Anda di halaman 1dari 30

SISTEM

PENCERNAAN

MAKANAN

Untuk SMA/MA Kelas XI

Nining
Karlina/105441102917

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020
B O O
I L I
G

Kata Pengantar

Biologi meruapakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)


yang mendasari perkembangan teknologi dan konsep hidup yang harmonis
dengan alam. Perkembangan ilmu teknologi yang pesat dalam berbagai bidang,
seperti kedokteran, kesahatan, pertanian dan perternakan, dewasa ini tidak lepas
dari penemuan-penemuan dibidang biologi.
Berdasarkan hal tersebut, penyusunan menuangkannya dalam buku
pelajaran Biologi untuk SMA/MA ini, khususnya pada materi “Sistem Pencernaan
Makanan”. Pelajaran biologi merupakan pelajaran wajib bagi siswa. Oleh karena
itu siswa diharapkan dapat memupuk sikap ilmiah sehingga mampu
mengembangkan pengalamannya dalam merumuskan suatu masalah, mengajukan
dan menguji hipotesis melalui percobaan, merancang dan melakukan percobaan,
serta mengumpulkan, mengolah dan menafsirkan data.
Pematerian buku ini disajikan dengan menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami, sehingga siswa mampu menguasai kompotensi
yang diharapkan secara mandiri. untuk membantu dalam penguasaan kompotensi,
dalam buku ini juga diberikan uji kompotensi (berupa soal pilihan ganda dan soal
essay) sebagai evaluasi kemampuan siswa dalam mempelajari materi yang
bersangkutan serta sebagai kecakapan hidup.
Akhirnya penyusun berharap semoga kehadiran buku ini dapat
membantu proses belajar mengajar. Namun demikian, penyusunan menyadari
bahwa dalam penyajian buku ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat kami harapkan untuk lebih
sempurnanya buku ini pada waktu yang akan datang.

Jeneponto, Juni 2020

Penyusun

A. Pengertian Sistem Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan adalah proses perubahan makanan dan penyerapan


sari makanan yang berupa nutrisi- nutrisi yang dibutuhkan tubuh dengan
bantuan enzim yang memcah molekul makanan kompleks menjadi sederhana
sehingga mudah dicerna tubuh.

Gambar 1.1. Sistem


Pencernaan manusia

Sistem pencernaan manusia meliputi :


1. Proses memasukan makanan ke dalam mulut (Injesti)

2. Proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut  oleh gigi (Pencernaan
mekanik)

3. Proses mengubah molekul makanan kompleks menjadi sederehana oleh


enzim, asam, ‘bile’ dan air (Pencernaan Kimiawi)
4. Penyerapan Nutrisi dan Pembuangan Kotoran (Proses Penyingkiran)

B. Proses Pencernaan Makanan Pada Manusia

1. Pencernaan mekanik
Pencernaan mekanik didalakukan melalui gerakan-gerakan seperti
menguyah, menelan , memompa, dan menghancurkan makananan.
2. Pencernaan Kimiawi
Pencernaan kimiawi dimana Makanan diproses secara kimiawi didalam
sistem pencernaan menggunakan bahan kimia yang dihasilkan oleh saluran
cerna yang disebut enzim.

C. Hormon Pada Sistem Pencernaan

1. Gastrin

2. Sekterin
3. Cholecytokinin

4. Ghrelin
5. Motilin

D. Organ-organ Pencernaan Makanan Pada Manusia

pada Manusia Saluran Pencernaan memberi tubuh persediaan akan


air, elektrolit, dan makanan yang terus menerus. Untuk mencapai hal ini ,
dibutuhkan :
1. pergerakan melalui saluran pencernaan
2. sekresi getah pencernaan dan pencernaan makanan
3. absorpsi hasil pencernaanm, air dan berbagai elektrolit
4. sirkulasi darah melalui organ – organ gastrointestinal untuk membawa zat
zat yang diabsorpsi
5. pengaturan semua fungsi ini oleh sistem syaraf dan hormonal. Saluran
pencernaan tersebut  terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus,
usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ
yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung
empedu
Organ-organ pencernaan makanan pada manusia adalah :
1. Rongga Mulut
Gambar 1.2. Rongga Mulut
Rongga mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan.
Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk
membantu pencernaan makanan.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan dan sistem
pernafasan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Proses
mengunyah terjadi di dalam mulut. Mengunyah makanan bersifat penting
untuk pencernaan semua makanan, selain itu mengunyah akan membantu
pencernaan makanan untuk alasan sederhana yaitu karena enzim enzim
pencernaan hanya bekerja pada permukaan partikel makanan. Dalam proses
mengunyah terjadi proses mencerna secara mekanik maupun secara kimiawi.
Secara mekanik dilakukan oleh gigi dan dengan bantuan lidah, secara
kimiawi karena adanya kerja enzim pencerna.
a.  Glandula/kelenjar saliva  dalam mulut yaitu saluran dari kelenjar liur di
pipi (glandula parotis), dibawah lidah (Glandula sublingualis)   dan
dibawah rahang (Glandula submandibularis) mengalirkan isinya ke dalam
mulut.Pada saat makan, aliran dari ludah membersihkan bakteri yang bisa
menyebabkan pembusukan gigi dan kelainan lainnya. Ludah juga
mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung.     

          

Gambar 1.3. Kelenjar Saliva


   Pengeluaran air liur biasanya diatur oleh rangsangan syaraf, misalnya karena
terstimulasi oleh aroma makanan. Pada saat membaui aroma makanan
tertentu, apa yang kalian rasakan pada daerah di sekitar lidah ?  Sekresi
saliva normal sehari – hari berkisar 800 – 1500 ml dengan pH 6,0 – 7,0.
Fungsi air ludah adalah untuk :
-    Melindungi lapisan lunak rongga mulut dari kerusakan akibat dari
gesekan.
-    Melumasi makanan supaya lebih mudah ditelan
-     Ludah mengandung buffer yang membantu mencegah pembusuka geligi
dengan cara ,menetralkan asam dalam mulut.
-   Zat antibakteri dalam ludah juga akan membunuh banyak bakteri yang
memasuki mulut melalui makanan.
Saliva mengandung dua tipe sekresi protein yang utama :
 Sekresi serus yang mengandung ptialin (suatu α amilase ludah), yang
merupakan enzim yang mencernakan pati (polimer glukosa dari
tumbuhan) dan glikogen (polimer glukosa dari hewan).
 Sekresi mukus yang mengandung musin untuk tujuan pelumasan dan
perlindungan permukaan.  
b. Lidah                             
Gambar 2.1. Bagian-bagian Lidah
Di dasar mulut terdapat lidah, yangnberfungsi untuk merasakan dan
mencampur makanan. Makna penting dari pengecapan terletak pada fakta
bahwa hal itu memungkinkan manusia memilih makanan sesuai dengan
keinginannya dan mungkin juga sesuai dengan kebutuhan jaringan akan
substansi nutrisi tertentu. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang
terdapat di permukaan lidah. Terdapat  3 jenis papila di lidah Yaitu :
-     Papila filiformis
-     Papila fungiformis
-     Papila circumvallate
Di dalam papila ini tersebar kuncup – kuncup rasa /taste bud yaitu
daerah yang memiliki reseptor untuk menerima impuls dan akan 
mengirimkan impuls rasa ini menuju sistem syaraf pusat.      

               
           

Gambar 2.2. Daerah sensasi  rasa di Lidah 


Sensasi utama pengecapan terbagi menjadi empat kategorii yaitu 
asam , asin, manpahit.Seorang manusia dapat menerima beratus ratus
pengecapan yang berbeda . Semua itu merupakan kombinasi dari sensasi
sensasi dasar dengan cara yang sama seperti kita melihat warna , yang
merupakan kombinasi dari ketiga sensasi warna utama. Rasa asam. Rasa
asam disebabkan oleh asam, dan intensitas dari ion hidrogen. Semakin asam
suatu asam , makin kuat sensasi yang terbentuk. Rasa Asin dibentuk olegh
garam yang terionisasi . Kualitas rasanya berbeda-beda antara garam yang
satu dengan garam yang lainnya karena garam juga membentuk sensasi rasa
yang lain selain rasa asin. Kation dari garam terutama berperan membentuk
rasa asin, tetapi anionnya juga ikut berperan walaupun kecil.  Rasa Manis.
Rasa manis tidak dibentuk oleh satu golongan kelas substansi kimia saja.
Beberapa tipe substansi ki mia yang menyebabkan rasa ini mencakup gula,
glokol, alkohol, aldehid, keton,amida,ester,asam amino, beberapa protein
kecil, asam sulfonat,asam halogenasi dan garam-garam anorganik dari timah
dan berilium. Perhatikan bahwa kebanyakan substansi yang membentuk rasa
manis adalah substansi kimia organik . Rasa pahit, seperti rasa manis tidak
dibentuk hanya oleh satu tipe substansi kimia, tetapi substansi yang
membentuk rasa pahit hampir seluruhnya merupakan substansi organik. Dua
golongan substansi tertentu yang cenderung menimbulkan rasa pahit adalah:
 Substansi organik rantai panjang yang mengandung nitrogen
 Alkaloid meliputi banyak zat yang digunakan dalam obat obatan seperti
kuinin, kafein,striknin, dan nikotin.
Lidah akan mengecap makanan, memanipulasinya selama pengunyahan
dan membantu membentuk makanan menjadi bolus . Selama penelanan,
lidah akan mendorong bolus ke bagian belakang rongga mulut dan
akhirnya ke dalam faring.  

c. Gigi                                   
    Gambar 2.3. Bagian-bagian Gigi
Gigi sudah dirancang dengan sangat tepat untuk mengunyah, gigi anterior
(insisivus) menyediakan kerja untuk memotong yang kuat, dan gigi
posterior (molar) menyediakan kerja untuk menggiling.
 Gigi susu

Gambar  3.1. 
Formula gigi sus u

Jumlah total gigi susu


ada 20. masing-masing
rahang atas dan rahang
bawah ada 10 gigi. 4 gigi yang terletak paling depan adalah gigi insisif
atau biasa disebut gigi seri. lalu disebelahnya (gigi ke3 bila dihitung dari
midline) adalah kaninus atau yang biasa kita sebut taring. kemudian 2
sisanya yang terletak paling belakang adalah gigi geraham (molar).
disebutkan dari depan adalah Insisif 1, insisif 2, kaninus, molar 1 dan
molar 2.
 Gigi permanen
Pada gigi permanen. gigi geraham susu digantikan oleh gigi premolar dan
bukan geraham permanen. geraham permanen tumbuh di belekang gigi
premolar. dan berjumlah 3 untuk setiap bagian. sehingga gigi permanen
seluruhnya berjumlah 32 gigi. bila disebutkan dari depan adalah Insisif 1,
insisif 2, kaninus, premolar, premolar 2, molar 1, molar 2 dan molar 3.
d. Struktur gigi

                      

Gambar 3.2.  Struktur gigi

Struktur jaringan keras gigi  Secara klinis, gigi terdiri mahkota, leher
gigi, dan akar gigi. Mahkota adalah bagian gigi yang terlihat pada rongga
mulut, akar adalah bagian gigi yang tertanam pada tulang rahang, dan
leher gigi adalah bagian pertemuan mahkota dengan akar. Struktur gigi
terdiri dari 4 bagian yaitu enamel, dentin, pulpa, dan sementum. Mahkota
tersusun atas:
-   enamel/email (bagian terluar),  adalah lapisan terluar gigi, yang
menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang
paling keras dan dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast.
Jaringan email adalah struktur kristalin yang tersusun oleh jaringan
anorganik 96 %, material organik hanya 1 % dan sisanya adalah air.
Komposisi ini membuat sifat email gigi mirip seperti keramik.      
Meskipun sangat keras, email rentan terhadap serangan asam, baik
langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang
memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam.
Pola makan yang kaya asam akan mempercepat kerusakan email gigi.
Demikian juga pada penderita penyakit tertentu misalnya bulimia
yang selalu memuntahkan kembali makanan yang baru dimakan, di
mana makanan yang dimuntahkan tersebut telah bercampur dengan
asam lambung sehingga bersifat erosif bagi gigi.
-    dentin,  merupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini
jauh lebih lunak dibandingkan email karena komposisi material
organiknya lebih banyak dibandingkan email yaitu mencapai 20 %, di
mana 85 % dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya
adalah air sebanyak ± 10 % dan material anorganik 70 %.
Secara anatomis, dentin sangat berhubungan erat dengan jaringan
pulpa. Secara mikroskopis, dentin berbentuk seperti saluran yang
disebut tubuli dentin dan berisi sel odontoblast dan cairan tubuli
dentin. Sel ini dianggap sebagai bagian dari dentin maupun jaringan
pulpa karena badan selnya ada di rongga pulpa namun serabutnya
(yang disebut serabut tomes) memanjang ke dalam tubuli-tubuli dentin
yang termineralisasi. Serabut tomes inilah yang membuat dentin
dianggap sebagai jaringan hidup dengan kemampuan untuk bereaksi
terhadap rangsang fisiologis maupun patologis.
-   pulpa (bagian terdalam).      

Pulpa adalah suatu rongga yang berisi pembuluh darah dan


persyarafan bagi gigi. Pulpa gigi banyak memiliki kemiripan dengan
jaringan ikat lain pada tubuh manusia, namun ia memiliki karakteristik
yang unik. Di dalam pulpa terdapat berbagai elemen jaringan seperti
pembuluh darah, persyarafan, serabut jaringan ikat, cairan interstitial,
dan sel-sel seperti fibroblast, odontoblast dan sel imun.       
     Di dalam pulpa, terdapat dua jenis serabut syaraf yaitu serabut
syaraf bermyelin (serabut A) dan tanpa myelin (serabut C). Serabut
sensorik pada pulpa berasal dari syaraf trigeminal dan memasuki
ujung akar pulpa melalui foramen apikal. Serabut syaraf A terletak di
daerah perbatasan dentin-pula, dan bila terstimulasi maka akan terasa
rasa sakit yang tajam. Sedangkan serabut syaraf C terdistribusi di
seluruh kamar pulpa, bila serabut syaraf tipe ini terangsang maka akan
terasa rasa sakit yang lebih berat dan biasanya gigi telah mengalami
cedera, misalnya karena benturan atau karies mencapai pulpa.
Akar tersusun atas:
 sementum (bagian terluar), Semen gigi melapisi akar gigi dan
membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi. Terdiri atas:
Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi. Gusi,
merupakan tempat tumbuh gigi.
 dentin
 pulpa (bagian terdalam). Pada pulpa gigi terdapat banyak pembuluh
saraf dan pembuluh darah.
2.  Faring
Faring merupakan daerah yang kita sebut sebagai kerongkongan, di
bagian atas faring terdapat persimpangan yang menuju ke esofagus dan
trakea (batang tenggorokan). Pada permukaan faring terdapat penutup dari
tulang rawan yang disebut sebagai epiglottis. Ketika kita menelan ,
epiglotis menutup lubang yang menuju tenggorokan untuk melindungi
sistem pernapasan terhadap masuknya makanan atau cairan selama
penelanan.

Gambar 3.3. Struktur faring


3.  Esofagus
Esofagus mengalirkan makanan dari faring turun menuju lambung .
Gerakan peritaltis akan mendorong bolus sepanjang esofagus yang sempit.
Otot pada bagian atas paling atas esofagus adalah otot lurik (otot sadar).
Dengan demikian tindakan penelanan dimulai secara sadar , tetapi kemudian
gelombang kontraksi tak sadar oleh otot polos pada sisa esofagus
selanjutnya akan menggantikannya. Amilase ludah akan terus
menghidrolisis pati dan glokogen sementara bolus makanan lewat melalui
esofagus.

Gambar 4.1. Bagaian-bagian Esophagus


4.  Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti


kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2
liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi
menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut.
Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot
melingkar, dan otot menyerong.
Gambar 4.2. Struktur Lambung
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi
dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi
yang dihasilkan lambung adalah :
 Asam HCl yaitu mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai
disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan
kolesistokinin pada usus halus
 Lipase yaitu Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun
lipase yang dihasilkan sangat sedikit
 Renin yaitu mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu
(ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
 Mukus yaitu melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam
HCl.
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan
menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim. Fungsi HCI
Lambung :
a. Merangsang keluamya sekretin
b. Mengaktifkan Pepsinogen menjadi Pepsin untuk memecah protein.
c. Desinfektan
d. Merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi
merangsang empdu mengeluarkan getahnya.
5. Usus Halus
Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki
panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu
duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus
halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan
senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari
kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.

Gambar 4.3.
Bagian-bagian Usus Halus

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :


a. Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
b. Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin.
Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
c. Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa
kimia yang dihasilkan ke usus halus
d. Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan
cairan empedu ke dalam usus halus.
a. Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari
lambung
b. Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta
mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton
menjadi asam amino.
c. Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida
d. Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol Tripsinogen
Tripsin yang belum aktif.
e. Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino
f. Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
g. Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi
kadar normal
h. Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar
normal
6. Usus Besar (Kolon)
usus-besar Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari
usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U
terbalik.

Gambar 5.1. Bagian-bagian Dari Usus Besar


Usus besa r dibagi menjadi 3 daerah, yaitu :
 Kolon asenden,
 Kolon Transversum,
 Kolon desenden.
Fungsi kolon adalah :
a.   Menyerap air selama proses pencernaan.
b.  Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai
hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c.   Membentuk massa feses
d.  Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi.
7 Rektum dan Anus Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari
tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu
pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter
rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang
menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.

Gammbar 5.2. Struktur Rektum

E. Proses Dari Jalannya Makanan Yang Didalam Tubuh

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada


suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
1. Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan
oleh bikarbonat dari pancreas.
2. Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai
kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh
amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh
disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil
pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh
oleh peredaran darah.
3. Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi
pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan
erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan
diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
4. Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan
(diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-
butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh
enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol
kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh
limfe.

F. Enzin-enzim Yang Berperan Pada Sistem Pencernaan Makanan

1. Amilase
Amilase adalah enzim yang bertugas untuk memecah zat pati atau
karbohidrat menjadi gula (glukosa).
2. Lipase
Lipase adalah enzim yang bertugas untuk memecah lemak dari makanan
yang dikonsumsi menjadi asam lemak atau gliserol.
3. Protase
Protase adalah enzim pencernaan yang bertugas memecah protein
dimakanan menjadi asam amino.

G. Gangguan Sistem Pencernaan

1.  D iare
Gambar 5.3. Penyakit Diare
Apabila makanan dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi
menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan
seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan
tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam
waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga
terjadi dehidrasi.
2.  Konstipasi (Sembelit)

Gambar 6.1.
Penyakit Sembelit
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya,
air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering.
Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang
berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.
3.  Tukak Lambung (Ulkus)

Gambar 6.2. Penyakit Tukak Lambung


Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung
enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan
bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini
adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan
berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut.
Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis
tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut:
Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium).
Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang
lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang
disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan
terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul
rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau
lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada
akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain
pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula
apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
H. Sistem Pencernaan Pada Hewan
Rumania

Gambar 6.3. Proses Pencernaan Makanan Pada Hewan Rumania

I. Devinisi Pencernaan Hewan Rumania

Hewan ruminansia merupakan hewan pemamah biak pemakan tumbuhan


(herbivora). Sistem pencernaan pada hewan ruminansia lebih unik
dibandingkan dengan manusia.

J. Organ-organ sistem pencernaan hewan


ruminansia
1. Rongga mulut
Rongga mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan
dimulainya proses pencernaan. Rahang hewan ruminansia dapat
bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
Gambar 7.1.
Struktur Gigi Pada Hewan Ruminansia
Jenis-jenis gigi pada sistem pencernaan hewan Rumania
a. Gigi seri (Insisivus) memiliki bentuk untuk menjepit makanan
berupa tetumbuhan seperti rumput.
b. Geraham belakang (Molar) memiliki bentuk datar dan lebar.
c. Rahang dapat bergerak menyamping untuk menggiling makanan.
d. Struktur lambung memiliki empat ruangan, yaitu: Rumen,
Retikulum, Omasum dan Abomasum.
Pola sistem pencernaan pada hewan umumnya sama dengan manusia,
yaitu terdiri atas mulut, faring, esofagus, lambung, dan usus. Namun
demikian, struktur alat pencernaan kadang-kadang berbeda antara hewan
yang satu dengan hewan yang lain.
Sapi, misalnya, mempunyai susunan gigi sebagai berikut:
3 3 - - - - - - Rahang atas
M P C I I C P M Jenis gig

i 3 3 - 4 4 - 3 3 Rahang bawah

I = insisivus = gigi seri

C = kaninus = gigi taring


P = premolar = geraham depan

M = molar = geraham belakang.

Berdasarkan susunan gigi di atas, terlihat bahwa sapi (hewan memamah


biak) tidak mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki
gigi geraham lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan
fungsinya untuk mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel
tumbuhan yang terdiri atas 50% selulosa
2. Esofagus
Esofagus berfungsi sebagai jalur penghubung antara rongga mulut
dengan lambung. Kerongkongan ruminansia umumnya sangat pendek sekitar
5 cm, tetapi mampu melebar untuk menyusuaikan ukuran dan tekstur
makanan
Jika dibandingkan dengan kuda, faring pada sapi lebih pendek.
Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih
mampu berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya
bervariasi diperkirakan sekitar 5 cm.
3. Lambung
Proses pencernaan pada lambung yang pertama untuk menampung makanan
sementara sebelum dikeluarkan kembali. Selain itu lambung berfungsi dalam
proses pembusukan makanan.
Gambar 7.2. Stuktur Lambung Hewan Ruminansia

Lambung sapi sangat besar, diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga
perut. Lambung mempunyai peranan penting untuk menyimpan makanan
seme ntara yang akan dimamah kembali (kedua kali). Selain itu, pada
lambung juga terjadi proses pembusukan dan fermentasi. Lambung
ruminansia terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan
abomasum dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan
alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan
abomasum 7-8%. Pembagian ini terlihat dari bentuk tonjolan pada saat otot
sfinkter berkontraksi.

Makanan dari kerongkongan akan masuk rumen yang berfungsi sebagai


gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di rumen terjadi pencernaan
protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh enzim selulase yang
dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari rumen, makanan
akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan dibentuk
menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus akan
dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari
mulutmakanan akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada
omasum terdapat kelenjar yang memproduksi enzim yang akan bercampur
dengan bolus. Akhirnya bolus akan diteruskan ke abomasum, yaitu perut
yang sebenarnya dan di tempat ini masih terjadi proses pencernaan bolus
secara kimiawi oleh enzim.
Selulosa yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa) akan
merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan
hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan
mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan
pemamah biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino
esensial seperti pada manusia. Asam lemak serta protein inilah yang menjadi
bahan baku pembentukkan susu pada sapi. Nah, inilah alasan mengapa hanya
dengan memakan rumput, sapi dapat menghasilkan susu yang bermanfaat
bagi manusia.
Hewan seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai struktur
lambung seperti pada sapi untuk fermentasi seluIosa. Proses fermentasi atau
pembusukan yang dilaksanakan oleh bakteri terjadi pada sekum yang banyak
mengandung bakteri. Proses fermentasi pada sekum tidak seefektif fermentasi
yang terjadi di lambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut lebih
kasar karena proses pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yakni pada
sekum. Sedangkan pada sapi proses pencernaan terjadi dua kali, yakni pada
lambung dan sekum yang kedua-duanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa
tertentu.
Pada kelinci dan marmut, kotoran yang telah keluar tubuh seringkali
dimakan kembali. Kotoran yang belum tercerna tadi masih mengandung
banyak zat makanan, yang akan dicernakan lagi oleh kelinci.
Sekum pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan
dengan sekum karnivora. Hal itu disebabkan karena makanan herbivora
bervolume besar dan proses pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora
volume makanan kecil dan pencernaan berlangsung dengan cepat.
4. Usus Halus
Usus halus berfungsi menyerap sari-sari makanan yang telah diproses
didalam lambung. Sari-sari makanan yang diserap kemudian diedarkan ke
seluruh tubuh dan diubah menjadi energi. Usus pada sapi sangat panjang,
usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal itu dipengaruhi oleh makanannya
yang sebagian besar terdiri dari serat (selulosa).
5. Anus
Setelah sari-sari makanan diserap oleh usus halus, sisa prose penyerapan akan
dibawa menuju anus. Sisa makanan tersebut akan dikelurkan melalui anus.
Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya berfungsi untuk
mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat menghasilkan bio
gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif.
Tidak tertutup kemungkinan bakteri yang ada di sekum akan keluar dari
tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang
mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4
(gas bio).
K. Gangguan Sistem Pencernaan Hewan
Rumania
1. Penyakit Radang Amabing

2. Penyakit Pink Eye

3. Penyakit Brucellosis
Uji Komptensi

A. Pilihan Ganda
1. Organ-organ berikut yang tidak termasuk dalam organ pencrnaan makanan
adalah....
a. Esophagus d. Ileum
b. Trakea e. Kolon
c. Duodenum
2. Didalam mulut terdapat alat-alat tambahan seperti berikut, kecuali....
a. Gigi d. Glandula maksiliaris
b. Lidah e. Glotis
c. Glandula sublingualis
3. Didalam mulut terjadi pencernaan enzimatis atau kimiawi yang dilakukan
oleh....
a. Amilase d. Garam empedu
b. Protease e. Mutase
c. Lipase
4. Pencernaan secara enzimatis terjadi dibagian....
a. Mulut dan duodenum d. Duodenum dan ileum
b. Lambung dan duodenum e. Alat regulasi tubuh
c. Mulut dan lambung
5. Mineral yang diperlukan untuk membentuk lapisan gigi adalah....
a. Kalsium d. Fosfat
b. Fluor e. Natrium
c. Magnesium
6. Fungsi vitamin D pada tubuh manusia adalah....
a. Membantu penyerapan dan penggunaan kalsium dan fosfor
b. Koenzim dalam metabolisme asam nukleat
c. Pemeliharaan struktur gigi
d. Pembentukan tulang dan gigi
e. Digunakan dalam sintesis kolagen
7. Protein pertama kali dicerna didalam....
a. Mulut d. Ileum
b. Lambung e. Jejenum
c. Duodenum
8. Penyakit pada usus besar karena terganggunya proses penyerapan air
disebut....
a. Apendisitis d. Tukak lambung
b. Gastritis e. Sambelit
c. Kolistis
9. Bagian lambung yang sebenarnya pada lambung ruminansia adalah....
a. Retikulum d. Rumen
b. Omasum e. Intestinium
c. Abomasum
10. Sementara disimpan dimanakah rumput yang sudah dikunyah oleh hewan
Ruminansia....
a. Rumen d. Omasum
b. Kolon e. Rektum
c. Caeceum

B. Soal Essay
1. Jelaskan apa yang dimaksud Sistem Pencernaan Makanan!
2. Jelaskan proses pencernaan pada manusia!
3. Sebutkan Hormon pada sistem pencernaan!
4. Jelaskan Kelaian/penyakit Pada Sistem pencernaan Munusia
5. Sebutkan Tiga Kelainan/penyakit pada sistem pencernaan Hewan
Ruminansia
Daftar Pustaka

Campbell, et al. 2014. Biologi Edisi Ke Lima. Jakarta : Erlangga

Kusnadi & Didik, P. 2011. Biologi Dasar. Jakarta : Piranti Darma


Kalokatama

Sri. S. N. 2011. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Arya Dulta

Tambayon, J. 2014. Anatomi & Fisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Sridianti, M. 2016. Sistem Pencernaan Makanan. Bandung : Penebar Surya

Anda mungkin juga menyukai