Anda di halaman 1dari 20

TEORI PAPARAN

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
PAPARAN DAN PAJANAN
Secara garis besar, pajanan adalah kontak dengan agen potensial, sementara paparan merupakan
pengalaman/akibat dari kontak terhadap agen tersebut.

2
A. PAPARAN
Paparan adalah pengalaman yang
didapat populasi atau organisme
akibat terkena atau terjadinya kontak
dengan suatu factor agent potensial
yang berasal dari lingkungan.
Jenis paparan dilihat dari sifat
pemapar seperti zat kimiawi, fisika,
biologis, atau campuran.
Pengukuran paparan dapat dilakukan
secara kualitatif ataupun kuantitatif.

3
B. PAJANAN
Pajanan adalah terjadinya kontak antara manusia
dan agent penyebab potensial. Terdapat empat
pertimbangan dalam penilaian pajanan :

1. Liikelihood of exposure

2. Magnitude of exposure

3. Route of exposure

4. Population exposed

4
C. HUBUNGAN DOSIS –
RESPON, DOSIS – KERJA,
WAKTU - KERJA
1. Hubungan Dosis Respon

Mengambarkan suatu distribusi frekuensi individu yang


memberikan respons pada rentang dosis tertentu. Bila
distribusi frekuensi tersebut dibuat kumulatif maka akan
diperoleh kurva berbentuk sigmoid yang umumnya
disebut kurva dosis-persen responder.

a. Frekuensi respon – respon kumulatif

b. Konsep statistika dan besaran aktivitas 50%

5
C. HUBUNGAN DOSIS –
RESPON, DOSIS – KERJA,
WAKTU - KERJA
2. Hubungan Dosis – Kerja

Kurva dosis – kerja merupakan sebuah kurva asimetris, yang bila dosis digambarkan secara logaritmik, membentuk huruf S.
Kurva dosis – reaksi untuk populasi dari satuan efektor, tiap efektor akan bereaksi menurut hukum “semua atau tak
satupun”. Implikasinya adalah bahwa reaksi suatu efektor merupakan andil tertentu bagi efek keseluruhan.

Pada prinsipnya sebuah zat harus mempunyai afinitas terhadap reseptor khas agar dapat menimbulkan efek tertentu.
Disamping afinitas, suatu zat dapat mempunyai kemampuan untuk menyebabkan perubahan dalam molekul reseptor
(misalnya perubahan pada konformasi reseptor) dan melalui beberapa tingkat reaksi berikutnya baru kemudian dicapai efek
sesungguhnya.

6
C. HUBUNGAN DOSIS –
RESPON, DOSIS – KERJA,
WAKTU - KERJA
3. Hubungan Waktu – Kerja

Jika eksposisi suatu zat hanya terjadi satu kali, seperti umumnya pada keracunanan akut, mula-mula efek akan naik
tergantung pada laju absorbs dan kemudian efek akan turun tergantung pada laju eliminasi.

Dengan demikian pada prinsipnya ada tiga cara untuk mencegah atau menekan efek toksik :

a. Memperkecil absorpsi atau laju absorpsi, sehingga konsentrasi plasma tetap berada dibawah daerah toksik.

b. Meningkatkan eliminasi zat toksik dan/atau pembentukan suatu kompleks yang tak aktif

c. Memperkecil kepekaan objek biologi terhadap efek.

7
KARAKTERISTIK PAPARAN
Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak dihasilkan oleh bahan kimia
kecuali bahan kimia tersebut atau produk biotransformasinya mencapai tempat yang sesuai di dalam
tubuh pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup untuk menghasilkan masifestasi toksik.
8
A. JALUR MASUK DAN TEMPAT
PEMAPARAN
Jalur utama dimana bahan toksik dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pencernaan atau gastro intestinal
(menelan/ingesti), paru-paru (inhalasi), kulit (topical) dan jalur parenteral lainnya (selain saluran usu/intestinal).

Bahan toksik umumnya menyebabkan efek yang besar dan menghasilkan respon yang paling cepat bila diberikan melalui
jalur intravena.

Perbandingan dosis lethal suatu agen dan perbedaan jalan masuk dari paparan sangat bermanfaat berkaitan dengan
absorpsinya. Satu agen apabila diberikan dengan dosis yang sama tetapi cara masuknya berbeda. Sebaliknya bisa dosis yang
diberikan berbeda maka dapat diasumsikan absorpsinya berbeda pula.

9
B. JANGKA WAKTU DAN
FREKUENSI PEMAPARAN
Ahli toksikologi membagi paparan akibat bahan kimia pada binantang dalam empat kategori : akut, subakut, subkronis dan
kronis.

Pemaparan berulang dibagi menjadi tiga kategori : subakut, subkronis dan kronis. Ketiga kategori pemaparan berulang ini
dapat terjadi melalui jalur masuk apapun, namun paling sering melalui jalur oral, dengan bahan kimia ditambahkan langsung
dalam makanan.

Untuk kebanyakan bahan-bahan, efek toksik setelah pemaparan tunggal sangat berbeda dibandingkan dengan efek yang
dihasilkan oleh pemaparan berulang.

Faktor penting lain, yang berhubungan dengan waktu dalam menjelaskan karakterisktik pemaparan adalah frekuensi
pemberian. Secara umum, dosis yang terbagi-bagi akan mengurangi efek yang ditimbulkannya. 10
C. ALIRAN TOKSIKAN DALAM
TUBUH DAN LINGKUNGAN
Pengertian dosis adalah bukan pengaturan dosis bahan kimia, tetapi lebih pada konsentrasi racun kimia dalam tubuh.
Konsentrsi racun dalam tubuh tergantung pada sifat kimianya, yang dapat diketahui melalui proses absorpsi, distribusi,
biotransformasi, dan ekskresi. Kebanyakan bahan kimia waktu mengalir melalui proses absorpsi, distribusi, biotransformaasi
dan ekskresi ditunjukan oleh adanya bahan kimia kinetic dan sering disebut pharmacokinetics dan toxicokinetics.

Bahan kimia yang menembus suatu membrane dapat melalui satu dari dua proses yang umum yaitu proses difusi atau
transport pasif bahan kimia, yang tidak memerlukan pengiriman energy dalam sel dan proses pengangkutan, sedangkan
bagian sel yang menerima bahan racun seccara transport aktif akan menembus membrane dan memerlukan energy.

11
C. ALIRAN TOKSIKAN DALAM
TUBUH DAN LINGKUNGAN
1. Dinamika Bahan Toksik di Lingkungan

Perjalanan suatu polutan dari sumbernya sampai ke tubuh manusia dapat berlangsung sederhana maupun kompleks. Apabila
sebuah kaleng bahan kimia dibuka dalam suatu ruangan yang tidak berventilasi, maka uapnya kemungkinan tidak akan
mengalami perubahan kimia apapun karena hanya menempuh jarak yang pendek dari kaleng sampai ke hidung. Reaksi kimia di
atmosfer kemungkinan akan merubah komposisi gas tersebut selama perjalanannya dengan angina, dan jumlah polutan yang
dapat mencapai komunitas akan tergantung pada kondisi cuata setempat. Pada siatusi yang demikian ini, pengalaman sehari-hari
kemungkinan tidak dapat memberikan perkiraan pemaparan yang dialami oleh manusia (Kusnoputranto, 1996).

a. Udara

b. Air

c. Tanah
12
C. ALIRAN TOKSIKAN DALAM
TUBUH DAN LINGKUNGAN
2. Perjalanan Bahan Toksik dalam Tubuh Manusia

Adanya bahan toksikan dalam tubuh sangat erat hubungannya dengan paparan, dosis, efek biologis toksikan terhadap
organisme dan apa yang terjadi/menimpa bahan toksik tersebut dalam organisme. Ada empat proses yang dialami oleh
bahan toksikan dalam suatu organisme, yaitu :

a. Absorpsi toksikan

b. Distribusi toksikan

c. Metabolisme toksikan

d. Ekskresi toksikan
13
JALUR PAJANAN RACUN
Dalam menelaah interaksi xenobiotika/tokson dengan organisme hidup terdapat dua aspek yang
perlu diperhatikan, yaitu : kerja xenobiotika pada organisme dan pengaruh organisme terhadap
xenobiotika. Yang dimaksud dengan kerja tokson pada organisme adalah sebagai suatu senyawa
kimia yang aktif secara biologi pada organisme tersebut (aspek toksodinamik). 14
A. FASE EKSPOSISI
Dalam konstek pemahasan efek obat, fase ini umumnya dikenal sebagai fase farmaseutika. Fase ini sangat ditentukan oleh
factor-factor farmseutika dari sediaan farmasi.

Dalam fase ini terjadi kotak antara xenobiotika dengan organisme atau dengan lain kata, terjadi paparan xenobiotika pada
organisme. Paparan ini dapat terjadi melalui kulit, oral, saluran pernfasan (inhalasi) atau penyampaian xenobiotika langsung
ke dalam tubuh organisme (injeksi).

Jalur utama bagi penyerapan xenobiotika adalah saluran cerna, paru-paru, dan kulit. Namun pada keracunan aksidential, atau
penelitian toksikologi, paparan xenobiotika dapat terjadi melalui jalur injeksi, seperti injek intravena, intramuscular,
subkutan, intraperitoneal, dan jalur injeksi lainnya.

15
A. FASE EKSPOSISI

Eksposisi melalui kulit Eksposisi melalui jalur inhalasi Eksposisi melalui jalur saluran cerna

16
B. FASE TOKSOKINETIK
Proses biologic yang terjadi pada fase toksokinetik umumnya dikelompokan ke dalam proses invasi dan evesi.

Absorpsi suatu xenobiotika adalah pengambilan xenobiotika dari permukaan tubuh (disini ternasuk juga mukosa saluran
cerna) atau dari tempat-tempat tertentu dalam organ dalaman ke aliran darah atau pembuluh limfe.

Farmakokinetik dapat juga dipandang suatu bidang ilmu, yang mengkaji perubahan konsentrasi (kinetika) dari xenobiotika
di dalam tubuh organisme sebagai fungsi waktu. Secara umum toksokinetik menelaah tentang laju absorpsi xenobiotika dari
tempat paparan ke sistem peredaran darah, distribusi di dalam tubuh, bagaimana enzim tubuh memetabolismenya, dari mana
dan bagaimana tokson atau metabolitnya dieliminasi dari dalam tubuh.

17
B. FASE TOKSOKINETIK

1. Absorpsi 3. Metabolisme
2. Distribusi 4. Ekskresi
Faktor biologis : a. Ekskresi urin
a. Laju aliran darah di organ dan jaringan b. Ekskresi empedu
b. Sifat membrane biologis c. Ekskresi paru-paru
c. Perbedaan pH antara plasma dan jaringan d. Jalur lain
Faktor sifat molekul xenobiotika e. Konsentrasi plasma
d. Ukuran molekul
e. Ikatan antara protein plasma dan protein jaringan
f. Kelarutan
g. Sifat kimia

18
B. FASE TOKSODINAMIK
Fase toksodinamik adalah interaksi antara tokson dengan reseptor (tempat kerja toksik ) dan juga proses-proses yang terkait
dimana pada akhirnya muncul efek toksik/farmakologik. Interaksi tokson-reseptor umumnya merupakan interaksi yang
bolak-balik (reversible).Selain interaksi reversible terkadang terjadi pula interaksi tak bolak-balik (irreversible) antara
xenobiotika dengan subtract biologic. Efek toksik/farmakologik suatu xenobiotika tidak hanya ditentukan oleh sifat
toksokinetik xenobiotika, tetapi juga tergantuk kepada factor yang lain seperti :
1. Bentuk farmaseutika dan bahan tambahan yang digunakan
2. Jenis dan tempat eksposisi
3. Keterabsorpsian dan kecepatan absorpsi
4. Distribusi xenobiotika dalam organisme
5. Ikatan dan lokalisasi dalam jaringan
6. Biotransformasi (proses metabolisme), dan keterekskresian dan kecepatan ekskresi, dimana semua factor di atas dapat
dirangkum ke dalam parameter farmaseutika dan toksokinetika (farmakokinetika).
19
THANK YOU
wahidahnoor33@gmai;l.com

Anda mungkin juga menyukai