Anda di halaman 1dari 20

Prinsip-Prinsip

Toksikologi
PRESENTED BY
KELOMPOK 1

Mata Kuliah Biokimia Toksikologi


KELOMPOK 1
PRESENTED BY
KELOMPOK 1
1. Adhella Pasya Elvira (G8401211012)
2. Rakanita Faatihah Ramadhina
(G8401211040)
3. Monita Litania Koswandy
(G8401211046)
4. Kania Salsabila (G8401211070)
KELOMPOK 1
PRESENTED BY
TOKSIKOLOGI
Toksikologi muncul sebagai cara untuk memahami, mencegah, mengurangi, dan
menangani konsekuensi yang berpotensi membahayakan dari banyak hal zat yang kita
terpapar
Menurut Society of Toxicology (SOT), toksikologi adalah ilmu yang mempelajari dampak
buruk agen kimia, fisik, atau biologis terhadap organisme hidup dan ekosistem, termasuk
pencegahan dan perbaikan dampak buruk tersebut
Kata toksikologi berasal dari bentuk Latin dari Kata Yunani “toxicon” berarti “racun
panah”. Racun, sebagai kata benda, berasal dari bahasa Prancis Kuno racun atau puison,
yang aslinya berarti, minuman, terutama minuman medis, tetapi kemudian lebih bermakna
ramuan ajaib atau minuman beracun
Toksikologi saat ini merupakan ilmu yang sangat interdisipliner yang meminjam dan
bersinggungan dengan ilmu-ilmu lain seperti kimia, biologi, farmakologi, kedokteran,
fisiologi, biokimia, biologi molekuler, patologi, dan ilmu lingkungan
KELOMPOK 1
PRESENTED BY
TOKSIKOLOGI
CABANG-CABANG TOKSIKOLOGI

1. Toksikologi Deskriptif dosis-respons dan ekstrapolasi pada manusia


2. Toksikologi Mekanistik cara kerja agen menginduksi efek biokimia
3. Toksikologi Klinis efek obat-obatan dan bahan kimia pada manusia dan hewan
4. Toksikologi Forensik penyebab kematian akibat zat beracun
5. Toksikologi Lingkungan dampak paparan racun terhadap lingkungan umum
6. Toksikologi Kerja studi tentang bahan kimia dan agen lain di tempat kerja
7. Toksikologi Peraturan adanya peraturan dan penetapan standar
8. Toksikogenomik kompilasi dan sintesis informasi mengenai ekspresi gen dan protein
9. Toksikologi Komputasi penggunaan pendekatan komputasi modern dan teknologi
informasi
Toxicant
KELOMPOK 1
PRESENTED BY

Toksisitas adalah sifat racun yang menggambarkan pengaruhnya terhadap organisme biologis.
Dampak dari bahaya racun adalah kemungkinan terjadinya kerusakan organisme biologis
berdasarkan paparan akibat penggunaan/pengangkutan/penyimpanan bahan beracun (bahan
berbahaya).

Toxicokinetic
Toksikokinetik adalah bagaimana suatu
zat masuk ke dalam tubuh dan apa
yang terjadi di dalam tubuh
Toksikokinetik menangani apa yang
dilakukan tubuh terhadap suatu obat
ketika diberikan dalam dosis yang
relatif tinggi dibandingkan dengan dosis
terapeutik (dosis racun yang efektif
secara biologis)
Toksikokinetik berkontribusi pada penilaian
kecukupan dan relevansi data toksisitas
untuk ekstrapolasi terhadap penilaian
bahaya dan/atau risiko pada manusia
Membranes as barriers of toxicants
KELOMPOK 1
PRESENTED BY

Tubuh manusia merupakan serangkaian penghalang membran yang terdiri dari lapisan
ganda fosfolipid yang mengelilingi tidak hanya sel dan jaringan tetapi juga kompartemen
intraseluler seperti mitokondria, retikulum endoplasma, atau aparatus Golgi.
Membran sel yang kaya lipid bertindak sebagai penghalang terhadap bahan kimia asing
Sifat utama yang mempengaruhi penetrasi membran oleh xenobiotik: massa, lipofilisitas,
hidrofobisitas, status ionisasi (muatan), transporter membran
OLKELOMPOK 1
PRESENTED BY
Transport System
Suatu racun dapat melewati membran melalui salah satu dari dua proses umum: (1) transpor pasif
(difusi menurut hukum Fick’s), (2) transportasi khusus, di mana sel menyediakan energi untuk
mentranslokasi racun melintasi membrannya.

Transport pasif
Molekul hidrofilik kecil (hingga berat molekul sekitar 600)akan menembus membran melalui
pori-pori, sedangkan molekul hidrofobik berdifusi melintasi domain lipid membran.
Mayoritas racun terdiri dari molekul organik yang lebih besar dengan tingkat kelarutan lipid
yang berbeda-beda. Kecepatan transpor melintasi membran berkorelasi dengan kelarutan
lipid, yang sering dinyatakan sebagai koefisien partisi oktanol/air sebesar molekul yang tidak
bermuatan.

Transport aktif
Ciri-ciri sistem transpor aktif:
Bahan kimia yang dipindahkan akan melawan gradien elektrokimia atau konsentrasi,
sistem transpor jenuh pada konsentrasi substrat yang tinggi dengan demikian akan menunjukkan transpor maksimum (Tm),
sistem transpor bersifat selektif terhadap ciri struktur bahan kimia tertentu dan mempunyai potensi penghambatan kompetitif
antar senyawa yang diangkut oleh transporter yang sama, dan sistem
memerlukan pengeluaran energi sehingga inhibitor metabolik menghalangi proses transportasi.
OLKELOMPOK 1
PRESENTED BY
Reversible Vs Irreversible
Reversible Toxic Effect
Efek reversibel (dapat balik) tidak bersifat permanen dan dapat diubah
Kemungkinan pemulihan respons toksik sangat bergantung pada kemampuan jaringan
yang cedera untuk beradaptasi, memperbaiki, dan beregenerasi.
Efek toksik pada hati dan saluran cerna umumnya bersifat reversibel karena mempunyai
kemampuan regenerasi tinggi

Irreversible Toxic Effect


Efek irreversible bersifat permanen dan tidak dapat diubah setelah terjadi
Sistem saraf pusat tidak dapat melakukan regenerasi sehingga bila terpapar toksikan,
dapat terjadi cedera yang irreversible
Banyak prokarsinogen yang dibiotransformasi oleh enzim sitokrom P450 menjadi metabolit
elektrofilik dapat bereaksi secara ireversibel dengan DNA, menyebabkan mutasi dan
akhirnya karsinogenesis
Acute Vs Chronic

KELOMPOK 1
PRESENTED BY
Acute Exposure
Efek tidak diinginkan yang terjadi secara cepat atau dalam selang waktu cepat cepat
setelah pemberian satu atau berulang kali zat dalam 24 jam
Dosis tinggi
Menggangu fungsional organ
Lethal dosis merupakan paramater pengukur toksisitas akut
Contoh: Kebocoran metil isothiocynate pada tahun 1984
Periode waktu paparan kimia

(Chinedu et al. 2013) (Aleksunes dan Eaton 2019)


Acute Vs Chronic

KELOMPOK 1
PRESENTED BY
Chronic Exposure
Kemampuan zat untuk memberikan dampak buruk dalam kesehatan dalam jangka waktu
yang lama
Paparan berulang atau secara terus menerus yang berlangsung seumur hidup
Menyebabkan penyakit kronis serius atau bahkan kematian
Contoh: Toksisitas alkohol (kronis sirosis hati) dan toksisitas merokok (kronis penyakit paru
obstruktif)
Perbedaan jenis-jenis toksisitas

(Damalas dan Koutroubas 2015) (Aleksunes dan Eaton 2019)


Local Vs Systemic
KELOMPOK 1
PRESENTED BY

Local
Efek lokal adalah dampak atau efek toksin yang terbatas pada
lokasi tertentu dalam tubuh atau organisme
Terjadi ketika paparan toksin terbatas pada area tertentu,
seperti kulit, mata, atau saluran pernapasan

Systemic
Efek sistemik adalah dampak atau efek toksin yang menyebar
ke seluruh tubuh atau sistem organisme
Terjadi ketika toksin memasuki aliran darah dan menyebar ke
organ-organ utama, seperti hati, ginjal, otak, atau jantung
Local Vs Systemic
KELOMPOK 1
PRESENTED BY

Local Systemic

1. Iritasi Kulit 1. Keracunan CO

2. Iritasi Mata 2. Keracunan Paparan Logam Berat

3. Iritasi Saluran Pernapasan 3. Keracunan Makanan

tidak berdampak langsung menghasilkan efek yang lebih


pada organ internal lainnya serius dan merusak organ-
organ internal
KELOMPOK 1
PRESENTED BY
Dosis dan Respon
Hubungan dosis-respon secara rutin dibagi menjadi dua jenis:
(1) hubungan dosis-respon individu, yang menggambarkan
respons suatu organisme terhadap peningkatan dosis suatu bahan
kimia, sering disebut sebagai respons “bertingkat” karena efek
yang diukur adalah kontinu pada rentang dosis,
(2) hubungan dosis-respons kuantal, yang mencirikan distribusi
respons individu terhadap dosis berbeda dalam suatu populasi
organisme.
KELOMPOK 1
PRESENTED BY
Source of Toxicant
Pencemaran Udara
1. Karbon Monoksida
Bersumber dari pembakaran material dengan kandungan karbon
Asap mobil: 9% karbon monoksida
Perokok pasif: 1%
Perokok aktif: 5-10%
Berbahaya apabila dihirup dan dapat menggantikan posisi oksigen
untuk berikatan dengan hemoglobin

2. Oksidasi Nitrogen
Nitrogen dioksida merupakan zat yang paling beracun
Sumber utama NO2 akibat aktivitas manusia dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar fosil (batu bara, gas, minyak, dan bensin)
80% NO2 dihasilkan dari kendaraan bermotor
Akut: iritasi pada saluran nafas, ketoksikan pada edema, dan
kesulitan bernafas.
Kronis: fibrosis, infeksi bakteri, kerusakan pada elastin, serta
kerusakan pada fiber kolagen

(Iranti et al. 2017)


KELOMPOK 1
PRESENTED BY
Source of Toxicant
Pencemaran Air
Pencemaran air dapat disebabkan oleh pembuangan limbah ke
sungai dan kegiatan persawahan atau ladang (pestisida)
Limbah padat menghasilkan koloid yang dapat menurunkan
kandungan oksigen dalam air
Limbah rumah tangga dapat menyebabkan bau busuk dan bakteri
patogen
Limbah industri dapat menyebabkan pencemaran logam berat

Pencemaran Tanah
Bersumber dari limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian,
tumpahan minyak, dsb.
Jika manusia dan hewan mengkonsumsi bahan pangan dari
tumbuhan dengan tanah tersebut maka dikhawatirkan dapat
menimbulkan dampak berbahaya pada kesehatan.

(Iranti et al. 2017)


PRESENTED BY
KELOMPOK 1
KELOMPOK 1
PRESENTED BY
Kesimpulan
Prinsip dasar toksikologi mencakup pemahaman tentang sifat,
efek, dan mekanisme kerja zat beracun dalam tubuh manusia dan
hewan
Melibatkan penelitian tentang dosis, jalur paparan, toksisitas, dan
respons tubuh terhadap paparan bahan kimia
Toksikologi juga mencakup evaluasi risiko dan pengelolaan
paparan zat beracun
KELOMPOK 1
PRESENTED BY
Daftar Pustaka
Aleksunes LM, Eaton DL. 2019. Principle of toxicology. Di dalam: Klaassen CD, editor. Casaarett
and Doull’s Toxicology, The Basic Science of Poisons 9th Edition. New York (NY): McGraw-Hill
Education. hlm 25-64.
Casarett, Doull’s. 2019. Toxicology (The Basic Science of Poisons) 9th Edition. New York (NY):
McGraw-Hill Education.
Chinedu E, Arome D, Ameh FS. 2013. A new method for determining acute toxicity in animal
models. Toxicology International. 20(3):224-226.
Damalas CA, Koutroubas SD. 2015. Farmers exposure to pesticides: toxicity types and ways of
prevention. Toxic. 4(1):1-10.
Iranti TT, Sugiyanto, Kuswandi M, Nuranto S. 2017. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Grafik
Indah.
KELOMPOK 1
PRESENTED BY
thank you
PRESENTED BY
KELOMPOK 1
PRESENTED BY
KELOMPOK 1
Resource page

Anda mungkin juga menyukai