Anda di halaman 1dari 27

TOKSIKOKINETIKA &

TOKSIKODINAMIKA

Putri Ayuningtias Mahdang, S.KM., M.KKK


lead
asbestos

UV
radiation
? ?
?
pesticides
& toxics ? ozone

? ?
?
? PM
biologicals
?
indoor mercury
air
 Suatu kerja toksik Fase kerja toksikan
pada umumnya terbagi dalam tahap
merupakan hasil berikut:
dari sederetan  Fase Eksposisi
proses fisika,  Fase Toksikokinetik
biokimia, dan  Fase
biologik yang Toksikodinamik
sangat rumit dan
komplek.
Kerja Toksik

1. Fase Eksposisi
 Terjadi kontak/paparan xenobiotika dengan
organisme
2. Fase Toksikokinetik
Perjalanan xenobiotik dalam tubuh organisme
3. Fase Toksikodinamik
Efek fisiopatologik dan biokimiawi akibat
interaksi
xenobotik pada organ tubuh organisme
Fase Eksposisi

 Dalam fase ini terjadi kotak antara


xenobiotika dengan organisme atau dengan
lain kata, terjadi paparan xenobiotika pada
organisme.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat
polutan tersebut adalah atmosfer, air dan biota.

Pemaparan bahan polutan ke lingkungan akan


mengalami berbagai proses transformasi
tergantung atas media transportasinya antara lain
air, udara, tanah dan biota.
Fase Eksposisi

Jalur Paparan :

1. Tertelan : Efek lokal pada saluran cerna atau


sistemik

2. Topikal (kulit atau mata) : efek iritasi lokal


atau
sistemik,

3. Inhalasi : efek iritasi pada saluran pernafasan atas


dan bawah atau sistemik
6
TOKSIKOKINETIK
Studi tentang perjalanan xenobiotika setelah masuk ke
dalam tubuh untuk kemudan diabsorbsi, didistribusikan,
dimetabolisme dan atau diekskresikan (ADME)

ABSORBSI Xenobotik masuk ke dalam tubuh

DISTRIBUSI Xenobotik bergerak dari tempat


asal paparan ke bagian lain di
tubuh
METABOLISME Xenobiotik di dalam tubuh dirubah
(transformasi) menjadi senyawa baru
EKSKRESI Xenobiotik atau metabolitnya dikeluarkan
dari tubuh
Toksikokinetik
1. Absorpsi

 4 ways:
1. Penghirupan (Inhalation)
2.Penyerapan melalui kulit
(Skin Absorption)
3. Oral (Ingestion) –
ketika makan dan
merokok
4. Penyuntikan (Injection)
Faktor yang mempengaruhi kemudahan
absorpsi suatu bahan :

 Mekanisme paparan ke target sistem Organ


 Konsentrasi bahan
 Sifat fisik dan kimia bahan

Contoh :
 Benzena lebih mudah terabsorpsi dibandingkan
Alkohol (Liphofilitas)
 Serbuk Dichoro Diphenyl Trichlorethane (DDT )sulit
diabsorbsi melalui kulit, namun jika tertelan,
persentase absorbsinya menjadi tinggi. 11
2. DISTRIBUSI
 Where it Goes ?

 Where it Accumulates ?

– Larut dalam lemak ?


– Larut dalam air ?
– Tulang ?
– Otot ?

12
2. DISTRIBUSI

 Proses penyebaran racun dari tempat absorpsi ke


seluruh tubuh,
 Terikat dalam albumin.
 Diedarkan  ginjal, otak, hati, jantung, paru
paru, lambung)
 Senyawa lipofil  menembus sawar organ dengan
baik  deposit.
DDT dalam lemak
15
16
20
Toksikokinetik dan Toksisitas
Toksisitas tergantung pada:
 Durasi dan konsentrasi paparan xenobiotik
 Jumlah (dosis) yang diserap; toksisitas akan rendah
pada tingkat penyerapan lambat. Atau xenobiotik yang
sangat beracun yang kurang diserap mungkin memiliki
bahaya yang sama dengan toksisitas rendah tetapi sangat
diserap.
 Distribusi dalam tubuh; di mana sebagian besar
xenobotik didistribusikan pada organ yang sangat perfusi
seperti otak, hati dan ginjal. Namun, dalam beberapa
kasus, organ di mana obat terkonsentrasi belum tentu
menderita kerusakan.
Contohnya adalah senyawa organoklorin terkonsentrasi
di
jaringan adiposa sedangkan organ target adalah otak. 21
 Efisiensi biotransformasi dan sifat metabolit;
pada beberapa kasus, xenobiotik dapat diubah
menjadi metabolit yang lebih toksik atau metabolit
larut lebih larut dalam lemak atau air, yang
mempengaruhi penyerapan dan distribusi
 Kemampuan xenobiotik untuk melewati membran
sel dan berinteraksi dengan konstituen sel.
Sebagai contoh, beberapa organoklorin
mempengaruhi DNA
 Jumlah dan lama penyimpanan metabolitnya
dalam jaringan. Ini dapat menyebabkan keracunan
setelah waktu yang lama setelah paparan. Contoh
Timbal dalam tulang
 Kemampuan ekskresi; xenobotik yang lebih mudah
d ekskresikan akan memliki toksisitas yang kurang
22
TOKSIKODINAMIK

 Kerja dari xenobiotik terhadap organ sasaran


yang dapat menyebabkan efek

23
Mekanisme Efek Toksik
1. Berinteraksi secara langsung (intrasel) 
• Toksisitas yang diawali dengan interaksi langsung zat
kimia dengan reseptor.
• Menyebabkan gangguan sel
• Gangguan yang timbul akan direspon oleh sel untuk
mengurangi dampaknya.
• Bila tubuh tidak mampu menerima perubahan  efek
toksik
• Contoh: Pestisida mempengaruhi enzim kolinesterase,
Sianida mempengaruhi pernafasan sel, toksin botulinum
menghambat pelepasan asetilkolin, dll
Mekanisme Efek Toksik
2. Berinteraksi secara tidak langsung ( ekstrasel) 
 secara tidak langsung mempengaruhi dengan
mempengaruhi lingkungan sel sasaran.
 Keberlangsungan hidup sel sangat
tergantung pada
lingkungan (oksigen, elektrolit, nutrisi).
 Adanya zat di lingkungan sel akan mengganggu
aktivitas sel.
 Contoh: CO menyebabkan karboksihemoglobin,
Wujud Efek Toksik

Wujud efek toksik berupa perubahan atau gangguan


biokimiawi, fungsional atau struktur sel.

1. Perubahan biokimia sel


 Gangguan sistem hormonal

 Gangguan sintesis protein

 Gangguan sistem transport


Wujud Efek Toksik

2. Perubahan fungsional sel


Mempengaruhi fungsi organ:
 Gangguan pernafasan
 Mempengaruhi sistem syaraf

3. Perubahan struktur sel


degenerasi: atropi, nekrosis, proliferasi: meningkatkan
pertumbuhan sel Inflamasi: peradangan
Jenis Respon Toksik
a) Jangka masa pemaparan - akut/singkat (acute)
- kronik (chronic)
organic solvent: akut – kulit (dermatitis); kronik (kerusakan
otak & berjalan tak stabil (ataxia)

b) Tempat respon toksik :


lokal – klorin (pedih mata)
Jenis Respon Toksik

 Paparan akut (acute exposure)


– Dosis tinggi
-Mudah untuk ditentukan
-Kematian
 Paparan kronik (chronic exposure)
- Biasanya dosis rendah
- Sulit ditentukan
- Paparan jangka panjang
contoh : toluena
- Gejala akut (pedih mata); Gejala kronik (toksisitas sistem
saraf)
TERIMA KASIH

34

Anda mungkin juga menyukai