Anda di halaman 1dari 20

Tugas 1 (Pertemuan-9)

“KETERAMPILAN PROSES SAINS”

Oleh:

ARIANI RAHMA YULIANI

A1G1 20 038

JURUSAN PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KETERAMPILAN PROSES SAINS

1. Pengertian Keterampilan Proses Sains


Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan
perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
kreativitas. Proses didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang
digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan
konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus
dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian. Keterampilan proses adalah
keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan-kemampuan yang
mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah,
sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru (Astri Kurniawati,
2015:14).
Menurut Poppy Kamalia Devi (2010) dalam Astri Kurniawati, 2015),
pendekatan keterampilan proses adalah perlakuan yang diterapkan dalam
pembelajaran yang menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh
pengetahuan kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan
memperoleh pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir
(psikis) atau kemampuan olah perbuatan (fisik). Keterampilan proses sebagai
wawasan atau anutan pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial
dan fisik yang bersumber dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada
prinsipnya telah ada dalam diri peserta didik. Pendekatan keterampilan proses
adalah suatu cara mengajar yang menitikberatkan pada pengembangan
keterampilan-keterampilan perolehan yang pada gilirannya akan menjadi roda
penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta penumbuhan dan
pengembangan sikap dan nilai.
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual dan sosial. Keterampilan kognitif terlibat karena dengan
melakukan keterampilan proses peserta didik menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mereka
melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau perakitan

1|Keterampilan Proses Sains


alat. Keterampilan sosial dimaksudkan mereka berinteraksi dengan sesamanya
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan keterampilan proses
(Nuryani Y. Rustaman, 2005 dalam Astriani Kurniawati, 2015:15).
Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses memberi
kesempatan kepada peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran, sehingga
dengan adanya interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan akan mengembangkan sikap dan nilai
ilmuwan dalam diri peserta didik. Selain itu, pendekatan keterampilan proses
memberikan kepada peserta didik pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu
pengetahuan, serta peserta didik dapat sekaligus belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan.
Menurut Conny Semiawan (1985) dalam Astri Kurniawati (2015:16) ada
beberapa alasan yang melandasi perlu diterapkannya pendekatan keterampilan
proses dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu sebagai berikut:
a) Perkembangan ilmu pengetahun berlangsung cepat sehingga tidak
mungkin lagi para guru mengajarkan semua fakta dan konsep kepada
peserta didik.
b) Peserta didik mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak
jika disertai dengan contoh-contoh kongkret, contoh-contoh yang wajar
yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, mempraktekkan
sendiri upaya penemuan konsep melalui perlakuan terhadap kenyataan
fisik, dan penanganan benda-benda yang benar-benar nyata.
c) Penemuan ilmu pengetahuan tidak bersifat mutlak (benar 100%) namun
penemuannya bersifat relatif. Suatu teori mungkin dibantah atau ditolak
setelah seseorang mendapatkan dat baru yang mampu membuktikan
kekeliruan teori yang dianut. Muncul lagi teori baru, yang pada prinsipnya
mengandung kebenaran yang relatif.

Pengembangan keterampilan proses sangat diperlukan peserta didik sejak


awal, karena pada dasarnya anak memiliki keingintahuan yang besar terhadap
sasuatu. Menurut hasil penelitian Piaget dan Bruner terungkap bahwa anak dapat
berpikir secara tingkat tinggi bila ia mempunyai cukup pengalaman secara

2|Keterampilan Proses Sains


kongkrit dan bimbingan yang memungkinkan pengembangan konsep-konsep dan
menghubungkan fakta-fakta yang diperlukan.
American Association for the Advancement of Science mengklasifikasikan
keterampilan proses menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses
terpadu. Keterampilan proses dasar mencakup pengamatan, pengukuran,
menyimpulkan, meramalkan, menggolongkan dan mengkomunikasikan,
sedangkan keterampilan proses terpadu mencakup pengontrolan variabel,
interpretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional
dan merancang eksperimen. Keterampilan proses dasar merupakan suatu fondasi
untuk melatih keterampilan proses terpadu yang lebih kompleks. Seluruh
keterampilan proses ini diperlukan pada saat berupaya untuk mencatatkan
masalah ilmiah. Keterampilan proses terpadu khususnya diperlukan saat
melakukan eksperimen untuk memecahkan masalah (Astri Kurniawati, 2015: 16-
17).
Jenis-jenis keterampilan proses sains dan kharakteristiknya terdiri atas
sejumlah keterampilan yang satu sama lain sebenarnya tidak dapat dipisahkan,
namun ada penekanan khusus dalam masing-masing keterampilan proses tersebut.
Keterampilan-keterampilan proses suatu saat dapat dikembangkan secara terpisah,
saat yang lain harus dikembangkan secara terintegrasi satu dengan yang lain.
Semua keterampilan proses yang ada tidak dapat dikembangkan pada semua
bidang studi. Hal ini menuntut adanya kemampuan guru mengenal kharakteristik
bidang studi dan pemahaman terhadap masing-masing keterampilan proses.
Menurut Anatri Desstya (2015:97) keterampilan proses sains merupakan
keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh, mengembangkan dan
menerapkan konsepkonsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori sains.
Dengan melibatkan keterampilan keterampilan kognitif atau intelektual, siswa
diharapkan mampu mempertajam penguasaan konsep yang dimiliki siswa dalam
pembelajaran. Sehingga keterampilan proses sains dapat berpengaruh pada
penguasaan konsep siswa dalam ranah kognitif.
Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang dipelajari siswa pada
saat mereka melakukan inkuiri ilmiah. Ada beberapa keterampilan dalam

3|Keterampilan Proses Sains


keterampilan proses. Keterampilan-keterampilan tersebut terdiri dari
keterampilan keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan
terintegrasi (integrated skills). Keterampilan-keterampilan dasar terdiri dari enam
keterampilan, yakni: mengamati, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan,
mengukur, memprediksi, dan menyimpulkan. Sedangkan keterampilan-
keterampilan terintegrasi terdiri dari: mengenali variabel, membuat tabel data,
membuat grafik, menggambar hubungan antar variabel, mengumpulkan dan
mengolah data, menganalisis data penelitian, menyususn hipotesis,
mendefinisikan variabel, merancang penelitian, dan bereksperimen (Khorfid,
2013:18).
Menurut Semiawan (1987:19-33) dalam Khorfid (2013:18) keterampilan
proses terdiri dari: Observasi atau pengamatan, Penghitungan, Pengukuran,
Klasifikasi, Hubungan ruang/waktu, Pembuatan hipotesis, Perencanaan
penelitian/eksperimen, Pengendalian variabel, Interpretasi data, Kesimpulan
sementara (Inferensi), Peramalan, Penerapan (Aplikasi), dan Komunikasi.
Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan metode ilmiah yang
didalamnya melatihkan langkah-langkah untuk menemukan sesuatu melalui
eksperimen dan percobaan. KPS tidak hanya diberikan kepada peserta didik di
tingkat dasar dan menengah bahkan diperguruan tinggi. Keterampilan Proses
Sains tediri atas sejumlah keterampilan yaitu mengamati (Observasi), menafsirkan
pengamatan (Interprestasi), mengelompokkan (Klasifikasi), meramalkan
(Prediksi), melakukan komunikasi, mengajukan pertanyaan, mengajukan
hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan baan, menerapkan
konsep, serta melaksanakan percobaan. Proses dibagi menjadi dua yaitu
keterampilan-keterampilan dasar (basic skills) dan keterampilan-keterampilan
terintegrasi (integrated skills) (Serli Guswita, 2018:115-116).
Menurut Serli Guswita (2018:116-117) keterampilan Proses Sains
bertujuan untuk memberikan pengertian terhadap peserta didik tentang hakikat
ilmu pengetahuan. Peserta didik dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan
dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan, mengajar
dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatab terhadap peserta didik

4|Keterampilan Proses Sains


bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan
cerita tentang ilmu pengetahuan, disisi lain peserta didik merasa bahagia sebab
mereka aktif dan tidak menjadi pembelajar yang pasif. Menggunakan
Keterampilan Proses Sains untuk mengajar ilmu pengetahuan membuat peserta
didik belajar proses dan produk ilmu pengetahuan sekaligus.
Pengembangan Keterampilan Proses Sains, memerlukan penyesuaian
antara metode pembelajaran yang digunakan dengan Keterampilan Proses Sains
yang akan dikembangkan. Pemilihan metode yang tepat diharapkan dapat
menimbulkan pengaruh untuk memunculkan kemampuan keterampilan proses
sains peserta didik. Metode pembelajaran tersebut menuntut peserta didik untuk
aktif. Metode yang tepat dan sesuai dengan konsep pembelajaran yang dibahas
akan memotivasi peserta didik untuk memahami pembelajaran dengan mudah.
Seperti halnya pembelajaran Sains yang didalamnya terdapat materi-materi
pembelajaran yang tepat bila disampaikan dengan menggunakan metode
pembelajaran praktikum.
Keterampilan Proses Sains sangat berkaitan dengan Sikap Ilmiah karena
didalam pembelajaran Sikap Ilmiah harus dimiliki oleh setiap peseta didik yang
akan melakukan kerja ilmiah seperti pengamatan, observasi, mengkomunikasikan,
mengukur dll. Dimana kerja ilmiah tersebut merupakan suatu Keterampilan
Proses Sains yang tentunya didukung oleh adanya sikap terbuka, berpikir kritis,
bebas dari penyimpangan, menghargai pendapat orang lain, mempertahankan
kejujuran, kesabaran, ketelitian, kecermatan serta kedisiplinan yang merupakan
bagian dari sikap ilmiah yang harus dilakukan oleh peserta didik. Sikap ilmiah
merupakan salah satu dari tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Sikap ilmiah
juga merupakan salah satu dari kaidah-kaidah keilmuan dalam melaksanakan
otonom keilmuan. Otonom keilmuan merupakan norma yang bertalian dengan
ilmu, termasuk cara-cara mengembangkan atau menemukan ilmu, yang dimaksud
dengan sikap ilmiah sebagai kaidah keilmuan antara lain teliti, hati-hati,jujur,
objektif, menghargai kebenaran orang lain, mengakui kesalahan diri sendiri, dan
sebagainya.

5|Keterampilan Proses Sains


Keterampilan Proses Sains ini perlu dikembangkan, sebab Keterampilan
Proses Sains dalam mata pelajaran sangat diperlukan, sebagai wujud dalam
pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Seiring dengan jalannya proses sains itu
akan terbentuk sikap ilmiah peserta didik seperti jujur, teliti, objektif, bertanggung
jawab dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Keterampilan proses sains ini
dapat memberikan siswa pengertian yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan,
memberikan kesempatan kepada siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan,
membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan. Kemampuan
Keterampilan Proses Sains merupakan keseluruhan keterampilan yang terarah
(baik kognitif dan psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu
konsep, mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk
melakukan penyangkalan terhadap adanya penemuan.
Keterampilan Proses Sains merupakan serangkaian peristiwa yang harus
dilakukan oleh siswa dalam mencari, dan memproses hasil perolehannya untuk
kemudian dijadikan pengetahuan baru bagi dirinnya sendiri.
Menurut Vicky Visilia (2015:8) Keterampilan Proses Sains (KPS)
merupakan suatu keterampilan yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan untuk
memperoleh pengetahuan. Keterampilan proses melibatkan kognitif atau
intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat
karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan memungkinkan mereka
menggunakan alat alat dan bahan, pengukuran penyusunan atau perakitan alat.
Menurut Zulfiani dalam Winda Syafitri (2010:20) keterampilan proses
sains merupakan keterampilan keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk
memperoleh pengetahuan. Dengan menggunakan keterampilan-keterampilan
proses, siswa akan mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta
konsep.
Keterampilan proses sains merupakan seperangkat keterampilan yang
digunakan para ilmuwan dalam melakukan penyelidikan ilmiah. Keterampilan
proses sains ini dibedakan menjadi sejumlah keterampilan proses yang perlu

6|Keterampilan Proses Sains


dikuasai bila seseorang hendak mengembangkan pengetahuan sains dan
metodenya.
Carin (1992) menyampaikan beberapa alasan tentang pentingnya
keterampilan proses. Pertama, dalam praktiknya apa yang dikenal dalam sains
merupakan hal yang tidak terpisahkan dari metode penyelidikan. Mengetahui
sains tidak hanya sekadar mengetahui materi tentang sains (ke-IPA-an) saja tetapi
terkait pula dengan memahami bagaimana cara untuk mengumpulkan fakta dan
menghubungkan fakta-fakta untuk membuat suatu penafsiran atau kesimpulan.
Kedua, keterampilan proses sains merupakan keterampilan belajar sepanjang
hayat (life-long learning) yang dapat digunakan bukan saja untuk mempelajari
ilmu tetapi juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan untuk
dapat bertahan hidup (life skills).
Keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif atau
intelektual, manual, dan sosial. Keterampilan kognitif atau intelektual terlibat
karena dengan melakukan keterampilan proses siswa menggunakan pikirannya.
Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan proses karena mungkin
mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan, pengukuran, penyusunan atau
perakitan alat. Dengan keterampilan sosial dimaksudkan bahwa mereka
berinteraksi dengan keterampilan proses, misalnya mendiskusikan hasil
pengamatan.
2. Komponen Keterampilan Proses Sains
Penjabaran dari beberapa keterampilan proses sains menurut Astri
Kurniawati (2015: 18-21) adalah sebagai berikut:
a. Mengamati
Melalui kegiatan mengamati, kita belajar tentang dunia sekitar. Manusia
mengamati objek-objek dan fenomena alam dengan pancaindera untuk melihat,
mendengar, meraba, mencium, dan merasa/mencecap. Informasi yang diperoleh
dapat menuntut keingintahuan, mempertanyakan, memikirkan, melakukan
interpretasi tentang lingkungan, dan meneliti lebih lanjut. Kemampuan mengamati
merupakan keterampilan paling dasar dalam proses memperoleh ilmu

7|Keterampilan Proses Sains


pengetahuan dan merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses yang lain.
Mengamati memiliki dua sifat utama, yaitu kualitatif dan kuantitatif.
Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan
pancaindera untuk memperoleh informasi. Mengamati bersifat kuantitatif apabila
dalam pelaksanaannya selain menggunakan pancaindera juga menggunakan
peralatan lain yang memberikan informasi khusus dan tepat.

b. Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan merupakan keterampilan proses untuk memilah
berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat-sifat khususnya, sehingga didapatkan
golongan/kelompok sejenis dari objek peristiwa yang dimaksud.
c. Mengkomunikasikan
Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk
segala yang kita kerjakan. Mengkomunikasikan dapat diartikan sebagai
menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip ilmu pengetahuan
dalam bentuk suara, visual atau suara visual. Grafik, peta, bagan, lambang,
diagram, persamaan matematik, serta kata-kata yang dituliskan atau diucapkan
merupakan cara-cara komunikasi yang seringkali digunakan dalam ilmu
pengetahuan.
d. Mengukur
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan
satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Keterampilan mengukur
merupakan hal terpenting dalam observasi kuantitatif, mengklasifikasikan, serta
mengkomunikasikan secara tepat dan efektif kepada orang lain.
e. Memprediksi
Prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari mungkin
dapat diamati. Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat
ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan
perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan.

8|Keterampilan Proses Sains


f. Menyimpulkan
Menyimpulkan dapat diartikan sebagai suatu keterampilan untuk
memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan
prinsip yang diketahui.
g. Mengumpulkan Data
Keterampilan mengumpulkan dan mengolah data adalah kemampuan
memperoleh informasi/data dari orang atau sumber informasi lain dengan cara
san, tertulis atau pengamatan dan mengkajinya lebih lanjut secara kualitatif atau
kuantitatif sebagai dasar pengujian hipotesis atau penyimpulan.
h. Menganalisis Penelitian
Keterampilan menganalisis penelitian merupakan kemampuan menelaah
laporan penelitian orang lain untuk meningkatkan pengenalan terhadap unsur-
unsur penelitian.
i. Menyusun Hipotesis
Pada umumnya penelitian dimaksudkan untuk menguji hipotesis.
Keterampilan menyusun hipotesis dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyatakan “dugaan yang dianggap benar” mengenai adanya suatu faktor yang
terdapat dalam satu situasi, maka akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan
timbul.
j. Merancang Penelitian
Ilmu pengetahuan dan teknologi terlahir dari sejumlah penelitian yang
mendahuluinya. Hasil-hasil penelitian akan mengkonstruksikan atau
merekonstruksi suatu ilmu pengetahuan. Agar suatu penelitian dapat dilaksanakan
dengan baiak dan menghasilkan sesuatu yang berguna dan bermakna, maka
diperlukan adanya rancangan penelitian. Merancang penelitian dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan untuk mendeskripsikan variabel-variabel yang
dimanipulasi dan direspons dalam penelitian secara operasional, kemungkinan
dikontrolnya variabel hipotesis yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang
diharapkan dari penelitian yang akan dilaksanakan.
k. Bereksperimen

9|Keterampilan Proses Sains


Bereksperimen dapat diartikan sebagai keterampilan untuk mengadakan
pengujian terhadap ide-ide yang bersumber dari fakta, konsep dan prinsip ilmu
pengetahuan sehingga dapat diperoleh informasi yang menerima atau menolak
ide-ide tersebut. Eksperimen merupakan bentuk penelitian yang seringkalai
dilaksanakan oleh seseorang tanpa disadari. Kegiatan yang menyenangkan bagi
peserta didik, bila diarahkan dan dihubungkan dengan pengujian hipotesis secara
praktis akan menimbulkan kegiatan eksperimen sederhana.
Semua keterampilan proses yang ada tidak dapat dikembangkan pada
semua bidang studi. Hal ini menuntut adanya kemampuan guru mengenal
kharakteristik bidang studi dan pemahaman terhadap masing-masing keterampilan
proses.
Tabel 1. Pembagian Keterampilan Proses Sains Menurut Para Ahli
No. Menurut Jenis Keterampilan Proses Sains
1 Conny Semiawan Mengobservasi atau mengamati, menghitung,
(1985) mengukur, mengklasifikasi, mencari hubungan
ruang/waktu,membuat hipotesis, merencanakan
penelitian/eksperimen, mengendalikan variabel,
menginterpretasi atau menafsirkan data,
menyusun kesimpulan sementara (interferensi),
meramalkan (prediksi), menerapkan (aplikasi),
dan mengkomunikasikan.
2 Funk (Dimyati dan Keterampilan dasar: mengobservasi,
Mudjiono, 2006) mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan.
Keterampilan terintegrasi: mengidentifikasi
variabel, membuat tabulasi data, menyajikan
data dalam bentuk grafik, menggambarkan
hubungan antar variabel, mengumpulkan dan
mengolah data, menganalisa penelitian,
menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel
secara operasional, merancang penelitian dan
melaksanakan eksperimen.
3 Nuryani Y.Rustaman Observasi, menafsirkan, klasifikasi,
(2005) menggunkan alat dan bahan, meramalkan,
berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan
percobaan, menerapkan konsep dan
mengajukan pertanyaan.
Sumber : Astri Kurniawati (2015:17-18)

10 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s
Menurut Nuryani Y. Rustaman dalam Astri Kurniawati (2015:22-23)
indikator-indikator dalam keterampilan proses sains disajikan dalam Tabel 2.
Keterampilan Indikator
Proses Sains
Mengamati  Menggunakan sebanyak mungkin indera
(observasi)  Mengumpulkan dan menggunakan fakta yang
relevan
Mengelompokkan  Mencatat setiap peengamatan secara terpisah
(klasifikasi)  Mencari perbedaan, persamaan
 Mengontraskan ciri-ciri
 Membandingkan
 Mencaridasar pengelompokkan/penggolongan
 Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menafsirkan  Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
(interpretasi)  Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
 Menyimpulkan
Meramalka(prediksi)  Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
 Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati
Mengajukan  Bertanya apa, bagaimana dan mengapa
pertanyaan  Bertanya untuk meminta penjelasan
 Mengajukan pertanyaan yang berlatarbelakang
hipotesis
Berhipotesis  Mengetahui bahwa ada lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari satu kejadian
 Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau melakukan cara pemecahan masalah
Merencanakan  Menentukan alat, bahan dan sumber yang akan
percobaan digunakan
 Menentukan variabel/faktor penentu
 Menentukan apa yang akan diukur, diamati dan
dicatat
 Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja
Menggunakan  Memakai alat/bahan
alat/bahan  Mengetahui alasan mengapa menggunakan
alat/bahan
 Mengetahui bagaimana menggunkan alat/bahan
Menerapkan konsep  Menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam
situasi baru
 Menggunakan konsep pada pengalaman baru
untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
Berkomunikasi  Mengubah bentuk penyajian

11 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s
 Memeriksa/menggambarkan data empiris hasil
 percobaan atau pengamatan dengan grafik, tabel
atau diagram
 Menyusun dan meyampaikan laporan secara
sistematis
 Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
 Membaca grafik, tabel atau diagram
 Mendiskusikan hasil kegiatan, suatu masalah

Menurut Anatri (2015:96-97) keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan


keterampilam yang menjadi penggerak dan pengembangan fakta dan konsep serta
penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai. Keterampilan keterampilan
inilah yang sering digunakan oleh para ilmuwan selama penyelidikannya.
Keterampilan itu adalah: 1) mengobservasi atau mengamati, termasuk
didalamnya: menghitung, mengukur, mengkalsikasi, dan mencari hubungan
ruang/ waktu; 2) membuat hipotesis; 3) merencanakan penelitian/eksperimen; 4)
mengendalikan variabel; 5) menginterpretasikan atau menafsirkan data; 6)
menyusun kesimpulan sementara/ inferensi; 7) meramalkan/ memprediksi; 8)
menerapkan/mengaplikasi; dan 9) mengkomunikasikan.
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan yang menggunakan semua
indera, baik melihat, mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Semuanya
bisa dilihat dan didengar oleh siswa, namun hal itu berlalu begitu saja
tanpamemperoleh suatu makna, misalnya seorang guru menugaskan untuk
mengobservasi benda benda yang ada di sekitar sekolah, kemudian disuruh untuk
mengklasi kasikan/menggolongkan benda hidup dan benda mati, dan menghitung
jumlahnya masing-masing. Pada kegiatan pengukuran, siswa ditugasi untuk
mengukur panjang, luas, kecepatan, suhu, dan volume suatu benda. Semakin
tinggi tingkat sekolah anak, semakin rumit tugas-tugas pengukuran yang
diberikan. Pada kegiatan mengenal hubungan ruang dan waktu, siswa dilatih agar
mampu mengenal bentuk-bentuk benda. Anak-anak dapat menghitung laju perahu
dalam berbagi bentuk.
Keterampilan membuat hipotesis merupakan keterampilan untuk
menyusun suatu perkiaraan yang beralasan untuk menerangkan suatu kejadian
atau pengamatan tertentu. Dalam kegiatan merencanakan penelitian, siswa dilatih

12 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s
untuk melakukan penelitian yang paling sederhana. Anak-anak perlu menentukan
alat dan bahan yang akan digunakan, objek yang akan diteliti, faktor atau variabel
yang perlu diperhatikan, kriteria keberhasilan, Langkah kerja, serta mencatat dan
mengolah data untu menarik kesimpulan.
Pada keterampilan mengendalikan variabel, guru dapat melatih siswa
untuk mengontrol dan memperlakukan variabel. Variabel merupakan faktor yang
berpengaruh. Keterampilan interpretasi data merupakan kegiatan menafsirkan
data. Data yang dikumpulkan melalui observasi, penghitunga, pengukuran,
eksperimen atau penelitian sederhanadapat disajikan dalam berbagai bentuk
seperti tabel, grafik, histogram atau diagram. Keterampilan menginferensi
merupakan keterampilan membuat kesimpulan sementara berdasarkan informasi
yang dimiliki sampai suatu waktu tertentu, dan bukan merupakan kesimpulan
akhir.
Keterampilan meramalkan atau memprediksi merupakan kemampuan
untuk membuat prediksi berdasarkan hasil observasi, pengukuran atau penelitian
yang memperlihatkan gejala tertentu. Guru dapat melatih anak-anak dalam
membuat peramalan kejadian-kejadian yang akan dating beradasrkan
pengetahuan, pengalaman, atau data yang dikumpulkan. Keterampilan
penerapan atau aplikasi dapat dilakukan seorang guru untuk menerapkan konsep
sains yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah tertentu. Keterampilan
mengomunikasikan merupakan keterampilan untuk menyampaikan hasil
penemuannya kepada orang lain, dalam bentuk laporan penelitian, membuat paper
atau menyusun karangan.

3. Pendekatan Keterampilan Proses


Pengembangan keterampilan proses sangat diperlukan peserta didik sejak
awal, karena pada dasarnya anak memiliki keingintahuan yang besar terhadap
sesuatu. Menurut hasil penelitian Piaget dan Bruner terungkap bahwa anak dapat
berpikir secara tingkat tinggi bila ia mempunyai cukup pengalaman secara
kongkrit dan bimbingan yang memungkinkan pengembangan konsep-konsep dan
menghubungkan fakta-fakta yang diperlukan (Astri Kurniawati, 2015:16).

13 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s
American Association for the Advancement of Science mengklasifikasikan
keterampilan proses menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses
terpadu. Keterampilan proses dasar mencakup pengamatan, pengukuran,
menyimpulkan, meramalkan, menggolongkan dan mengkomunikasikan,
sedangkan keterampilan proses terpadu mencakup pengontrolan variabel,
interpretasi data, perumusan hipotesa, pendefinisian variabel secara operasional
dan merancang eksperimen. Keterampilan proses dasar merupakan suatu fondasi
untuk melatih keterampilan proses terpadu yang lebih kompleks. Seluruh
keterampilan proses ini diperlukan pada saat berupaya untuk mencatatkan
masalah ilmiah. Keterampilan proses terpadu khususnya diperlukan saat
melakukan eksperimen untuk memecahkan masalah.

Dimyati dan Mujiono dalam Serli Guswita (2018: 138-139)


mengemukakan tentang pendekatan Keterampilan Proses adalah sebagai berikut:

Pendekatan Keterampilan Proses sebagai wahana penemuan dan


pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan bagi peserta
didik.
Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan peserta
didik berperan pula menunjang pengembangan Keterampilan Proses Sains
pada peserta didik.
Interaksi antara pengembangan Keterampilan Proses Sains dengan fakta,
konsep, srta ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan sikap
dan ilmuan pada peserta didik.
Keterampilan Proses Sains perlu dikembangkan melalui pengalaman
langsung, sebagai pengalaman dalam belajar serta didasari kegiatan yang sedanng
berlangsung. Dengan pengalaman langsung seorang akan lebih menyadari dan
menghayati proses yang sedang berlangsung. Keterampilan Proses Sains
menekankan bagaimana peserta didik belajar, bagaimana mengelola perolehnya,
sehingga mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan dimasyarakat. Dengan
mengembangkan Keterampilan Proses Sains perolehan anak akan mampu
menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkan dan

14 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan
keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan
konsep, serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai.

Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian tersebut adalah pendekatan


Keterampilan Proses Sains sebagai wahana penemuan dan pengembangan fakta,
konsep dan prinsip ilmu pengetahuan peserta didik. Fakta, konsep dan prinsip
ilmu pengetahuan yang telah ditemukan peserta didik berperan dalam menunjang
pengembangan keterampilan proses pada diri peserta didik.

Menurut Dimyati dalam Vicky Visilia (2015:8-9) pendekatan


keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan pengembangan
keterampilan ketermpilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari
kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri
siswa. Pendekatan keterampilan proses bukanlah Tindakan intruksional yang
berada diluar kemampuan siswa, pendekatan keterampilan proses justru
dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa.

Pendekatan keterampilan proses memberikan kesempatan kepada siswa


pengertian yang tepat mengenai hakikat ilmu pengetahuan. Siswa dapat
mengalami rangsangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan
konsep ilmu pengetahuan.

Seperti halnya dengan SAPA (Science A Processes Approach) pendekatan


Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada proses IPA. Namun dalam tujuan dan pelaksanaan kedua
pendekatan tersebut terdapat perbedaan. SAPA tidak memetingkan konsep, selain
itu SAPA menuntut pengembangan pendekatan proses secara utuh dengan
penerapan metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan dalam
pendekatan KPS dapat dikembangkan secara terpisah, bergantung metode yang
digunakan. Contoh dalam pembelajaran dengan menggunakan metode

15 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s
demonstrasi dapat dikembangkan keterampilan proses tertentu (Observasi,
Interpretasi, komunikasi, dan aplikasi konsep).

Dari beberapa uraian mengenai pendekatan keterampilan proses sains


tersebut maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan keterampilan proses
sains adalah pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerti hakikat ilmu pengetahuan
dan mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya.

Jika mengamati dan menyelidiki cara kerja ilmuan, sebetulnya mereka


menumbuhkan dan mengembangkan sampai menguasai sejumlah kemampuan
atau keterampilan fisik dan mental tertentu saja. Kebanyakan ilmuan justru
mendapatkan penemuan baru tanpa menguasai semua fakta dan konsep yang
terhimpun dalam suatu cabang atau disiplin ilmu. Justru penguasaan konsep dan
fakta yang terlau banyak dan mendalam justru menghambat daya ciptanya untuk
menemukan hal baru.

Kemampuan dan keterampilan dasar yang dikembangkan oleh para


ilmuwan tersebut antara lain:

1. Mengobservasi atau mengamati


2. Menghitung
3. Mengukur
4. Mengklasifikasi
5. Mencari hubungan ruang/waktu
6. Membuat hipotesis
7. Merencanakan penelitian
8. Mengendalikan variable
9. Menginterpretasi atau menafsirkan data
10. Menyusun kesimpulan sementara
11. Meramalkan (memprediksi)
12. Menerapkan (mengaplikasi)
13. Mengkomunikasikan

16 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s
Menurut Agus Sugianto dalam Winda Syafitri (2010:20-21) pendekatan
keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada
proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Jadi, keterampilan proses adalah suatu pendekatan dalam
pembelajaran, dimana siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan suatu
interaksi dengan objek konkret sampai pada konsep.

Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran


yang menekankan pada proses belajar, aktivitas, dan kreativitas peserta didik
dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, keterampilan proses adalah
suatu pendekatan dalam pembelajaran, dimana siswa memperoleh kesempatan
untuk melakukan suatu interaksi dan objek konkret sampai pada penemuan
konsep.

Keterampilan proses dalam kegiatan pembelajaran selalu disesuaikan


dengan tingkatan jenjang Pendidikan. Hal ini didasarkan atas perbedaan tingkat
perkembangan dan pengetahuan anak didik yang berbeda beda sesuai dengan
usianya.

Dalam kegiatan pembelajaran yang berorientasikan keterampilan proses,


sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Conny Semiawan dalam Winda Syafitri
(2010:24-25) dalam penelitiannya, “dengan mengembangkan keterampilan-
keterampilan memproseskan perolehan, anak akan mampu menenukan dan
mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta menumbuhkan dan
mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. Dengan demikian, keterampilan
keterampilan itu menjadi roda penggerak penemuan dan pengembangan fakta dan
konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan nilai.

Dari beberapa defenisi keterampilan proses, maka dapat disimpulkan


bahwa pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berproses ilmiah dengan tujuan

17 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s
untuk menemukan dan mengemukakan sendiri fakta, konsep, nilai serta sikap
dalam diri siswa sendiri. Hal yang perlu ditekankan bahwa pendekatan
keterampilan proses yang digunakan adalah pendekatan keterampilan proses pada
proses IPA atau keterampilan Proses Sains (KPS), yaitu pengembangan dari
pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran sains.

4. Sumber Kutipan

Desstya, A., 2015. Keterampilan Proses Sainsa dan Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar (Telaah Buku Siswa Kelas IV SD Tema 2 Karya Sumini). PGSD
FKIP Universitas Muhammadiyah, Surakarta.
Guswita, S., 2018. Analisis Keterampilan Proses Sains Dan Sikap Ilmiah Bagi
Siswa Kelas Xi Pada Mata Pelajaran Biologi Di Sma Al-Azhar 3 Bandar
Lampung. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung.
Kuniawati, A., 2015. Analisis Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas Xi
Semester Ii Man Tempel Tahun Ajaran 2012/2013 Pada Pembelajaran
Kimia Dengan Model Learning Cycle 5E. Jurusan Pendidikan Kimia,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Yogyakarta.
Syafitri, W., 2010. Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa Melalui
Pendekatan Inkuiri Pada Konsep Sistem Koloid. Program Studi Pendidikan
Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Visilia, V., 2015. Analisis Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa Pada Materi
Laju Reaksi dengan Model Problem Based Learning (PBL). Program Studi

18 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s
Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.
Zaki, K.V., 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Dan Keterampilan
Sosial Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Student Teams Achievement Divisions Berbasis Eksperimen. Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Semarang.

19 | K e t e r a m p i l a n P r o s e s S a i n s

Anda mungkin juga menyukai