Disusun Oleh :
2020/2021
0
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah,
karena berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.
Dalam makalah ini kami membahas mengenai “Konsep dasar dan strategi pembelajaran
berbicara di kelas tinggi”.
Dimana tujuan kami membuat makalah berisikan tema tersebut adalah untuk
memperdalam pengertian serta pemahaman kami khususnya serta teman teman semuanya
yang akan membaca makalah yang kami susun ini. Dimana makalah ini menjadi tugas kami
sebagai mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pembelajaran Bahasa Dan Sastra KElas
Tinggi.
Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat kedepannya
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB I
C. Tujuan................................................................................................. iii
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................... 1
BAB III
PENUTUP............................................................................................... 7
A. Kesimpulan ........................................................................................ 7
B. Saran ................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Berbicara merupakan salah satu kemampuan yang dimiliki oleh manusia. Dengan
berbicara manusia dapat berkomunikasi dengan manusia lainnya. Berbicara selalu tidak jauh-
jauh dengan bahasa, karena bahasa merupakan unsur penting dalam berkomunikasi dengan
manusia yang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya
komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal menggunakan bahasa
sebagai sarana, sedangkan komunikasi nonverbal menggunakan sarana gerak-gerik seperti
warna, gambar, bunyi bel, dan sebagainya.
Interaksi antara pembicara dan pendengar ada yang langsung dan ada pula yang tidak
langsung. Interaksi langsung dapat bersifat dua arah atau multi arah, sedangkan interaksi tak
langsung bersifat searah. Komunikasi lisan dalam setiap contoh berlangsung dalam waktu,
tempat, suasana yang tertentu pula. Sarana untuk menyampaikan sesuatu itu mempergunakan
bahasa lisan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
C. TUJUAN PEMBAHASAN
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Kemampuan berbicara siswa bervariasi, mulai dari taraf baik atau lancar; sedang; gagap
atau kurang. Kenyataan tersebut sebaiknya dijadikan landasan berbicara di sekolah.
Pengajaran berbicara pun harus berlandaskan konsep dasar berbicara sebagai sarana
berkomunikasi.
Konsep dasar berbicara sebagai sarana berkomunikasi mencakup sembilan hal, yakni:
1
tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama untuk
menciptakan dan memformulasikan ide baru.
4. Berbicara adalah tingkah laku
Berbicara adalah ekspresi pembicara. Melalui berbicara, pembicara sebenarnya
menyatakan gambaran dirinya. Berbicara merupakan simbolisasi kepribadian si
pembicara. Berbicara juga merupakan dinamika dalam pengertian melibatkan tujuan
pembicara kepada kejadian disekelilingnya kepada pendengarnya, atau kepada objek
tertentu. Dalam bahasa Indonesia, kita juga menemui peribahasa ” Bahasa
menunjukkan bangsa ”. makna peribahasa tersebut ialah cara kita berbahasa,
berbicara, bertingkah laku menggambarkan kepribadian kita. Dalam kepribadian
tersebut telah terselip tingkah laku kita. Karena itu tepatlah bila dikatakan berbicara
adalah tingkah laku.
5. Berbicara adalah tingkah laku yang dipelajari
Berbicara sebagai tingkah laku, sudah dipelajari oleh siswa di lingkungan keluarga,
tetangga, dan lingkungan lainnya di sekitar tempatnya hidup sebelum mereka masuk
ke sekolah. Keterampilan berbicara siswa harus dibina oleh guru melalui latihan :
a. Pengucapan
b. Pelafalan
c. Pengontrolan suara
d. Pengendalian diri
e. Pengontrolan gerak-gerik tubuh
f. Pemilihan kata, kalimat dan pelafalannya
g. Pemakaian bahasa yang baik
h. Pengorganisasian ide
2
Anak-anak adalah produk lingkungan. Jika dalam lingkungan hidupnya ia sering
diajak berbicara, dan segala pertanyaannya diperhatikan dan dijawab, serta
lingkungan itu sendiri menyediakan kesempatan untuk belajar dan berlatih berbicara
maka dapat diharapkan anak tersebut terampil berbicara. Ini berarti si anak sudah
memliki kemampuan linguistik yang memadai sebelum mereka memasuki sekolah.
9. Berbicara adalah pancaran kepribadian
Gamabaran pribadi seseorang dapat diidentifikasi dengan berbagai cara. Kita dapat
menduganya dari gerak-geriknya, tingkah lakunya, kecenderungannya, kesukaannya,
dan cara bicaranya. berbicara pada hakikatnya melukisnya apa yang ada di hati,
misalnya pikiran, perasaan, keinginan, idenya dan lain-lain. Karena itu sering
dikatakan bahwa berbicara adalah indeks kepribadian.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi bermakna rencana yang cermat mengenai
kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Strategi kompetensi disebut juga dengan strategi
komunikasi atau communication strategies (Thornburry, 2006: 29). Ada beberapa hal yang
yang harus diperhatikan dalam strategi komunikasi yakni:
Strategi yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan berbicara menurut Taufina
(2016 : 101-128) :
1. Mendongeng
2. Bermain Peran
3
3. Cerita Berantai
4. Media Gambar dalam Bercerita
5. Menyajikan Informasi atau Pidato
6. Berpatisipasi dalam Diskusi
7. Sandiwara Boneka
8. Lihat Ucap
9. Membaca PuisI secara Kor
10. Ulang Ucap
11. Bercakap-cakap
12. Modelling the Way
13. Laporan Lisan
14. Bernain Drama
15. Parafrase
16. Wawancara
17. Deskripsi Benda
Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat dan
tak terpisahkan. Kegiatan menyimak didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan berbicara
dan menyimak saling melengkapi dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti dalam
bercakap-cakap, diskusi, bertelepon, tanya-jawab, interview, dan sebagainya. Kegiatan
berbicara dan menyimak saling melengkapi, tidak ada gunanya orang berbicara bila tidak ada
orang yang menyimak. Tidak mungkin orang menyimak bila tidak ada orang yang berbicara.
Melalui kegiatan menyimak siswa mengenal ucapan kata, struktur kata, dan struktur kalimat.
4
Berbicara dan menyimak merupakan dua kegiatan yang tidak dapat dipisahkan, kegiatan
berbicara selalu disertai kegiatan menyimak, demikian pula kegiatan menyimak akan
didahului kegiatan berbicara. Keduanya sama-sama penting dalam komunikasi. Berbicara dan
menyimak merupakan kegiatan komunikasi dua arah yang langsung, merupakan komunikasi
tatap muka atau face-to-face communication. Hal-hal yang dapat memperlihatkan eratnya
hubungan antara berbicara dan menyimak adalah sebagai berikut:
Berbicara dan membaca berbeda dalam sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara bersifat
produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan dan berfungsi sebagai penyebar informasi.
Membaca bersifat reseptif melalui sarana bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima
informasi. Bahan pembicaraan sebagian besar didapat melalui kegiatan membaca. Semakin
sering orang membaca semakin banyak informasi yang diperolehnya.
5
arti. Dalam penggunaannya, keempat keterampilan berbahasa tersebut sering sekali saling
berhubungan.
Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha
menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau
majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik,
perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara. Kegiatan
berbicara juga memerlukan hal-hal di luar kemampuan berbahasa dan ilmu pengetahuan.
maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan berbicara adalah
faktor urutan kebahasaan (linguitik) dan nonkebahasaan (nonlinguistik).
Ada kalanya proses komunikasi mengalami gangguan yang mengakibatkan pesan yang
diterima oleh pendengar tidak sama dengan apa yang dimaksudkan oleh pembicara. Tiga
faktor penyebab gangguan dalam kegiatan berbicara, yaitu:
1) Faktor fisik, yaitu faktor yang ada pada partisipan sendiri dan faktor yang berasal dari
luar partisipan;
2) Faktor media, yaitu faktor linguitisk dan faktor nonlinguistik, misalnya lagu, irama,
tekanan, ucapan, isyarat gerak bagian tubuh; dan
3) Faktor psikologis, kondisi kejiwaan partisipan komunikasi, misalnya dalam keadaan
marah, menangis, dan sakit.
6
komentar dan pertanyaan orang atau kelompok, mengatasi perbedaan pendapat dan
mengakhiri percakapan.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berbicara atau kegiatan komunikasi lisan merupakan kegiatan individu dalam usaha
menyampaikan pesan secara lisan kepada sekelompok orang, yang disebut juga audience atau
majelis. Supaya tujuan pembicaraan atau pesan dapat sampai kepada audience dengan baik,
perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat menunjang keefektifan berbicara.
B. Saran
Dari makalah yang telah penulis buat, mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan baik itu
dari penulisan atau dari kata-katanya, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca, agar dapat memberikan motivasi atau nasihat guna memperbaiki makalah ini
nantinya.
8
DAFTAR PUSTAKA