Anda di halaman 1dari 23

Jawaban no 1 IPA di SD 4042

pengertian pendekatan
Keterampilan Proses Sains (KPS) ?
Keterampilan proses sains merupakan
sejumlah keterampilan yang dibentuk
oleh komponen-komponen metode sains.
Keterampilan proses (prosess-skill)
sebagai proses kognitif termasuk di
dalamnya juga interaksi dengan isinya
(content). Keterampilan Proses Sains
merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang banyak digunakan
dalam pembelajaran Sains, seperti
pelajaran IPA. Itulah sebanya dalam
pelajaran Sains dikenal istilah SAPA
(Science A Process Aproach). SAPA atau
pendekatan keterampilan proses sains
merupakan pendekatan pembelajaran
yang berorientasi kepada proses IPA.
Namun dalam tujuan pelaksanaannya
terdapat perbedaan. SAPA tidak
mementingkan konsep. Selain itu SAPA
menuntut pengembangan pendekatan
proses secara utuh yaitu metode ilmiah
dalam setiap pelaksanaannya, sedangkan
jenis-jenis keterampilan proses dalam KPS
dapat dikembangkan secara terpisah-
pisah, bergantung pada metode yang
digunakan. Misalnya dalam metode
demonstrasi dapat dikembangkan
keterampilan proses tertentu (seperti,
observasi, interprestasi, komunikasi dan
aplikasi konsep).
Berikut beberapa pengertian pendekatan
keterampilan proses sains (KPS) dari para
ahli. Hariwibowo, dkk. (2009) menyatakan
bahwa pengertian Keterampilan
proses adalah keterampilan yang
diperoleh dari latihan kemampuan-
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang
mendasar sebagai penggerak
kemampuan-kemampuan yang lebih
tinggi. Kemampuan-kemampuan
mendasar yang telah dikembangkan dan
telah terlatih lama-kelamaan akan
menjadi suatu keterampilan, sedangkan
pendekatan kete-rampilan proses adalah
cara memandang anak didik sebagai
manusia seutuhnya. Cara memandang ini
dijabarkan dalam kegiatan belajar meng-
ajar memperhatikan pengembangan
pengetahuan, sikap, nilai, serta
keterampilan.Ketiga unsur itu menyatu
dalam satu individu dan terampil dalam
bentuk kreatifitas.
pengertian Keterampilan Proses Sains
(KPS) adalah kemampuan siswa untuk
menerapkan metode ilmiah dalam
memahami, mengembangkan dan
menemukan ilmu pengetahuan. KPS
sangat penting bagi setiap siswa sebagai
bekal untuk menggunakan metode ilmiah
dalam mengembangkan sains serta
diharapkan memperoleh pengetahuan
baru/ mengembangkan pengetahuan
yang telah dimiliki.

Sedangkan Indrawati dalam Nuh (2010: 1)


mengemukakan bahwa:
“pengertian Keterampilan Proses sains
(KPS) merupakan keseluruhan
keterampilan ilmiah yang terarah (baik
kognitif maupun psikomotor) yang dapat
digunakan untuk menemukan suatu
konsep atau prinsip atau teori, untuk
mengembangkan konsep yang telah ada
sebelumnya, ataupun untuk melakukan
penyangkalan terhadap suatu penemuan
(falsifikasi)”.

Gagne (dalam Purwandono, 2000:21)


mendeskripsikan pengertian keterampilan
proses sains mencakup:

1.    Keterampilan proses sains merupakan


keterampilan khas yang digunakan oleh
semua saintis, serta dapat diterapkan
untuk memahami fenomena.

2.    Setiap keterampilan proses sains


merupakan sains tingkah laku ilmuwan
yang dapat dipelajari oleh siswa.

3.    Keterampilan proses dapat ditransfer


antara isi pelajaran-pelajaran dan
memberi sumbangan pada pikiran
rasional dalam kehidupan sehari-hari.
KPS adalah kemampuan siswa untuk
menerapkan metode ilmiah dalam
memahami, mengembangkan, dan
menemukan ilmu pengetahuan. KPS
sangat penting bagi setiap siswa sebagai
bekal untuk menggunakan metode ilmiah
dalam mengembangkan sains serta
diharapkan memperoleh pengetahuan
baru/mengembangkan pengetahuan yang
telah dimiliki.

Keterampilan proses mencakup


keterampilan berpikir/keterampilan
intelektual yang dapat dipelajari dan
dikembangkan oleh siswa melalui proses
belajar mengajar di kelas, yang dapat
digunakan untuk memperoleh
pengetahuan tentang produk IPA.
Keterampilan proses perlu dikembangkan
untuk menanamkan sikap ilmiah siswa.

Keterampilan proses sains merupakan


kegiatan yang biasa dilakukan oleh para
ilmuwan dalam menyelesaikan masalah
dan menghasilkan produk-produk sains.
Keterampilan proses dalam pembelajaran
sains merupakan suatu model atau
alternatif pembelajaran sains yang dapat
melibatkan siswa dalam tingkah laku dan
proses mental, seperti ilmuwan. Funk
dalam Dimyati (2009: 140)
mengemukakan bahwa: “berbagai
keterampilan proses dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu
keterampilan proses dasar (basic skill) dan
keterampilan terintegrasi (integrated
skill). Keterampilan proses dasar meliputi
kegiatan yang berhubungan dengan
observasi, klasifikasi, pengukuran,
komunikasi, prediksi, dan inferensi.
Keterampilan terintegrasi terdiri atas:
mengidentifikasi variabel, tabulasi, grafik,
diskripsi hubungan variabel, perolehan
dan proses data, analisis penyelidikan,
dan hipotesis eksperimen. “

Keterampilan proses sains merupakan


dasar dari pemecahan masalah dalam
sains dan metode ilmiah. Keterampilan
proses sains dikelompokkan menjadi
keterampilan proses dasar dan
keterampilan proses terpadu. Menurut
Wetzel dalam Mahmuddin (2010: 1),
keterampilan proses dasar terdiri atas
enam komponen tanpa urutan tertentu,
yaitu:

1. Observasi atau mengamati,


menggunakan lima indera untuk mencari
tahu informasi tentang obyek seperti
karakteristik obyek, sifat, persamaan, dan
fitur identifikasi lain.

2. Klasifikasi, proses pengelompokkan dan


penataan objek.

3. Mengukur, membandingkan kuantitas


yang tidak diketahui dengan jumlah yang
diketahui, seperti: standar dan non-
standar satuan pengukuran.

4. Komunikasi, menggunakan multimedia,


tulisan, grafik, gambar, atau cara lain
untuk berbagi temuan.

5. Menyimpulkan, membentuk ide-ide


untuk menjelaskan pengamatan.

6. Prediksi, mengembangkan sebuah


asumsi tentang hasil yang diharapkan.

Keenam keterampilan proses dasar di


atas terintegrasi secara bersama-sama
ketika ilmuwan merancang dan
melakukan penelitian, maupun dalam
kehidupan sehari-hari. Semua komponen
keterampilan proses dasar penting baik
secara parsial maupun ketika terintegrasi
secara bersama-sama. Oleh karena itu,
sangat penting dimiliki dan dilatihkan bagi
siswa sebelum melanjutkan ke
keterampilan proses yang lebih rumit dan
kompleks.

Perpaduan dua kemampuan keterampilan


proses dasar atau lebih membentuk
keterampilan terpadu. Keterampilan
proses terpadu (terintegrasi) menurut
Wetzel dalam Mahmuddin (2010: 1)
meliputi:

1. merumuskan hipotesis, membuat


prediksi (tebakan) berdasarkan bukti dari
penelitian sebelumnya atau penyelidikan;

2. mengidentifikasi variabel, penamaan


dan pengendalian terhadap variabel
independen, dependen, dan variabel
kontrol dalam penyelidikan;

3. membuat definisi operasional,


mengembangkan istilah spesifik untuk
menggambarkan apa yang terjadi dalam
penyelidikan berdasarkan karakteristik
diamati;

4. percobaan, melakukan penyelidikan


dan mengumpulkan data; dan

5. interpretasi data, menganalisis hasil


penyelidikan.

Hal serupa juga diungkapkan oleh


Nurohman (2010: 3). Keterampilan proses
sains dibagi dalam dua kelompok,
yaitu: 1) the basic (simpler) process skill
dan 2) integrated (more complex) skill.
The basic process skill, terdiri dari 1)
Observing, 2) Inferring, 3) Measuring, 4)
Communicating, 5) Classifying, dan 6)
Predicting. Sedangkan yang termasuk
dalam integrated science process skills
adalah 1) Controlling variables, 2)
Defining operationally, 3) Formulating
hypotheses, 4) Interpreting data, 5)
Experimenting, dan 6) Formulating
models.

Keterampilan proses di atas merupakan


keterampilan proses sains yang
diaplikasikan pada proses pembelajaran.
Pembentukan keterampilan dalam
memperoleh pengetahuan merupakan
salah satu penekanan dalam
pembelajaran sains. Oleh karena itu,
penilaian terhadap keterampilan proses
sains siswa harus dilakukan terhadap
keterampilan proses sains baik secara
parsial maupun secara utuh. Klasifikasi
keterampilan proses sains menurut
Nurohman (2010: 4) terbagi menjadi tiga
tingkatan, yaitu Basic, Intermediate, dan
Advanced.

a) Tingkat Basic

•            Mengobservasi, yakni
menggunakan indera untuk
mengumpulkan informasi.

•            Membandingkan, yakni
menemukan persamaan dan perbedaan
antara dua objek/ kejadian.

•            Mengklasifikasikan, yakni
mengelompokkan objek atau ide dalam
kelompok atau kategori berdasarkan
bagian-bagiannya.

•            Mengukur, yakni menentukan


ukuran objek atau kejadian dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai.

•            Mengkomunikasikan, yakni
menggunakan lisan, tulisan, atau grafik,
untuk menggambarkan kejadian, aksi,
atau objek.

•            Membuat Model, yakni membuat


grafik, tulisan, atau untuk menjelaskan
ide, kejadian, atau objek.

•            Merekam Data, yakni menulis


hasil observasi dari objek atau kejadian
menggunakan gambar, kata-kata,
maupun angka.

b) Tingkat Intermediate

•            Inferring, yakni membuat


pernyataan mengenai hasil observasi
yang didukung dengan penjelasan yang
masuk akal.

•            Memprediksi, yakni menerka hasil


yang akan terjadi dari suatu kejadian
berdasarkan observasi dan biasanya
pengetahuan dasar dari kejadian serupa.

c) Tingkat Advanced

•            Membuat Hipotesis, yakni


membuat pernyataan mengenai suatu
permasalahan dalam bentuk pertanyaan.

•            Merancang Percobaan, yakni


membuat prosedur yang dapat menguji
hipotesis.

•            Menginterpretasikan, yakni
membuat dan menggunakan tabel, grafik,
atau diagram untuk mengorganisasikan
dan menjelaskan informas

Hartono (2007)membagi keterampilan


proses sains dalam dua bagian yakni
keterampilan proses sains dasar dan
keterampilan proses sains terpadu. Belian
menyusun indikator keterampilan proses
sains dasar dan keterampilan proses sains
terpadu, sebagaiberikut:

a) Indikator keterampilan proses sains


dasar

•            Observasi(observing) dengan
indikator mampu menggunakan semua
indera (penglihatan, pembau,
pendengaran, pengecap, dan peraba)
untuk mengamati, mengidentifikasi, dan
menamai sifat benda dan kejadian secara
teliti dari hasil pengamatan.

•            Klasifikasi(Classifying) dengan
indikator mampu menentukan
perbedaan, mengkontraskan ciri-ciri,
mencari kesamaan, membandingkan dan
menentukan dasar penggolongan
terhadap suatu obyek.
•            Pengukuran(measuring) dengan
indikator mampu memilih dan
menggunakan peralatan untuk
menentukan secara kuantitatif dan
kualitatif ukuran suatu benda secara
benar yang sesuai untuk panjang, luas,
volume, waktu, berat dan lain-lain. Dan
mampu mendemontrasikan perubahan
suatu satuan pengukuran ke satuan
pengukuran lain.

•            Pengkomunikasian
(communicating) dengan indikator
mampu membaca dan mengkompilasi
informasi dalam grafik atau diagram,
menggambar data empiris dengan grafik,
tabel atau diagram, menjelaskan hasil
percobaan, menyusun dan
menyampaikan laporan secara sistematis
dan jelas.

•            Menarik Kesimpulan (inferring),


dengan indikator mampu membuat suatu
kesimpulan tentang suatu benda atau
fenomena setelah mengumpulkan,
menginterpretasi data dan informasi.

•            Memprediksi, dengan indikator


mampu mengantisipasi atau membuat
ramalan tentang segala hal yang akan
terjadi pada waktu mendatang,
berdasarkan perkiraan pada pola atau
kecenderungan tertentu, atau hubungan
antara fakta,konsep, dan prinsip dalam
ilmu pengetahuan.

b) Indikator keterampilan proses sains


Terpadu

•            Merumuskan hipotesis
(formulating Hypotheses) dengan
indikator mampu menyatakan hubungan
antara dua variabel, mengajukan
perkiraan penyebab suatu hal terjadi
dengan mengungkapkan bagaimana cara
melakukan pemecahan masalah

•            Menamai variabel (Naming


Variables), dengan indikator mampu
mendefinisikan semua variabel jika
digunakan dalam percobaan

•            Mengontrol variabel (Controling


Variables), dengan indikator mampu
mengidentifikasi variabel yang
mempengaruhi hasil percobaan, menjaga
kekonstanannya selagi memanipulasi
variabel bebas

•            Membuat definisi
operasional(making operational
definition), dengan indikator mampu
menyatakan bagaimana mengukur semua
faktor/variabel dalam suatu eksperimen

•            Melakukan Eksperimen
(experimenting), dengan indikator
mampu melakukan kegiatan, mengajukan
pertanyaan yang sesuai, menyatakan
hipotesis, mengidentifikasi dan
mengontrol variabel, mendefinisikan
secara operasional variabel-variabel,
mendesain sebuaheksperimen yang jujur,
menginterpretasi hasil eksperimen

•            Interpretasi(Interpreting), dengan
indikator mampu menghubung-
hubungkan hasil pengamatan terhadap
obyek untuk menarik kesimpulan,
menemukan pola atau keteraturan yang
dituliskan (misalkan dalam tabel) suatu
fenomena alam

•            Merancang penyelidikan
(Investigating), dengan indikator mampu
menentuka alat dan bahan yang
diperlukan dalam suatu penyelidikan,
menentukan variabel kontrol, variabel
bebas, menentukan apa yang akan
diamati, diukur dan ditulis, dan
menentukan cara dan langkah kerja yang
mengarah pada pencapaian kebenaran
ilmiah

•            Aplikasi konsep(Appling
Concepts), dengan indikator mampu
menjelaskan peristiwa baru dengan
menggunakan konsep yang telah dimiliki
dan mampu menerapkan konsep yang
telah dipelajari dalam situasi baru

Penilaian merupakan tahapan penting


dalam proses pembelajaran. Penilaian
dalam pembelajaran sains dapat dimaknai
sebagai membawa konten, proses sains,
dan sikap ilmiah secara bersama-sama.
Penilaian dilakukan terutama untuk
menilai kemajuan siswa dalam
pencapaian keterampilan proses sains.
Menurut Smith dan Welliver dalam
Mahmuddin (2010: 1), pelaksanaan
penilaian keterampilan proses dapat
dilakukan dalam beberapa bentuk,
diantaranya: pretes dan postes,
diagnostik, penempatan kelas, dan
bimbingan karir.

Penilaian dalam Keterampilan Proses


Sains (KPS). Penilaian keterampilan proses
sains dilakukan dengan menggunakan
instrumen yang disesuaikan dengan
materi dan tingkat perkembangan siswa
atau tingkatan kelas. Oleh karena itu,
penyusunan instrumen penilaian harus
direncanakan secara cermat sebelum
digunakan. Menurut Widodo dalam
Mahmuddin (2010: 1), penyusunan
instrumen untuk penilaian terhadap
keterampilan proses sains dapat
dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.

1) Mengidentifikasikan jenis keterampilan


proses sains yang akan dinilai.

2) Merumuskan indikator untuk setiap


jenis keterampilan proses sains.

3) Menentukan dengan cara bagaimana


keterampilan proses sains tersebut diukur
(misalnya apakah tes unjuk kerja, tes tulis,
ataukah tes lisan).

4) Membuat kisi-kisi instrumen.

5) Mengembangkan instrumen
pengukuran keterampilan proses sains
dan tingkatan keterampilan proses sains
(objek tes).

6) Melakukan validasi instrumen.

7) Melakukan uji coba terbatas untuk


mendapatkan validitas dan reliabilitas
empiris.

8) Perbaikan butir-butir yang belum valid.

9) Terapkan sebagai instrumen penilaian


keterampilan proses sains dalam
pembelajaran sains.

Pengukuran terhadap keterampilan


proses siswa, dapat dilakukan
menggunakan instrumen tertulis.
Pelaksanaan pengukuran dapat dilakukan
secara tes (paper and pencil test) dan
bukan tes. Penilaian melalui tes dapat
dilakukan dalam bentuk tes tertulis
(paper and pencil test). Sedangkan
penilaian melalui bukan tes dapat
dilakukan dalam bentuk observasi atau
pengamatan. Penilaian teman sebaya
(peer assessment) adalah penilaian dalam
bentuk observasi atau pengamatan yang
dapat menjadi penilaian alternatif. Peer
assessment dapat mengasah objektivitas
siswa, rasa menghargai orang lain, dan
kemampuan mengobservasi.

Terutama dalam pelajaran Sains, baik itu


pelajaran biologi, fisika, dan kimia, guru
perlu melakukan penilaian keterampilan
proses sains (KPS). Sebagai contoh berikut
ini alasan mengapa dalam pembelajaran
biologi perlu dilakukan penilaian
keterampilan proses sains (KPS) terhadap
peserta didik. Karena pembelajaran
biologi merupakan bagian dari ilmu sains
sehingga perlu dilakukan penilaian
keterampilan proses sains (KPS). Ada 4
karakteristik ilmu sains yang melekat
pada pembelajaran Biologi yang sesuai
dengan ketarampilan proses sains, yaitu:
a) Rasional

Sains merupakan hasil kegiatan berpikir


secara logis dengan menggunakan nalar
yang hasilnya dapat diterima oleh logika
berpikir manusia. Dengan kata lain, sains
bukan takhayul atau omong kosong
belaka. Karakteristik ini sangat erat
kaitannya dengan biologi sebagai sains.
Dalam mempelajari biologi, peneliti
diharuskan memiliki penalaran serta
kemampuan berpikir secara logis dengan
baik. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari dugaan-dugaan yang
beredar dalam masyarakat kuno ketika
menyatakan kesimpulan atau
mendapatkan hasil observasi yang
bertolak belakang dengan fakta yang ada.

b) Objektif

Sains merupakan kebenaran apa adanya


karena berdasarkan atas data-data yang
dihasilkan melalui pengamatan dan
terhindar dari pandangan pribadi
ilmuwan. Pada karakter ini, kebenaran
dalam biologi adalah sesuatu yang
seharusnya dicapai, tanpa memandang
pendapat-pendapat yang tidak didasarkan
oleh pengamatan yang dilakukan secara
ilmiah. Objektifitas ilmuwan merupakan
hal yang sangat penting dalam biologi,
sebab biologi merupakan ilmu yang erat
kaitannya dengan alam, maka dari itu
setiap kesimpulan yang kita dapat dari
hasil pengamatan yang ilmiah akan
mempengaruhi pola pikir seseorang
terhadap lingkungannya.

c) Empiris

Sains dapat dibuktikan dengan penelitian,


percobaan, maupun dengan eksperimen.
Pada saat ini, perkembangan teknologi
khususnya di bidang keilmuan sudah
sangat signifikan. Hal ini memicu para
ilmuwan untuk saling berlomba-lomba
melakukan eksperimen, tak terkecuali
dalam bidang biologi. Penelitian
merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan fakta biologi, saat ini
ilmuwan diharapkan mampu
mengakomodir hasil penelitian yang ia
lakukan di laboratorium maupun di alam
terbuka agar dapat mempublikasikan
fakta biologi, dalam rangka meningkatkan
sikap kritis masyarakat dalam berpikir
secara logis.

d) Akumulatif

Sains dapat dibentuk berdasarkan teori


lama yang disempurnakan, ditambah,
ataupun diperbaiki sehingga didapatkan
kebenaran yang nyata. Dalam bidang
biologi, terkadang seorang ilmuwan tidak
dapat menemukan fakta dalam sebuah
projek penelitian, namun harus
disempurnakan oleh ilmuwan lain untuk
mengetahui kebenaran yang
sesungguhnya. Hal ini memicu kerjasama
antar ilmuwan untuk saling
berkomunikasi dan berbagi informasi
dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Dalam prakteknya terdapat banyak faktor


yang mempengaruhi dan menjadi
hambatan dalam
pelaksanaan penilaian keterampilan
proses sains (KPS). Beberapa faktor yang
mempengaruhi penilaian KPS pada
peserta didik, antara lain:

a) Faktor kemampuan awal yang dimiliki


siswa (intake) . Kemampuan awal yang
dimiliki siswa mempengaruhi penilaian
KPS

b) Faktor minat dan motivasi belajar


siswa. Minat adalah kecenderungan yang
tetap untuk memperhatikan dan
mengenang suatu kegiatan. Minat selalu
diikuti oleh perasaan senang. Oleh karena
itu, pembelajaran yang menarik akan
mendukung minat peserta didik.
Sedangkan Motivasi adalah keadaan
internal yang mendorong seseorang
untuk berbuat sesuatu. Pujian dan hadiah
adalah contoh motivasi ekstrinsik yaitu
suatu hal atau keadaan yang dating dari
luar individu peserta didik yang
mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Motivasi dalam belajar
merupakan kekuatan yang dapat menjadi
tenaga pendorong bagi peserta didik
untuk mendayagunakan potensi-potensi
yang ada pada dirinya dan potensi di luar
dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar.
Minat dan motivasi belajar siswa dapat
mempengaruhi penilaian KPS

c) Faktor sikap terhadap belajar. Sikap


adalah gejala internal yang yang
berdimensi afektif berupa kecenderungan
untuk mereaksikan atau merespon
dengan cara yang relatif tetap terhadap
objek. Sikap terhadap belajar ditandai
dengan menerima atau menolaknya
peserta didik terhadap pelajaran tersebut.
Jika pada dasarnya peserta didik senang,
maka akan terlihat dalam sikapnya untuk
menerima suatu materi yang diajarkan
yaitu peserta didik akan sering terlibat
langsung dengan kegiatan pembelajaran,
misalnya bertanya pada guru atau
mengemukakan pendapat. Namun,
apabila peserta didik sebelum belajar
sudah tidak senang maka sikap yang akan
timbul adalah kurang memperhatikan
apalagi sampai terlibat langsung dalam
pembelajaran. Sikpa siswa terhadap
pelajaran dan terhadap guru mata
pelajaran juga akan berpengaruh
terhadap penilaian KPS.

Adapun hambatan dalam melaksanakan


penilaian KPS pada peserta didik, antara
lain

a) Kemampuan siswa dalam praktikum. Di


SMA masih banyak siswa yang memiliki
pengalaman praktikum yang rendah,
karena pada pembelajaran di tingkat yang
lebih rendah, siswa tersebut jarang
melakukan praktikum.

b) Alat-alat praktikum yang kurang


memadai. Ketersedian alat praktikum
dalamlaboratorium IPA di sekolah
mempengaruhi keterampilan proses sains
siswa. Jack (2013:20) menyatakan,
student’s attitude, laboratory adequacy
and class size have great influence on
student’s science process skill acquisition.
Dari pernyataan tersebut, ruang
laboratorium turut mempengaruhi
pembentukan keterampilan proses sains
di laboratorium.

c) Hambatan dalam melaksanakan


penilaian KPS yang lain terkait minat dan
motivasi belajar siswa dalam
pembelaharan yang rendah. Jika motivasi
belajar siswa dalam pembelajaran biologi
rendah maka hasil penilaian KPS juga
rendah.

Jawaban no 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan : SD Negeri Tangerang 4
Kelas / Semester : VI / 2
Tema : 7. Kepemimpinan
Sub Tema : 1. Pemimpin di Sekitarku
Pembelajaran ke : 5
Muatan Pembelajaran : IPA
Alokasi waktu : 10 menit

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca dan
menanya) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya
yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
IPA
No Kompetensi Dasar (KD) Indikator
1 3.2 Menghubungkan ciri pubertas pada 3.2.4 Membedakan ciri laki-laki dan
laki-laki dan perempuan dengan perempuan setelah masa pubertas.
kesehatan reproduksi.
2 4.2 Menyajikan karya tentang cara 4.2.3 Mempresentasikan karya sederhana
menyikapi masa pubertas yang dialami. dalam menyikapi masa pubertas
yang dialami.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui kegiatan berdiskusi, siswa dapat menjelaskan perbedaan ciri fisik laki-laki dan perempuan
setelah masa pubertas

D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi
Pendahuluan  Melakukan pembukaan dengan salam dan dilanjutkan dengan membaca
doa.
 Guru mengecek kehadiran peserta didik.
 Menyanyikan lagu nasional.
 Guru mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
 Guru menyampaikan tujuan, materidan kegiatan yang akan dilakukan.
 Guru memotivasi peserta didik agar bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran.
Kegiatan Inti Ayo Berdiskusi
 Siswa dibagi dalam kelompok-kelompok diskusi.
 Setiap kelompok mengamati gambar remaja laki-laki dan remaja
perempuan pada buku siswa. Selanjutnya, siswa mengidentifikasi
perbedaan ciri fisik laki-laki dan perempuan setelah masa
pubertas.
 Setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelompok-
kelompok lain. Apabila ada perbedaan jawaban, seluruh kelompok
mendiskusikan dengan panduan Bapak/Ibu guru.
Ayo Mencoba
 Bersama kelompoknya, siswa mempresentasikan karya poster/buklet
yang telah dibuat pada Pembelajaran 2
Kegiatan Penutup Ayo Renungkan
 Sebagai kegiatan penutup, guru memimpin diskusi kelas dan membantu
siswa dalam membuat kesimpulan tentang kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan pada hari tersebut. Siswa diminta
untuk merefleksikan: sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang telah
dipelajarinya.
 Evaluasi
 Memeriksa pekerjaan siswa
 Peserta didik yang selesai mengerjakan tugas
projek/produk/portofolio/unjuk kerja dengan benar diberi hadiah/
pujian

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN


 Buku Pedoman Guru Tema : Kepemimpinan Kelas 6 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013,
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
 Buku Siswa Tema : Kepemimpinan Kelas 6 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
 Buku Teks, bacaan, lingkungan sekitar.

F. PENILAIAN PEMBELAJARAN
Penilaian terhadap materi ini dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap,
tes pengetahuan dan presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian.

Mengetahui Tangerang, Mei 2023


Kepala Sekolah Guru Kelas VI

SUDARMI, M.Pd OCHA, S.Pd


NIP NIP
LAMPIRAN
A. MATERI PEMBELAJARAN
Berdiskusi untuk menjelaskan perbedaan ciri fisik laki-laki dan perempuan setelah masa pubertas.
B. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : diskusi, tanya jawab, penugasan
C. PENILAIAN PROSES DAN HASIL
BELAJAR Penilaian Sikap
Perubanan Tingkah Laku
Teliti Cermat Percaya Diri
No Nama
K C B SB K C B SB K C B SB
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1

dst

Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4

Penilaian Kinerja
No 3

a.
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh Bu Niza adalah dengan pemutaran video mengenal perubahan
energi dan pemanfaatan yang dilakukan dalam kegiatan sehari-hari Setelah itu. Bu Niza
mendemonstrasikan beberapa contoh pemanfaatan energi lain dan meminta beberapa siswa untuk
mendemonstrasikan contoh pemanfaatan energi ke dalam bentuk lain

Kelebihan Media Video Pembelajaran


 Mengatasi jarak dan waktu.
 Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang
singkat.
 Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang
satu ke masa yang lain.
 Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan.

Kelebihan Media Video Pembelajaran


 Mengatasi jarak dan waktu.
 Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang
singkat.
 Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa yang
satu ke masa yang lain.
 Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan.

Video juga bisa dimanfaatkan untuk hampir semua topik, tipe pebelajar, dan setiap ranah: kognitif,
afektif, psikomotorik, dan interpersonal. Pada ranah kognitif, pebelajar bisa mengobservasi
kejadian sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara
dan gerak mampu membuat karakter terasa lebih hidup. Selain itu menonton video, setelah atau
sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap materi ajar. Pada ranah
afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan penyikapan dari
pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari potensi pengaruh emosional yang
dimiliki oleh video, di mana is mampu secara langsung ke sisi penyikapan personal dan sosial
siswa. Membuat mereka tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau
sebaliknya menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada
penyikapan seperti menolak ketidakadilan atau sebaliknya pemihakan kepada yang tertindas.
Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana sesuatu
bekerja. Misalnya dalam mendemonstrasikan bagaimana tata cara merangkai bunga, membuat
origami pada anak-anak TK, memasak pada pelajaran tata boga, menari, olahraga, dan lain
sebagainya. Semua itu akan terasa lebih sederhana, mendetail, dan bisa diulang-ulang. Video
pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan kesempatan pada mereka
untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka, baik secara pribadi maupun
feedback dari teman-temannya.
Sedangkan pada ranah meningkatkan kompetensi interpersonal, video memberikan kesernpatan
pada mereka untuk mendiskusikan apa yang telah mereka saksikan secara bersama.

Lebih dari itu, manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan
efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah:
1. Mengatasi jarak dan waktu resolusi konflik dan hubungan antar sesama, mereka bisa
saling mengobservasi dan menganalisis sebelum menyaksikan tayangan video.
2. Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang
singkat
3. Dapat membawa siswa berpetualang dari, negara satu ke negara lainnya, dan dari masa
yang satu ke masa yang lain.
4. Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan
5. Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat
6. Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa
7. Mengembangkan imajinasi
8. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik
9. Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang
akan dibedah di dalam kelas
10. Dengan melihat program video secara bersama-sama, sekelompok orang yang berlainan
dapat bertukar pendapat berdasarkan pengalaman masing-masing untuk mendiskusikan sebuah
issu dengan efektif
11. Gambar yang bergerak memiliki kelebihan, yaitu lebih nyata dalam menggambarkan
visualisasi konsep claim gerakan yang pokok untuk dikuasai.
12. Proses operasi seperti halnya langkah-langkah garis perakitan, atau percobaan ilmu
pengetahuan, di dalam gerakan percontohan dapat di perlihatkan lebih efektif.
13. Video memungkinkan siswa untuk mengamati peristiwa yang mungkin membahayakan
ketika dilihat secara lamgsung. Misalnya gerhana matahari, letusan gunung merapii atau
peperangan.
14. Drama hiburan dapat membawa peristiwa bersejarah dalam kehidupan. Hal tersebut
memungkinkan siswa untuk mengamati dan menganalisis interaksi manusia.
15. Penelitian mengindikasikan kemampuan sesorang itu membutuhkan observasi dan praktek
berulang kali. Melalui video, murid dapat melihat sebuah performansi secara terus menerus.
Mereka dapat mengamati video melalui performansi mereka masing-masing untuk umpan balik
dan peningkatan.
16. Karena video memiliki potensi besar untuk pengaruh emosional, maka video sangat
berguna dalam membentuk perilaku individu dan perilaku sosial.
17. Penulisan drama open-ended itu sering digunakan untuk menunjukkan situasi yang tidak
bisa dipecahkan, oleh karena itu maka para penonton dianjurkan untuk mendiskusikan berbagai
cara untuk memecahkan masalah tersebut.
18. Kita dapat meningkatkan apresiasi yang mendalam terhadap kebudayaan lain dengan
melihat gambaran kehidupan sehari-hari dari masyarakat lain. Seluruh gaya/aliran video etnografi
dapat memenuhi tujuan ini. Dengan melihat program video secara bersama-sama, sekelompok
orang yang berlainan dapat bertukar pendapat berdasarkan pengalaman masing-masing untuk
mendiskusikan sebuah isu dengan efektif
3b

Langkah Membuat Video Pembelajaran Menggunakan HP
1. Tentukan tema/topik pembelajaran. Cara membuat video pembelajaran yang pertama
adalah dengan menentukan tema atau topik materi yang akan diajarkan. ...
2. Merencanakan Konsep Video. ...
3. Membuat Storyboard. ...
4. Proses Pembuatan Video. ...
5. Proses Mengolah dan Mengedit Video



Proses pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan bisa dibangun dengan menghadirkan
media pembelajaran dalam bentuk video (audio visual). Belajar melalui video akan memudahkan
guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, juga memudahkan peserta didik memahami
konteks mata pelajaran.

Ada beberapa aspek yang harus dipahami oleh guru dalam menyajikan video sebagai media
pembelajaran. Yaitu penyajian materi yang benar, teknik penyampaian yang tepat, produksi video
dengan kualitas yang optimal, dan keterampilan pembuatan video sesuai perkembangan terkini.

Jawaban 4a
RANGKAIAN listrik terdiri dari dua rangkaian, yaitu rangkaian seri dan rangkaian paralel.
Membayangkan istilah rangkaian seri maupun rangkaian paralel akan terbayang betapa
sulitnya materi pembelajaran tersebut bagi peserta didik. Berdasarkan pengalaman penulis
setiap penulis memberikan teori materi tersebut peserta didik terlihat pasif dan kurang
tertarik. Sehingga materi pembelajaran tidak dikuasai oleh peserta didik.

Maka dari itu untuk menunjang proses pembelajaran berjalan dengan baik dan hasil belajar
yang optimal diperlukan adanya suatu media pembelajaran seperti alat peraga yang sesuai
dengan karakteristik peserta didik

Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, dimana input suatu komponen berasal
dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat
menghemat biaya (dilihat dari penggunaan kabelnya), namun belum tentu dalam
penghematan biaya listrik mengingat tarif listrik yang cenderung naik hehehe.. Selain itu,
rangkaian seri juga memiliki kelemahan yatiu jika salah satu komponen rusak, maka
komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya karena rangkaian yang
menyambung dalam satu rangkaian. Sedangkan rangkaian listrik paralel adalah suatu
rangkaian listrik, dimana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua
komponen satu sama lain tersusun secara paralel. Hal ini menyebabkan dalam rangkaian ini
membutuhkan lebih banyak kabel penghubung. Namun dibalik itu, rangkaian paralel memiliki
kelebihan yang jika salah satu komponen (lampu misalnya) mati maka komponen yang lain
akan tetap berfungsi
Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, dimana input suatu komponen berasal
dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat
menghemat biaya (dilihat dari penggunaan kabelnya), namun belum tentu dalam
penghematan biaya listrik mengingat tarif listrik yang cenderung naik hehehe.. Selain itu,
rangkaian seri juga memiliki kelemahan yatiu jika salah satu komponen rusak, maka
komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya karena rangkaian yang
menyambung dalam satu rangkaian. Sedangkan rangkaian listrik paralel adalah suatu
rangkaian listrik, dimana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua
komponen satu sama lain tersusun secara paralel. Hal ini menyebabkan dalam rangkaian ini
membutuhkan lebih banyak kabel penghubung. Namun dibalik itu, rangkaian paralel memiliki
kelebihan yang jika salah satu komponen (lampu misalnya) mati maka komponen yang lain
akan tetap berfungsi.

Jawaban 4b

Salah satu karya rangkaian ser dan parareli anak kls 6 SD

Dengan menggunakan bahan bahan

Rangkaian listrik seri adalah suatu rangkaian listrik, dimana input suatu komponen berasal
dari output komponen lainnya. Hal inilah yang menyebabkan rangkaian listrik seri dapat
menghemat biaya (dilihat dari penggunaan kabelnya), namun belum tentu dalam
penghematan biaya listrik mengingat tarif listrik yang cenderung naik hehehe.. Selain itu,
rangkaian seri juga memiliki kelemahan yatiu jika salah satu komponen rusak, maka
komponen yang lain tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya karena rangkaian yang
menyambung dalam satu rangkaian. Sedangkan rangkaian listrik paralel adalah suatu
rangkaian listrik, dimana semua input komponen berasal dari sumber yang sama. Semua
komponen satu sama lain tersusun secara paralel. Hal ini menyebabkan dalam rangkaian ini
membutuhkan lebih banyak kabel penghubung. Namun dibalik itu, rangkaian paralel memiliki
kelebihan yang jika salah satu komponen (lampu misalnya) mati maka komponen yang lain
akan tetap berfungsi

Jawabannya 5a

Anda mungkin juga menyukai