Anda di halaman 1dari 10

TOKSIKOLOGI INDUSTRI

 Toksikologi merupakan kajian tentang hakikat dan mekanisme efek toksik berbagai bahan
terhadap makhluk hidup dan sistem biologik lainnya. Dan membahas penilaian kuantitatif
tentang berat dan kekerapan efek ini berhubungan dengan terpajannya makhluk tadi (Frank,
1995).
 Menurut ILO (1983) toksikologi adalah : “interdiciplinary science concern with the working
and living environment”, sehingga dikenal juga cabang keilmuan lain seperti “Industrial
Toxicology“, “Neuro behavioural Toxicology“, “Clinical Toxicology”, “Environmental
Toxicology”.
 Toksikologi industri adalah cabang ilmu dalam Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
yang mempelajari efek bahaya zat kimia pada sistem biologi.
 Toksikologi industri membahas tentang berbagai bahan beracun yang digunakan diolah atau
dihasilkan oleh industri.
 Bahan toksik atau racun adalah bahan kimia yang dalam jumlah relatif sedikit, berbahaya
bagi kesehatan atau jiwa manusia.
 Toksisitas atau derajat racun merupakan kemampuan suatu bahan toksik untuk
menimbulkan kerusakan pada organisme hidup atau kemampuan suatu zat untuk
menimbulkan kerusakan pada organ tubuh suatu organisme.
Ruang lingkup toksikologi sangat luas, dan mengandung tiga kategori
utama:
 Lingkungan(polusi,residu,kebersihanindustri);
 Ekonomi (obat-obatan, makanan, zat tambahan makanan,
pestisida,zatwarna,bahankimia);
 Forensik(keracunan,diagnosis,terapi).
 Toksikologi mengasimilasi pengetahuan dan teknik dari biokimia, biologi,
kimia, genetika, matematika, kedokteran,farmakologi,fisiologi,danfisika.
 Toksikologi menerapkan evaluasi keselamatan dan penilaianrisiko untuk
disiplin
PERANAN DI INDUSTRI
 Zat berbahaya ada di mana-mana di lingkungan dan umum di
masyarakatindustri.
 Kerugian serius dapat terjadi dengan pajanan yang cukup dalam
kondisi tertentu. Namun, banyak kerugian dapat dihindari jika
bahan berbahaya ditangani pada penggunaan danpotensirisikonya.
 Pengusaha dan pekerja harus menyadari potensi bahaya di
lingkungan kerja dengan menerapkan upaya preventif dalam
pengendalianpenyakitakibatkerja.
 Rujukan dalam menentukan paparan dan penyakit akibat kerja
REGULASI TERKAIT
 Konvensi ILO No.174/1993 tentang Pengendalian Bahaya Besar (Major Accident
Prevention)
 Kepmennaker No.Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya
 SE. Menakertrans No. SE. 140/Men/PPK-KK/II/2004 tentang
PemenuhanKewajibanSyarat syaratKeselamatandan Kesehatankerjadi
IndustriKimia Dengan Potensi Bahaya Besar (Major Hazard Instalation)
 Permenaker No. Per. 03/Men/1985 tentang keselamatan dan kesehatan
kerjapemakaian Asbes
 Permenaker No. Per.03/Men/1986 tentang keselamatan dan kesehatan kerja
ditempat kerja yang mengelola pestisida
HUBUNGAN DOSIS DAN EFEK
• Hubungan antara dosis dan tingkat keparahan efek disebut “hubungan antara
dosis-efek”. Hubungan dosis efek dapat ditentukan secara individu/ kelompok
(rerata dosis yang menimbulkan suatu efek).
• Biasanya semakin tinggi dosis paparan, maka
semakinparah/kuatefekyangditimbulkan
HUBUNGAN DOSIS DAN RESPON
• Sifat spesifik dan efek suatu paparan secara bersama-sama akan membentuk
suatu hubungan yang lazim disebut sebagai hubungan dosis-respon.
• Hubungan kuantitatif antara konsentrasi xenobiotik dalam tubuh dan
besarnya efek biologis yang dihasilkannya
• Hubungan antara dosis dan prosenta seindividu yang
menunjukkangejalatertentu/spesifik
• Hubungan dosis-respontersebut merupakan konsep dasar dari toksikologi untuk
mempelajari bahan toksik Penggunaan hubungan dosis-respondalam toksikologi
harus memperhatikan beberapa asumsi dasar
• XENOBIOTIK adalah zat kimia yang ditemukan di
dalam organisme yang tidak diproduksi secara alami atau diperkirakan
ada di dalam organisme. Itu juga dapat mencakup zat yang ada
dalam konsentrasi yang jauh lebih tinggi dari biasanya.

• TIPE XENOBIOTIK
• Endogen seperti pigmen, hormon
• Eksogen seperti obat, zattambahanmakanan, polutan, toksin, bahan
kimia di industri, insektisida
TOKSIKOKINETIK adalah studi kuantitatif dari pergerakan sebuah
zat kimia yang dimulai dari masuknya zat kimia ke dalam tubuh,
pendistribusiannya ke organ dan jaringan melalui sirkulasi darah
dan disposisi terakhir dengan biotransformasi serta eksresi.
Konsep dari toksikokinetik adalah absorpsi, distribusi, metabolsime
dan eksresi (ADME) (Klaassen 2008)

PROSES ADME
Farmakokinetik dan farmakologi untuk " penyerapan , distribusi ,
metabolisme , dan ekskresi ", dan menjelaskan disposisi senyawa
farmasi dalam suatu organisme .
Keempat kriteria semua mempengaruhi tingkat obat dan kinetika
paparan obat ke jaringan dan karenanya mempengaruhi kinerja
dan aktivitas farmakologis senyawa sebagai obat.
KLASIFIKASI RACUN :
 Klasifikasi Berdasarkan Wujud
 Klasifikasi Berdasarkan Sifat Fisik dan Kimia
 Klasifikasi Berdasarkan Terbentuknya Pencemar/Xenobiotik
 Klasifikasi Berdasarkan Efek Kesehatan
 Klasifikasi Berdasarkan Kerusakan/Organ Target
 Klasifikasi Berdasarkan Hidup/Matinya Racun
TOKSIKODINAMIK
Selain toksikokinetik, di dalam konsep dosis, terdapat juga toksiko dinamik. Menurut Trush
(2008), toksiko dinamik berarti dampak molekuler, biokimia dan fisiologis dari toksikan atau
metabolitnya dalam sistem biologik. Dampak ini terjadi sebagai hasil dari interaksi antara dosis
yang efektif secara biologis dari bentuk terakhir toksikan di dalam target molekulernya.
Dalam konsep toksikodinamik, seseorang bisa menjadi sakit dimulai dari perubahan di dalam
molekulernya yang berlanjut hingga respons dari organismenya. Perubahan ini dapat berubah
kembali ke kondisi awal baik dengan perbaikan ataupun tidak. Namun, tidak semua perubahan
organisme dapat berubah kembali ke kondisi awal.
Fase Toksokinetik
Hanya sebagian dari jumlah zat yang diabsorpsi mencapai tempat
kerjanya yang sebenarnya, yaitu jaringan yang sesuai dan reseptor,
MEKANISME KERJA ZAT TOKSIK MELEWATI SUATU lokasi kerjanya ditingkat molekul. Fase toksokinetik, bersama bagian
RANTAI REAKSI prosesnya, yaitu transpor (absorpsi, distribusi, ekskresi, penyimpanan)
dan perubahan kimiawi (metabolik) (biotransformasi) sangat turut
Mekanisme kerja suatu zat terhadap suatu organ sasaran
menentukan daya kerja zat.Interaksi semacam ini akan menyebabkan
pada umumnya melewati suatu rantai reaksi yang dapat naik atau turunnya konsentrasi zat dalam plasma atau menyebabkan
dibedakan menjadi 3 fase utama: bertambah lama atau bertambah singkatnya obat/zat ada dalam
organisme. Berbagai zat, mulai dari zat kimia biasa sampai obat-
Fase Eksposisi obatan bahkan komponen makanan.
Merupakan ketersediaan biologis suatu zat toksik di Fase Toksodinamik
lingkungan dan hal ini erat kaitannya dengan perubah Fase toksodinamik meliputi interaksi antara molekul zat racun dan
an sifat-sifat fisikokimianya. Selama Fase eksposisi, zat tempat kerja spesifik yaitu reseptor.Salah satu masalah dalam
toksikologi terutama toksikologi industri adalah penggunaan
beracun dapat diubah melalui berbagai reaksi kimia atau
menggunakan campuran zat, yang seringkali susunan kualitatif dan
fisika menjadi senyawa yang lebih kuantitatifnya beragam. Zat toksik biasanya berada dalam bentuk
toksik atau lebih kurang toksik. Jalur intoksikasinya lewat campuran/kombinasi, untuk interaksi dua zat atau lebih terdapat
Oral, Saluran Pernafasan dan Kulit. berbagai kemungkinan. Kedua zat itu dapat diabsorpsi bersama-sama
atau dapat pula ada perbedaan waktu antara absorpsi senyawa yang
satu dengan absorpsi senyawa yang lain. Pada umumnya ditemukan
konsentrasi zat aktif yang tinggi dalam hati dan ginjal, karena di sini
zat itu dimetabolisme dan diekskresi
MUTAGENESIS
 Adalah perubahan didalam rangkaian nukleotida suatu gen pada
suatu organisme.
 Menimbulkan ciri genetis yang baru atau genotipe yang berubah

KARSINOGENESIS EFEK KESEHATAN & TOKSIK


Proses dimana sel menjalani beberapa perubahan yang
menyebabkannya menjadi abnormal, dan memulai fase dimana
pertumbuhan menjadi tidak terkontrol yang menyebabkan sel-sel 1. Efek Atas Dasar Gejala
tersebut menyebar 2. Efek Atas Dasar Organ Target
3. Efek pada SistemSel
TAHAPAN KARSINOGENESIS :
1. INISIASI • Senyawa kimia (C) memasuki sel • Mengalami
4. Efek pada SistemEnzim
metabolisme menjadi zat karsinogenik (C*) • Menyerang dan merubah 5. Efek pada Transpor Oksigen
kode genetik secara irreversibel • Mutasi tidak dapat diperbaiki, sel 6. Efekpada DNA & RNA
berubah fenotipe

2. PROMOSI • Sel terinisiasi mengalami penyesuaian fisiologi dan


biokimiawi, dan memberi sifat baru • Sel-sel tsb tidak mengenali sel
normal dan jaringannya, dan mulai tumbuh secara cepat

Anda mungkin juga menyukai