DIREKTORAT BINA K3
KESELAMATAN DNA KESEHATAN KERJA
KEMENTERIAN KETENAGAKERJA RI
SAFE ACTION DAN SAFE CONDITION UNTUK MENCEGAH KECELAKAAN KERJA. HEALTHY
LIFESTYLE DAN HEALTHY WORKSTYLE UNTUK MENCEGAH PENYAKIT AKIBAT KERJA. MARI
BERINVESTASI PADA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN LANGKAH TERSEBUT
DIATAS, DEMI KETAHANAN DAN KEBERLANGSUNGAN USAHA #28APRIL2020 #HARIK3SEDUNIA
POKOK BAHASAN
• PENDAHULUAN
• PENGENALAN
• PENGONTROLAN / EVALUASI
• PENGENDALIAN
• PENGENALAN ALAT
PENDAHULUAN
Noise / Kebisingan sejak lama dikenal sebagai stressor/hazard
dalam lingkungan kerja.
Menyebabkan gangguan keseimbangan kesehatan terutama bagi
TK yang setiap harinya terpapar bising LK.
Lama Terpapar Bising dgn Intensitas & Frekwensi Tinggi,
dalam jangka panjang mengakibatkan Ketulian/NIHL
Perlu deteksi dini dan pengendalian bising di tempat kerja
Pelaksanaan Hearing Loss Preventive Program merupakan upaya
pencegahan primer yg dapat dilakukan di tempat kerja
What is noise?
Why unwanted?
PENGERTIAN
11
11
Definisi bunyi (Leslie L Doelle)
12
12
Definisi Bunyi Secara Umum :
Sensasi pendengaran yang melewati telinga yang
diakibatkan oleh penyimpangan tekanan udara.
Penyimpangan bisa disebabkan oleh benda yang
bergetar seperti senar gitar, benda yang dipukul dan lain-
lainnya”.
13
13
• Kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan,
bahkan, dapat mengganggu atau merusak telinga.
• Mengganggu:
Tidak hanya bergantung kepada kualitasnya, akan
tetapi juga kepada sikap kita terhadap bunyi tersebut.
• Merusak:
Merusak instrumen halus penerima bunyi, yaitu telinga
manusia, baik ketulian permanen ataupun sementera.
14
PRINSIP DASAR PENERAPAN K3 DI
PERUSAHAAN
REKOGNISI HAZARD
Exposure
Walktrough Survey Monitoring
- CHECKLIST
- JSA ( Job Safety Analisis ) Vs
TLV
Engineering control
Administrative control
Personal Protective Equipment
Control
1. Rekognisi Hazard
Pengenalan potensi bahaya yang ada di lingkungan kerja, dapat
dikenali melalui:
Proses Produksi
Cara Kerja
Plant survey
MSDS & Prosedur Pemeriksaan Bahaya
18
Pengenalan
V = f.
kecepatan bunyi melalui :
udara 344 m/det
zat cair 1.433 m/det
padat ; kayu 3.962 m/det
logam 5.029 m/det (STEPHAN A..KONZ , 1992 : 1.047)
3. INTENSITAS : DESIBEL (dB)
BISING KONTINYU :
Yaitu bising yang relatif stabil (konstan) tdk
terputus-putus dimana fluktuasi
intensitasnya tdk lebih dari 6 dB, bising ini
dihasilkan oleh mesin yang beroperasi tanpa
henti, misalnya blower, pompa, kipas angin,
gergaji seluler, dapur pijar dan peralatan
pemprosesan. Bising kontinyu dibagi
menjadi 2 (dua) yaitu:
INDUSTRI,
PERDAGANGAN,
PEMBANGUNAN,
ALAT PEMBANGKIT TENAGA,
ALAT PENGANGKUT DAN
KEGIATAN RUMAHTANGGA.
24
SUMBER KEBISINGAN
26
Sumber suara pada dasarnya dapat dibagi
menjadi 2 tipe yaitu :
a. Sumber titik (Point Source).
b. Sumber garis (Line Source)
Saya suka..!!!
28
28
PEMAPARAN KEBISINGAN
MUSCLE REACTION
CONSTRICTION OF THE BLOOD
VESSELS
A. EFEK KEBISINGAN TERHADAP
KESEHATAN
1.JANGKA PANJANG PTS(NIHL)/Sensorineural
Disebabkan oleh bising level lemah
Mula2 tjd. pergeseran pada frequensi tinggi antara 3000 – 6000 Hz,
maksimum pada 4000 Hz
GANGGUAN PSIKOLOGI
PRESBIACUSIS
GANGGUAN TIDUR
31
Gangguan Fisiologis……….. ?
GANGGUAN KOMUNIKASI
• Masking effect (bunyi yg menutupi pendengaran yang
kurang jelas) shg harus dilakukan dgn cara berteriak.
• Kejelasan suara,shg dpt membahayakan keselamatan
seseorang.
GANGGUAN PERFORMANCE
• Rasa melayang, pusing, mual
GANGGUAN BEHAVIOR/PERILAKU
Rasa cemas, nerves
Rasa khawatir
HEARING LOSS
1.Trauma Akustik
2.Noise Induced Hearing Loss
35
TRAUMA AKUSTIK
Trauma akustik yg juga dikenal sbg gangguan dengar
mendadak,merupakan ketulian permanen atau
temporer.
2. Frekuensi Kebisingan
Makin tinggi frekuensi kebisingan, makin besar
kontribusinya untuk terjadinya gangguan pendengaran.
3. Jenis Kebisingan
Kebisingan yang kontinyu lebih besar kemungkinannya
untuk menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran
daripada kebisingan yang terputus-putus.
4. Lama Pemaparan
Makin lama pemaparannya, makin besar risiko untuk
terjadinya gangguan pendengaran.
5. Lama Tinggal
Makin lama seseorang tinggal di sekitar
kebisingan, makin besar risiko untuk terjadinya
gangguan pendengaran.
6. Umur
Pada umumnya, sensitivitas pendengaran berkurang
dengan bertambahnya umur.
7. Kerentanan Individu
Tidak semua individu yang terpapar dengan kebisingan
pada kondisi yang sama akan mengalami perubahan nilai
ambang pendengaran yang sama pula. Hal ini disebabkan
karena respon tiap-tiap individu pada kebisingan berlainan,
tergantung dari kerentanan tiap-tiap individu.
II. EVALUASI /PENGONTROLAN
REGULASI
Standard Exchange rate Level Acuan
(dB) (dBA)
OSHA 5 90
KEMNAKERTRANS 13/MEN/2011 3 85
(NAB) diganti PERMENAKER NO 5
TAHUN 2018 TENTANG K3
LINGKER
NIOSH 3 85
DEPARTMENT OF NAVY USA 4 84
8 Jam 85
4 88
2 91
1 94
30 Menit 97
15 100
7,5 103
3,75 106
1,88 109
0,94 112
A. Peruntukan Kawasan
1. Perumahan/pemukiman 55
2. Perdagangan/Jasa 70
3. Perkantoran & Perdagangan 65
4. Ruang terbuka hijau 50
5. Industri 70
6. Pemerintah & Fasilitas Umum 60
7. Rekreasi 70
8. Khusus :
- Bandara/Pelabuhan
- Pelabuhan laut 70
- Cagar Budaya 60
B. Lingkungan Kegiatan
1. Rumah Sakit atau sejenisnya 55
2. Sekolah atau sejenisnya 53
3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55 42
Pengukuran Kebisingan
• Tergantung tujuan dari pengukuran:
Evaluasi kondisi melebihi NAB atau tidak
Mengetahui kesesuain norma yg berlaku
Pengecekan efektifitas alat-alat
Penelitian
Mendapatkan noise kontur
Sebagai dasar penentuan APD
PENGUKURAN
MonitoringKEBISINGAN
LingkunganDILAKUKAN TERHADAP :
SUMBER
SEBARAN
PENERIMA
CARA PENGUKURAN
44
Kondisi-kondisi pada saat Pengukuran
Ketinggian mikropon haruslah 1.2 sampai dengan 1.5 meter dari atas
permukaan tanah.
Jarak mikropon terdekat dengan dinding atau bahan lainnya yang
dapat memantulkan suara haruslah paling sedikit 3.5 meter. Pada
kondisi tertentu, pengukuran dapat dilakukan pada ketinggian tertentu
dan jarak lebih dekat dengan dinding. (0.5 meter dengan kondisi
jendela terbuka).
Untuk menghindari gangguan dari angin maka biasanya digunakan
windscreen, terutama sekali jika pengukuran dilakukan di daerah
terbuka.
Hindari pengukuran jika terjadi hujan yang cukup lebat.
Hindari medan elektromagnetik yang besar, terutama pada daerah
dibawah kabel listrik tegangan tinggi.
45
47
48
ALAT UKUR KEBISINGAN :
Corrected 78 82 86 84 84 81 79 71
(dBA)
1. SECARA TEKNIS
SUMBER:
(Isolasi, Substitusi, Enclosure, Silencers, Barriers)
SEBARAN
(Perisai, perpanjang jarak, Blower sistem dan Barriers)
PENERIMA
(Isolasi pekerja, Reduksi waktu, Menggunakan Alat Pelindung
Telinga)
60
2.SECARA ADMINISTRASI
ROTASI TEMPAT KERJA
MEMINDAHKAN TK dari TEMPAT BISING KE TEMPAT TDK
BISING
PENGATURAN WAKTU PENGOPERASIAN.
TRAINING PROGRAM KONSERVASI PENDENGARAN
PEMERIKSAAN KETAJAMAN PENDENGARAN SECARA
PERIODIK/TES AUDIOMETRI
61
BARRIER-BARIER ATAU PANEL
ISOLASI PEKERJA/MESIN DI TEMPAT
BISING
NOISE KALIBRATOR
SOUND LEVEL
METER
NOISE DOSIMETER
Quest Technologies
NOISE DOSIMETER
N R R 20 dB N R R 27 dB N R R 29 dB
Nilai Efektif dari HPD
• NIOSH
Nilai Efektif :
Earmuff: 75% dari harga NRR pada label yang tertera
Formable earplug: 50% dari harga NRR pada label yang
tertera
Jenis earplug yg lain: 30 % dari harga NRR pada label yang
tertera
Studi Kasus -OSHA
ATAS DASAR :
TK kesulitan dlm komunikasi di tempat kerja
Keluhan adanya tinitus sehabis kerja
Ketulian sementara berkepanjangan
HEARING LOSS PREVENTIV
PROGRAM (HLPP)
PERLU PROGRAM
DIJALANKAN..?
KOMPONEN HEARING LOSS PREVENTIV PROGRAM
3. Pengendalian
Dapat dilakukan dengan cara :
Teknis
Administrasi
Menggunakan APP.
4. Pemeriksaan Audiometrik
Dilakukan prakarya bagi mereka dengan lokasi kerja bising
Dilakukan secara berkala setiap 6 bulan.
Bila didapat tanda2 hearng loss progresif, dirujuk ke ahli THT utk
menentukan adanya neural deafness.
77
NIHL IS DANGEROUS !!!!
PAINLESS
INVISIBLE
PERMANENT
Wass.wr.wb.
79
80
RUANG LINGKUP
1. PENDAHULUAN
2. PENGENALAN
3. PENGONTROLAN /
EVALUASI
4. PENGENDALIAN
PENDAHULUAN
FREKWENSI GETARAN
UMUMNYA FREK. YANG SERING DITERIMA
DI TEMPAT KERJA ADALAH 1 Hz s/d
5000 – 10.000 Hz.
AMPLITUDO GETARAN
DIUKUR DALAM KECEPATAN (m/det)
dan percepatan (m/det2)
Abdomimal
Lower arm
(4-8 Hz)
(16-30 Hz)
Spinal colum
(axial mode)
(10 - 12 Hz)
Hand grip
(50-200 Hz) Legs
(variable from ca.2 Hz
with knees flexing to
over 20 Hz with rigid
posture)
Standing
person
FAKTOR2 YANG MENYEBABKAN GANGGUAN
KESEHATAN PADA TUBUH
FREKWENSI GETARAN
PERCEPATAN)
EFEK VIBRASI PD
KESEHATAN
EFEK VASKULER
Terjadinya pemucatan pd buku jari ujung yang bertambah parah pada
suhu dingin. (Fenomena Raynoud)
EFEK NEUROLOGIK
Buku jari ujung mengalami kesemutan dan baal.
DIAGNOSA AWAL
Kesemutan Dan Gangguan Rasa Pd Jari-jari Yg Terpajan Getaran.
Gejala Ini Menetap & Bertambah Berat Dalam Waktu Yang Lama.
Gejala Berikutnya Jari Memucat Dgn Adanya Pajanan Kronis.
Utk memastikan diagnosis dan menetapkan tingkat keparahan,
diperlukan beberapa tes neurologist dan tes vaskuler. Cara
menentukan derajat penyakit digunakan klasifikasi Stockholm.
KLASIFIKASI SINDROM GETARAN SISTEM
STOCKHOLM
STADIUM DERAJAT DESKRIPSI
A. Gejala Vaskuler
B. Gejala Sensorik
Muscle
Normal
Artery Damage
Artery
Normal
flow
Flow
Restriction
GAMBARAN KLINIS WHOLE BODY VIBRATION
EPIGASTRALGIA
KEMBUNG, MUAL, MENURUNNYA BB
PENGLIHATAN BERKUNANG-KUNANG
INSOMNIA
GANGGUAN LABYRITH
KOLIK USUS dll.
FUNGSI VASKULER
- TES ALLEN
- TES PROPOKASI DINGIN
- TES LEWIS PRUISIK
FUNGSI SENSORIK
Tes untuk rasa raba
Tes untuk rasa nyeri
Tes untuk rasa suhu
FOTO RONTGEN
STANDAR PEMAPARAN TANGAN DAN LENGAN
(KEPMENAKER 13/MEN/2011) DI GANTI DENGAN
permenaker nomor 5 tahun 2018 tentang k3 lingker /
lingkungan kerja.
Jumlah waktu pemajanan Nilai Percepatan
per hari kerja
m/dt2) grav
SUMBER VIBRASI
TENAGA KERJA / OPERATOR
• VIBRASI METER.
• ACCELERO METER
Y
X
Y
Y
X Z