Anda di halaman 1dari 111

PEMBELAJARAN BERBASIS STEM

Disajikan oleh:
Dra. Mislinatul Sakdiyah, M.Pd.
Widyaiswara LPMP Jawa Timur
Email: lina_rommel@yahoo.com
HP/WA: 08123383556
Latar Belakang STEM
• Kata STEM digunakan sebagai
slogan reformasi pendidikan di SCIENCE
AS Abad ke-21 untuk
menghasilkan SDM (STEM-
workforce) berkualitas bagi
peningkatan daya saing bangsa. TECHNOLOGY
STEM
MATHEMATICS

ENGINEERING
STEM EDUCATION & 21st CENTURY SKILLS
PEMBELAJARAN ABAD KE-21: TANTANGAN
BARU BAGI PRAKSIS PENDIDIKAN
• Pembelajaran Abad ke-21 perlu memotivasi dan
menginspirasi peserta didik untuk memasuki
profesi science dan engineering (bidang profesi
yang secara langsung menopang pertumbuhan
ekonomi).
• Pembelajaran Abad ke-21 perlu lebih
berkontribusi pada pengembangan kemampuan
kerja sama, memecahkan masalah, kreativitas,
dan inovatif yang berpotensi menopang
ekonomi.
Mengapa STEM itu penting?
Transformasi proses Tantangan teknologi
pendidikan Campos et. All, 2000
Campos et. All, 2000

Mengapa
Peningkatan kemahiran Kunci dalam kemajuan
pemahaman saintifik STEM dan inovasi
Bao et. All, 2009. penting? Watt et. All, 2007

Pengembangan SDM Penting untuk


Kuenz, 2008. kesejahteraan
Sanders, 2009
STEM

S
Sains
01 Kajian tentang fenomena
alam yang melibatkan
Teknologi

T
observasi dan pengukuran
Inovasi-inovasi untuk
memodifikasi alam agar 02
memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia
Enjinering (engineering)

E
Pengetahuan dan keterampilan
03 untuk mendesain dan
mengkonstruksi mesin,
peralatan, sistem, material,

M
Matematika dan proses yang bermanfaat
Ilmu tentang pola-pola dan bagi manusia secara ekonomis
hubungan-hubungan, dan 04 dan ramah lingkungan.
menyediakan bahasa bagi
teknologi, sains, dan enjiniring
• STEM adalah pendekatan dalam pendidikan di mana
Sains, Teknologi, Teknik, Matematika terintegrasi
dengan proses pendidikan berfokus pada
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari
serta dalam kehidupan profesional
• STEM menunjukkan kepada siswa bagaimana konsep,
prinsip, teknik sains, teknologi, teknik dan
matematika (STEM) digunakan secara terintegrasi
untuk mengembangkan produk, proses, dan sistem
yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
Karakteristik STEM
secara umum…
• Integrasi Sains, Teknologi, Enjiniring,
dan Matematika dalam satu
pengalaman belajar
• Pembelajaran bebasis Proyek
• Kontekstual dengan kehidupan nyata
(Real World Application)
• Menyiapkan siswa untuk menjadi SDM
yang mampu integratif
• Mengembangan softskill dan
keterampilan teknis
Tujuan Pendidikan STEM menurut Bybee (2013)
Peserta didik yang melek STEM, diharapkan :
• Mempunyai Pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk
mengidentifikasi pertanyaan dan masalah dalam
kehidupannya, menjelaskan fenomena alam, mendesain
serta menarik kesimpulan berdasar bukti mengenai isu
terkait STEM.
• Memahami karakteristik fitur-fitur disiplin STEM sebagai
bentuk pengetahuan, penyelidikan serta desain yang di
gagas manusia.
• Kesadaran bagaimana disiplin-disiplin STEM membentuk
lingkungan material, intelektual dan kultural.
• Mau terlibat dalam kajian isu-isu terkait STEM sebagai
warga negara yang konstruktif, peduli serta reflektif dengan
menggunakan gagasan STEM
Tujuan dan Hasil Pendidikan STEM
Tujuan Pendidikan STEM Hasil Pendidikan STEM
Tujuan Untuk Siswa Hasil untuk Siswa
 Literasi STEM  Belajar dan Berprestasi
 Kompetensi abad 21  Kompetensi abad 21
 Kesiapan Tenaga Kerja  Ketekunan dan kegigihan belajar
STEM dalam meningkatkan prestasi
 Minat dan keterlibatan  Pekerjaan yang berhubungan
 Membuat koneksi dengan STEM
 Meningkatkan minat STEM
Tujuan untuk Pendidik  Pengembangan identitas STEM
 Meningkatkan konten  Kemampuan untuk membuat
STEM koneksi di antara disiplin STEM
 Meningkatkan Hasil untuk Pendidik
pedagogical content Perubahan dalam praktik
knowledge Peningkatan konten STEM dan PCK
Komponen yang perlu diperhatikan
dalam STEM
(Stohlmann, Moore & Roehrig, 2012)

Support
Teaching
Komponen
Pendidikan
STEM

Material
Efficacy
Proses
Saintifik VS
Enjiniring
STEM mengaitkan proses sains dan desain proses enginering
Pembelajaran
Berbasis
STEM
4 PILAR PENDIDIKAN
1. Learning to know (belajar mengetahui)
2. Learning to do (belajar melakukan sesuatu)
3. Learning to be (belajar menjadi sesuatu)
4. Learning to live together (belajar hidup bersama)
PENDIDIKAN KARAKTER
Penguatan 5 Nilai Utama Karakter
• Beriman dan Bertaqwa • Bersih • Toleransi
• Menjalankan segala perintah-Nya • Peduli lingkungan lingkungan • Saling enolong/menghormati
• Disiplin beribadah • Memanfaatkan lingkungan dengan • Cinta damai
bijak • Peduli sosial

• Kejujuran Religio-
• Keteladanan
• Tanggungjawab sitas
• Antikorupsi • Cinta tanah air
• Komitmen moral • Semangat
• Cinta pada kebenaran kebangsaan
• Menghargai
Integri-tas Nasional-isme kebhinnekaan
• Demokratis
• Rela berkorban
Nilai Utama • Taat hukum

• Kerja sama • Kerja keras (etos kerja)


• Solidaritas • Kreatif dan inovatif
• Kekeluargaan • Disiplin
• Bersahabat/komunikatif •
• Berorientasi pada kemaslahatan Gotong Kemandi- •
Tangguh
Rasa ingin tahu dan
bersama Royong rian menghargai prestasi
• Gemar membaca/pembelajar
sepanjang hayat
Strategi Implementasi PPK
PPK BERBASIS KELAS
• Integrasi dalam mata pelajaran
1 • Optimalisasi muatan lokal
• Manajemen kelas

PPK BERBASIS BUDAYA SEKOLAH MENJADI BUDAYA


2 •

Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah
Branding sekolah 1 MENJADI KARAKTER
• Keteladanan pendidik MENJADI KEBIASAAN
• Ekosistem sekolah
• Norma, peraturan, dan tradisi sekolah DILATIH KONSISTEN
DIBIASAKAN
PPK BERBASIS MASYARAKAT
3 • Orang tua, Komite Sekolah DIAJARKAN
• Dunia usaha
• Akademisi
• pegiat pendidikan
• Pelaku Seni, Budaya, Bahasa & Sastra
• Pemerintah & Pemda
KETERAMPILAN ABAD 21
KOMPETENSI ABAD 21
1. Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan Masalah (Critical Thinking and
Problem Solving Skill)
• Menggunakan berbagai tipe pemikiran/penalaran atau alasan,
• Memahami interkoneksi antara satu konsep dengan konsep yang lain
• Melakukan penilaian dan menentukan keputusan secara efektif dalam mengolah data dan
menggunakan argumen.
• Menguji hasil dan membangun koneksi antara informasi dan argumen.
• Mengolah dan menginterpretasi informasi melalui simpulan awal dan mengujinya lewat
analisis terbaik.
• Membuat solusi dari berbagai bermasalahan non-rutin.
• Menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan suatu masalah
2. Kecakapan Berkomunikasi
(Communication Skills )

• Memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dan multimedia (ICT
Literacy).
• Menggunakan kemampuan untuk mengutarakan ide-ide.
• Menggunakan bahasa lisan yang sesuai konten dan konteks pembicaraan.
• Memiliki sikap untuk dapat mendengarkan, dan menghargai pendapat orang lain.
• Menggunakan alur pikir yang logis, terstruktur sesuai dengan kaidah yang berlaku.
• Memiliki kemampuan multi-languages (cross-cultural)
3. Kreatifitas dan Inovasi
(Creativity and Innovation)
• Memiliki kemampuan dalam mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-
gagasan baru.
• Bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.
• Mampu mengemukakan ide-ide kreatif secara konseptual dan praktikal.
• Menggunakan konsep-konsep atau pengetahuannya dalam situasi baru dan berbeda.
• Menggunakan kegagalan sebagai wahana pembelajaran.
• Memiliki kemampuan dalam menciptakan kebaharuan berdasarkan pengetahuan awal yang
dimiliki.
• Mampu beradaptasi dalam situasi baru dan memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan.
4. Kolaborasi
(Collaboration)

• Memiliki kemampuan dalam kerja sama berkelompok

• Beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggung jawab, bekerja secara produktif
dengan yang lain.

• Memiliki empati dan menghormati perspektif berbeda.

• Mampu berkompromi dengan anggota yang lain dalam kelompok demi tercapainya
tujuan yang telah ditetapkan.
PEMBELAJARAN HOTS
ASPEK KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI
Keterampilan berpikir sesuai dengan
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
yang menjadi satu kesatuan dalam proses
belajar dan mengajar.

Keterampilan yang dikerahkan dalam


Keterampilan yang memiliki keinginan memecahkan permasalahan yang muncul,
kuat untuk dapat memecahkan masalah mengambil keputusan, menganalisis,
muncul pada kehidupan sehari-hari menginvestigasi, dan menyimpulkan
1. TRANSFER KNOWLEDGE
SIKAP
KI Ranah SIKAP
Tingkatan Sikap Deskripsi
A1. Menerima (accepting) Kesediaan menerima suatu nilai dan memberikan
nilai perhatian terhadap nilai tersebut

A2. Menanggapi Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas
(responding) nilai dalam membicarakan nilai tersebut

A3. Menghargai (valuing) Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai


nilai tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut

A4. Menghayati (organizing/ Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari


internalizing) nilai sistem nilai dirinya
A5. Mengamalkan Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya
(characterizing/ actualizing) dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan
nilai bertindak (karakter)
Karakterisasi Menurut
Menerima Merespon Menghargai Mengorganisaikan
Nilai
(A1) (A2) (A3) (A4)
(A5)
Mengikuti Menyenangi Mengasumsikan Mengubah Membiasakan
Menganut Mengompromikan Meyakini Menata Mengubah perilaku
Mematuhi Menyambut Meyakinkan Membangun Berakhlak mulia
Meminati Mendukung Memperjelas Membentuk-pendapat Melayani
Melaporkan Menekankan Memadukan Mempengaruhi
Memilih Memprakarsai Mengelola Mengkualifikasi
Memilah Menyumbang Merembuk Membuktikan
Menolak Mengimani Menegosiasi Memecahkan
Menampilkan
Menyetujui
Mengatakan
PENGETAHUAN
DIMENSI KI-3
Olahan Anderson
(PENGETAHUAN)

Dimensi Proses Kognitif Dimensi Pengetahuan

C-1
Mengingat Faktual

C-2
Memahami

Konseptual
C-3
Menerapkan

C-4
Menganalisis
Prosedural
C-5
Mengevaluasi

C-6 Metakognitif
Mengreasi
Dimensi Proses Kognitif
PROSES KOGNITIF DEFINISI
C1 Mengingat mengingat kembali pengetahuan dari memori.
L
C2 O Memahami mengonstruksi makna dari pesan lisan, tulisan, dan atau grafis.
T Menerapkan / penggunaan prosedur dalam situasi yang diberikan atau
C3 S Mengaplikasikan situasi baru.
menguraikan materi ke dalam bagian-bagian dan bagaimana
C4 Menganalisis bagian-bagian itu saling berhubungan satu sama lain dalam
H keseluruhan struktur.
O
C5 Menilai / Mengevaluasi membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar.
T
S menempatkan elemen-elemen secara bersamaan ke dalam
C6 Mengkreasi / Mencipta bentuk modifikasi atau mengorganisasikan elemen-elemen ke
dalam pola baru (struktur baru).
Mengingat Memahami Mengaplikasikan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta/
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) Membuat
(C6)
Mengutip Memperkirakan Menugaskan Mengaudit Membandingkan Mengumpulkan
Mengurutkan Mengatur Mengabstraksi
Menyebutkan Menjelaskan Menyimpulkan
Menentukan Menganimasi Mengatur
Menjelaskan Menceritakan Menerapkan Mengumpulkan Menilai Menganimasi
Menggambar Mengkatagorikan Mengkalkulasi Memecahkan Mengarahkan Mengkatagorikan
Mencirikan Memodifikasi Menegaskan Membangun
Membilang Menghitung Menganalisis
Memprediksi Mengkreasikan
Merinci
Mengidentifikasi Membangun Menyeleksi Memperjelas Mengoreksi
Mengasosiasikan
Mendaftar Mencegah Merinci Menugaskan Merencanakan
Membandingkan Menentukan Menominasikan Memadukan
Menunjukkan Menghitung Menggambarkan Mendiagramkan
Menafsirkan Mendikte
Memberi label Mengkontraskan Menggunakan Mengkorelasikan Mempertahankan Membentuk
Memberi indeks Menilai Menguji Memerinci Meningkatkan
Menjalin
Melatih Mencerahkan Menanggulangi
Memasagkan Mendiskusikan Menggali Membagankan
Mengukur Menggeneralisasi
Membaca Mencontohkan Mengemukakan Menyimpulkan Merangkum Menggabungkan
Menamai Mengemukakan Mengadaptasi Menjelajah Membuktikan Merancang
Mempolakan Menyelidiki Memaksimalkan Membatas
Menandai Mempersoalkan Memerintahkan
Memvalidasi Mereparasi
Menghafal Memperluas Mengetes
Mengkonsepkan Mengaitkan Membuat
Menyimpulkan Melaksanakan Mentransfer Menyiapkan
Meniru Mendukung
Meramalkan Memproduksi Melatih Memproduksi
Mencatat Memproses Mengedit
Memilih Memperjelas
Merangkum
Mengulang Menjabarkan Mengaitkan Menemukan Memproyeksikan Merangkum
Mereproduksi Menyusun Menyeleksi Mengkritik Merekonstruksi
Menggali Memecahkan Mengoreksi Mengarang
Meninjau Mengubah Melakukan Mendeteksi
Mengarahkan Menyusun
Memilih Mempertahankan Mensimulasikan Menelaah Memutuskan Mengkode
Mentabulasi Mengartikan Mentabulasi Mengukur Memisahkan Mengkombinasikan
Memproses Membangunkan Memfasilitasi
Memberi kode Menerangkan menimbang
Membiasakan Merasionalkan Mengkonstruksi
Menulis Menafsirkan Mengklasifikasi Mendiagnosis Merumuskan
Menyatakan Memprediksi Menyesuaikan Memfokuskan Menghubungkan
Melaporkan Mengoperasikan Memadukan Menciptakan
Menelusuri Meramalkan Menampilkan
Membedakan
Dimensi Pengetahuan

Dimensi Defenisi
Pengetahuan
Faktual pengetahuan terminologi atau pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.

Konseptual pengetahuan yang lebih kompleks berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan
generalisasi.
Prosedural pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu.

Metakognitif pengetahuan tentang kognisi, merupakan tindakan atas dasar suatu


pemahaman, meliputi kesadaran berfikir dan penetapan keputusan tentang
sesuatu.
HUBUNGAN DIMENSI PROSES KOGNITIF
DAN DIMENSI PENGETAHUAN
Perkembangan Berfikir Dimensi
No Taksonomi Bloom Revised Pengetahuan Keterangan
Anderson (Cognitive Process (Knowledge
Dimension) Dimension)
1. Mengingat (C1) Pengetahuan
Faktual
Memahami/menginter-pretasi Pengetahuan Lower Order
2. prinsip (C2) Konseptual Thinking Skills
(LOTS)
3. Menerapkan (C3) Pengetahuan
Prosedural
4. Menganalisis (C4)
Pengetahuan Higher Order
5. Mengevaluasi (C5) Metakognitif Thinking Skills
(HOTS)
6. Mengapresiasi (C6)
SKEMA PENILAIAN ASPEK PENGETAHUAN
PSIKOMOTOR
DIMENSI KI-4
(KETERAMPILAN)
Dyers

Keterampilan Abstrak Keterampilan Konkret


Dave Simpson
KA-1 P-1
Mengamati Persepsi, Kesiapan, Meniru
Imitasi
KA-2
Menanya P-2 Membiasakan
Manipulasi
KA-3
Mencoba
P-3 Mahir
Presisi
KA-4
Menalar
P-4 Alami
KA-5 Artikulasi
Menyaji

KA-6 P-5 Orisinal


Mengreasi Naturalisasi
DIMENSI KETERAMPILAN ABSTRAK
Kemampuan Belajar Deskripsi

Perhatian pada waktu mengamati suatu objek/membaca suatu tulisan/mendengar suatu penjelasan,
Mengamati catatan yang dibuat tentang yang diamati, kesabaran, waktu (on task) yang digunakan untuk
mengamati.

Menanya Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik (pertanyaan faktual, konseptual,
prosedural, dan hipotetik)

Mengumpulkan Jumlah dan kualitas sumber yang dikaji/digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang
informasi/mencoba / dikumpulkan, dan instrumen/alat yang digunakan untuk mengumpulkan data.
mengolah

Mengembangkan interpretasi, argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan informasi dari dua
fakta/konsep, interpretasi argumentasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan lebih dari dua
Menalar/mengasosiasi/ fakta/konsep/teori, mensintesis dan argumentasi serta kesimpulan keterkaitan antar berbagai jenis
mengolah informasi fakta-fakta/konsep/teori/pendapat; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi, dan
kesimpulan yang menunjukkan hubungan fakta/konsep/teori dari dua sumber atau lebih yang tidak
bertentangan; mengembangkan interpretasi, struktur baru, argumentasi dan kesimpulan dari
konsep/teori/pendapat yang berbeda dari berbagai jenis sumber.

Mengomunikasi kan/ Menyajikan hasil kajian (dari mengamati sampai menalar) dalam bentuk tulisan, grafis, media
menyaji elektronik, multi media dan lain-lain.

Mencipta (creating) Menghasilkan ide-ide, rancangan dan atau keputusan-keputusan baru.


DIMENSI KETERAMPILAN KONKRET (DAVE)
Proses Psikomotor Makna
P1 Imitasi Imitasi berarti meniru tindakan seseorang
P2 Manipulasi Kategori manipulasi berarti melakukan keterampilan atau menghasilkan produk dengan cara
dengan mengikuti petunjuk umum, bukan berdasarkan observasi. Pada kategori ini, siswa
dipandu melalui instruksi untuk melakukan keterampilan tertentu.

P3 Presisi Kategori presisi berarti secara independen melakukan keterampilan atau menghasilkan produk
dengan akurasi, proporsi, dan ketepatan. Dalam bahasa sehari-hari, kategori ini dinyatakan
sebagai “tingkat mahir
P4 Artikulasi Kategori artikulasi artinya memodifikasi keterampilan atau produk agar sesuai dengan situasi
baru, atau menggabungkan lebih dari satu keterampilan dalam urutan harmonis dan konsisten.

P5 Naturalisasi
Kategori naturalisasi artinya menyelesaikan satu atau lebih keterampilan dengan mudah dan
membuat keterampilan otomatis dengan tenaga fisik atau mental yang ada. Pada kategori ini,
sifat aktivitas telah otomatis, sadar penguasaan aktivitas, dan penguasaan keterampilan
terkait sudah pada tingkat strategis (misalnya dapat menentukan langkah yang lebih efisien).
Meniru Manipulasi Presisi Artikulasi Naturalisasi
(P1) (P2) (P3) (P4) (P5)
Menyalin Kembali membuat Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menyempurnakan Menggabungkan koordinat Mengelola
Mengulangi Melaksanakan Mengkalibrasi Mengintegrasikan Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengendalikan Beradaptasi
Mengaktifkan Mengoreksi Mengalihkan Mengembangkan
Menyesuaikan Mendemonstrasikan Menggantikan Merumuskan
Menggabungkan Merancang Memutar Memodifikasi master
Mengatur Melatih Mengirim Mensketsa
Mengumpulkan Memperbaiki Memproduksi
Menimbang Memanipulasi Mencampur
Memperkecil Mereparasi Mengemas
Mengubah Menyajikan
DIMENSI KETERAMPILAN KONKRET (SIMPSON)

No. Tingkat Tingkatan


Taksonomi Uraian Taksonomi Uraian
Simpson Dave

Persepsi Menunjukkan perhatian untuk melakukan


suatu gerakan.
Meniru kegiatan yang telah didemonstrasikan atau
1. Kesiapan Menunjukkan kesiapan mental dan fisik Imitasi dijelaskan, meliputi tahap coba-coba hingga mencapai
untuk melakukan suatu gerakan. respon yang tepat.
Meniru Meniru gerakan secara terbimbing.
Membiasakan Melakukan suatu pekerjaan dengan sedikit percaya
2. gerakan Melakukan gerakan mekanistik. Manipulasi dan kemampuan melalui perintah dan berlatih.
(mechanism)

Melakukan suatu tugas atau aktivitas dengan keahlian


3. Mahir (complex or Melakukan gerakan kompleks dan Presisi dan kualitas yang tinggi dengan unjuk kerja yang
overt response) termodifikasi. cepat, halus, dan akurat serta efisien tanpa bantuan
atau instruksi.

Menjadi gerakan alami yang diciptakan Keterampilan berkembang dengan baik sehingga
4. Menjadi gerakan sendiri atas dasar gerakan yang sudah Artikulasi seseorang dapat mengubah pola gerakan sesuai
alami (adaptation) dikuasai sebelumnya. dengan persyaratan khusus untuk dapat digunakan
mengatasi situasi problem yang tidak sesuai SOP.

Menjadi tindakan Menjadi gerakan baru yang orisinal dan Melakukan unjuk kerja level tinggi secara alamiah,
5. orisinal sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi Naturalisasi tanpa perlu berfikir lama dengan mengreasi langkah
(origination) ciri khasnya. kerja baru.
RINCIAN GRADASI
SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN
Keterampilan
Sikap Pengetahuan
Abstrak Kongkret

(Krathwohl) (Bloom) (Dyers) (Dave) (Simpson)

Menerima Mengingat Mengamati


Persepsi, Kesiapan,
Imitasi
Meniru
Merespon Memahami Menanya

Menghargai Menerapkan Mencoba Manipulasi Membiasakan

Menghayati Menganalisis Menalar Presisi Mahir

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Artikulasi Alami

Mencipta Naturalisasi Orisinal


2. Critical dan Creative Thinking
1. Elemen dasar tahapan keterampilan berpikir kritis, yaitu FRISCO.
ELEMEN DEFINISI
F Focus Mengidentifikasi masalah dengan baik
Alasan-alasan yang diberikan bersifat logis atau tidak untuk disimpulkan seperti yang
R Reason
telah ditentukan dalam permasalahan
Jika alasan yang dikembangkan adalah tepat, maka alasan tersebut harus cukup
I Inference
sampai pada kesimpulan yang sebenarnya
S Situation Membandingkan dengan situasi yang sebenarnya

Harus ada kejelasan istilah maupun penjelasan yang digunakan pada argumen
C Clarity
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mengambil kesimpulan

Pengecekan terhadap sesuatu yang telah ditemukan, diputuskan, diperhatikan,


O Overview
dipelajari, dan disimpulkan.

2. Berpikir kreatif dapat berupa pemikiran imajinatif, menghasilkan banyak


kemungkinan solusi, berbeda, dan bersifat lateral.
3. Problem Solving
1. Menentukan masalah, dengan mendefinisikan masalah, menjelaskan permasalahan,
menentukan kebutuhan data dan informasi yang harus diketahui sebelum digunakan untuk
mendefinisikan masalah sehingga menjadi lebih detail, dan mempersiapkan kriteria untuk
menentukan hasil pembahasan dari masalah yang dihadapi.
2. Mengeksplorasi masalah, dengan menentukan objek yang berhubungan dengan masalah,
memeriksa masalah yang terkait dengan asumsi dan menyatakan hipotesis yang terkait
dengan masalah.
3. Merencanakan solusi dimana peserta didik mengembangkan rencana untuk memecahkan
masalah, memetakan sub-materi yang terkait dengan masalah, memilih teori prinsip dan
pendekatan yang sesuai dengan masalah, dan menentukan informasi untuk menemukan
solusi.
4. Melaksanakan rencana, pada tahap ini peserta didik menerapkan rencana yang telah
ditetapkan.
5. Memeriksa solusi, mengevaluasi solusi yang digunakan untuk memecahkan masalah.
6. Mengevaluasi, dalam langkah ini, solusi diperiksa, asumsi yang terkait dengan solusi dibuat,
memperkirakan hasil yang diperoleh ketika mengimplementasikan solusi dan
mengkomunikasikan solusi yang telah dibuat.
PENILAIAN HOTS
ANALISIS KOMPETENSI DASAR
1. Penentuan Target KD
1. Tidak mengubah deskripsi pada KD.
2. Memisahkan setiap kompetensi/kata kerja yang ada pada
KD (bila ada lebih dari 1 kompetensi dalam satu KD).
3. Memisahkan setiap materi pada KD (jika bukan satu
kesatuan).
4. Memisahkan setiap proses pencapaian (jika tidak satu
kesatuan).
5. Menuliskan target jika ada kata “dan/atau” menjadi target
yang terpisah.
Contoh menentukan target KD:
KOMPETENSI DASAR TARGET KOMPETENSI DASAR
1. Menghubungkan ciri pubertas pada
3.2 Menghubungkan ciri laki-laki dengan kesehatan
Dua target
KD dan tidak
pubertas pada laki-laki dan reproduksi
mengu-bah
2. Menghubungkan ciri pubertas pada
perempuan dengan kesehatan perempuan dengan kesehatan
narasi KD
reproduksi reproduksi

4.2 Menyajikan karya tentang cara Menyajikan karya tentang cara Satu target
menyikapi ciri-ciri pubertas yang menyikapi ciri-ciri pubertas yang KD dan
dialami dialami tidak
mengu- bah
narasi KD

Satu Variabel

Satu kata kerja KD Dua materi


2. Penentuan Tingkat Kompetesi KD
1. Membaca secara keseluruhan deskripsi pada KD.
2. Tidak berpatokan hanya pada kata kerja yang ada pada KD.
3. Jika ada dua kata kerja pada KD, maka tingkat kompetensi pada KD
tersebut ada dua.
3. Matrik Sumbu Simetri
1. Memindahkan kata kerja KD pada kolom yang sejajar DIMENSI
PENGETAHUAN dan DIMENSI PROSES BERFIKIR sesuai dengan
tingkat kompetensi KD
2. Mencari KKO PADANAN kata kerja KD jika TIDAK OPERASIONAL
3. Menentukan KKO untuk IPK PENDUKUNG dan PENGAYAAN dan
diletakkan sejajar dengan Dimensi Pengetahuan dan Dimensi Proses
Berpikir
Contoh Matrik Sumbu Simetri Kombinasi
3.2 Menghubungkan ciri pubertas pada laki-laki dan perempuan dengan kesehatan reproduksi

METAKOGNITIF
(Permendikbud No. 20 Tahun 2016
Tentang SKL Pendidikan Dasar dan
DIMENSI PENGETAHUAN

PROSEDURAL
Menangah)

KONSEPTUAL Menjelaskan Mengelompok-kan Menelaah Menyimpul-kan

FAKTUAL Mengidentifi-kasi

C1 C2 C3 C4 C5 C6
MENGINGAT MEMAHAMI MENGAPLIKASI-KAN MENGANALI-SIS MENGEVALUA-SI MENCIPTA

DIMENSI PROSES BERFIKIR


Ranah Kognitif (C1 – C6) Taksonomi Bloom
KKO IPK Pendukung KKO IPK Kunci KKO IPK Pengayaan
4. Perumusan IPK
Indikator adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar (KD)
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran (Mulyasa, 2007:139).
Ketentuan Perumusan Indikator
1. Indikator dirumuskan dari KD.
2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas, dan mudah dipahami.
4. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi & kebutuhan
peserta didik, sekolah, masyarakat, dan lingkungan/daerah.
Perumusan Indikator
A. Menganalisis tingkat kompetensi yang digunakan pada KD
Menganalisis KKO

B. Menganalisis Indikator berdasarkan tingkat UKRK (Urgensi,


Kontinuitas, Relevansi, dan Keterpakaian) kompetensi pada KD
Pengertian UKRK
• Urgensi adalah tingkat kepentingannya. Maknanya indikator tersebut
penting dikuasai oleh peserta didik.
• Kontinuitas adalah berkelanjutan, menjadi dasar bagi indikator
selanjutnya atau mempunyai hubungan dengan indikator pada
tingkat lanjut.
• Relevansi bermakna bahwa indikator tersebut mempunyai hubungan
dengan mata pelajaran lain.
• Keterpakaian memiliki makna bahwa indikator tersebut memiliki nilai
yang aplikatif dalam kehidupan bermasyarakat.
Klasifikasi Indikator
1. Indikator Kunci
a. Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK (Urgrnsi, Kontinuitas,
Relvansi, dan Keterpakaian).
b. Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang terdapat
pada KD.
c. Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar minimal dari
KD.
d. Dinyatakan secara tertulis dalam pengembangan RPP dan harus
teraktualisasi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga
kompetensi minimal yang harus dikuasai siswa tercapai berdasarkan
tuntutan KD mata pelajaran.
2. Indikator Pendukung
a.Membantu peserta didik memahami indikator kunci.
b.Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti kompetensi
yang sebelumnya telah dipelajari siswa, berkaitan dengan
indikator kunci yang dipelajari.
3. Indikator Pengayaan
a.Mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan
kompetensi dari standar minimal KD.
b.Tidak selalu harus ada.
c. Dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik
memiliki kompetensi yang lebih tinggi dan perlu peningkatan
yang baik dari standar minimal KD.
FUNGSI INDIKATOR

Fungsi indikator antara lain sebagai pedoman dalam:


1. mengembangkan materi pembelajaran atau bahan ajar,
2. mendesain kegiatan pembelajaran, dan
3. merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
PENGEMBANGAN KURIKULUM  KD

KURIKULUM  KD  IPK

MACAM INDIKATOR:

1.Indikator Kunci
2.Indikator Pendukung
3.Indikator Pengayaan
65
INDIKATOR KUNCI
Indikator yang sangat memenuhi kriteria UKRK
Kompetensi yang dituntut adalah kompetensi minimal yang
terdapat pada KD.
Memiliki sasaran untuk mengukur ketercapaian standar
minimal dari KD.
KKO Indikator SETARA dengan KKO KD

66
INDIKATOR PENDUKUNG
 Membantu peserta didik memahami indikator kunci.

 Dinamakan juga indikator prasyarat yang berarti


kompetensi yang sebelumnya telah dipelajarai siswa,
berkaitan dengan indicator kunci yang dipelajari

 KKO Indikator DI BAWAH KKO KD

67
INDIKATOR PENGAYAAN
 mempunyai tuntutan kompetensi yang melebihi dari tuntutan
kompetensi dari standar minimal KD.
 KKO Indikator DI ATAS KKO KD
 tidak selalu harus ada.

 dirumuskan oleh pendidik apabila potensi peserta didik


memiliki kompetensi yang lebih tinggi dari dan perlu
peningkatan yang baik dari standar minimal KD

68
Pengembangan KD  Indikator

C4
• KD3:
3.5. Menganalisis konsep energi, berbagai sumber energy, dan perubahan bentuk energy
dalam kehidupan sehari-hari termasuk fotosibtesis.
• IPK: C2 C3
Indikator Pendukung
3.5.1 Menjelaskan konsep energy …..
Indikator Pendukung
C4
3.5.2 Menerapkan prinsip perubahan energy dalam kehidupan sehari-hari …
Indikator Kunci
3.5.3 Mendiagnosis perubahan energy yang terjadi dalam perubahan benda ….
3.5.4 Mempredeksi perubahan bentuk yang diakibatkan adanya perubahan energy ….
C5 Indikator Pengayaan

69
PENGEMBANGAN KD

Mata Pelajaran :
Kelas/Semester :

• KD : (pasangan KD Pengetahuan dan KD Keterampilan)

• IPK :
• Indikator Pendukung

• Indikator Kunci

• Indikator Pengayaan
Pengubahan Indikator  Indikator Soal
 Ubahlah Indikator Pembelajaran menjadi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
dengan 3 Komponen.
 Tiga Komponen IPK: Kondisi/konteks/stimulus, Subjek, Perilaku yang akan diukur

• Indikator Kunci
1. Disajikan ….., peserta didik dapat …..
• Indikator Pendukung
1. Disajikan ….., peserta didik dapat …..
• Indikator Pengayaan
1. Disajikan ….., peserta didik dapat …..
LITERASI
Literasi Baca dan Tulis
INDIKATOR
SEKOLAH
- Skor PISA literasi membaca
- Skor PIRLS literasi membaca
DEFINISI - Rata-rata nilai UN Bahasa Indonesia
- Rata-rata skor UKG Guru Bahasa Indonesia

 Melek pengetahuan dan kemampuan


membaca dan menulis, mencari,
menelusuri, mengolah dan memahami KELUARGA
informasi untuk menganalisis, Jumlah bahan bacaan literasi bahasa yang
menanggapi, dan menggunakan dimiliki setiap keluarga
bahasa dan sastra secara cendekia.

MASYARAKAT
- Angka melek aksara
- Publikasi buku per tahun
Literasi Numerasi
INDIKATOR
DEFINISI
SEKOLAH
• menggunakan berbagai macam angka dan Jumlah kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan numerasi berbasis
simbol-simbol yang terkait dengan matematika proyek
dasar untuk memecahkan masalah praktis Peningkatan kecakapan multiliterasi melalui numerasi
Tumbuhnya pandangan dan sikap positif terhadap numerasi
dalam berbagai macam konteks kehidupan
sehari-hari.
• menganalisis informasi dan mampu
mengolahnya ke dalam berbagai macam KELUARGA
bentuk presentasi numerasi (grafik, tabel, Jumlah dan variasi bahan bacaan numerasi yang dimiliki setiap
bagan, dsb.). keluarga.
• membangun interpretasi terhadap informasi Peningkatan frekuensi pemanfaatn bahan bacaan numerasi
angka dan simbol numerik lainnya. Peningkatan frekuensi kesempatan anak mengaplikasikan numerasi
dalam kehidupan sehari-hari

MASYARAKAT
Jumlah dan variasi bahan bacaan numerasi yang dimiliki setiap desa
Peningkatan frekuensi pemanfaatan bahan bacaan numerasi
Literasi Sains
INDIKATOR
DEFINISI
SEKOLAH
 Kemampuan untuk menggunakan − Skor PISA literasi sains
pengetahuan sains, mengidentifikasi − Skor TIMSS literasi sains
pertanyaan, menarik kesimpulan dalam − Rata-rata skor UKG Guru IPA
rangka memahami serta membuat − Rata-rata nilai UN IPA
keputusan yang berkenaan dengan alam.
 Seseorang disebut literat terhadap sains,
jika memiliki kompetensi untuk:
1. Menjelaskan fenomena sains KELUARGA
2. Mengevaluasi & mendesain Jumlah bahan bacaan literasi sains yang dimiliki
pengetahuan & keterampilan sains setiap keluarga
secara mandiri
3. Menginterpretasi data & bukti sains

MASYARAKAT
Jumlah program yang berkaitan dengan lingkungan
dalam suatu daerah
Literasi Digital
INDIKATOR
DEFINISI SEKOLAH
− Ketersediaan akses internet di sekolah
− Bahan literasi digital yang ada di sekolah
• Kecakapan (life skills) yang tidak
hanya melibatkan kemampuan
penggunaan perangkat teknologi,
KELUARGA
informasi dan komunikasi semata,
Jumlah penduduk yang menggunakan komputer dan gawai
tetapi juga kemampuan
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, tempat tinggal,
bersosialisasi, kemampuan dalam
dan lama waktu penggunaan per hari.
pembelajaran, maupun memiliki
sikap, berpikir kritis, kreatif, serta
inspiratif sebagai kompetensi
digital.
MASYARAKAT
− Jumlah penduduk yang mengakses internet
berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, tempat
tinggal & lama waktu penggunaan / hari.
− Penurunan angka penduduk yang terjerat kasus
pelanggaran UU ITE menurut kelompok umur
Literasi Finansial
INDIKATOR
DEFINISI SEKOLAH
Jumlah siswa dan guru yang menggunakan produk
 Kemampuan untuk memahami bagaimana
uang berpengaruh di dunia (bagaimana
layanan tabungan dan koperasi
seseorang mengatur untuk menghasilkan
uang, mengelola uang, menginvestasikan
uang dan menyumbangkan uang untuk KELUARGA
menolong sesama).
 Rangkaian proses atau aktivitas untuk Penurunan tingkat kemiskinan penduduk
meningkatkan pengetahuan, keyakinan, Indonesia
dan keterampilan konsumen dan
masyarakat sehingga mereka mampu
mengelola keuangan dengan baik. MASYARAKAT
Jumlah penduduk usia produktif yang menggunakan produk
layanan jasa keuangan (Tabungan, Asuransi, Saham, Lembaga
Pendanaan, Dana Pensiun, Industri jasa keuangan syariah)
Jumlah uang kartal yang beredar berkurang
Literasi Budaya dan Kewargaan
INDIKATOR
DEFINISI SEKOLAH
1.Rata-rata nilai USBN - PKn
 Kemampuan untuk memahami, 2.Jumlah sekolah yang memiliki aktivitas seni budaya &
menghargai dan berpartisipasi bahasa daerah (mulok, ekstrakulikuler)
secara mahir dalam budaya.
 Kemampuan untuk berpartisipasi
secara aktif dan menginisiasi KELUARGA
perubahan dalam komunitas dan
lingkungan sosial yang lebih Penggunaan bahasa daerah di lingkungan keluarga
besar. Penurunan angka kejahatan dan pelanggaran anak
di bawah umur

MASYARAKAT
Jumlah penduduk Indonesia yang menguasai bahasa
dan seni budaya daerah masing-masing
Angka partisipasi dalam pemilu
ART READING
PEMBELAJARAN DALAM KURIKULUM 2013
1. Pengelolaan KTSP sesuai karakteristik Satuan Pendidikan dan
Peserta Didik
2. Mengimplementasikan Kebijakan Kurikulum yang Komprehensif
3. Terkoneksi dan Integrated dengan Program STEM, Literasi Digital
dan Skill Abad 21
4. Berfokus bukan pada “Guru sudah mengajar apa” tetapi “Siswa
perlu diajari apa untuk bisa melakukan apa” berdasarkan
kompetensi yang telah ditetapkan
PERENCANAAN PEMBELAJARAN STEM
Pemetaan KD untuk Merancang pembelajaran berbasis
STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics).
IDENTIFIKASI
KD POTENSIAL

IDENTIFIKASI
LANGKAH- TOPIK

LANGKAH MENYUSUN
INDIKATOR

MEMETAKAN ST
STEM
EM
Format Analisis
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

a. Dikembangkan untuk mencapai kompetensi minimal yang


ada pada KD.
b. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang bisa diukur.
c. Dirumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas, dan mudah
dipahami.
d. Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda
e. KKO yang digunakan IPK tidak melebihi KD.
f. Hanya mengandung satu tindakan.
g. IPK untuk KD keterampilan dapat merupakan langkah-
langkah melakukan/kerja.
h. Dalam 1 KD minimal mengandung 2 IPK
i. Penomoran IPK mengikuti KD pengetahuan dan KD
keterampilan
j. Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi &
kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat &
lingkungan/daerah.
Analisis Materi Pembelajaran STEM

Contoh pada Mapel Kimia


Kompetensi Dasar:
3.6 Menerapkan stoikiometri reaksi redoks dan hukum Faraday untuk
menghitung besaran-besaran yang terkait sel elektrolisis
4.6 Menyajikan rancangan prosedur penyepuhan benda dari logam
dengan ketebalan lapisan dan luas tertentu
Indikator Pencapaian Kompetensi:

3.6.1 Mengidentifikasi masalah dalam kehidupan yang terkait dengan


pelapisan logam / elektroplating.
3.6.2 Mengidentifikasi dampak lingkungan akibat limbah pelapisan logam
dan pemecahan masalahnya
3.6.3 Menerapkan konsep elektrolisis pada rancangan pelapisan logam
3.6.4 Menerapkan hukum Faraday pada rancangan pelapisan logam
4.6.1 Merancang prosedur pelapisan logam dengan ketebalan lapisan
dan luas tertentu
4.6.2 Merangkai alat sesuai rancangan ( produk rancangan)
4.6.3 Menguji coba rancangan pelapisan benda-benda dari logam
4.6.4 Menganalisis data hasil uji coba pelapisan benda-benda dari logam
4.6.5 Menyimpulkan proses pelapisan logam berdasarkan percobaan
4.6.6 Menyempurnakan rancangan berdasarkan uji coba
4.6.7 Mengkalkulasi biaya pelapisan logam
Analisis STEM
SAINS TEKNOLOGI
1. Faktual : suatu logam dapat melapisi logam lain 1. Menggunakan rangkaian alat (berbagai larutan dan logam
dengan cara elektrolisis /elektrode dalam proses pelapisan logam)
2. Konseptual: Elektrolisis, Elektroplating, Hukum Faraday 2. Menggunakan sumber arus ( power suply/ batere dalam
3. Prosedural: prosedur memecahkan masalah proses pelapisan logam
perhitungan elektroplating, prosedur melakukan 3. Menggunakan komputer untuk analisis data
elektroplating
ENJINIRING MATEMATIKA
1. Merancang prosedur pelapisan logam dengan 1. Menghitung massa logam yang diperlukan pada pelapisan
ketebalan lapisan dan luas tertentu logam dengan ketebalan lapisan dan luas tertentu
2. Merancang set alat pelapisan logam dengan 2. Menghitung arus listrik yang digunakan untuk melapisi
berbagai model logam dengan ketebalan lapisan dan luas
3. Menguji coba rancangan 3. Mengkalkulasi biaya pelapisan logam
4. Meredisain rancangan setelah uji coba
Analisis Materi Pembelajaran STEM

Contoh pada Mapel Teknik Audio Video

Kompetensi Dasar:
3.7. Merencanakan rangkaian penguat daya audio (power amplifier)
4.7. Membuat rangkaian penguat daya
Contoh pada Mapel Teknik Audio Video

Indikator Pencapaian Kompetensi:

3.7.1. Menentukan skema rangkaian penguat daya audio kelas AB


3.7.2. Menentukan skema rangkaian penguat daya audio kelas AB
3.7.3. Mengumpulkan berbagai skema penguat daya audio kelas AB
3.7.4. Memilih skema rangkaian penguat audio kelas AB
3.7.5. Merencanakan rangkaian penguat audio kelas AB
4.7.1. Menggambar skema rangkaian penguat daya audio kelas AB
4.7.2. Merancang PCB rangkaian penguat daya audio kelas AB
menggunakan software PCB
4.7.3. Membuat PCB menggunakan metode iron transfer paper
4.7.4. Merakit rangkaian penguat daya audio kelas AB
4.7.5. Menguji coba rangkaian penguat daya audio kelas AB
Analisis STEM
Sains Teknologi
1. Faktual : Tegangan, arus, daya, cairan 1. Menggunakan komputer dan laser
kimia printer
2. Konseptual : Hukum kelistrikan 2. Menggunakan alat-alat ukur
3. Prosedural : SOP etching PCB Multimeter, Oscilloscope
4. Metakognitif : Analisis rangkaian 3. Menggunakan alat bantu uji Audio
penguat daya audio Generator, Dummyload.
Enjiniring Matematika
1. Memilih rangkaian penguat daya audio 1. Ukuran-ukuran komponen
2. Merancang PCB penguat daya audio 2. Menentukan dimensi rancangan PCB
3. Membuat PCB dengan cara iron 3. Pengukuran besaran-besaran
transfer paper kelistrikan
4. Etching PCB 4. Menghitung daya keluaran rangkaian
5. Merakit rangkaian penguat daya audio penguat daya audio
PEMILIHAN MODEL PEMBELAJARAN
1. PROSES SAINTIFIK DALAM MODEL PEMBELAJARAN
2. Model-Model Pembelajaran
a. Model Penemuan/Penyingkapan
1) Discovery Learning
Model pembelajaran penyingkapan (Discovery Learning) adalah memahami konsep, arti,
dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan.

Sintak model Discovery Learning:


a) Pemberian rangsangan (Stimulation);
b) Pernyataan/Identifikasi masalah (Problem Statement);
c) Pengumpulan data (Data Collection);
d) Pengolahan data (Data Processing);
e) Pembuktian (Verification), dan
f) Menarik simpulan/generalisasi (Generalization).
2) Inquiry Learning
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam
proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting
waktu yang singkat.

Sintak/tahap model inkuiri meliputi:


a) Orientasi masalah;
b) Pengumpulan data dan verifikasi;
c) Pengumpulan data melalui eksperimen;
d) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi, dan
e) Analisis proses inkuiri.
b. Problem Based Learning (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai
kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan
nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual
Sintak model Problem Based Learning :
1) Orientasi peserta didik pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
c. Project Based Learning (PjBL)
Model Project Based Learning adalah Model pembelajaran yang melibatkan
keaktifan siswa dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/
mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan
dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Sintak PjBL:
1) Pertanyaan mendasar
2) Mendesain perencanaan produk
3) Menyusun jadwal pembuatan
4) Memonitoring keaktifan dan perkembangan proyek
5) Menguji hasil
6) Evaluasi penglaman belajar
Dasar Pemilihan Model Pemb

Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.


1. Karakteristik pengetahuan (KD3) yang dikembangkan menurut kategori
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif.
2. Pada pengetahuan faktual dan konsepetual dapat dipilih discovery
learning, inquiry learning, sedangkan pada pengetahuan prosedural dapat
dipilih project based learning dan problem based learning.

103
Dasar Pemilihan Model Pemb
Pemilihan model pembelajaran mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
1. Karakteristik keterampilan (KD4) yang tertuang pada rumusan kompetensi
dasar dari KI-4.
Pada keterampilan abstrak dapat dipilih discovery learning, inquiry
learning, dan problem based learning, sedangkan pada keterampilan
konkrit dapat dipilih project based learning.
2. Pemilihan ketiga model tersebut mempertimbangkan sikap yang
dikembangkan, baik sikap religius (KI-1) maupun sikap social (KI-2)

104
MEMILIH MODEL

KD 3 KD 4 MODEL PEMBELAJARAN
Faktual Abstrak Inquiry, Discovery,
Faktual Konkret Inquiry, Discovery,
Konseptual Abstrak Inquiry, Discovery,
Konseptual Konkret Inquiry, Discovery,
Prosedural Abstrak Problem Base Learning
Prosedural Konkret Project Base Learning

105
MEMILIH MODEL
MODEL PEMBELAJARAN
N PROJECT TEACHING
INDIKA TOR DISCOVERY PROBLEM BASED
O INQUIRY LEARNING BASED FACTORY PBT/PBET
LEARNING LEARNING
LEARNING (TEFA)
1 Analisis KD3: KD3: KD3: Prosedural KD3: KD3: Prosedural KD3: Prosedural
KD3 & KD4 Faktual/Konseptual Faktual/Konseptu KD4: Abstrak Prosedural KD4: Konkret KD4: Konkret
KD4: al KD4: Konkret
Abstrak/ Konkret KD4: Abstrak/
Konkret
2 Konteks Masalah yg sudah Masalah baru Masalah yg sudah Masalah baru Masalah baru Masalah baru
Mssalah ada ada, masalah nyata

3 Tujuan Berpikir kritis Berpiki kreatif Berpikir kritis Berpikir kreatif Berpikir kreatif Berpikir kreatif
Utama dan inovatif dan inovatif dan inovatif dan inovatif
Pembela
jaran
4 Produk Menemukan Ada Produk Ada Produk Ada Produk
Konsep/ prinsip Produk masal Ada Jasa

106
ANALISIS MEMILIH MODEL
N MODEL/PENDEKATAN ANALISIS KD, KONTEKS MASALAH, KRITIS/KREATIF
O
1 Inquriy Learning (IL) KD3 (Faktual)-KD4 (Abstrak/Konkret). Masalah sudah ada, Berpikir kritis,
2 Discovery Learning (DL) KD3 (Konseptual)-KD4 (Abstrak/Konkret), Masalah baru, Kreatif dan inovatif , Menemukan
konsep atau prinsip.
3 Problem Based Learning KD3 (Prosedural)-KD4 (Abstrak), Masalah sudah ada, masalah nyata/otentik, kompleks dlm
(PBL) kehidupan sehari-hari, Berpikir kritis,
4 Project Based Learning KD3 (Prosedural)-KD4 (Konkret), Masalah baru, Permasalahan kompleks, Kreatif dan
(PjBL) inovatif, ada product
5 Teaching Factory (Tefa) KD3 (Prosedural)-KD4 (Konkret), Masalah baru, Kreatif dan inovatif , ada product, Product
masal.
6 PBT/ PBET KD3 (Prosedural)-KD4 (Konkret), Masalah baru, Kreatif dan inovatif , ada product, order.

7 Science Technology KD3 ada Sains (Faktual, Konseptual, Prosedural), ada Teknologi (menggunakan alat), ada
Engineering Math Engineering (merancang, mengujicoba), ada Matematika (perlu menghitung), KD4
(STEM) (Konkret), Masalah baru, Kreatif dan inovatif

107
PRAKTIK MEMILIH MODEL
Kompe
Materi tensinya

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR MODEL


3.1 Memahami ruang lingkup biologi 4.1 Menyajikan data tentang
(permasalahan pada berbagai obyek objek dan permasalahan
biologi dan tingkat organisasi biologi pada berbagai
kehidupan) dan prinsip keselamatan tingkatan organisasi
kerja. kehidupan.

Konseptual Konkret Inquiry/


Discovery

108
Faktual PRAKTIK MEMILIH MODEL
Prosedural
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR MODEL
3.2 Menganalisis genpa bumi, perubahan 4.2 Menyajikan data tentang
suhu bumi, proses tsunami, dan gempa buli, perubahan suhu
dampaknya terhadap kehidupan bumi, proses tsunami, dan
ekonomi- social masyarakat yang dampaknya terhadap
terkena tsunami kehidupan ekonomi- social
masyarakat yang terkena
tsunami
Metakognitif Konseptual

Faktual Konkret Inquiry

Konseptual Konkret Discovery


Prosedural Konkret PjBL
Metakognitif Konkret
PjBL
109
Tugas :

• Identifikasi KD potensial dan topik yang dapat


dirancang pembelajarannya dengan pendekatan
STEM
• Kembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
• Lakukanlah analisis materi pembelajaran STEM
berdasarkan topik dan IPK yang telah dibuat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai