Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajae Fisika Kelas C.
Dosen Pengampu Mata Kuliah
MAKALAH
Oleh:
Alivea Pisca Dianty 160210102082
Dya Ayu Safitri 160210102095
Matofee Luedo 160210102116
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab 1 Pendahuluan 1
Bab 2 Pembahasan 3
Bab 3 Penutup 10
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
Daftar Pustaka iii
BAB I
Pendahuluan
1.1.Latar belakang.
Pendekatan inkuiri pada prinsipnya lama digunakan dalam ehidupan manusia. Tidak
sedikit penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat berguna
untuk memperbaiki kehidupan manusia.
Untuk memenuh tujuan nasional, maka permasalahan tersebut harus mencari solusi,
sepaya siswa tidak terhambat dalam mengembangkan potensi diri sendiri. ada beberapa
model pembelajaran dianratanya model pembelajaran inkuiri terbimbing.
Dalam model pembelajaran inkuiri terbimbing siswa diprogramkan agar selalu aktif
secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru bukan begitu saja di berikan dan
diterima oleh siswa, tetapi siswa diusahakan sedemikian rupa seingga mereka
memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka menemukan sendiri konsep konsep
yang direncanakan oleh guru
Pada makalah ini akan dibahas, tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing, macam-macam
model pembelajaran inkuiri terbimbing. kelebihan dan kekurangan inkuiri terbimbing.
1.2.Rumusan masalah:
1. Apakah pengertian inkuiri terbimbing ?
2. Bagaimana macam - macam pembelajaran inkuiri terbimbing ?
3. Bagaimana tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing ?
4. Bagaimana prinsip dalam pembelajaran inkuiri terbimbing ?
5. Bagaimana dampak instruksional dan pengiring ?
6. Bagaimana kelebihan dan kekurangan pembelajarang inkuiri terbimbing ?
1.3.Tujuan
1. Supaya dapat mengetahui pengertian inkuiri terbimbing.
2. Supaya dapat memahami macam - macam pembelajaran inkuiri terbimbing.
3. Supaya dapat memahami tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing.
4. Supaya dapat memahami prinsip dalam pembelajaran inkuiri terbimbing.
5. Supaya dapat memahami dampak instruksional dan pengiring.
6. Supaya dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajarang inkuiri
terbimbing.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Inkuiri induktif adalah model inkuiri yang penetapan masalahnya ditentukan sendiri
oleh siswa sesuai dengan bahan/materi ajar yang akan dipelajari.
2. Inkuiri deduktif adalah model inkuiri yang permasalahannya berasal dari guru.
Siswa dalam inkuiri deduktif diminta untuk menentukan teori/konsep yang digunakan
dalam proses pemecahan masalah.
Pada model pembelajaran inkuiri terbimbing (guided Inquiry) ini, guru memberikan
petunjuk-petunjuk kepada peserta didik seperlunya. Petunjuk tersebut dapat berupa
bertanyaan-pertanyaan yang membimbing agar peserta didik mampu menemukan sendiri arah
dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk memecahkan masalah yang diberikan
guru. Pengerjaannya dapat dilakukan sendiri atau dapat diatur secara kelompok.
1. Perumusan Masalah
Langkah awal adalah menentukan masalah yang ingin dipecahkan dengan metode inkuiri.
Persoalan yang diajukan oleh guru. Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan,
didalami, oleh guru. Persoalan sendiri harus jelas sehingga dapat dipikirkan, didalami, oleh
siswa. Persoalan perlu diidentifikasi dengan jelas tujuan dari seluruh proses pembelajaran
atau penyelidikan. Bila persoalan di tentukan oleh guru perlu diperhatikan bawa persoalan
itu real, dapat dikerjakan oleh siswa, dan sesuai dengan kemampuan siswa. Persoalan yang
terlalu tinggi membuat siswa tidak semangat, sedangkan persoalan yang mudah yang suda
mereka ketaui tidak menarik minat siswa. Sangat baik bila persoalan itu sesuai dengan
tungkat hidup dan keadaan siswa.
2. Menyusun hipotesis
Langkah berikutnya adalah siswa diminta untuk mengajukan jawaban sementara tentang
masalah itu. Inilah yang disebut hipotesis. Hipotesis siswa perlu dikaji apakah jelas atau
tidak. Bila belum jelas, sebaiknya guru mencoba membantu memperjelas maksudnya lebih
dulu. Guru di harapkan tidak memperbaiki hipotesis siswa yang salah, tetapi cukup
memperjelas maksudnya saja. hipotesis yang salah, tetapi cukup memperjelas maksudnya
saja. hipotesis yang salah nantinya akan kelihatan setelah pengambilan data dan analisis data
yang diperoleh .
3. Mengumpulkan data
Langkah selanjutnya adalah siswa mencari dan mengumpulkan data sebanyak banyaknya
untuk membuktikan apakahhipotesis mereka benar atau tidak. Dalam bidang biologi, untuk
dapat mengumpulkan data, siswa harus menyiapkan suatu peralatan untuk pengumpulan data.
Maka guru perlu membantu bagaimana siswa mencari peralatan, merangkai peralatan, dan
mengoperasikan peralatan sehingga berfungsi dengan baik.
4. Menganalisis Data
Data yang suda dikumpulkan harus dianalisis untuk dapat membuktikan hipotesis apakah
benar atau tidak. Untuk memudahkan menganalisis data, data sebaiknya diorganisasikan,
dikelompokkan, diatur sehingga dapat dibaca dan dianalisis dengan mudah. Biasanya disusun
dalam suatu tabel.
5. Menyimpulkan
data yang tela di kelompokan dan dianalisis, kemudian diambil kesimpulan dengan
generalisasi. Setelah diambil kesimpulan, kemudian dicocokan dengan hipotesis asal, apakah
hipotesis kita diterima atau tidak. Diantara model model inkuiri yang lebih cocok untuk
siswa adalah inkuiri terbimbing. Dimana siswa terlibat aktif dalam pembelajaran tentang
konsep atau suatu gejala melalui pengamatan,p pengukuran, pengumpulan data untuk ditarik
kesimpulan. Pada inkuiri terbimbing, guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan
siswa sebagai penerima informasi, tetapi guru membuat rencana pembelajaran atau langkah-
langkah percobaan. Siswa melakukan percobaan atau penyelidikan untuk menemukan konsep
yang telah di tetapkan guru.
Prinsip merupakan sesuatu yang sangat mendasar yang dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan suatu upaya agar tidak mengalami hambatan. Dalam inkuiri terbimbing proses
pembelajaran harus mengacu pada prinsip prinsip sebagai berikut :
Belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya
untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan
respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan pendidik kepada siswa, sedangkan respon
adalah reaksi atau tanggapan peserta didik terhadap stimulus yang diberikan oleh pendidik.
Menurut Thorndike belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Perubahan
tingkah laku pada proses kegiatan belajar adalah hasil belajar, dan hasil belajar dibedakan
menjadi dampak langsung (dampak instruksional) dan dampak tak langsung (dampak
pengiring). Dampak langsung adalah dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan pembelajaran
yang telah diprogramkan semula, merupakan hasil yang dapat diukur tertuang dalam angka
rapor, angka dalam ijazah. Sedangkan dampak pengiring adalah dampak yang muncul
sebagai pengaruh dari pengalaman dari lingkungan belajar, bisa kearah positif maupun
negatif.Dampak pengiring pada suatu proses pembelajaran bisa menjadi dampak intruksional
dari proses pembelajaran, oleh karena itu dalam mencapai perilaku dampak instruksional dan
pengiring menjadi suatu keterpaduan. Kondisi ini merupakan gambaran perilaku afektif dari
proses perkembangan peserta didik. Pembelajaran afektif adalah pembelajaran yang tidak
hanya memberikan dampak instruksional (instructional effects), tetapi juga memberikan
dampak pengiring(nurturant effect).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya pembelajaran inkuiri terbimbing
harus ada stimulus dari guru ahar siswa lebih semangat lagi dalam mencari materi dari
berbagai sumber untuk menambah pengetahuannya. Misalnya dengan memberikan tugas
membaca berbagai buku, atau dengan memberikan tugas agar siswa dapat membaca buku dan
menyelesaikan tugas dengan menentukan pilihan dan mengambil keputusannya. Sehingga
siswa dapat merespon apa tugas yang diberikan guru dan pembelajaran inkuiri terbimbing
pun dapat berjalan sesuai harapan.
Kelebihan
Menurut Sanjaya ( 2010 : 208 ), ada beberapa keunggulan strategi pembelajaran inkuiri.
Beberapa keunggulan tersebut adalah:
Kekurangan
Selain keungulan, pada pembelajaran inkuiri terdapat pula kelemahan yang
pasti di adapi pada proses pembelajaran baik secara proses maupun teknis, kelemahan
pembelajaran inkuiri menurut Prambudi ( 2010 : 43 ) :
a. Model ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
kebiasaan siswa dalam belajar
b. Kadang kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang seingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang tela di
tentukan.
c. Selama kriteria keberasilan belajara di tentukan ole kemampuan siswa menguasai
materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit di implementasikan ole setiap guru.
3.1 kesimpulan
3.3 Saran
Daryanto, 2010. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Hamruni, 2012. Strategi
Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Irmatalia, Rista. 2011. Peningkatan Aktivitas dan Ketuntasan Hasil Belajar Fisika
Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Training Pada Siswa Kelas VII E SMP
Negeri 2 Genteng. Jember: FKIP Universitas Jember.
Trianto, 2007. Model Pembelajaran dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr,Wb.
Puji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Alloh SWT tuhan semesta alam,
karena kodrat dan irodatnya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
Perkembangan Kognitif. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad Saw kepada keluarganya, para sahabatnya, serta kita selaku umatnya
hingga akhir zaman. Tidak lupa ucapan rasa terima kasih kami haturkan kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini.
Sehingga pembuatan makalah ini bisa berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada halangan
suatu apapun .
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis
dalam menganalisis pembelajaran inkuiri terbimbing. Mengingat keterbatasan pengetahuan
dan keterampilan penulis, kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita
semua.
Wassalamualaikum Wr,Wb.