Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN PENERANGAN

DI RUANG BACA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Implementasi K3


Dosen Pengampu: Dr. Noeroel W., SKM., M.Sc

Oleh :
Kelompok I

Rika Mudrikah Miftakhul Janah 101711123004


Herdy Perdana Wicaksono 101711123006
Rinda Ardilla 101711123016
Isnan Prasetya 101711123041
Erlita Sandra Deviana P.S. 101711123049

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap hari manusia terlibat pada suatu kondisi lingkungan kerja yang
berbeda-beda dimana perbedaan kondisi tersebut sangat mempengaruhi terhadap
kemampuan manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya dengan
baik dan mencapai hasil yang optimal apabila lingkungan kerjanya mendukung.
Salah satu faktor yang mendukung adalah penerangan yang baik. Di
beberapa tempat telah dibuktikan bahwa penerangan memberikan dampak positif
seperti peningkatan produksi yang maksimal, tersedianya barang dan
jasa, serta perluasan lingkungan kerja.
Ruang baca adalah salah satu tempat yang digunakan untuk memungkinkan
dilakukannya kegiatan-kegiatan seperti membaca buku dan mengerjakan tugas.
Ruang baca tentu membutuhkan penerangan yang baik, agar kegiatan yang
dilakukan di dalamnya dapat berjalan dengan nyaman.
Penerangan yang baik yaitu penerangan yang memungkinkan kita dapat
melihat obyek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upaya yang tidak perlu,
berikut hal-hal yang menentukan penerangan yang baik, antara lain:
1. Pembagian luminensi dalam lapangan penglihatan
2. Pencegahan kesilauan
3. Warna
Penerangan yang buruk yaitu penerangan dimana kita kurang dapat melihat
objek yang dikerjakan secara tidak jelas dan memungkinkan dibantu oleh alat bantu
penglihatan. Pengaruh yang mengakibatkan penerangan yang buruk, antara lain:
1. Kelelahan mata
2. Kelelahan mental
3. Kerusakan alat penglihatan
4. Keluhan pegal disekitar mata
Tingkat pencahayaan dapat diukur dengan menggunakan alat Lux Meter. Lux
Meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat atau lemahnya
cahaya yang terdapat pada suatu ruangan atau tempat tertentu.
1.2 Tujuan
Tujuan dalam pengukuran penerangan pada praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui alat pengukuran penerangan.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dan cara pengukuran alat pengukur
penerangan.
3. Untuk mengetahui intensitas penerangan di Ruang Baca Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga.
4. Untuk dapat menganalisis data hasil pengukuran.
BAB 2
PROSEDUR PENGUKURAN

2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Nama Ruangan : Ruang Baca FKM Unair
Tanggal Pengukuran : 21 Pebruari 2019
Waktu Pengukuran : 14.27 – 15.10 WIB
Pelaksanaan Pengukuran : Sore hari
Keadaan cuaca : Cerah
2.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada pengukuran ini adalah lux meter.

Gambar 2.1 Lux Meter


Sedangkan bahan yang dibutuhkan dalam pengukuran ini adalah:
1. Lembar data.
2. Alat tulis.
3. Kalkulator

2.3 Cara Kerja


1. Persyaratan Pengukuran
a. Pintu ruangan dalam keadaan sesuai dengan kondisi tempat pekerjaan
dilakukan.
b. Lampu ruangan dalam keadaan dinyalakan sesuai dengan kondisi pekerjaan.
2. Cara Pengukuran
a. Sebelum pengukuran, tutup fotosel dengan bahan tidak tembus cahaya dan
memastikan bahwa jarum atau display menunjukkan angka “O”.
b. Sebelum pembacaan dilakukan pindahkan penutup dan biarkan sel terpapar
cahaya selama 5 menit.
c. Bila pengukuran dilakukan pada bidang horizontal setinggi + 0,85 m di atas
lantai.
d. Bila pengukuran dilakukan pada tangga atau koridor, maka lux meter harus
diletakkan di lantai atau tempat injakan kaki.
e. Bila tingkat iluminasi pada bidang vertikal atau condong diukur maka
pembacaan harus dilakukan pada bidang relevan.
f. Bila pengukuran dilakukan di tempat kerja dimana sumber cahaya lampu TL
atau lampu merkuri pembacaan dilakukan paling sedikit 5 menit setelah
lampu tersebut menyala.
g. Pakaian surveyor hendaknya berwarna gelap. Hal ini untuk mencegah
pantulan cahaya pakaian surveyor.
h. Pembacaan dilakukan dengan keadaan perabot dan penghuni ruang pada
posisi kerja normal.
i. Bila suatu ruang kerja menggunakan cahaya alami & buatan, maka tingkat
intensitas cahaya:
1) Pengukuran dilakukan dengan semua lampu menyala,
2) Membuka tirai sehingga sumber cahaya alami ikut terukur
3) Pembacaan dilakukan setelah 5 menit terpapar
4) Setelah pembacaan, matikan lampu diukur kembali
3. Cara Pengukuran Berdasarkan Macam Penerangan
a. Penerangan Umum
1) Ruang Teratur (Regular)
a) Tidak ada hambatan atau rintangan atau sekat dalam pengukuran
b) Titik pengukuran dengan jarak 90 – 100 cm
2) Ruang Tidak Teratur (Irregular)
a) Adanya penghalang, susunan lampu tidak teratur
b) Titik pengukaran acak dan banyak
b. Penerangan Lokal
1) Lux meter diletakkan pada dasar tempat kerja
2) Pengukuran dilakukan > 1 kemudian dirata – rata
c. Pantulan
1) Hadapkan fotosel pada dinding atau meja kemudian fotosel perlahan
diangkat menjauh hingga angka atau jarum tetap
2) Mengukur intensitas cahaya lokal
BAB 3
ISI DAN PEMBAHASAN

3.1 Isi
1. Karakteristik Ruangan
Tabel 3.1 Karakteristik Ruang Baca FKM Unair

Keadaan Permukaan
Gambaran Bahan Warna
Bersih Sedang Keterangan
Dinding Batu-
Cream √ - Datar
bata
Langit -
Plafon Putih √ - Datar
langit
Lantai Ubin Abu tua √ - Datar
Permukaan Putih
kerja tulang
Kayu √ - Datar
dan
coklat
Peralatan Putih
tulang
Kayu √ - Datar
dan
coklat
Sumber: Hasil Pengamatan Secara Langsung, 2019

Jenis lampu : LED


Spesifikasi lampu :
Jumlah lampu per armatur : 18 buah
Jumlah armatur : 18 buah
Banyaknya deretan :3
Jumlah armatur per deret :6
Tinggi pemasangan : 4 meter
Jarak pemasangan antar armatur : 2 meter

2. Layout Pengukuran
Gambar 3.1 Layout Titik Pengukuran
Sumber : Pengamatan Secara Langsung, 2019

3. Hasil Pengukuran
Tabel 3.2 Data Hasil Pengukuran Penerangan di Ruang Baca FKM Unair
Titik Pengukuran (Lux) Titik Pengukuran (Lux)
Pengukuran Umum Pantulan Pengukuran Umum Pantulan
1 83 15 17 551 431
2 133 29 18 264 111
3 113 47 19 195 72
4 186 80 20 164 38
5 202 32 21 123 37
6 198 61 22 93 9
7 222 43 23 114 19
8 129 36 24 163 58
9 401 100 25 138 45
10 508 98 26 268 52
11 730 493 27 63 3
12 254 102 28 63 8
13 283 166 29 131 13
14 202 119 30 160 16
15 232 150 31 369 63
16 237 188
Sumber : Hasil Pengukuran Secara Langsung, 2019
Titik Pengukuran Lokal Pantulan Rata-rata
Pantulan
Tempat Baca 1. 48 1. 14 17,75
2. 60 2. 18
3. 62 3. 19
4. 66 4. 20
Ruang Diskusi 1. 221 1. 185 182
2. 232 2. 188
3. 216 3. 173
Meja Kerja Petugas 1. 164 1. 57 57
2. 160 2. 57
3. 162 3. 57
Sumber : Hasil Pengukuran Secara Langsung, 2019

Perhitungan dengan rumus


1. Pencahayaan Umum
Intensitas (lux) = ∑ Semua Intensitas
∑ semua titik pengukur
= P1+P2+P3+P4+..............................+P31
31

=(83+133+113+186+202+198+222+129+401+508+730+
254+283+202+232+237+551+264+195+164+123+93+14
4+163+138+268+63+63+131+160+369) : 31
= 6.982 : 31
= 225,2
% Pantulan = Intensitas Pantulan
Intensitas sumber × 100%

=(15+29+47+80+32+61+43+36+100+98+493+102+166+119+150
+188+431+111+72+38+37+9+19+58+45+52+3+8+13+16+63)
6.982 × 100%
= 39%

2. Pencahayaan Lokal
Tempat Baca
Intensitas (lux) = ∑intensitas tempat baca
∑semua titik pengukur
= 48+60+62+66
4
= 59
%Pantulan = Intensitas Pantulan
Intensitas sumber × 100%
= (17,75 : 59) x 100%
= 30,08%
Ruang Diskusi
Intensitas (lux) = ∑intensitas tempat baca
∑semua titik pengukur
= 221+232+216
3
= 669 : 3
= 223
%Pantulan = Intensitas Pantulan
Intensitas sumber × 100%
= (182 : 223) x 100%
= 81,6%
Meja Petugas
Intensitas (lux) = ∑intensitas meja petugas
∑semua titik pengukur
= 164+160+162
3
= 162
%Pantulan = Intensitas Pantulan
Intensitas sumber × 100%
= (57 : 162) x 100%
= 35,18%

3.2 Pembahasan
Menurut Permenkes Nomer 70 tahun 2016 bahwa untuk persyaratan pencahayaan
ruang kerja adalah 300 lux sedangkan pencahayaan umum di area ruang baca Fakultas
Kesehatan Masyarakat di dapatkan sebesar 225 lux. Hal ini tidak sesuai dengan dengan
peraturan yang ada.Pencahayaan Pantulan untuk ruang baca didapatkan hasil sebesar 39
%, hal itu belum sesuai dengan SN1 03-6575-2001 tentang tata cara sistem
pencahayaan buatan pada bangunan gedung yaitu direkomendasikan maksimum sebesar
19%
Untuk ruang diskusi dan Meja menurut Permenkes Nomer 70 tahun 2016 bahwa
untuk persyaratan pencahayaan ruang kerja adalah 300 lux sedangkan pencahayaan
yang didapatkan sebesar 223 dan 162 lux , hal ini tidak sesuai dengan ketentuan yang
ada, untuk nilai pantulan di ruang diskusi dan meja karena terbuat dari kayu maka
ketentuan yang direkomendasikan menurut iluminating engginering society adalah
sebesar 5-50% , sedangkan hasilnya didapatkan sebesar 81% diruang diskusi dan meja
sebesar 35% , dapat disimpulkan bahwa diruang diskusi tidak sesuai dengan ketentuan
iluminating enggenering sosiety
BAB 4
PENUTUP

4.1 Simpulan
Tingkat pencahayaan dapat diukur dengan menggunakan alat Lux Meter.
Lux Meter merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat atau
lemahnya cahaya yang terdapat pada suatu ruangan atau tempat tertentu.
Cara kerja dalam pengukuran tingkat pencahayaan dilakukan dengan
menggunakan alat bantu lux meter dimana pada lux meter terdapat sensor cahaya
berupa foto sel yang harus terbuka untuk menerima rangsang cahaya. Dengan
melihat pada layar menunjukkan tingkat pencahayaan pada suatu ruang, Bila
suatu ruang kerja menggunakan cahaya alami & buatan, maka tingkat intensitas
cahaya: Pengukuran dilakukan dengan semua lampu menyala, Membuka tirai
sehingga sumber cahaya alami ikut terukur, Pembacaan dilakukan setelah 5
menit terpapar, Setelah pembacaan, matikan lampu diukur kembali.
Tingkat pencahayaan pada pencahayaan umum didapatkan hasil
pengukuran 225,2 lux, tingkat pencahayaan lokal pada tempat baca sebesar 59
lux, ruang diskusi sebesar 223 lux, dan meja petugas sebesar 162 lux.
Dari hasil pengukuran tingkat pencahayaan pada area perkantoran dapat
dianalisis berdasarkan pada standar Peraturan Menteri Tenaga Kerja no 5 tahun
2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja, dapat dianalisis
bahwa standar pencahayaan di ruang baca disesuaikan dengan standar pada
elemen pekerjaan yang membedakan barang-barang kecil secara sepintas lalu.
Hasil pengukuran tersebut diatas masih belum memenuhi pada tingkat
pencahayaan lokal karena masih dibawah 100 lux.

4.2 Saran
1. Bagi institusi
Menambah penerangan atau menambah tingkat pencahayaan dengan daya
(watt) yang lebih besar pada tempat baca, hal ini untuk menjaga kenyamanan
mata pada saat melihat huruf kecil pada buku bacaan sehingga tidak
membahayakan kesehatan mata
2. Bagi mahasiswa
Sebaiknya mahasiswa dapat menghitung luasan ruang sehingga pembagian
titik sampling lebih akurat atau mewakili kondisi pencahayaan diruang yang
akan diukur
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai