pengertian pendekatan
Keterampilan Proses Sains (KPS) ?
Keterampilan proses sains merupakan
sejumlah keterampilan yang dibentuk
oleh komponen-komponen metode sains.
Keterampilan proses (prosess-skill)
sebagai proses kognitif termasuk di
dalamnya juga interaksi dengan isinya
(content). Keterampilan Proses Sains
merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang banyak digunakan
dalam pembelajaran Sains, seperti
pelajaran IPA. Itulah sebanya dalam
pelajaran Sains dikenal istilah SAPA
(Science A Process Aproach). SAPA atau
pendekatan keterampilan proses sains
merupakan pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada proses IPA.
Namun dalam tujuan pelaksanaannya
terdapat perbedaan. SAPA tidak
mementingkan konsep. Selain itu SAPA
menuntut pengembangan pendekatan
proses secara utuh yaitu metode ilmiah
dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan
jenis-jenis keterampilan proses dalam KPS
dapat dikembangkan secara terpisah-
pisah, bergantung pada metode yang
digunakan. Misalnya dalam metode
demonstrasi dapat dikembangkan
keterampilan proses tertentu (seperti,
observasi, interprestasi, komunikasi dan
aplikasi konsep).
Berikut beberapa pengertian pendekatan
keterampilan proses sains (KPS) dari para
ahli. Hariwibowo, dkk. (2009) menyatakan
bahwa pengertian Keterampilan
proses adalah keterampilan yang
diperoleh dari latihan kemampuan-
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak
kemampuan-kemampuan yang lebih
tinggi. Kemampuan-kemampuan
mendasar yang telah dikembangkan dan
telah terlatih lama-kelamaan akan
menjadi suatu keterampilan, sedangkan
pendekatan kete-rampilan proses adalah
cara memandang anak didik sebagai
manusia seutuhnya. Cara memandang ini
dijabarkan dalam kegiatan belajar meng-
ajar memperhatikan pengembangan
pengetahuan, sikap, nilai, serta
keterampilan.Ketiga unsur itu menyatu
dalam satu individu dan terampil dalam
bentuk kreatifitas.
pengertian Keterampilan Proses Sains
(KPS) adalah kemampuan siswa untuk
menerapkan metode ilmiah dalam
memahami, mengembangkan dan
menemukan ilmu pengetahuan. KPS
sangat penting bagi setiap siswa sebagai
bekal untuk menggunakan metode ilmiah
dalam mengembangkan sains serta
diharapkan memperoleh pengetahuan
baru/ mengembangkan pengetahuan
yang telah dimiliki.
a) Tingkat Basic
• Mengobservasi, yakni
menggunakan indera untuk
mengumpulkan informasi.
• Membandingkan, yakni
menemukan persamaan dan perbedaan
antara dua objek/ kejadian.
• Mengklasifikasikan, yakni
mengelompokkan objek atau ide dalam
kelompok atau kategori berdasarkan
bagian-bagiannya.
• Mengkomunikasikan, yakni
menggunakan lisan, tulisan, atau grafik,
untuk menggambarkan kejadian, aksi,
atau objek.
b) Tingkat Intermediate
c) Tingkat Advanced
• Menginterpretasikan, yakni
membuat dan menggunakan tabel, grafik,
atau diagram untuk mengorganisasikan
dan menjelaskan informas
• Observasi(observing) dengan
indikator mampu menggunakan semua
indera (penglihatan, pembau,
pendengaran, pengecap, dan peraba)
untuk mengamati, mengidentifikasi, dan
menamai sifat benda dan kejadian secara
teliti dari hasil pengamatan.
• Klasifikasi(Classifying) dengan
indikator mampu menentukan
perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri,
mencari kesamaan, membandingkan dan
menentukan dasar penggolongan
terhadap suatu obyek.
• Pengukuran(measuring) dengan
indikator mampu memilih dan
menggunakan peralatan untuk
menentukan secara kuantitatif dan
kualitatif ukuran suatu benda secara
benar yang sesuai untuk panjang, luas,
volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan
mampu mendemontrasikan perubahan
suatu satuan pengukuran ke satuan
pengukuran lain.
• Pengkomunikasian
(communicating) dengan indikator
mampu membaca dan mengkompilasi
informasi dalam grafik atau diagram,
menggambar data empiris dengan grafik,
tabel atau diagram, menjelaskan hasil
percobaan, menyusun dan
menyampaikan laporan secara sistematis
dan jelas.
• Merumuskan hipotesis
(formulating Hypotheses) dengan
indikator mampu menyatakan hubungan
antara dua variabel, mengajukan
perkiraan penyebab suatu hal terjadi
dengan mengungkapkan bagaimana cara
melakukan pemecahan masalah
• Membuat definisi
operasional(making operational
definition), dengan indikator mampu
menyatakan bagaimana mengukur semua
faktor/variabel dalam suatu eksperimen
• Melakukan Eksperimen
(experimenting), dengan indikator
mampu melakukan kegiatan, mengajukan
pertanyaan yang sesuai, menyatakan
hipotesis, mengidentifikasi dan
mengontrol variabel, mendefinisikan
secara operasional variabel-variabel,
mendesain sebuaheksperimen yang jujur,
menginterpretasi hasil eksperimen
• Interpretasi(Interpreting), dengan
indikator mampu menghubung-
hubungkan hasil pengamatan terhadap
obyek untuk menarik kesimpulan,
menemukan pola atau keteraturan yang
dituliskan (misalkan dalam tabel) suatu
fenomena alam
• Merancang penyelidikan
(Investigating), dengan indikator mampu
menentuka alat dan bahan yang
diperlukan dalam suatu penyelidikan,
menentukan variabel kontrol, variabel
bebas, menentukan apa yang akan
diamati, diukur dan ditulis, dan
menentukan cara dan langkah kerja yang
mengarah pada pencapaian kebenaran
ilmiah
• Aplikasi konsep(Appling
Concepts), dengan indikator mampu
menjelaskan peristiwa baru dengan
menggunakan konsep yang telah dimiliki
dan mampu menerapkan konsep yang
telah dipelajari dalam situasi baru
5) Mengembangkan instrumen
pengukuran keterampilan proses sains
dan tingkatan keterampilan proses sains
(objek tes).
b) Objektif
c) Empiris
d) Akumulatif
Jawaban no 2
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan
menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
IPA
No Kompetensi Dasar (KD) Indikator
1 3.2 Menghubungkan ciri pubertas pada 3.2.4 Membedakan ciri laki-laki dan
laki-laki dan perempuan dengan perempuan setelah masa pubertas.
kesehatan reproduksi.
2 4.2 Menyajikan karya tentang cara 4.2.3 Mempresentasikan karya sederhana
menyikapi masa pubertas yang dialami. dalam menyikapi masa pubertas
yang dialami.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan perbedaan ciri fisik laki-laki dan perempuan
setelah masa pubertas
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan Melakukan pembukaan dengan salam dan dilanjutkan dengan membaca
doa.
Guru mengecek kehadiran peserta didik.
Menyanyikan lagu nasional.
Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
Guru menyampaikan tujuan, materidan kegiatan yang akan dilakukan.
Guru memotivasi peserta didik agar bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
Kegiatan Inti Ayo Berdiskusi
Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok diskusi.
Setiap kelompok mengamati gambar remaja laki-laki dan remaja
perempuan pada buku siswa. Selanjutnya, siswa mengidentifikasi
perbedaan ciri fisik laki-laki dan perempuan setelah masa
pubertas.
Setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelompok-
kelompok lain. Apabila ada perbedaan jawaban, seluruh kelompok
mendiskusikan dengan panduan Bapak/Ibu guru.
Ayo Mencoba
Bersama kelompoknya, siswa mempresentasikan karya poster/buklet
yang telah dibuat pada Pembelajaran 2
Kegiatan Penutup Ayo Renungkan
Sebagai kegiatan penutup, guru memimpin diskusi kelas dan membantu
siswa dalam membuat kesimpulan tentang kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan pada hari tersebut. Siswa diminta
untuk merefleksikan: sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang telah
dipelajarinya.
Evaluasi
Memeriksa pekerjaan siswa
Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi hadiah/
pujian
F. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap,
tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian.
dst
Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
Penilaian Kinerja
No 3
a.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh Bu Niza adalah dengan pemutaran video mengenal perubahan
energi dan pemanfaatan yang dilakukan dalam kegiatan sehari-hari Setelah itu. Bu Niza
mendemonstrasikan beberapa contoh pemanfaatan energi lain dan meminta beberapa siswa untuk
mendemonstrasikan contoh pemanfaatan energi ke dalam bentuk lain
Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pebelajar, dan setiap ranah: kognitif,
afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah kognitif, pebelajar bisa mengobservasi
kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara
dan gerak mampu membuat karakter terasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau
sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar. Pada ranah
afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari
pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi pengaruh emosional yang
dimiliki oleh video, di mana is mampu secara langsung ke sisi penyikapan personal dan sosial
siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau
sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada
penyikapan seperti menolak ketidakadilan atau sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.
Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu
bekerja. Misalnya dalam mendemonstrasikan bagaimana tata cara merangkai bunga, membuat
origami pada anak-anak TK, memasak pada pelajaran tata boga, menari, olahraga, dan lain
sebagainya. Semua itu akan terasa lebih sederhana, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video
pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka
untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun
feedback dari teman-temannya.
Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video memberikan kesernpatan
pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah mereka saksikan secara bersama.
Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan
efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah:
1. Mengatasi jarak dan waktu resolusi konflik dan hubungan antar sesama, mereka bisa
saling mengobservasi dan menganalisis sebelum menyaksikan tayangan video.
2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang
singkat
3. Dapat membawa siswa berpetualang dari, negara satu ke negara lainnya, dan dari masa
yang satu ke masa yang lain.
4. Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
5. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
6. Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa
7. Mengembangkan imajinasi
8. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik
9. Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang
akan dibedah di dalam kelas
10. Dengan melihat program video secara bersama-sama, sekelompok orang yang berlainan
dapat bertukar pendapat berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendiskusikan sebuah
issu dengan efektif
11. Gambar yang bergerak memiliki kelebihan, yaitu lebih nyata dalam menggambarkan
visualisasi konsep claim gerakan yang pokok untuk dikuasai.
12. Proses operasi seperti halnya langkah-langkah garis perakitan, atau percobaan ilmu
pengetahuan, di dalam gerakan percontohan dapat di perlihatkan lebih efektif.
13. Video memungkinkan siswa untuk mengamati peristiwa yang mungkin membahayakan
ketika dilihat secara lamgsung. Misalnya gerhana matahari, letusan gunung merapii atau
peperangan.
14. Drama hiburan dapat membawa peristiwa bersejarah dalam kehidupan. Hal tersebut
memungkinkan siswa untuk mengamati dan menganalisis interaksi manusia.
15. Penelitian mengindikasikan kemampuan sesorang itu membutuhkan observasi dan praktek
berulang kali. Melalui video, murid dapat melihat sebuah performansi secara terus menerus.
Mereka dapat mengamati video melalui performansi mereka masing-masing untuk umpan balik
dan peningkatan.
16. Karena video memiliki potensi besar untuk pengaruh emosional, maka video sangat
berguna dalam membentuk perilaku individu dan perilaku sosial.
17. Penulisan drama open-ended itu sering digunakan untuk menunjukkan situasi yang tidak
bisa dipecahkan, oleh karena itu maka para penonton dianjurkan untuk mendiskusikan berbagai
cara untuk memecahkan masalah tersebut.
18. Kita dapat meningkatkan apresiasi yang mendalam terhadap kebudayaan lain dengan
melihat gambaran kehidupan sehari-hari dari masyarakat lain. Seluruh gaya/aliran video etnografi
dapat memenuhi tujuan ini. Dengan melihat program video secara bersama-sama, sekelompok
orang yang berlainan dapat bertukar pendapat berdasarkan pengalaman masing-masing untuk
mendiskusikan sebuah isu dengan efektif
3b
Langkah Membuat Video Pembelajaran Menggunakan HP
1. Tentukan tema/topik pembelajaran. Cara membuat video pembelajaran yang pertama
adalah dengan menentukan tema atau topik materi yang akan diajarkan. ...
2. Merencanakan Konsep Video. ...
3. Membuat Storyboard. ...
4. Proses Pembuatan Video. ...
5. Proses Mengolah dan Mengedit Video
Proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan bisa dibangun dengan menghadirkan
media pembelajaran dalam bentuk video (audio visual). Belajar melalui video akan memudahkan
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, juga memudahkan peserta didik memahami
konteks mata pelajaran.
Ada beberapa aspek yang harus dipahami oleh guru dalam menyajikan video sebagai media
pembelajaran. Yaitu penyajian materi yang benar, teknik penyampaian yang tepat, produksi video
dengan kualitas yang optimal, dan keterampilan pembuatan video sesuai perkembangan terkini.
Jawaban 4a
RANGKAIAN listrik terdiri dari dua rangkaian, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Membayangkan istilah rangkaian seri maupun rangkaian paralel akan terbayang betapa
sulitnya materi pembelajaran tersebut bagi peserta didik. Berdasarkan pengalaman penulis
setiap penulis memberikan teori materi tersebut peserta didik terlihat pasif dan kurang
tertarik. Sehingga materi pembelajaran tidak dikuasai oleh peserta didik.
Maka dari itu untuk menunjang proses pembelajaran berjalan dengan baik dan hasil belajar
yang optimal diperlukan adanya suatu media pembelajaran seperti alat peraga yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik
Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, dimana input suatu komponen berasal
dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat
menghemat biaya (dilihat dari penggunaan kabelnya), namun belum tentu dalam
penghematan biaya listrik mengingat tarif listrik yang cenderung naik hehehe.. Selain itu,
rangkaian seri juga memiliki kelemahan yatiu jika salah satu komponen rusak, maka
komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya karena rangkaian yang
menyambung dalam satu rangkaian. Sedangkan rangkaian listrik paralel adalah suatu
rangkaian listrik, dimana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua
komponen satu sama lain tersusun secara paralel. Hal ini menyebabkan dalam rangkaian ini
membutuhkan lebih banyak kabel penghubung. Namun dibalik itu, rangkaian paralel memiliki
kelebihan yang jika salah satu komponen (lampu misalnya) mati maka komponen yang lain
akan tetap berfungsi
Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, dimana input suatu komponen berasal
dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat
menghemat biaya (dilihat dari penggunaan kabelnya), namun belum tentu dalam
penghematan biaya listrik mengingat tarif listrik yang cenderung naik hehehe.. Selain itu,
rangkaian seri juga memiliki kelemahan yatiu jika salah satu komponen rusak, maka
komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya karena rangkaian yang
menyambung dalam satu rangkaian. Sedangkan rangkaian listrik paralel adalah suatu
rangkaian listrik, dimana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua
komponen satu sama lain tersusun secara paralel. Hal ini menyebabkan dalam rangkaian ini
membutuhkan lebih banyak kabel penghubung. Namun dibalik itu, rangkaian paralel memiliki
kelebihan yang jika salah satu komponen (lampu misalnya) mati maka komponen yang lain
akan tetap berfungsi.
Jawaban 4b
Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, dimana input suatu komponen berasal
dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat
menghemat biaya (dilihat dari penggunaan kabelnya), namun belum tentu dalam
penghematan biaya listrik mengingat tarif listrik yang cenderung naik hehehe.. Selain itu,
rangkaian seri juga memiliki kelemahan yatiu jika salah satu komponen rusak, maka
komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya karena rangkaian yang
menyambung dalam satu rangkaian. Sedangkan rangkaian listrik paralel adalah suatu
rangkaian listrik, dimana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua
komponen satu sama lain tersusun secara paralel. Hal ini menyebabkan dalam rangkaian ini
membutuhkan lebih banyak kabel penghubung. Namun dibalik itu, rangkaian paralel memiliki
kelebihan yang jika salah satu komponen (lampu misalnya) mati maka komponen yang lain
akan tetap berfungsi
Jawabannya 5a