DASAR-DASAR K3
Disusun oleh:
DIV TINGKAT 2
2013
1. Pengertian Kebisingan
2. Jenis-Jenis Kebisingan
Bising dimana fluktuasi dari intensitasnya tidak lebih dari 6 dB dan tidak putus-putus.
Wide Spectrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas. bising ini relatif
tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-turut, seperti
frekuensi tertentu saja (frekuensi 500, 1000, 4000) misalnya gergaji sirkuler, katup
gas.
2. Bising terputus-putus
Bising jenis ini sering disebut juga intermittent noise, yaitu bising yang berlangsung
secar tidak terus-menerus, melainkan ada periode relatif tenang, misalnya lalu lintas,
3. Bising impulsif
Bising jenis ini memiliki perubahan intensitas suara melebihi 40 dB dalam waktu
Sama dengan bising impulsif, hanya bising ini terjadi berulang-ulang, misalnya mesin
tempa.
mendengkur.
Merupakan bunyi yang menutupi pendengaran yang jelas, secara tidak langsung
bunyi ini akan membahayakan kesehatan dan keselamatan tenaga kerja , karena
teriakan atau isyarat tanda bahaya tenggelam dalam bising dari sumber lain.
Merupakan bunyi yang intensitasnya melampui Nilai Ambang Batas. Bunyi jenis ini
3. Tujuan
4. Standar / Peraturan
kebisingan maksimal selama 1 (satu) hari pada ruang proses ( industri ) adalah
sebagai berikut :
Catatan :
5. Masalah Kebisingan
nada yang tinggi, karena dimungkinkan adanya reaksi psikologis seperti stres,
kelelahan, hilang efisiensi dan ketidaktenangan Lebih dari itu Mike Wardhani,dkk
(2004: 445), menyatakan pengaruh utama dari kebisingan kepada kesehatan (efek
Disamping itu sumber kebisingan yang tinggi memiliki pengaruh terhadap tenaga
kerja, yaitu :
c.Mengurangi konsentrasi.
rendah.
kebisingan kontinyu.
c.Sifat pekerjaan, pada pekerjaan yang rumit atau kompleks lebih banyak terganggu
d.Variasi kebisingan, makin sedikit variasinya maka makin sedikit pula gangguannya.
e.Sikap individu, karyawan yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), yaitu
ear plugh/ear muff akan lebih banyak terganggu daripada yang menggunakan APD.
6. Metoda Pengukuran
1. Cara Sederhana Dengan sebuah sound level meter biasa diukur tingkat tekanan
2. Cara Langsung Dengan sebuah integrating sound level meter yang mempunyai
fasilitas pengukuran LTM5, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan
pada siang hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada selang
waktu 06.00 - 22.00 dan aktivitas dalam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 -
06.00.
Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan menetapkan
paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada malam hari paling
Keterangan :
7. Pengendalian
Getaran
A. Pengertian
Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media
dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya. Keseimbangan di sini
maksudnya adalah keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada
gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran terjadi saat mesin atau alat dijalankan
dengan motor, sehingga pengaruhnya bersifat mekanis. Dalam kesehatan kerja, getaran
yang terjadi secara mekanis dan secara umum terbagi atas:
1. Getaran seluruh badan (whole body vibration). Akibat goncangan dari mesin,
kendaraan atau traktor. Hal ini dapat memicu antara lain:
a. Penglihatan kabur, sakit kepala, gemetaran (shakeness).
b. Kerusakan organ pada bagian dalam.
2. Getaran alat-lengan (tool-hand vibration) atau getaran pada tangan dan lengan
(hand and arm vibration). Hal ini dapat memicu antara lain:
a. Sakit kepala, dan sakit pada persendian dan otot lengan.
b. Indera perasa pada jari-jari menurun fungsinya.
c. Terbentuk noda putih pada punggung jari/telapak tangan (white finger syndrom).
Besaran getaran dinyatakan dalam akar rata-rata kuadrat percepatan dalam satuan
meter per detik (m/detik2 rms). Frekuensi getaran dinyatakan sebagai putaran per
detik (Hz). Getaran seluruh tubuh biasanya dalam rentang 0,5 - 4,0 Hz dan tangan-lengan
8-1000 Hz (Harrington dan Gill, 2005).
Vibrasi atau getaran, dapat disebabkan oleh getaran udara atau getaran mekanis misalnya
mesin atau alat-alat mekanis lainnya, oleh sebab itu dapat dibedakan dalam 2 bentuk:
1. Vibrasi karena getaran udara yang pengaruh utamanya pada akustik.
2. Vibrasi karena getaran mekanis mengakibatkan timbulnya resonansi/turut
bergetarnya alat-alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat-alat tubuh yang sifatnya
mekanis pula (Gabroel, 1996).
Penjalaran vibrasi mekanik melalui sentuhan/kontak dengan permukaan benda yang
bergerak, sentuhan ini
melalui daerah yang terlokasi (tool hand vibration) atau seluruh tubuh (whole
body vibration). Bentuk tool hand vibration merupakan bentuk yang terlazim di dalam
pekerjaan.
Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi yang mengenai tubuh:
a. 3-9 Hz : Akan timbul resonansi pada dada dan perut.
b. 6-10 Hz : Dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut jantung, pemakaian
O2
dan volume perdenyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 gram terlihat banya
k perubahan sistem peredaran darah.
c. 10 Hz : Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.
d. 13-15 Hz : Tenggorokan akan mengalami resonansi.
e. < 20 Hz : Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis ini otot menjadi lemah,
rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.
Jenis Getaran
1. Getaran Seluruh Tubuh
Getaran seluruh tubuh biasanya dialami pengemudi kendaraan; traktor, bus, helikopter
, atau bahkan kapal. Efek yang timbul tergantung kepada jaringan
manusia, seperti: (Sucofindo, 2002)
1. 3 . 6 Hz untuk bagian thorax (dada dan perut),
2. 20-30 Hz untuk bagian kepala,
3. 100-150 Hz untuk rahang.
Disamping rasa tidak ketidaknyamanan yang ditimbulkan oleh goyangan organ seperti
ini, menurut beberapa penelitian, telah dilaporkan efek jangka lama yang menimbulka
n orteoartritis tulang belakang (Harrington dan Gill, 2005).
2. Getaran Tangan Lengan
Getaran jenis ini biasanya dialami oleh tenaga kerja yang diperkerjakan pada:
1. Operator gergaji rantai,
2. Tukang semprot, potong rumput,
3. Gerinda,
4. Penempa palu.
Menurut buku saku K3 Sucofindo tahun 2002 efek getaran pada tangan ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Kelainan pada peredaran darah dan persyarafan (vibration white finger),
2. Kerusakan pada persendian dan tulang-tulang.
Efek getaran pada tangan lengan ini lebih mudah dijelaskan daripada menguraikan
patofisiologisnya. Efek ini disebut sebagai sindroma getaran tangan lengan (Hand Vibration
Arm Syndrome = HVAS) yang terdiri atas:
1. Efek vaskuler-
pemucatan episodik pada buku jari ujung yang bertambah parah pada suhu
dingin (fenomena raynaud),
2. Efek neurologik-buku jari ujung mengalami kesemutan total dan baal.
Dalam pengambilan data suatu getaran agar supaya informasi mengenai data getaran
tersebut mempunyai arti, maka kita harus mengenal dengan baik alat yang akan kita
gunakan. Ada beberapa alat standard yang biasanya digunakan dalam suatu pengukuran
getaran antara lain:
1. Vibration meter, biasanya bentuknya kecil dan ringan sehingga mudah dibawa dan
dioperasikan dengan battery serta dapat mengambil data getaran pada suatu mesin
dengan cepat. Pada umumnya alat ini digunakan untuk memonitor trend getaran
dari suatu mesin. Jika trend getaran suatu mesin menunjukkan kenaikan melebihi
level getaran yang diperbolehkan, maka akan dilakukan analisa lebih lanjut dengan
menggunakan alat yang lebih lengkap.
2. Vibration analyzer, Alat ini mempunyai kemampuan untuk mengukur amplitude dan
frekuensi getaran yang akan dianalisa. Karena biasanya sebuah mesin mempunyai
lebih dari satu frekuensi getaran yang ditimbulkan, frekuensi getaran yang timbul
tersebut akan sesuai dengan kerusakan yang tedadi pada mesin tersebut. Dalam
pengoperasiannya vibration analyzer ini membutuhkan seorang operator yang sedikit
mengerti mengenai analisa vibrasi.
3. Shock Pulse Meter, alat yang khusus untuk memonitoring kondisi antifriction
bearing yang biasanya sulit dideteksi dengan metode analisa getaran yang
konvensional. Prinsip kerja dari shock pulse meter ini adalah mengukur gelombang
kejut akibat terjadi gaya impact pada suatu benda, intensitas gelombang kejut itulah
yang mengindikasikan besarnya kerusakan dari bearing tersebut.
4. Osiloskop, salah satu peralatan yang berguna untuk melengkapi data getaran yang
akan dianalisa. Sebuah osciloskop dapat memberikan sebuah informasi mengenai
bentuk gelombang dari getaran suatu mesin.
B. Tujuan
a. Untuk mengetahui mengenai getaran di tempat kerja
b. Untuk mengetahui intensitas getaran di tempat kerja
c. Untuk mengetahui waktu pemaparan intensitas getaran terhadap kesehatan pekerja
d. Untuk mengetahui pengaruh getaran bagi pekerja.
C. Standard (Peraturan)
Dalam membicarakan getaran kita harus mengetahui batasan batasan level getaran
yang menunjukkan kondisi suatu mesin, apakah mesin tersebut masih baik (layak
beroperasi) ataukah mesin tersebut sudah mengalami suatu masalah sehingga memerlukan
perbaikan. Telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
NOMOR PER.13/MEN/X/2011 TAHUN 2011 tentang nilai ambang batas faktor fisika dan
faktor kimia di tempat kerja Pasal 6 ayat 1 yaitu NAB getaran alat kerja yang kontak
langsung maupun tidak langsung pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar
4 meter per detik kuadrat (m/det2) dalam waktu sehari-hari tidak melebihi 8 jam sehari atau
40 jam seminggu.
D. Faktor Risiko
Intensitas getaran yang melibihi NAB yang telah ditentukan dapat menimbulkan faktor
risiko salah satunya yaitu penyakit akibat kerja. Karena efek dari getaran akan muncul
sebagai penyakit umum yang terjadi akibat keterpaparan di lingkungan kerja. Penyakit
tersebut antara lain penglihatan kabur, kerusakan organ dalam tubuh, gemetar, nyeri
persendian otot, menurunnya fungsi indera perasa pada jari tangan.
E. Teknik Pengukuran
Teknik pengukuran getaran erat kaitannya dengan sistem permesinan. Kinerja mesin
yang terjadi secara kontinyu menyebabkan tingkat getaran timbul di lingkungan kerja. Maka
terdapat metode-metode yang berkaitan untuk mengukur tingkat getaran yang terjadi.
Berikut ada beberapa metode pengukuran getaran mesin, antara lain:
1. Metode Impact
Teknik pengukuran jenis ini digunakan untuk menentukan frekuensi alami dari materi
struktur dan peralatan tertentu. Biasanya digunakan untuk melakukan pengecekan
pada perancangan plat, panel dan penegar pada bagunan atas dan dinding tangki di
area kamar mesin.
2. Electronic System
Pada umumnya, pengukuran getaran terutama lebih disukai menggunakan suatu
sistem electronik yang menghasilkan suatu rekaman yang bersifat permanen. Alat
Transducers memungkinkan untuk menghasilkan sinyal yang proporsional atau
sebanding untuk akselerasi, percepatan atau pergantian jarak (displacement).
Perekam pada sistem elektronik ini dapat di buat baik dari magnetic tape, kertas
osilograf, atau di dalam format digital (computer).
3. Vibration Analyzer
Suatu alternatif dengan biaya yang cukup murah dalam pemantauan secara kontinu
sinyal getaran adalah dengan mengambil data getaran dari mesin pada interval
waktu rutin melalui alat vibration analyzer genggam yang dapat
menampilkan output analisa getaran langsung ditempat seperti (nilai puncak, filter,
RMS dan lainnya) dan spektrum FFT. Alat genggam ini dilengkapi dengan
sebuah accelerometer vibration pick-up, sehingga teknisi pemeliharaan dapat secara
aman menyentuh bagian yang akan dipantau pada tiap mesin dalam pemeriksaan
rutin seperti ilustrasi pada gambar berikut.
F. Pengendalian Getaran
Seperti halnya kebisingan, getaran yang melampaui NAB juga dapat menimbulkan
gangguan kesehatan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengendalian intensitas getaran di tempat
kerja. Pengendalian getaran dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pengendalian getaran secara teknis:
a. menggunakan peralatan dengan intensitas getaran yang rendah (dilengkapi dengan
peredam)
b. menyisipkan damping/peredam diantara tangan dan alat
c. penempatan alat yang bergetar dengan baik
d. perawatan mesin atau alat kerja dengan baik
e. menggunakan remote control.
2. Pengendalian getaran secara administratif:
a. rotasi pekerja
b. mengurangi jam kerja sehingga sesuai NAB yang berlaku
c. secara medis yaitu pemeriksaan berkala sesuia keperluan
d. penggunaan APD.
PENGERTIAN PENCAHAYAAN
Fungsi utama penerangan ditempat kerja adalah untuk menerangi objek pekerjaan agar
terlihat jelas, mudah dikerjakan dengan cepat, dan produktifitas dapat meningkat.
Pencahayaan tersebut dapat diatur sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kecermatan
atau jenis pekerjaan sehingga memelihara kesehatan mata dan kegairahan kerja, sebab
rendah atau tingginya intensitas cahaya bahkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
Beberapa factor yang dapat menentukan baik tidaknya penerangan di tempat kerja adalah :
1.Ukuran objek
2.Derajat kontras antara objek dengan sekitarnya
3.Tingkat iluminasi (yang menyebabkan objek dan sekitarnya dapat terlihat jelas)
4.Distribusi dan arah cahayanya.
Sumber penerangan yang digunakan di tempat kerja dibedakan dalam dua jenis antara lain :
a)Pencahayaan alami (sinar matahari)
b)Pencahayaan buatan (lampu)
Tujuan Pencahayaan
a. Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Memberi lingkungan kerja yang aman.
Nilai level
Jenis iluminasi
Tempat
pekerjaan Sangat
Baik
baik
Pembukuan,
mengetik,
membaca,
menulis, 1000 500
melayani
Kantor biasa mesin-mesin
kantor
Ruang arsip,
tangga,
250 150
gang, ruang
tunggu
Ruang kelas 500 250
Ruang
1000 500
Sekolah gambar
Ruang jahit-
1000 500
menjahit
Pembuatan
jam tangan,
instrument
500 2500
kecil dan
halus,
mengukir
Pekerjaan
pemasangan
Industri halus,
menyetel
2000 1000
mesin bubut
otomatis,
bubut halus,
poles
Pekerjaan
bor, bubut 1000 500
kasar,
pekerjaan
biasa
Menempa
dan 500 250
menggiling
Etalase took
2000 1000
besar
Toko
Toko lain 1000 500
Kamar tidur,
kamar mandi,
500 250
kamar rias,
Rumah tinggal
dapur
Penerangan
250 125
umum
Standart Kuat Penerangan Dalam Ruangan dikutib oleh Drs.Muhaimmin, S.T
dan biasanya standart ini digunakan di Negara-negara Eropa
2. Penjilitan buku :
750
Pemotongan, penjahitan, pelubangan
2000
Embasing, pemeriksaan
3. Industri kimia :
Area pabrik 200
Ruangan pencampuran 300
Injeksi dan kalendering 500
Ruang pengendali 500
Laboratorium 750
Ruang pemeriksaan warna 1000
4. Pabrik keramik :
Pencetakan, pengepresan, pembersihan 300
Pewarnaan 1000
5. Industri kelistrikan :
500
Penggulungan
Pekerjaan assembling :
1500
Halus
2000
Sangat halus
6. Garasi mobil :
Tempat perbaikan 1000
Area untuk lalu lalang 200
Tempat parkir :
Jalur masuk 500
Jalur lintasan 100
Gudang 50
7. Usaha pencucian dan penyetrukan pakaian :
300
Pencucian
500
Penyetrukan
750
Mesin penekanan akhir, Sortir
8. Pabrik kulit :
Pembersihan, pementangan, penyamakan 300
Pekerjaan akhir, scarfing 1000
Bengkel bermesin :
Pengelasan 300
9.
Pekerjaan kasar 500
Pekerjaan setengah halus 1000
Pekerjaan halus 2000
10. Bengkel pengecatan :
Penyemprotan 500
Pengecetan halus dengan tangan 1000
Poles dan pengeringan 500
Masalah/Faktor Risiko
Pengaruhnya bagi Mata. Sistem pencahayaan yang baik akan memungkinkan kita bisa
beraktivitas atau pun bekerja dalam keseharian kita secara jelas, tepat tanpa upaya-upaya
yang tidak perlu, pencahayaan mempunyai pengaruh terhadap kesehatan mata sendiri.
Bahkan, lebih jauh lagi terhadap keselamatan kerja, dan produktivitas kerja. Cahaya
mempunyai sifat dapat membunuh kuman atau bakteri. Bahkan, cahaya matahari sering
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit rachitis. Tetapi sebaliknya terlalu banyak kena sinar
matahari dapat pula mengakibatkan penyakit kanker pada kulit. Adapun, cahaya bisa
membunuh kuman atau bakteri, misalnya kaca hijau; 45 menit, kaca merah 20-30 menit,
kaca biru 10-20 menit, kaca putih (langsung) 5-10 menit.
Cahaya didalam ruangan mungkin bisa saja dikurangi intensitasnya, tetapi hal ini
bisa mengurangi kelembaban dan suhu ruangan, serta dapat mengakibatkan
berkembangbiaknya serangga dan tikus dalam ruangan. Selain itu, pencahayaan yang tidak
baik akan menimbulkan terjadinya stres pada penglihatan. Stres pada penglihatan ini bisa
menimbulkan dua tipe kelelahan, yaitu kelelahan mata dan kelelahan syaraf (visual and
nenlous fatique). Kelelahan mata yang disebabkan oleh stres yang intensif pada fungsi
tunggal (single function) dari mata. Stres yang persisten pada otot akomodasi (ciliary
muscle) dapat terjadi pada saat seseorang mengadakan inspeksi pada obyek-obyek yang
berukuran kecil dan pada jarak yang dekat dalam waktu yang lama dan stres pada retina
dapat terjadi bila terdapat "kontras" yang berlebihan dalam lapangan penglihatan (visual
field) dan waktu pengamatannya cukup lama.
Kelelahan pada mata ini ditandai oleh adanya iritasi pada mata atau konjungtivitis
(konjungtiva berwarna merah dapat mengeluarkan air mata), penglihatan ganda, sakit
kepala, daya akomodasi dan konvergensi menurun, ketajaman penglihatan (visual acuity),
kepekaan kontras (contras sensitivity) dan kecepatan persepsi (speed of perception).
Dengan demikian, pergunakanlah pencahayaan atau penerangan sesuai dengan kapasitas
dan kebutuhan mata kita. Sebab, jika cahaya berlebihan hal ini bisa menimbulkan kerusakan
dan kelelahan pada mata kita. Bahkan, jika terlalu berlebihan cahaya pun bisa
mengakibatkan kebutaan.
Menurut SNI 16-7062-2004 jarak tertentu dapat dibedakan berdasarkan luas ruangan
sebagai berikut :
a) Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi : titik potong horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap satu meter. Contoh daerah pengukuran intensitas
penerangan umum untuk luas ruangan kurang dari 10 meter persegi seperti Gambar 2.1
berikut ini.
1m 1m 1m 1m
1m
1m
b) Luas ruangan antara 10m2 sampai 100m2 : titik potong garis horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak setiap 3 meter. Contoh daerah pengukuran intensitas
penerangan umum untuk luas ruangan antara 10m2 sampai 100m2 seperti pada Gambar 2.2
berikut ini.
3m 3m 3m 3m
3m
3m
3m
c) Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi : titik potong horizontal panjang dan lebar
ruangan adalah pada jarak 6 meter. Contoh daerah pengukuran intensitas penerangan
umum untuk luas ruangan lebih dari 100 meter persegi seperti Gambar 2.3 berikut ini.
6m 6m 6m 6m
6m
6m
6m
Gambar 2.3. Penentuan titik pengukuran penerangan umum dengan luas lebih
dari 100m2
Sumber: BSN,2004.
umum pengendalian yang dipilih adalah yang paling efektif, secara garis besar
penerangan yang dibutuhkan X Luas ruangan (Jumlah lampu yang ada X lumen)
X CU X LLF.
Keterangan :
b. Modifikasi pekerjaan :
1. Membawa pekerjaan lebih dekat ke mata, sehingga objek dapat dilihat dengan
jelas.
http://jurnalk3.com/getaran-dan-pengaruhnya-terhadap-kesehatan.html
http://afryluryanti.blogspot.com/2011/08/makalah-k3-tentang-faktor-fisik.html
http://buyungchem.wordpress.com/makalah-pengaruh-getaran-terhadap-
kesehatan/
https://www.google.com/#psj=1&q=peraturan+pengukuran+getaran+menurut+Kep
utusan+menteri+tenaga+kerja+baru
http://navale-engineering.blogspot.com/2012/03/teknik-pengukuran-getaran-
dan.html
http://vibrasi.wordpress.com/2009/03/13/bab-iv-pengukuran-getaran/
http://navale-engineering.blogspot.com/2012/03/teknik-pengukuran-getaran-
dan.html
http://noviakl10jambi.wordpress.com/2012/02/16/getaran/
http://jurnalk3.com/pengendalian-kebisingan.html
http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/30/jenis-dan-penyebab-kebisingan/
http://kesmas-ode.blogspot.com/2012/11/penerangan-dalam-k3.html
http://jurnalk3.com/penerangan-di-tempat-kerja.html
http://maizzatul.blogspot.com/2012/03/laporan-praktikum-pengukuran-
lingkungan_26.html
http://jantripoltekkes.blogspot.com/