTS


 GANGGUAN FISIOLOGI

 GANGGUAN PSIKOLOGI

 PRESBIACUSIS

 GANGGUAN DLM KOMUNIKASI

 GANGGUAN PERFORMANCE & BEHAVIOR

 GANGGUAN TIDUR

31
Gangguan Fisiologis……….. ?

 Peningkatan tekanan darah


 Peningkatan nadi
 Kontraksi pd blood vessel (kaki dan tangan
 Menyebabkan pucat-gangguan sensoris
GANGGUAN PSIKOLOGIS
• Stress tambahan (beban kerja)
• Rasa tidak nyaman-kurang konsentrasi
• Susah tidur, perubahan emosional

GANGGUAN KOMUNIKASI
• Masking effect (bunyi yg menutupi pendengaran yang
kurang jelas) shg harus dilakukan dgn cara berteriak.
• Kejelasan suara,shg dpt membahayakan keselamatan
seseorang.

GANGGUAN PERFORMANCE
• Rasa melayang, pusing, mual
GANGGUAN BEHAVIOR/PERILAKU
 Rasa cemas, nerves
 Rasa khawatir
HEARING LOSS

DIKELOMPOKAN DALAM 2 BAGIAN YAITU:

1. Non-Noise Hearing Impairerment :


Presbyacusis, Tuli sejak lahir, penyakit , dll.

2. Noise Induced Hearing Loss (NIHL) :


Ketulian akibat paparan bising.

HEARING LOSS YG DISEBABKAN OLEH PAPARAN


BISING ADA 2 YAITU:

1.Trauma Akustik
2.Noise Induced Hearing Loss

35
TRAUMA AKUSTIK
 Trauma akustik yg juga dikenal sbg gangguan dengar
mendadak,merupakan ketulian permanen atau
temporer.

 Terjadi karena kebisingan yang sangat keras terutama


akibat kebisingan impulsif dgn intensitas bunyi yg
sangat tinggi dan terjadi secara tiba-tiba, seperti
letusan / ledakan.

 Seseorang yg mengalami Trauma Akustik pd


telinganya terjadi kerusakan pada membran timpani,
tulang pendengaran dan organ corti.

 Hal ini dapat terjadi apabila puncak kebisingan lebih


dari 160 dB
B. EFEK KEBISINGAN TERHADAP DAYA KERJA &
PEKERJAAN
 Kebisingan dapat mengganggu konsentrasi
dimana pada suatu lokasi kerja konsentrasi
ini diutamakan terutama untuk pekerjaan -
pekerjaan yang memerlukan banyak
berpikir.
 Berperan meningkatkan kelelahan .

 Berbicara di dalam suasana bising akan


memerlukan energi yang lebih banyak
karena harus berteriak – teriak.
 Salah memahami perkataan, perintah, atau
peringatan keamanan yang penting
menyangkut pekerjaan, sehingga akibatnya
akan terjadi kecelakaan
PENGARUH KEBISINGAN DISEBABKAN
BEBERAPA FAKTOR YI:
1. Intensitas Kebisingan
Makin tinggi intensitasnya, makin besar risiko
untuk terjadinya gangguan pendengaran.

2. Frekuensi Kebisingan
Makin tinggi frekuensi kebisingan, makin besar
kontribusinya untuk terjadinya gangguan pendengaran.

3. Jenis Kebisingan
Kebisingan yang kontinyu lebih besar kemungkinannya
untuk menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran
daripada kebisingan yang terputus-putus.

4. Lama Pemaparan
Makin lama pemaparannya, makin besar risiko untuk
terjadinya gangguan pendengaran.
5. Lama Tinggal
Makin lama seseorang tinggal di sekitar
kebisingan, makin besar risiko untuk terjadinya
gangguan pendengaran.

6. Umur
Pada umumnya, sensitivitas pendengaran berkurang
dengan bertambahnya umur.

7. Kerentanan Individu
Tidak semua individu yang terpapar dengan kebisingan
pada kondisi yang sama akan mengalami perubahan nilai
ambang pendengaran yang sama pula. Hal ini disebabkan
karena respon tiap-tiap individu pada kebisingan berlainan,
tergantung dari kerentanan tiap-tiap individu.
II. EVALUASI /PENGONTROLAN

 REGULASI
Standard Exchange rate Level Acuan
(dB) (dBA)
OSHA 5 90
KEMNAKERTRANS 13/MEN/2011 3 85
(NAB) diganti PERMENAKER NO 5
TAHUN 2018 TENTANG K3
LINGKER
NIOSH 3 85
DEPARTMENT OF NAVY USA 4 84

OSHA=Occupational safety and health administration


NIOSH=National Institute for occupational safety and Health
NAB = Untuk kebisingan adalah 85 dBA selama 8 jam /hari atau 40
jam/minggu
STANDAR KEBISINGAN (NAB) MENURUT PERMENAKER No. 13/MEN/2011

Waktu pemajanan Satuan Intensitas


per hari Kebisingan (dBA)

8 Jam 85
4 88
2 91
1 94

30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112

28,12 Detik 115


14,06 118
7,03 121
3,52 124
41
1,76 127
STANDAR BAKU MUTU LINGKUNGAN

Perumahan daerah/ Lingkungan kegiatan Tingkat Bising (dBA)

A. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan/pemukiman 55
2. Perdagangan/Jasa 70
3. Perkantoran & Perdagangan 65
4. Ruang terbuka hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintah & Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus :
- Bandara/Pelabuhan
- Pelabuhan laut 70
- Cagar Budaya 60
B. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 53
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55 42
 Pengukuran Kebisingan
• Tergantung tujuan dari pengukuran:
Evaluasi kondisi melebihi NAB atau tidak
Mengetahui kesesuain norma yg berlaku
Pengecekan efektifitas alat-alat
Penelitian
Mendapatkan noise kontur
Sebagai dasar penentuan APD
PENGUKURAN
MonitoringKEBISINGAN
LingkunganDILAKUKAN TERHADAP :
 SUMBER

 SEBARAN

 PENERIMA
CARA PENGUKURAN

 DITEMPAT TK BEKERJA, SETINGGI TELINGA.


 MENURUT WAKTU : -SESAAT
- INTERVAL WAKTU
- KONTINYU

LANGKAH2 PENGUKURAN INTENSITAS KEBISINGAN:

Melakukan Survey Pendahuluan


Pemilihan alat Pengukur Intensitas Kebisingan ;
( Sound Level Meter / Dosi Meter)
Melakukan kalibrasi alat sebelum digunakan
Melakukan Pengukuran

44
Kondisi-kondisi pada saat Pengukuran

 Ketinggian mikropon haruslah 1.2 sampai dengan 1.5 meter dari atas
permukaan tanah.
 Jarak mikropon terdekat dengan dinding atau bahan lainnya yang
dapat memantulkan suara haruslah paling sedikit 3.5 meter. Pada
kondisi tertentu, pengukuran dapat dilakukan pada ketinggian tertentu
dan jarak lebih dekat dengan dinding. (0.5 meter dengan kondisi
jendela terbuka).
 Untuk menghindari gangguan dari angin maka biasanya digunakan
windscreen, terutama sekali jika pengukuran dilakukan di daerah
terbuka.
 Hindari pengukuran jika terjadi hujan yang cukup lebat.
 Hindari medan elektromagnetik yang besar, terutama pada daerah
dibawah kabel listrik tegangan tinggi.

45
47
48
ALAT UKUR KEBISINGAN :

1.SOUND LEVEL METER (SLM)


2.SLM DAN OCTAVE BAND ANALYZER
3.LOGGING NOISE DOSI METER
4.IMPACT SOUND LEVEL METER
5.NOISE DOSI METER.
CONTOH PERHITUNGAN :
PENYESUAIAN SATUAN dB dengan dBA

Mid Freq 63 125 250 500 1000 2000 4000 8000


(Hz)
SPL (dB) 104 98 95 87 84 80 78 72
Corr (dB) -26 -16 -9 -3 0 +1 +1 -1

Corrected 78 82 86 84 84 81 79 71
(dBA)

INTENSITAS KEBISINGAN GABUNGAN


Perbedaan Intensitas Bunyi (dB) Penambahan pd Intensitas yg lebih
tinggi
0 atau 1 3
2 atau 3 2
4 sampai 9 1
10 atau lebih 0
50
AUDIOMETER

 Alat untuk mengukur batas ambang


dengar telinga pada berbagai
frekwensi.
 Suara yg penting dlm komunikasi
antara 125 – 8000 Hz.
 Bunyi didengar sbg rangsangan2 kpd
telinga dng melalui hantaran udara
dan hantaran tulang.
 Setiap frekwensi -5 dB sampai 90
dB.
 Hasil dicatat dlm audiogram.
HEARING ENVIRONMENT
• Batas ambang dengar 25 dB atau lebih
pd frekw 500, 1000, 2000, 4000 Hz.
• Bila melebihi 25 dB disebut Hearing
Handicap atau kerusakan pendengaran.
• Kdd konduktif; rata2 pd frekw 500,
1000, 2000 Hz > 25 dB.
• Kdd perseptif; pd frekw 4000Hz > 25dB
• Kdd mixed; bila konduktif & perseptif
PEMERIKSAAN HEARING
LOSS
• Pekerja terpapar bising selama seminggu
( 40 jam ), atau pd hari Sabtu sore.
• Pekerja sebelum memulai pekerjaan atau
hari Senin pagi ( setelah ist. 2 hari ).
• Kdds (temporary hearing loss) bila hasil
pemeriksaan sblm mulai kerja normal < 25
dB.
• Kddt (permanet hearing loss) bila hasil
pemeriksaan sblm mulai kerja tdk normal.
SYARAT PEMERIKSAAN AUDIOMETRI

 ORANG YG DIPERIKSA : KOOPERATIF, TIDAK SAKIT, MENGERTI


INSTRUKSI, BEBAS BISING MINIMAL 12 – 14 JAM

 ALAT AUDIOMETER TERKALIBRASI

 PEMERIKSA : MENGERTI CARA PENGGUNAAN,


SABAR DAN TELATEN

 RUANG PEMERIKSAAN : KEDAP SUARA MAKSIMAL 40 db SPL


55
56
57
58
GRAFIK : AUDIOGRAM
IV. PENGENDALIAN KEBISINGAN

Pengendalian kebisingan dilakukan di 3 bagian yaitu:

SUMBER PATHWAY/MEDIA PENERIMA/RECEIVE

1. SECARA TEKNIS
 SUMBER:
(Isolasi, Substitusi, Enclosure, Silencers, Barriers)

 SEBARAN
(Perisai, perpanjang jarak, Blower sistem dan Barriers)

 PENERIMA
(Isolasi pekerja, Reduksi waktu, Menggunakan Alat Pelindung
Telinga)
60
2.SECARA ADMINISTRASI
 ROTASI TEMPAT KERJA
 MEMINDAHKAN TK dari TEMPAT BISING KE TEMPAT TDK
BISING
 PENGATURAN WAKTU PENGOPERASIAN.
 TRAINING PROGRAM KONSERVASI PENDENGARAN
 PEMERIKSAAN KETAJAMAN PENDENGARAN SECARA
PERIODIK/TES AUDIOMETRI

3. MENGGUNAKAN APP(alat pelindung pendengaran)

4. PENDIDIKAN / PELATIHAN HEARING LOSS


PREVENTIV PROG.

61
BARRIER-BARIER ATAU PANEL
ISOLASI PEKERJA/MESIN DI TEMPAT
BISING

BAHAN ABSORBER BAHAN BARRIER


NOISE CONTROL PROGRAMS

1. Bentuk desain 1. Enclosure 1. Alat pelindung diri


2. pengurangan energi yang 2. Barier/penghalang : 2. Job schedule
menimbulkan getaran dan pemasangan plafon, dinding, 3. Job administration
kebisingan dan lantai 4. Pemeriksaan audiometri
3. perubahan sistem transmisi 3. Penentuan jarak antara 5. Hazard comunication &
dan jenis kopling yang digu- sumber dengan receiver. training
nakan 4. Pemasangan isolasi
4. perubahan struktur 5. Ventilasi
pemancaran bunyi 6. Exhaust vent, blower system
5. Substitusi
6. Perubahan metode dan
proses kerja
Untuk mengetahui besarnya intensitas
kebisingan di tempat kerja digunakan
alat
“ Sound level meter “

Alat ini digunakan untuk mengukur


besarnya tingkat intensitas kebisingan di
lingkungan kerja, yang bagian- bagiannya
terdiri dari : microphone, amplifier,
calibrated attenuators, weighting networks
dan metering system.
NOISE
MEASUREMENT
KIT

NOISE KALIBRATOR

SOUND LEVEL
METER

NOISE DOSIMETER
Quest Technologies
NOISE DOSIMETER

SOUND LEVEL METER


Pemeriksaan : Audimetri & Ruang Kedap Suara
H EA RIN G PR OTECTIO N D EVIC ES

N R R 20 dB N R R 27 dB N R R 29 dB
Nilai Efektif dari HPD

• NIOSH
Nilai Efektif :
Earmuff: 75% dari harga NRR pada label yang tertera
Formable earplug: 50% dari harga NRR pada label yang
tertera
Jenis earplug yg lain: 30 % dari harga NRR pada label yang
tertera
Studi Kasus -OSHA

Tingkat bising di suatu area kerja = 100 dBA.


Karyawan di tempat tersebut dilengkapi dengan
earplug yang memiliki NRR =25 dB. Berapakah tingkat
bising yang diterima pekerja saat menggunakan HPD?

 Harga pengurangan efektif: (25-7) × 50% = 9 dB


 Lp = 100 - 9 = 91 dBA

Noise level yang terpapar oleh pekerja saat


menggunakan
HPD adalah 91 dBA
PENENTUAN KEBUTUHAN HLPP

ATAS DASAR :
TK kesulitan dlm komunikasi di tempat kerja
Keluhan adanya tinitus sehabis kerja
Ketulian sementara berkepanjangan
HEARING LOSS PREVENTIV
PROGRAM (HLPP)

PERLU PROGRAM
DIJALANKAN..?
KOMPONEN HEARING LOSS PREVENTIV PROGRAM

1. Identifikasi Sumber Kebisingan


Dilakukan dgn inspeksi tempat kerja dan menetapkan sumber serta
lokasi pengukuran.

2. Evaluasi Pemajanan Dan Penilaian Resiko


Evaluasi pemajanan dilakukan dgn mengukur tingkat kebisingan, hasil
pengukuran di bandingkan dengan NAB yang berlaku.

3. Pengendalian
Dapat dilakukan dengan cara :
 Teknis
 Administrasi
 Menggunakan APP.

4. Pemeriksaan Audiometrik
 Dilakukan prakarya bagi mereka dengan lokasi kerja bising
 Dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.
 Bila didapat tanda2 hearng loss progresif, dirujuk ke ahli THT utk
menentukan adanya neural deafness.

5. Pencatatan dan Pelaporan


6. Penilaian Program HLPP 75
DIAGNOSE NIHL
 Riwayat Kehilangan pendengaran pasien
 Occupational History
 Evaluasi Kebisingan
 Pemeriksaan Kesehatan (Audiometri)
 Menyingkirkan kemungkinan penyebab
noise non Industri.
KESIMPULAN
Bising merupakan suatu polusi lingkungan yang tidak terlihat
namun efeknya cukup besar.
Selain berpengaruh pada fisiologis dan psikologis manusia,
bising juga berpengaruh terhadap auditori manusia.
Bising merupakan PAK yg mana dpt merugikan kesehatan yg
berdampak pada gangguan pendengaran , bila pemaparan dlm
waktu lama akan menyebabkan ketulian.
 Daya dengar hilang secara bertahap, dimulai pada frekwensi
yang lebih tinggi.
 Tenaga kerja tidak akan mengetahui kapan kehilangan daya
dengar ini dimulai.

77
NIHL IS DANGEROUS !!!!

 PAINLESS

 INVISIBLE

 SLOW BUT REAL

 PERMANENT
Wass.wr.wb.

79
80
RUANG LINGKUP

1. PENDAHULUAN
2. PENGENALAN
3. PENGONTROLAN /
EVALUASI
4. PENGENDALIAN
PENDAHULUAN

SEMAKIN BERKEMBANGNYA SUATU INDUSTRI, MAKA AKAN SEMAKIN


BANYAK PENGGUNAAN MESIN & PERALATAN UTK PRS PRODUKSI.

PENGGUNAAN MESIN & PERALATAN TSB MENGAKIBATKAN


TIMBULNYA KEBISINGAN YG DISERTAI DGN VIBRASI.

DAMPAK POSITIF DARI PERALATAN TSB DIATAS SANGAT


BERGUNA
UTK JENIS PEKERJAAN2 ttt. Spt. PERALATAN RUMAH TANGGA, ALAT 2
KEDOKTERAN, PERALATAN OLAH RAGA MAUPUN PRS PRODUKSI.

SDNGKAN DAMPAK NEGATIFNYA DPT MENIMBULKAN MASALAH


THDP
KESEHATAN.
 MASA LATEN TERGANTUNG PD BESARNYA PAJANAN, BISA
BEBERAPA BULAN , UMUMNYA 5 – 10 TH
UPAYA MENANGGULANGI HAL TSB DIATAS ADALAH DGN
PENGERTIAN
 VIBRASI ADALAH GERAKAN BOLAK BALIK
LINIER YG BERLANGSUNG DGN CEPAT DARI
SUATU OBJEK THDP SUATU TITIK / KEDUDUKAN.

 TUBUH MANUSIA DPT MERUPAKAN SISTEM


MEKANIS, SHG GETARAN YG DITIMBULKAN DPT
MENJALAR DAN MENGAKIBATKAN RESONANSI
SELURUH TUBUH.

 VIBRASI DPT MENIMBULKAN KETIDAK NYAMANAN,


MEMPENGARUHI KERJA DAN MEMPENGARUHI
KESEHATAN.
KARAKTERISTIK VIBRASI / GETARAN

 FREKWENSI GETARAN
UMUMNYA FREK. YANG SERING DITERIMA
DI TEMPAT KERJA ADALAH 1 Hz s/d
5000 – 10.000 Hz.

 AMPLITUDO GETARAN
DIUKUR DALAM KECEPATAN (m/det)
dan percepatan (m/det2)

 LAMANYA WAKTU PEMAPARAN.


BILA TUBUH TENAGA KERJA TERPAPAR OLEH GETARAN
DALAM WAKTU LAMA , MAKA GANGGUAN KESEHATAN YG
DITIMBULKAN AKAN SEMAKIN PARAH.
JENIS DARI VIBRASI / GETARAN

1. GETARAN UMUM (WHOLE BODY


VIBRATION)
ADALAH GETARAN YG MENJALAR PD SELURUH
TUBUH DLM POSISI DUDUK DIKURSI ATAU BERDIRI
PADA ALAS YANG BERGETAR (BAHAN YANG
MENUNJANGNYA). UMUMNYA MEMPUNYAI
FREK. 1 – 80 Hz.

2. GETARAN SETEMPAT (SEGMENTAL VIBRATION)


ADALAH GETARAN YG TERJADI PD TANGAN. TERJADI KRN
GETARAN PADA PERALATAN/MESIN TANGAN MERAMBAT
PADA TANGAN & LENGAN
UMUMNYA mempunyai FREK. 8 Hz – 1 KHz.
SUMBER GETARAN :
 PERALATAN – PERALATAN BESAR.
BESAR
 ALAT – ALAT PERTAMBANGAN
 ALAT PEMBUAT JALAN
 ALAT PENGGALI TANAH
 ALAT PEMOTONG POHON
 ALAT-ALAT ELEKTRIK LAINNYA.
Vibration Exposure
Whole Boddy
Rekomendasi International
menurut ISO 2631 - 1,
kurva batas lama
Head (axial mode) Eyeball, berlangsungnya vibrasi dari
(ca. 25 Hz) intraocular structures 1 menit - 12 jam, di daerah
(30 -80 Hz) frekwensi tubuh manusia
Shoulder paling peka antara 1 Hz -
girdle 80 Hz,
(4- 5 Hz) Chest wall
(ca.60 Hz)

Abdomimal
Lower arm
(4-8 Hz)
(16-30 Hz)
Spinal colum
(axial mode)
(10 - 12 Hz)

Hand grip
(50-200 Hz) Legs
(variable from ca.2 Hz
with knees flexing to
over 20 Hz with rigid
posture)
Standing
person
FAKTOR2 YANG MENYEBABKAN GANGGUAN
KESEHATAN PADA TUBUH

 LAMANYA WAKTU PEMAPARAN GETARAN

 FREKWENSI GETARAN

 AMPLITUDO GETARAN ( KECEPATAN &

PERCEPATAN)
EFEK VIBRASI PD
KESEHATAN

WHOLE BODY VIBRATION

PEMAPARAN JANGKA PENDEK (AKUT) :


 MOTION SICKNESS/ MABUK PERJALANAN
( TIDAK NYAMAN, MUAL, LELAH)
 PANDANGAN KABUR
PEMAPARAN JANGKA PANJANG (KRONIS)
 KERUSAKAN PERMANEN PD TULANG DAN PERSENDIAN
 GANGGUAN PENCERNAAN

 EFEK PD TEK. DARAH MENIMBULKAN MASALAH PD


JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH
 GANGGUAN SYSTEM SYARAF DPT MENIMBULKAN KELUHAN
SAKIT KEPALA, GANGGUAN TIDUR , LEMAH, LELAH DAN
LESU.
 GANGGUAN REPRODUKSI WANITA
Health Effects
Whole Body vibration

Effects to the lower back,


Vertebrates and the nervous
system that surrounds it.
(frequencies below 40 Hz)

Other Health Effects.


Nausea similar to motion sickness
(mual atau mabuk) (frequency range
0.2-0.7 Hz)
Disturbance to the inner ear
balancing system (frequency 0.3 Hz)
SEGMENTAL VIBRATION (hand arm vibration):

PEMAPARAN JANGKA PENDEK MENYEBABKAN :


 KELELAHAN
 KETIDAK NYAMANAN SAAT BEKERJA
 PRODUKTIVITAS KERJA KURANG

PEMAPARAN JANGKA PANJANG MENYEBABKAN


 RAYNAUD’S SINDROME
 DEGENERASI SYARAF.
 HILANGNYA INDERA PERABA
 PELEMBEKAN METACARPAL DAN CARPAL (CARPAL
TUNNEL
SYNDROME)
SINDROMA GETARAN LENGAN TANGAN:

 EFEK VASKULER
Terjadinya pemucatan pd buku jari ujung yang bertambah parah pada
suhu dingin. (Fenomena Raynoud)

 EFEK NEUROLOGIK
Buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal.

 EFEK BERSIFAT PROGRESIF


Apabila pemajanan alat bergetar berlanjut, dpt menyebabkan
gangren.

DIAGNOSA AWAL
 Kesemutan Dan Gangguan Rasa Pd Jari-jari Yg Terpajan Getaran.
 Gejala Ini Menetap & Bertambah Berat Dalam Waktu Yang Lama.
 Gejala Berikutnya Jari Memucat Dgn Adanya Pajanan Kronis.
Utk memastikan diagnosis dan menetapkan tingkat keparahan,
diperlukan beberapa tes neurologist dan tes vaskuler. Cara
menentukan derajat penyakit digunakan klasifikasi Stockholm.
KLASIFIKASI SINDROM GETARAN SISTEM
STOCKHOLM
STADIUM DERAJAT DESKRIPSI

A. Gejala Vaskuler

1 Ringan Terjadi pemucatan pd satu atau


lebih ujung jari

2 Sedang Pemucatan pd ujung & ruas jari


tengah, pd satu jari atau lebih

3 Berat Terjadi pemucatan pd semua ruas


jari
4 Sangat berat Seperti gambaran 3 dgn perubahan
kulit (kulit trophic)

B. Gejala Sensorik

SNO Tdk ada gejala

SN 1 Rasa baal yg hilang timbul atau


menetap dgn atau tanpa rasa nyeri.

SN 2 Seperti pd SN 1 disertai gangguan


syaraf sensorik
SN 3 Seperti pd SN 2 dgn diskriminasi &
gangguan ketangkasan
CTH. HAND ARM VIBRATION SYNDROME
Health Effects
Vascular Disorders

Muscle
Normal
Artery Damage
Artery
Normal
flow
Flow
Restriction
GAMBARAN KLINIS WHOLE BODY VIBRATION

STADIUM 1 DITANDAI DENGAN :

 EPIGASTRALGIA
 KEMBUNG, MUAL, MENURUNNYA BB
 PENGLIHATAN BERKUNANG-KUNANG
 INSOMNIA
 GANGGUAN LABYRITH
 KOLIK USUS dll.

STADIUM 2 DITANDAI DENGAN :


RASA SAKIT YG HEBAT PADA OTOT DAN
SENDI
PEMERIKSAAN FISIK TK

 FUNGSI VASKULER
- TES ALLEN
- TES PROPOKASI DINGIN
- TES LEWIS PRUISIK

 FUNGSI SENSORIK
 Tes untuk rasa raba
 Tes untuk rasa nyeri
 Tes untuk rasa suhu

 FOTO RONTGEN
STANDAR PEMAPARAN TANGAN DAN LENGAN
(KEPMENAKER 13/MEN/2011) DI GANTI DENGAN
permenaker nomor 5 tahun 2018 tentang k3 lingker /
lingkungan kerja.
Jumlah waktu pemajanan Nilai Percepatan
per hari kerja

m/dt2) grav

4 jam dan kurang dari 8 jam 4 0,40

2 jam dan kurang dari 4 jam 6 0,61

1 jam dan kurang dari 2 jam 8 0,81

kurang dari 1 jam 12 1,22


Vibration
TLV, Whole Body.
PENGUKURAN VIBRASI

 SUMBER VIBRASI
 TENAGA KERJA / OPERATOR

ALAT UKUR VIBRASI


( LING. KERJA) :

• VIBRASI METER.

• ACCELERO METER
Y
X

Y
Y

X Z

ax, ay, az = acceleration in the directions of the


x, y, z, axes
x axis = back - to – chest
y axis = right – to – left
z axis = foot (or buttocks) - to - head
vibrasi melalui lantai :
•Kaki bagi yang berdiri
• pantat bagi yang duduk ACGIH TLVs and BEIs Handbook
• seluruh daerah bagi yang Whole-Body Vibration Threshold Limit Values (TLV’s)
berbaring
ALAT UKUR VIBRASI
PENGENDALIAN VIBRATION

1. PENGENDALIAN SECARA TEKNIS


a. Menggunakan peralatan kerja yg rendah intensitas
getarannya. Dilengkapi damping atau peredam.

b. Menambahkan atau menyisipkan damping diantara


tangan dan alat, misalnya membalut pegangan alat dgn
karet.

c. Memelihara atau merawat peralatan dgn baik. Dgn


mengganti bagian2 yg aus atau memberikan pelumasan.

d. Menggunakan remote control. TK tdk terkena paparan


getaran, krn dikendalikan dari jauh.

e. Pembatasan penggunaan alat


B.PENGENDALIAN SECARA ADMINISTRATIF
 Merotasi pekerjaan
 Mengurangi jam kerja, sesuai NAB yg berlaku
 Pemeriksaan berkala VWF 1 x/tahun
C.PENGENDALIAN SECARA MEDIS
 Pemanasan tangan dalam air panas
 Pemijatan
 Meniupkan udara panas ke tangan
 Menggerakkan tangan secara berputar
 Bila dimungkinkan Setiap 1 jam kerja, istirahat 10 menit

D.PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI


Pemakaian sarung tangan yg telah dilengkapi peredam
getaran (busa)

Pemakaian Safety Shoes.

Pemakaian bantalan kursi


113

Anda mungkin juga menyukai