SKRIPSI
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat
HALAMAN JUDUL
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya
sehingga proposal skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam
penelitian ini yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2019 ini adalah “Hubungan
Faktor Pekerja dan Housekeeping dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja di
Bagian Produksi CV. Gerimis Garment Tahun 2019”.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Putri Permatasari, SKM. MKM
selaku Kepala Program Studi Kesehatan Masyarakat, Ibu Azizah Muliha Fitri,
SKM. MPH selaku pembimbing 1 dan Dr. Dyah Utari, S.Kep. NS. MKKK selaku
pembimbing 2 yang telah banyak memberikan saran yang sangat bermanfaat.
Disamping itu, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak
Deddy Irawan dan Ibu Dede sumaryani, Ka Silvy, Mas Lukman, dan dede Glyn
beserta keluarga besar yang senantiasa memberikan kasih sayang, doa, dukungan
yang tiada hentinya. Abang Rizki Gusman selaku komisaris CV. Gerimis Garment
yang telah memberikan penulis izin untuk meneliti ditempatnya. Teman-teman
kesehatan masyarakat angkatan 2015, Tesya, Sekte, selaku sahabat yang
memberikan dukungan penuh dan semangat kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis menerima dengan hati terbuka segala bentuk kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan selanjutnya.
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
I.1 Latar Belakang..........................................................................................1
I.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
I.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................5
I.4 Manfaat Penelitian.....................................................................................6
I.5 Ruang Lingkup..........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
II.1 Kecelakaan Kerja......................................................................................7
II.2 Faktor Karakteristik Pekerja....................................................................13
II.3 Faktor Lingkungan..................................................................................18
II.4 Faktor Manajemen...................................................................................20
II.5 Kerangka Teori........................................................................................23
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................24
III.1 Kerangka Konsep....................................................................................24
III.2 Definisi Operasional................................................................................25
III.3 Hipotesis..................................................................................................27
III.4 Desain Penelitian.....................................................................................27
III.5 Waktu dan Lokasi....................................................................................27
III.6 Populasi dan Sampel...............................................................................27
III.7 Pengumpulan Data..................................................................................28
III.8 Instrumen Penelitian................................................................................28
III.9 Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................................29
III.10 Pengolahan Data..................................................................................30
III.11 Analisis Data........................................................................................31
III.12 Etika Penelitian....................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................33
DAFTAR TABEL
1
2
kerja, sikap, perilaku, kelelahan, dan kondisi fisik pekerja. Sedangkan pada faktor
lingkungan, yaitu housekeeping, pencahayaan, ventilasi, kebisingan, dan warna
peringatan, tanda, label. Faktor manajemen antara lain kebijakan organisasi atau
manajemen, sosialisasi K3, SOP, pelatihan, dan pengawasan.
Beberapa hal yang tampak jelas berbahaya, seperti bekeerja dengan
menggunakan tangga yang stabil atau penanganan bahan kimia bersifat asam.
Namun, banyak kecelakaan terjadi akibat situasi kecil yang ada di sekitar tempat
kerja sehari-hati seperti tersandung tikar di lantai kotor. Ini tidak berarti bahwa
tikar pada umumnya berbahaya. Namun demikian, hal ini bisa terjadi , tikar
tersebut dalam posisi terlipat atau tidak seharusnya dapt menjadi potensi bahaya
dalam kasus ini. Seperti diketahui , potensi bahaya keselamatan dan kesehatan
kerja dapat terjadi karena berbagai macam bentuk. Masing-masing resiko bisa
menjadi tinggi atau rendah, tergantung pada tingkat peluang bahaya yang ada di
sekitar tempat bekerja (ILO, 2013a).
Saat ini, peningkatan produktivitas sudah menjadi perhatian utama dalam
berbagai perusahaan, dimana sumber daya manusia atau SDM adalah komponen
utama dalam menjalankan kegiatan produksi dalam perusahaan. Sumber daya
manusia atau SDM sebagai tenaga kerja tidak telepas dari masalah-masalah yang
berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan disaat bekerja, tetapi aspek K3 pada
perusahaan di Indonesia belum menjadi prioritas, khususnya perusahaan swasta.
Hal ini disebabkan karena ketidaktahuan mengenai aspek K3 yang ada atau dapat
juga karena perusahaan tersebut meminimalkan tenaga kerja dan pengeluaran
dengan meraih keuntungan yang sebesar-besarnya serta kurang pedulinya pihak
perusahaan akan pentingnya aspek K3, sehingga masih banyak peristiwa
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang terjadi (Rinanti, 2013). Banyak
perusahaan yang menganggap masalah keselamatan dan kesehatan kerja adalah
masalah ringan yang tidak perlu fokus untuk menerapkan manajemen K3 secara
khusus. Padahal, dengan menerapkan K3 perusahaan telah memberikan jaminan
keselamatan, memberikan rasa aman dari kecelakaan kerja, serta menjamin
kesehatan para pekerja atau karyawan (Nuswantoro, Sugiono, & Efranto, 2011).
Dampak dari adanya peristiwa kecelakaan kerja di suatu perusahaan akan
mengurangi profit perusahaan itu sendiri karena harus membayar biaya
4
7
8
II.2.1 Usia
Dalam Suma’mur (2006) pengalaman dan kewaspadaan mengenai
kecelakaan kerja akan bertambah baik sesuai dengan usia, masa kerja
diperusahaan dan lamanya bekerja di tempat kerja tersebut. Seiring bertambahnya
usia seseorang maka bertambah juga kewaspadaan untuk menghindari kecelakaan
kerja. Pekerja yang masih muda pada umumnya memiliki fisik yang kuat,
dinamis, dan kreatif, tapi cepat merasa bosan, kurang bertanggung jawab,
cenderung absensi, dan turnover-nya rendah (Hasibuan, 2014).
II.2.3 Pendidikan
Pendidikan adalah faktor yang mempengaruhi pola berpikir seseorang tentang
keselamatan kerja. Salah satu permsalaahan dalam faktor tersebut adalah tingkat
pendidikan rendah yang memperngaruhi rendahnya kesadaran seseorang dalam
berperilaku selamat (Riyadina, 2007). Pendidikan adalah proses seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di
dalam masyarakat tempat ia hidup, proses social yakni orang yang dihadapkan
pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang
dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimal (Munib, 2004).
II.2.4 Pengetahuan
Menurut ILO (1998) pengetahuan yaitu pemahaman pekerja mengenal
tipe-tipe risiko yang terdapat di tempat kerja, sumber pajanan dan faktor-faktor
berbahaya yang berpotensi menyebabkan terjadinya kerusakan atau cedera, sesuai
dengan tugasnya. Berdasarkan hasil penelitian Rudyarti (2017), menyatakan
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan K3 dengan kecelakaan
kerja di tempat kerja. Apabila tingkat pengetahuannya tinggi kemungkinan akan
memperkecil tingkat terjadainya kecelakaan di tempat kerja.
II.2.5 Sikap
Menurut Azwar (2007) sikap adalah kecenderungan individu untuk
memahami, merasakan, bereaksi dan berperilaku terhadap suatu objek yang
merupakan hasil dari interaksi komponen kognitif. Pengukuran sikap dapat
dilakukan dengan metode Skala Likert. Metode ini yaitu dengan menempatkan
pilihan terhadap objek sikap dengan rentang satu sampai empat yaitu “sangat
setuju”, “setuju”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju”. Dalam penelitian
Rudyarti (2017), terdapat hubungan antara sikap dengan kecelakaan kerja, karena
jika semakin baik sikap sorang pekerja dapat menurunkan tingkat kecelakaan
kerja pada pekerja itu sendiri.
15
II.2.6 Kelelahan
Salah satu permasalah K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) yang
dapat menjadi pemicu terjadinya kecelakaan kerja adalah kelelahan. Kelelahan
kerja merupakan suatu keadaan menurunnya efisiensi dan ketahanan seseorang
dalam bekerja (Suma’mur, 2014). Istilah kelelahan mengarah pada kondisi
melemahnya tenaga kerja untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga
mengakibatkan terjadinya pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh
(Nurmianto, 2003).
kerja, maka perilaku berisiko dapat dicegah. Tahap kepatuhan dimulai dari patuh
terhadap anjuran/instruksi. Seringkali kepatuhan dilakukan untuk menghindari
bberikutnya adalah karena tertarik dengan melihat tokoh idola yang dikenal
dengan tahap identifikasi. Perubahan perilaku tingkat kepatuhan yang baik adalah
internalisasi, dimana individu melakukan sesuatu karena memahami makna,
mengetahui pentingnya tindakan dan keadaaan ini. Hal ini cenderung akan
berlangsung lama dan menetap dalam diri individu. Perubahan perilaku tingkat
kepatuhan yang baik adalah internalisasi, dimana individu melakukan sesuatu
karena memahami makna, mengetahui pentingnya tindakan dan keadaaan ini. Hal
ini cenderung akan berlangsung lama dan menetap dalam diri individu.
A. Dimensi Kepatuhan
Seseorang dapat disebut patuh terhadap perintah orang lain atau
aturanjikameimiliki tiga dimensi dibawah ini:
1. Mempercayai (belief)
Seseorang akan lebih patuh apabila mereka percaya bahwa
kekuasaan mempunyai hak untuk meminta atau memerintah. Dan
jika mereka percaya percaya bahwa diri mereka diperlakukan
secara adil oleh seorang pemimpin atau seseorang yang memberi
perintah, percaya pada pemimpin dan menganggap bahwa
seseorang tersebut adalah bagian dari organisasi atau kelompok
yang memiliki sebuah peraturan yang harus diikuti.
2. Menerima (accep6t)
Yaitu seseorang yang patuh dan mau menerima apa yang
telah iya percaya. Seseorang cenderung dapat lebih patuh terhadap
sebuah perintah apabila orang tersebut mendapatkan manfaat dan
keuntungan.
3. Melakukan (act)
Suatu bentuk tingkah laku atau tindakan dari sebuah
kepatuhan. Jika seseorang melaksanakan dengan baik sebuah
peraturan atau perintah, maka orang tersebut dapat dikatakan telah
memenuhi salah satu dimensi dari kepatuhan.
17
C. Pencahayaan
Penerangan ditempat kerja adalah salah satu sumber
cahaya yang menerangibenda-benda di tempat kerja. Banyak obyek
kerja beserta benda atau alat dan kondisidi sekitar yang perlu dilihat
oleh tenaga kerja. Hal ini penting untuk menghindari kecelakaan
yang mungkin terjadi (Budiono, 2003).Penerangan yang baik
memungkinkan tenaga kerja melihat obyek yang dikerjakan secara
jelas, cepat dan tanpa upaya-upaya tidak perlu (Suma’mur, 2014).
II.4.2 Sosialisasi K3
Dalam UU No. 1 Tahun 1970 pasal 14 ayat b disebutkan bahwa salah
satu kewajiban pengurus adalah memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya,
semua gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan
lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan terbaca dan menurut
petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
Menurut ILO (1998) sosialisasi K3 sebagai salah satu bagian dari
propaganda atau kampanye K3 yang merupakan salah satu jenis kependidikan
selain pendidikan dan pelatihan. Meski cara ini terbatas nilainya dalam
merangsang dan menggairahkan orang untuk bekerja dengan aman tetapi cara ini
masih dipakai secara luas di berbagai negara. Menurut penelitian
21
II.4.3 SOP
SOP (Standar operasional Prosedur) adalah suatu standar dan prosedur
yang digunakan sebagai acuan dalam bekerja dan digunakan pula untuk mengukur
kinerja atau sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja pegawai di suatu perusahaan
swasta maupun di suatu instansi pemerintahan, agar pekerjaan dapat berjalan
sesuai dengan standar dan prosedur yang ada dan yang digunakan oleh suatu
perusahaan swasta maupun suatu instansi pemerintahan, maka kinerja maupun
pekerjaan harus sesuai dengan SOP yang ada dan yang digunakan tersebut.
Standar Operasional Prosedur (SOP) yang diterapkan dengan baik oleh suatu
perusahaan maupun instansi pemerintahan, untuk dapat mencapai tujuannya dan
bisa berhasil dan sukses (Junita, 2017).
II.4.5 Pengawasan
Bird, E & Germain, G, (1996) menyebutkan bahwa supervisor (pengawas)
memiliki posisi kunci dalam mempengaruhi pengetahuan, sikap keterampilan, dan
kebiasaan, akan keselamatan setiap karyawan dalam suatu area tanggung
jawabnya. Para pengawas mengetahui lebih baik daripada pihak lain mengenai
diperhatikannya individu-individu, catatan cuti, kebiasaan bekerja, perbuatan,
keterampilan dalam bekerja.
23
Faktor Lingkungan:
1. Housekeeping
Faktor Pekerja: 2. Unit kerja
1. Usia 3. Kebisingan, iklim kerja, dan
2. Jenis Kelamin pencahayaan
3. Pendidikan
4. Pengetahuan Kecelakaan kerja
5. Keterampilan
6. Sikap
7. Kelelahan
8. Kepatuhan terhadap prosedur Faktor Manajemen:
9. Masa kerja 1. Kebijakan manajemen
10. Sift kerja 2. Sosialisasi K3
3. SOP
4. Pelatihan kerja
5. Pengawasan
Sumber: ILO (1998), Teori Loss Causation Models Bird dah Germain(1996), dan teori tiga faktor utama
Umur
Pengetahuan
Kepatuhan Terhadap Prosedur
Masa Kerja
Kecelakaan kerja
Housekeeping
24
III.2 Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional
25
terhadap melaksanakan atau tidak responden menjawab tidak
prosedur melaksanakan peraturan dan pada salah satu pertanyaan
prosedur kerja yang ditetapkan. 2 Patuh, jika responden
menjawab iya pada semua
pertanyaan
Masa Kerja Lama bekerja responden Kuesioner 1. Pekerja baru apabila > 5 Ordinal
5 terhitung mulai pertama kerja tahun
sampai dengan waktu 2. Bukan pekerja baru
dilakukannya penelitian.: apabila ≤ 5 tahun
(Handayani & dkk,
2010)
6 Housekeepin Kondisi ketatarumahtanggan Pedoman Observasi 1 Baik jika skor untuk lembar Ordinal
g lingkungan kerja yang dapat observasi >50%
menimbulkan kecelakaan kerja di 2 Kurang jika skor lembar
sekitar tempat kerja. observasi ≤ 50%
26
27
III.3 Hipotesis
1. Ada hubungan antara umur dengan kecelakaan kerja pada pekerja di
bagian produksi CV. Gerimis Garment tahun 2019.
2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kecelakaan kerja pada
pekerja di bagian produksi CV. Gerimis Garment tahun 2019.
3. Ada hubungan antara kepatuhan dengan prosedur trerhadap
kecelakaan kerja pada pekerja di bagian produksi CV. Gerimis
Garment tahun 2019.
4. Ada hubungan antara masa kerja dengan kecelakaan kerja pada
pekerja di bagian produksi CV. Gerimis Jakarta tahun 2019.
5. Ada hubungan antara housekeeping dengan kecelakaan kerja pada
pekerja di bagian produksi CV. Gerimis Garment tahun 2019.
adalah seluruh penjahit yang bekerja di CV. Gerimis Garment Jakarta pada
tahun 2019 dengan jumlah 75 orang.
III.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara
tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro &
Ismael, 2014). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
total sampling. Total Sampling adalah teknik pengambilan, dimana jumlah
sampel sama dengan populasi. Menurut (Sugiyono, 2007) alasan
mengambil total samping karena jumlah populasi yang kurang dari 100.
Untuk itu, sampel yang diambil untuk penelitian di CV. Gerimis Garment
berjumlah 75 orang.
n ( ∑ XY ) −(∑ X)(∑Y )
r=
√ ¿¿ ¿
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah responden 2
∑X = Jumlah skor item instrumen
∑Y = Jumlah total skor jawaban
∑X2 = Jumlah kuadrat skor item
∑Y2 = Jumlah kuadrat total skor jawaban
∑XY = Jumlah perkalian skor jawaban suatu item dengan total skor
N
R=α =R= ¿
N−1
Keterangan:
α = Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach
S2= Varians skor keseluruhan
S2i = Varians masing-masing item
(O−E)
X2=
E
Keterangan:
X2 = Chi-Square
O = Efek yang diamati
E = Efek yang diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Bird, E, F., & Germain, G, L. (1996). Practical Loss Control Leadership. USA:
Division Of International Loss Control Institute.
Handayani, E. E., & dkk. (2010). Hubungan Antara Penggunaan Alat Pelindung
Diri, Umur dan Masa Kerja dengan Kecelakaan Kerja pada Pekerja bagian
Rustic di PT Borneo Melintang Benua Eksport Yogyakarta. Universitas
Ahmad Dahlan, 144–239.
Kemenaker RI. (1998). Permenaker RI No. 03 Tahun 1998 tentang Tata Cara
Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan.
36
Rekayasa Dan Manajemen Sistem Indutri, 2(5), 1100–1111.
Pusat Data dan Informasi Kesehatan RI. (2014). Situasi Kesehatan Kerja.
Ridley, J. (2008). Ikhtisar Kesehatan & Keselamatan Kerja (3rd ed.). Jakarta:
Erlangga.
Riyadina, W. (2007). Kecelakaan Kerja dan Cedera yang Dialami Oleh Pekerja
Industri Di Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. Makara, Kesehatan, Vol.
11, No. 1, 11(1), 25–31.
37
Klinis (5th ed.). Jakarta: Sagung Seto.
Suma’mur. (2009). Hygine Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko
Gunung Agung.
38
WHO. (2016). Women and Health. Retrieved April 1, 2019, from
https://www.who.int/topics/womens_health/en/
39
LEMBAR PERSETUJUAN
(Informed Consent)
Jakarta, 2019
( )
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Usia?TTL :
3. Jenis Kelamin :
a. Laki-laik
b. Perempuan
4. Lama Bekerja :
Petunjuk pengisian:
Lingkari sesuai dengan jawaban pada soal di bawah ini
C. Pengetahuan
Keterangan:
B = Benar
S = Salah
No Pernyataan B S
7 Faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja hanya berasal dari
bekerja?
15 Apakah anda pernah terburu-buru saat bekerja?
16 Apakah anda pernah bekerja tidak focus dan mengantuk?
17 Apakah anda pernah bekerja sambil bercanda dengan
teman kerja?
18 Apakah anda pernah mengerjakan pekerjaan yang bukan
keahlian anda?
PEDOMAN OBSERVASI HOUSEKEEPING
kapasitas.