Anda di halaman 1dari 10

KETERAMPILAN PROSES SAINS

1. PENDAHULUAN

Dalam proses pembelajaran guru tidaklah mungkin dapat mengajarkan semua


konten dalam ilmu pengetahuan. Tentunya siswa dalam keterbatasannya pun tidak
mungkin dapat mengetahui semua fakta-fakta yang telah ditemukan oleh para
ilmuwan. Oleh karena itu, hal yang paling rasional dapat dilakukan adalah siswa
harus memahami metodologi kerja sains dan memiliki keterampilan dalam kerja
ilmiah atau keterampilan proses sains. Dengan hal itu, siswa dapat memiliki
kompetensi untuk dapat mengembangkan sendiri pengetahuannya, karena pada
suatu saat, siswa mungkin saja dapat memberi kontribusi dalam perkembangan
ilmu pengetahuan. Hal ini lah yang membuat siswa harus dituntut untuk memiliki
kompetensi berupa keterampilan proses sains. Pada makalah ini akan terdapat
beberapa rumusan masalah yang akan dibahas yaitu mengenai definisi
ketrampilan proses sains, klasifikasi Keterampilan proses sains, pentingnya
keterampilan proses sains, penilaian ketrampilan proses sains, pelaksanaan
penilaian keterampilan proses sains, dan cara mengukur keterampilan proses sains
yang bertujuan agar mahasiswa dapat memahami definisi ketrampilan proses sain,
klasifikasi ketrampilan proses sains, penilaian serta cara mengukur ketrampilan
proses sains.

2. KETRAMPILAN PROSES SAINS

2.1 Definisi ketrampilan proses sains

Keterampilan merupakan kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan


perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai suatu hasil tertentu, termasuk
kreativitas. Proses didefinisikan sebagai perangkat keterampilan kompleks yang
digunakan ilmuwan dalam melakukan penelitian ilmiah. Proses merupakan
konsep besar yang dapat diuraikan menjadi komponen-komponen yang harus
dikuasai seseorang bila akan melakukan penelitian.Sains (science) diambil dari
kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge
merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses.
Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan
pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan
itu.

Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan


bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah.
Dalam pembelajaran sains, proses ilmiah tersebut harus dikembangkan pada
siswa sebagai pengalaman yang bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep
sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses untuk
mendapatkan konsep tersebut juga sangat penting dalam membangun pengetahuan
siswa. Keterampilan ilmiah dan sikap ilmiah memiliki peran yang penting dalam
menemukan konsep sains. Siswa dapat membangun gagasan baru sewaktu
mereka berinteraksi dengan suatu gejala. Pembentukan gagasan dan pengetahuan
siswa ini tidak hanya bergantung pada karakteristik objek, tetapi juga bergantung
pada bagaimana siswa memahami objek atau memproses informasi sehingga
diperoleh dan dibangun suatu gagasan baru.

2.2 Klasifikasi Keterampilan proses sains

Keterampilan proses sainsterdiri dari sejumlah keterampilan tertentu.


Klasifikasi Keterampilan proses sains adalah sebagai berikut:

1. Mengamati

Mengamati adalah proses pengumpulan data tentang fenomena atau


peristiwa dengan menggunakan inderanya. Untuk dapat menguasai keterampilan
mengamati, siswa harus menggunakan sebanyak mungkin inderanya, yakni
melihat, mendengar, merasakan, mencium dan mencicipi. Dengan demikian dapat
mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dan memadai.

2. Mengelompokkan/Klasifikasi
Mengelompokkan adalah suatu sistematika yang digunakan untuk
menggolongkan sesuatu berdasarkan syarat-syarat tertentu. Proses
mengklasifikasikan tercakup beberapa kegiatan seperti mencari kesamaan,
mencari perbedaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar
penggolongan.

3. Menafsirkan

Menafsirkan hasil pengamatan ialah menarik kesimpulan tentatif dari data


yang dicatatnya. Hasil-hasil pengamatan tidak akan berguna bila tidak
ditafsirkan. Karena itu, dari mengamati langsung, lalu mencatat setiap
pengamatan secara terpisah, kemudian menghubung-hubungkan hasil-hasil
pengamatan itu. Selanjutnya siswa mencoba menemukan pola dalam suatu seri
pegamatan, dan akhirnya membuat kesimpulan.

4. Meramalkan

Meramalkan adalah memperkirakan berdasarkan pada data hasil


pengamatan yang reliabel (Firman, 2000). Apabila siswa dapat menggunakan
pola-pola hasil pengamatannya untuk mengemukakan apa yang mungkin terjadi
pada keadaan yang belum diamatinya, maka siswa tersebut telah mempunyai
kemampuan proses meramalkan.

5. Mengajukan pertanyaan

Keterampilan proses mengajukan pertanyaan dapat diperoleh siswa


dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa, bagaimana, pertanyaan untuk
meminta penjelasan atau pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

6. Merumusakan hipotesis

Hipotesis adalah suatu perkiraan yang beralasan untuk menerangkan suatu


kejadian atau pengamatan tertentu.
7. Merencanakan percobaan

Agar siswa dapat memiliki keterampilan merencanakan percobaan maka


siswa tersebut harus dapat menentukan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam percobaan. Selanjutnya, siswa harus dapat menentukan variabel-variabel,
menentukan variabel yang harus dibuat tetap, dan variabel mana yang berubah.
Demikian pula siswa perlu untuk menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau
ditulis, menentukan cara dan langkah-langkah kerja. Selanjutnya siswa dapat pula
menentukan bagaimana mengolah hasil-hasil pengamatan.

8. Menggunakan alat dan bahan

Untuk dapat memiliki keterampilan menggunakan alat dan bahan, dengan


sendirinya siswa harus menggunakan secara langsung alat dan bahan agar dapat
memperoleh pengalaman langsung. Selain itu, siswa harus mengetahui mengapa
dan bagaimana cara menggunakan alat dan bahan.

9. Menerapkan konsep

Keterampilan menerapkan konsep dikuasai siswa apabila siswa dapat


menggunakan konsep yang telah dipelajarinya dalam situasi baru atau
menerapkan konsep itu pada pengalaman-pengalaman baru untuk menjelaskan
apa yang sedang terjadi.

10. Berkomunikasi

Keterampilan ini meliputi keterampilan membaca grafik, tabel, atau


diagram dari hasil percobaan. Menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel,
atau diagram juga termasuk berkomunikasi. Menurut Firman (2000), keterampilan
berkomunikasi adalah keterampilan menyampaikan gagasan atau hasil
penemuannya kepada orang lain.

2.3Pentingnya Keterampilan Proses Sains


Menurut Ali (2008:1) ada dua alasan yang mendasari pentingnya
penerapkan ketrampilan proses sains dalam kegiatan belajar mengajar yaitu:

1. Bahwa dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka laju


pertumbuhan produk-produk ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi pesat pula,
sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta kepada
siswa. Jika guru tetap mengajarkan semua fakta dan konsep dari berbagai cabang
ilmu, maka sudah jelas target itu tidak mugkin tercapai. Oleh karena itu, siswa
perlu dibekali dengan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi dari
berbagai sumber.

2. Bahwa sains itu dipandang dari dua dimensi, yaitu dimensi produk dan dimensi
proses. Dengan melihat alasan ini, betapa pentingnya keterampilan proses bagi
siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa di masa yang akan
datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa yang maju lainnya.

Semiawan (Handayani, 2002:13) mengemukakan empat alasan yang


melandasi perlunya diterapkan pendekatan keterampilan proses sains dalam
proses belajar dan pembelajaran bagi siswa adalah sebagai berikut:

1. Dengan kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
guru tidak mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata
pelajaran, karena waktunya tidak akan cukup.

2. Siswa-siswa, khususnya dalam usia perkembangan anak, secara psikologis


lebih mudah memahami konsep, apalagi yang sulit, bila disertai dengan contoh-
contoh kongkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Piaget
mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah kegiatan atau aktivitas, baik fisik
maupun mental.

3. Ilmu pengetahuan boleh dikatakan bersifat relatif, artinya, suatu kebenaran teori
pada suatu saat berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situasi.
Suatu teori bisa gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu.
Jadi, suatu teori masih dapat dipertanyakan dan diperbaiki. Oleh karena itu, perlu
orang-orang yang kritis, mempunyai sikap ilmiah. Wajar kiranya kalau anak-anak
atau siswa sejak dini sudah ditanamkan dalam dirinya sikap ilmiah dan sikap kritis
ini. Dengan menggunakan keterampilan proses, maksud tersebut untuk saat ini
pantas diterima.

4. Proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia yang utuh


artinya cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan. Jadi,
pengembangan pengetahuan dan sikap harus menyatu. Dengan keterampilan
memproses ilmu, diharapkan berlanjut kepemilikan sikap dan mental.

2.4 Penilaian ketrampilan proses sains

Penguasaan keterampilan proses dapat diukur dengan tes penampilan. Tes


penampilan (performance assesment) dapat diobservasi, jawabannya dapat secara
tertulis atau lisan. Dalam tes penampilan dapat diketahui keterampilan dan cara
berpikir responden atau siswa. Tes penampilan masih sangat jarang dilakukan.

Dalam setiap tujuan pembelajaran (umum) untuk masing-masing pokok


bahasan atau konsep terdapat kata kerja berkenaan dengan perilaku dan cara
mencapainya. Misalnya rumusan tujuan berikut: siswa memahami ketergantungan
antar makhluk hidup dengan melakukan pengamatan dan menafsirkan hasil
pengamatannya. Dalam rumusan tersebut nampak ada konsep dan keterampilan
proses sains (melakukan pengamatan, menafsirkan hasil pengamatan).

Jika rumusan tujuan berikut: siswa mampu melakukan percobaan tentang


arus listrik, energi dan sumber energi listrik serta mampu menerapkan
pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam rumusan tujuan tersebut
tujuan utamanya adalah keterampilan proses (mampu melakukan percobaan,
menerapkan pengetahuan) tentang konsep (arus listrik, energi, dan seterusnya).
Dari kedua contoh rumusan tujuan tersebut, dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwa keterampilan proses sains harus melalui pembelajaran konsep dan
menghasilkan pengalaman belajar siswa (Rustaman, 2003).
2.5Pelaksanaan Penilaian Keterampilan Proses Sains

Penilaian merupakan proses pemberian atau penentuan nilai kepada objek


berdasarkan criteria tertentu. Penilaian merupakan tahapan penting dalam proses
pembelajaran. Penilaian keterampilan proses sains merupakan pendekatan untuk
mengukur dan menilai kemampuan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas atau
dalam mempertunjukkan kegiatan. Kinerja merupakan tanggapan aktif siswa
secara langsung atau tidak langsung yang berupa proses atau prosedur atau hasil.

2.6 Cara Mengukur Keterampilan Proses Sains

1. Karakteristik Pokok Uji Keterampilan Proses Sains

a. Karakteristik umum, yaitu:

 Pokok uji keterampilan proses tidak boleh dibebani konsep. Hal ini
diupayakan agar poko uji tidak rnacu dengan pengukuran penguasaan
konsepnya. Konsep yang terlibat harus diyakini oleh penyusun pokok uji
sudah dipelajari siswa atau tidak asing bagi siswa.
 Mengandung sejumlah informasi yang harus diolah responden atau siswa.
Informasinya dapat berupa gambar, diagram, grafik, data dalam tabel atau
uraian, atau objek aslinya.
 Aspek yang akan diukur harus jelas dan hanya mengandung satu aspek
saja, misalnya interpretasi.

b. Karakteristik khusus, yaitu:

 Observasi harus dari objek atau peristiwa sesungguhnya


 Interpretasi harus menyajikan sejumlah data untuk memperlihatkan pola
 Klasifikasi harus ada kesempatan mencari/menemukan persamaan dan
perbedaan, atau diberikan kriteria tertentu untuk melakukan
pengelompokan atau ditentukan jumlah kelompok yang harus terbentuk
 Prediksi harus jelas pola atau kecenderungan untuk dapat mengajukan
dugaan atau ramalan
 Berkomunikasi harus ada satu bentuk penyajian tertentu untuk diubah ke
bentuk penyajian lainnya, misalnya bentuk uraian ke bentuk bagan atau
bentuk tabel ke bentuk grafik.
 Berhipotesis dapat merumuskan dugaan atau jawaban sementara, atau
menguji pernyataan yang ada dan mengandung hubungan dua variabel
atau lebih, biasanya mengandung cara kerja untuk menguji atau
membuktikan
 Merencanakan percobaan atau penyelidikan harus memberi kesempatan
untuk mengusulkan gagasan berkenaan dengan alat/bahan yang akan
digunakan, urutan prosedur yang harus ditempuh, menentukan peubah,
mengendalikan peubah
 Menerapkan konsep atau prinsip harus membuat konsep/prinsip yang akan
diterapkan tanpa menyebutkan nama konsepnya.
 Mengajukan pertanyaan harus memunculkan sesuatu yang mengherankan,
mustahil, tidak biasa atau kontraktif agar responden atau siswa termotivasi
untuk bertanya.

2. Penyusunan Pokok Uji Keterampilan Proses sains

Penyusunan pokok uji KPS sebaiknya memilih satu konsep tertentu lalu
menyajikan sejumlah informasi yang perlu diolah. Setelah itu menentukan bentuk
jawaban yang diminta misalnya tanda silang, tanda cek, atau menuliskan jawaban
singkat 3 buah lalu menyiapkan pertanyaan untuk memperoleh jawaban yang
diharapkan. Misalnya uji keterampilan observasi tentang bagian-bagian bunga.
Mengajukan pertanyaan mengenai jumlah kelopak, jumlah dan keadaan daun
mahkota bunga, bentuk kepala sari, keadaan kepala putik, dan ciri bunga tersebut.
Respon diminta dalam bentuk jawaban singkat lima buah berurutan ke bawah dari
a sampai e (Rustaman, 2003).

3. Pemberian Skor Pokok Uji Keterampilan Proses Sains


Pokok uji keterampilan proses memerlukan skor dengan cara tertentu. Setiap
respon yang benar diberi skor dengan bobot tertentu, umpamanya masing-masing
1 untuk pokok uji observasi di atas yang berarti jumlah skornya 5. Untuk respon
yang lebih kompleks, misalnya membuat pertanyaan, dapat diberi skor bervariasi
berdasarkan tingkat kesulitannya. Misalnya pertanyaan berlatar belakang hipotesis
diberi skor 3; pertanyaan apa, mengapa, bagaimana diberi skor 2; pertanyaan yang
meminta penjelasan diberi skor 1 (Rustaman, 2003).

3. PENUTUP

Jadi dapat disimpulkan bahwa Keterampilan proses sains adalah


pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan
berkembang melalui suatu proses ilmiah. Dalam pembelajaran sains, proses
ilmiah tersebut harus dikembangkan pada siswa sebagai pengalaman yang
bermakna. Bagaimanapun pemahaman konsep sains tidak hanya mengutamakan
hasil (produk) saja, tetapi proses untuk mendapatkan konsep tersebut juga sangat
penting dalam membangun pengetahuan siswa. Dan terdapat 10 klasifikasi
keterampilan proses sainsyang terdiri dari sejumlah keterampilan tertentu yaitu
mengamati, mengelompokkan/Klasifikasi, menafsirkan, meramalkan, mengajukan
pertanyaan, merumusakan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat
dan bahan, menerapkan konsep dan berkomunikasi. kemudian dalam cara
mengukur ketrampilan proses sains ada beberapa hal yang harus diperhatikan
yaitu karakteristik pokok uji keterampilan proses sains, penyusunan pokok uji
keterampilan proses sains dan pemberian skor pokok uji keterampilan proses
sains.

4. PUSTAKA

http://wytr33.wordpress.com/2013/01/07/keterampilan-proses-sains/

http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/03/21/keterampilan-proses-sains

http://rudy-unesa.blogspot.com/2011/10/keterampilan-proses-sains.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/2270750-tujuan-keterampilan-proses-
sains/#ixzz2fRLVMjBr

Anda mungkin juga menyukai