Disusun Oleh :
Kelompok 7
2021
A. Pengertian Keterampilan Proses IPA
Pembelajaran IPA hendaknya memberi pengalaman baru pada siswa, dimana siswa
tidak hanya memperoleh pengetahuan IPA secara langsung, namun siswa juga belajar
mengenai proses dan cara memperoleh pengetahuan tersebut. IPA bukan hanya kumpulan
pengetahuan, namun menupatkan proses pencarian dan penemuan yang sistematis dan
berisi berbagai strategi sehingga dapat menghasilkan kumpulan pengetahuan yang dinamis.
Untuk melakukan proses tersebut, siswa dituntut untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan proses (keterampilan ilmiah), sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan
ilmuiah tentang alam sekitar dan bukan hanya sekedar menghafal produk saja.
Adanya keterampilan proses siswa dapat mempelajari IPA sesuai dengan apa yang
dilakukan para Ilmuan, yakni melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan
hipotesis, dan melakukan eksperimen (Patta Bundu, 2006:12). Siswa dapat meneladani dan
mempelajari keterampilan proses IPA yang digunakan para ilmuan tersebut dalam bentuk
yang lebih sederhana, yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak.
Berdasarkan pengertian diatas dapat diketahui bahwa keterampilan proses IPA adalah
suatu keterampilan proses penemuan dalam memperoleh pengetahuan sehingga
memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan
intelektual, fisik, mental dan sosial yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Keterampilan proses dapat merangsang perkembangan kemampuan intelektual, fisik, dan
mental anak, sehingga dapat menjadi dasar untuk anak belajar memecahkan masalah yang
dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Melatih keterampilan proses pada anak menjadi salah satu upaya untuk memperoleh
keberhasilan belajar siswa yang optimal. Melalui keterampilan proses IPA, siswa diarahkan
mampu memahami materi IPA menurut cara-cara yang dibuat oleh ilmuan, namun siswa
tetap memperoleh dan memahami materi tersebut dengan menemukan dan
mengembangakan sendiri fakta dan konsep sehingga pengalaman yang diperoleh dapat
diingat dalam kurun waktu yang relatif lama.
Sementara itu, Jenny dan Hendro (1991: 52) menyatakan ada dua alasan penting
keterampilan proses penting untuk dikembangkan kepada diri anak. Pertama, adanya
perkembangan ilmu dan tehnologi maka laju pertumbuhan produk-produk ilmu
pengetahuan dan tehnologi menjadi pesat sehingga anak perlu dibekali dengan
keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari berbagai sumber, dan tidak hanya
dari guru. Kedua, IPA memang dapat dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk
dan proses. Melalui keterampilan proses anak mendapat ilmu lebih dari sekedar memahami
tetapi dapat memproduksi IPA.
Mengingat pentingnya keterampilan IPA pada siswa, Muhammad (Trianto, 2010: 148)
mengemukakan tujuan-tujuan melatihkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA
sebagai berikut:
Jika dilihat dari eksistensi pentingnya keterampilan proses IPA, keterampilan proses
IPA sangat perlu diajarkan pada anak sebagai bekalnya dalam berproses memperoleh
pengetahuan IPA. Materi pelajaran akan mudah dipelajari, dipahami, dihayati dengan
pengalaman langsung dari peristiwa belajar tersebut. Lebih jauh, siswa dapat belajar untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari melalui cara-cara yang
rasional.
a) Pengamatan
b) Pengklasifikasian
c) Pengukuran
d) Pengidentifikasian dan pengendalian variabel
e) Perumusan hipotesa
f) Perancangan eksperimen
g) Penyimpulan hasil eksperimen
h) Pengkomunikasian hasil eksperimen
Menurut Hendro dan Jenny (1991: 51) senada pendapat tersebut, dan menambah 3
keterampilan proses yaitu prediksi, inferensi dan aplikasi. Sementara itu, Abruscato (Patta
Bundu, 2006:23) membuat penggolongan keterampilan proses Sains (IPA) menjadi dua
tingkatan, yaitu:
Sedangkan menurut Rezba, et. al. (1995: 1), Keterampilan proses tingkat dasar
meliputi: observasi, klasifikasi, komunikasi, pengukuran, prediksi, dan inferensi.
Keterampilan proses terpadu meliputi : menentukan variabel, menyusun tabel data,
menyusun grafik, memberi hubungan variabel, memproses data, menganalisis penyelidikan,
menyusun hipotesis, menentukan variabel secara operasional, merencanakan penyelidikan,
dan melakukan eksperimen. Keterampilan proses IPA dasar merupakan cara yang
dilakukan ketika mereka menemukan pengetahuan, sedangkan keterampilan proses IPA
lanjutan dipergunakan untuk melakukan beberapa mempertimbangkan terakhir di
pemecahan masalah pengetahuan melalui percobaan.
Keterampilan proses IPA dasar sangat ditekankan pada sekolah dasar (Patta Bundu.
2006:19). Dengan keterampilan proses dasar Sains akan membentuk fondasi untuk
kemudian dan keterampilan pemikiran lebih rumit. Oleh karena itu, untuk tingkat
pendidikan dasar di SD maka penguasaan proses IPA difokuskan pada keterampilan proses
sains dasar (basic science process skills) yang meliputi:
3) Keterampilan Pengukuran
5) Keterampilan Komunikasi
6) Keterampilan Prediksi
1. Keterampilan mengamati.
Melakukan pengamatan merupakan penggunaan alat indera secara optimal dalam
rangka memperoleh suatu informasi untuk hal ini siswa harus menggunakan semua alat
inderanya seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan penciuman.
2. Mengelompokkan/Klasifikasi
Suatu sistematika yang digunakan untuk menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-
syarat tertentu. Proses mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari
kesamaan, mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari
dasar penggolongan.
3. Menafsirkan
Menarik kesimpulan tentatif dari data yang dicatatnya. dari mengamati langsung, lalu
mencatat setiap pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-
hasil pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri
pegamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan.
4. Meramalkan
Keterampilan meramalkan atau mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum
terjadi berdasarkan suatu pola yang sudah ada, menggunakan pola-pola atau hubungan
informasi/ukuran/hasil observasi dan mengantisipasi suatu peristiwa berdasarkan pola
atau kecenderungan.
5. Mengajukan pertanyaan
Kemampuan mengajukan pertanyaan baik pertanyaan yang meminta penjelasan tentang
apa, mengapa dan bagaimana ataupun menanyakan sesuatu hal yang berlatar belakang
hipotesis. Keterampilan proses mengajukan pertanyaan memberi kesempatan kepada
siswa untuk mengungkapkan apa yang ingin diketahuinya, baik yang bersifat
penyelidikan maupun yang tidak secara langsung bersifat penyelidikan.
6. Merumuskan hipotesis
Keterampilan pmenggunakan informasi dengan mengemukakan dugaan atau
generalisasi sementara yang dapat menjelaskan atau menghubungkan sifat-sifat benda
peristiwa, berhipotesis melibatkan keterampilan menduga sesuatu, menguraikan
sesuatu yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara dua variabel pengetahuan
yang telah dimilikinya.
7. Merencanakan percobaan
Siswa dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel, menentukan variabel
yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah. Demikian pula siswa perlu
untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis, menentukan cara dan
langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil
pengamatan.
8. Menggunakan alat/bahan
Siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat memperoleh
pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa dan bagaimana cara
menggunakan alat dan bahan.
9. Menerapkan konsep
Menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan konsep yang telah dimiliki dan
mampu menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau menemukan
penjelasan (konsep) tentang suatu peristiwa yang sedang terjadi. Keterampilan
menerapkan konsep/prinsip menjadi penunjang dalam
10. Berkomunikasi
Mencatat hasil pengamatan yang relevan dengan penyelidikan, mentransfer suatu
bentuk penyajian ke bentuk penyajian yang lainnya atau menggunakan kriteria untuk
menyajikan data ke bentuk yang dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.
Guru memegang peranan penting dalam penanaman keterampilan proses siswa. Secara
umum peranan guru adalah melibatkan siswa dengan berbagai pengalaman yang membantu
mengembangkan keterampilan proses yang dimiliki. Untuk dapat mengajarkan
keterampilan proses pada siswa dan menerapkannya dalam suatu kurikulum, sebelumnya
guru harus mempelajari untuk dirinya sendiri Menurut Harlen (Patta Bundu, 2006: 32)
menyatakan ada lima aspek yang perlu dilakukan guru dalam mengembangkan
keterampilan proses siswa yaitu:
a) Memberikan kesempatan menggunakan keterampilan proses dalam setiap materi
dan fenomena pada saat pembelajaran
b) Memberikan kesempatan berdiskusi dalam kelompok kecil maupun dalam
kelompok besar (keseluruhan kelas).
c) Mendengarkan apa yang dikemukakan (ide/pemikiran) siswa dan menelaah hasil
yang mereka peroleh serta mempelajari keterampilan proses apa saja yang
digunakan siswa untuk menyusunnya
d) Mendorong adanya review kritis siswa dari setiap kegiatan yang telah dilaksanakan.
e) Menyiapkan teknik yang luwes untuk mengembangkan keterampilan proses.
DAFTAR PUSTAKA