Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

"DIMENSI-DIMENSI PEMBELAJARAN BAHASA DIKELAS TINGGI"

Disusun Oleh :

MIRNA SARI
201861043

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI TENGGARA KENDARI
2020
Kata pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh Segala puji bagi Allah SWT yang
telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
inidengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini denganbaik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yangkita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT
atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akalpikiran,
sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah dengan judul “Dimensi-
Dimensi pembelajaran Bahasadikelas Tinggi ”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan
sertakekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supayamakalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan padamakalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Daftar Isi

Kata pengantar........................................................... i
Daftar Isi...................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................... 1
A. Latar Belakang....................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................
A. Dimensi pembelajaran........................................2
B. Pandangan terhadap dimensi pembelajaran......4
C. Model dimensi pembelajaran..............................5
D. Dimensi-Dimensi perencanaan pengajaran........6
BAB III PENUTUP.......................................................
A. kesimpulan..........................................................9
B. Saran...................................................................9
Daftar pustaka..............................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakng Dalam menjalani kehidupan, manusia tidak akan lepas


dari kegiatan pendidikan, baik pendidikan dalam bentuk fisikmaupun
psikis. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas
hidup manusia dalam segala aspekkehidupan manusia. Dalam sejarah
umat manusia, hampir tidak ada kelompok manusia yang tidak
menggunakanpendidikan sebagai alat pembudayaan dan peningkatan
kualitasnya. Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkanuntuk
pembentukan anak manusia demi menunjang perannya di masa yang
akan datang. Oleh karena itu pendidikanmerupakan suatu budaya yang
mengangkat harkat dan martabat manusia sepanjang hayat. Dengan
demikian pendidikanmemegang peranan penting yang menentukan
eksistensi dan perkembangan manusia. Berdasarkan uraian di atas,
maka di dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana konsep
perencanaansistem pendidikan islam yang baik dan bagaimana
signifikansinya terhadap hasil pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Dimensi pembelajaran?
2. Bagaimana pandangan tentang?
3. Bagaimana model dimensi Belajar?
4. Bagaimana Dimensi-Dimensi perencanaan pengajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dimensi Pembelajaran

Model Dimensi Belajar merupakan metafora tentang bagaimana otak


bekerjaselama orang belajar. Dimensi belajar ini terdiri atas lima tipe
berpikir yang bersifatinteraktif, yaitu sikap dan persepsi positif terhadap
belajar, pemerolehan dan pengitegrasian pengetahuan, perluasan dan
penghalusan pengetahuan, penggunaan pengetahuan secara
bermakna, dan kebiasaan berpikir produktif.Pembelajaran yang
menggunakan pendekatan model Dimensi Belajar adalah pembelajaran
yang menggunakan dimensi-dimensi belajar itu sebagai premis
pembelajaran. Pembelajaran yang berpusat pada lima dimensi itu,
niscaya akanmemberikan hasil yang lebih baik. Belajar dipengaruhi
oleh persepsi siswa. Dimensi pembalajran pertama adalah persepsi
dan sikap positif tentangpembelajaran.
- Persepsi siswa tentang kemampuan mereka sendiri untuk sukses
memainkan peran penting terhadapkeberhasilan mereka. Takut
akan gagal atau perasaan lain yang negatif akan mempengaruhi
keberhasilan mereka.Persepsi ini akan mempengaruhi belajar
siswa. Penciptaan situasi emosional atau perlibatan emosional
siswa harusmenjadi pertimbangan guru pendidikan jasmani.
Keadaaan emosional siswa dapat menunjang atau bahkan
menghambat penampilan gerak siswa.
- Meskipun sentuhan emosional diperlukan dalam belajar gerak,
tetapi sebaiknya perlibatanemosional ini tidak terlalu tinggi. Terlalu
tinggi ketegangan emosional akan berdampak pada rendahnya
kualutas belajarsiswa, karena energi tubuh akan terkuras untuk
mengatasi ketegangan yang muncul. Guru pendidikan jasmani
perlumengatasi ketegangan atau kecemasan siswa.
- Kecemasan yang muncul bisa merusak belajar siswa. Karena itu,
tingkatkesulitan gerak dalam pembelajaran perlu secara progresif
meningkat, dan mulailah dari tingkat kesulitan yang
sederhanasampai yang lebih kompleks, atau dari yang mudah
sampai kegiatan tugas gerak yang lebih sukar, bersamaan dengan
itu akan meningkat pula tingkatan kepercayaan sehingga akan
berdampak pada self-esteem siswa.
- Pertandingan ataukompetisi perlu dikendalikan sehingga tidak
terlalu banyak menimbulkan kecemasan atau ketegangan.
Pengajaran lebih dari sekedar proses penyampaian pengetahuan.
Dimensi kedua dalam pengembangan kemampuanberpikir
melibatkan pemerolehan dan pengintegrasian pengetahuan.
- Pengajaran adalah proses kontruksi makna personaldari interaktif
yang relatif tinggi dari informasi yang diperoleh ketika belajar dan
pengintegrasian informasi itu kedalamapa yang diketahui dengan
penciptaan pengetahuan baru. Pengajaran melibatkan proses
subjektif dari interaksi antaraapa yang diketahui dengan apa yang
tidak diketahui.
- Pembelajaran menjadi semakin sukar manakala materi yang
barutidak dapat dikaitkan dengan sesuatu yang sudah diketahui,
manakala pengetahuan berbeda dalam satu situasi tidakdapat
ditransfer kedalam suatu situasi baru. Dimensi ini sangat
mendukung pendekatan konseptual yang dikembangkankedalam
pengembangan pengetahuan, yaitu muatan gerak, dan
penerapannya dalam berbagai situasi belajar.
- Belajar yang efektif membutuhkan suatu analisis yang lebih
mendalam tentang informasi baru untuk mengorganisasikannya
danmembentuknya dalam cara yang bermakna. Aspek terakhir dari
proses ini adalah internalisasi informasi sehingga dapatdigunakan.
Hal ini membutuhkan pendalaman dan pengulangan sehingga dapat
dicerna dan digunakan dengan sedikit upaya.
- Siswa harus belajar menggunakan pengetahuan dalam berbagai
cara. Dimensi ketiga pembelajaran yang melibatkankemampuan
berpikir adalah memperluas dan memperbaharui pengetahuan, guru
membantu siswa menggunakanpengetahuannya dalam berbagai
cara. Dalam kaitan ini, sangatlah penting siswa dibelajarkan
menggunakan apa yangtelah dipejarinya kedalam berbagai situasi.
- Para siswa belajar mengobservasi kesamaan dan perbedaan
danmengklasifikasikan belajar kedalam kategori-kategori yang jelas
dan menggunakan alasan-alasan deduktif ataupuninduktif untuk
mendapatkan prinsip-prinsip dan generalisasi dan konsekuensi-
konsekuensi yang memungkinkan.Tentunya, menggunakan
pertanyaan sangatlah penting sebagaimana yang dimaksud dalam
proses ini.
- Para siswa harusdilibatkan dalam belajar disetiap saat. Dimensi
keempat melibatkan berpikir dan penggunaan pengetahuan
secarabermakna. Proses ini merupakan kelanjutan dari dimensi
ketiga. Dimensi keempat ini membutuhkan perlibatan jangkapanjang
terhadap materi, mengajar siswa kedalam tugas-tugas yang lebih
kompleks.
- Hal ini membutuhkan inisiatif siswasendiri untuk sepenuhnya
terlibat. Pembuatan keputusan, investigasi, eksperimentasi dan
pemecahan masalah yangterjadi bagian dari dimensi keempat ini.
Siswa harus belajar dalam kapasitas terbaik mereka. Dimensi akhir,
membiasakan hasil kerja pikiran, memerlukanketeguhan dalam
belajar, terutama manakala pembelajaran menjadi menjemukan.
Keteguhan ini akan mengantarkansiswa menjadi ahli. Karena itu,
siswa perlu lebih sensitif terhadap umpan balik, mencari ketepatan
dan akurasi, bertahanatau tangguh ketika jawaban yang diberikan
tidak mengenai sasaran yang diinginkan, memandang situasi
pembelajarandengan proporsional, dan menghindari rasa
ketersinggungan. Dimensi ini membutuhkan siswa tangguh dan
belajar dalamkapasitas terbaik dirinya. Kesemua dimensi ini tidak
terjadi dengan sendirinya dalam urutan atau tahapan-tahapan tetapi
lebih merupakan interaksidari kesemua variabel ini dalam situasi
belajar. Kesemuanya itu merupakan bagian yang terintegrasi dalam
pembelajaranpendidikan jasmani.

B. Pandangan Terhadap Dimensi Pembelajaran


Waras kamdi.
Dimensi belajar yang amat penting tetapi belum tersentuh secaraserius
dalam proses pembelajaran di sekolah-sekolah kita adalah kecakapan
berpikir produktif. sebagian besar pendidik belum menyusun secara serius
pembelajaran yangdidasarkan pada premis proses belajar. itu belum
banyak membangun sistem pembelajaran yang mendukung apa yang kita
ketahui tentang proses belajar itu.
- Paparan ringkas ini adalah sebuah kiat mengembangkan
pembelajaran dengan berdasarkan model lima dimensi
belajar(Marzano, 1992), yang berorientasi pada kebiasaan berpikir
produktif. rendahnya kecakapan berpikir produktif anak-anak
indonesia masih menjadikeprihatinan masyarakat, terutama kalangan
pendidik (Mangunwijaya, 1998; Drost,1998; Marpaung, 1998) .

- Para ahli pendidikan mengatakan bahwa proses


pembelajarantradisional yang sampai sekarang masih dominan di
sekolah-sekolah belum mampumenumbuhkan kebiasaan berpikir
produktisatu dimensi yang paling esensial daridimensi belajar.
sebagian besar pendidik belum menyusun secara serius
pembelajaranyang didasarkan pada premis proses belajar, karena
memang kita masih kekurangan pengetahuan tentang proses
belajar(Drost, 1998).

- hasil belajar anak pun tak dapattercapai seperti yang diharapkan,


yakni hasil belajar tingkat pemahaman, melainkanhanya sebatas
pada tingkat penyerapan informasi. Hampir semua pendidik
mengetahui dan menyadari bahwa pembelajaran yangefektif
mencerminkan belajar siswa yang efektif pula. kita sudah lama
menyadari bahwa pembelajaran berpikir agar anak menjadi cerdas,
kritis, dan kreatif. kita masih berkutat dengan cara-cara mengajar
yang lama, yang cenderung mematikan potensi kreatif anak. kita
belum banyak melakukan kajian tentang proses belajar dan
kemudian membangun sistem pembelajaran yang mendukung apa
yang kita ketahui tentang proses belajar itu. Dengandemikian, kita
masih membutuhkan pengetahuan tentang proses belajar, yang
kemudiandapat membantu kita menyusun sistem pembelajaran, dan
sistem administrasi yangmendukung apa yang kita ketahui tentang
proses belajar tersebut.) tulisan ini adalah paparan kiat
mengembangkan pembelajaran berdasarkan model Dimensi Belajar
yang diformulasikan oleh Robert J. Marzano (1992)

C. Model Dimensi Belajar


Mengembangkan sikap dan Persepsi Positif Mudah untuk dipahami
bahwa sikap dan persepsi si belajar sangatmempengaruhi proses
belajar. sikap dapat mempengaruhi belajar secara positifsehingga
belajar menjadi mudah, sebaliknya sikap juga dapat membuat belajar
menjadi sangat sulit.Ada dua kategori sikap dan persepsi yang
mempengaruhi belajar0 a.sikap dan persepsi tentang iklim suasana
belajar b.sikap dan persepsi terhadap tugas-tugas kelas guru yang
efektif memberikan penguatan terhadap kedua kategori itu
denganteknik yang jelas dan sesuai. guru seyogyanya membantu
menumbuhkan sikap dan persepsi siswa yang positif terhadap iklim
belajar dengan menekankan aspek-aspek internal siswa. suasana
a.Penerimaan oleh guru dan teman sekelas, kontak mata, penguatan,
dll.

b. kenyamanan suasana fisik di dalam kelas (perabot yang nyaman,


aturan-aturan)yang menyenangkan, dll(.guru dapat membantu
menumbuhkan sikap dan persepsi yang positif terhadaptugas-tugas kelas
dengan cara memberikan pemahaman akan nilai tugas, kejelasan tugas,
dan kejelasan sumber.mental yang kondusif dari pada aspek-aspek
eksternal.

- Aspek-aspek internal ini meliputi dua hal, yaitu :


Pertanyaan-pertanyaan berikut dapat membantu guru dalam mengambil
keputusan-keputusan siatuasional dantransaksional di dalam kelas, yaitu:

1.Apa yang akan dilakukan untuk membantu anak mengembangkan sikap


dan persepsi positif tentang iklim belajar?

2.Apa yang akan dilakukan untuk membantu anak merasa diterima oleh
guru dan teman sebayanya?

3.Apa yang akan dilakukan untuk membantu anak mempersepsi kelas


sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan?

4.Apa yang akan dilakukan untuk membantu anak mengembangkan sikap


dan persepsi positif tentang matapelajaran?

5.Apa yang akan dilakukan untuk membantu anak mempersepsi mata


pelajaran sebagai sesuatu yang bernilai danberguna?

6.Apa yang akan dilakukan untuk membantu anak yakin mereka dapat
mengerjakan tugas-tugas kelas?

7.Apa yang akan dilakukan untuk membantu anak memahami tugas-tugas


kelas?

C. Dimensi-Dimensi perencanaan pengajaran

1. Signifikansi Perencanaan pengajaran harus memperhatikan signifikansi


dan kegunaan social dari tujuan pendidikan yang diajukan.Pengambilan
keputusan harus mempunyai garis-garis yang jelas dan mengajukan
criteria evaluasi. Signifikansi dapatditentukan berdasarkan kriteria yang
dibangun dalam proses perencanaan.
2. Relevansi Perencanaan pengajaran memungkinkan penyelesaian
persoalan secara lebih spesifik atau waktu yang tepat agar dapatdicapai
tujuan spesifik secara optimal.

3. Adaptif Perencanaan pengajaran bersifat dinamis sehingga perlu mencari


umpan balik (feedback). Penggunaan berbagai prosesmemungkinkan
perencanaan pembelajaran yang fleksibel, adaptatif, realistis, yakni dapat
dirancang untuk menghindarihal-hal yang tidak diharapkan.

4. Feasibilitas Feasibilitas artinya perencanaan terkait dengan teknik dan


estimasi biaya dalam pertimbangan yang realistic.

5. Kepastian atau defenitivenes Sekalipun perlu banyak alternative yang


disediakan dalam perencanaan pengajaran, konsep kepastian yang
dapatmeminimumkan atau mengurangi kejadian-kejadian yang tidak
diduga tetap perlu diutamakan.

6. Ketelitian atau psimoniusness Prinsip seharusnya mendapat perhatian


yang sangat besar agar perencanaan pembelajaran disusun dalam bentuk
yangsederhana dan sensitive terhadap kaitan-kaitan antara komponen
pengajaran. Berbagai alternative perlu disediakansehingga mudah dipilih
alternative mana yang paling efisien.
7. Waktu Perencanaan pengajaran hendaknya dapat memprediksi kebutuhan
masa depan, dengan tetap memperhatikan dan

8. bertumpu pada realitas kekinian.

9. Monitoring atau pemantauan Monitoring merupakan proses dan prosedur


untuk mengetahui apakah komponen yang ada berjalan
sebagaimanamestinya. Dengan monitoring, hambatan atau kendala dalam
implementasi pelaksanaan akan cepat diketahui, solusi pundapat lebih
mudah ditemukan, dan pelaksanaan pengajaran berlangsung secara
efektif.
- Isi perencanaan merujuk pada hal-hal yang akan direncanakan.
Dengan demikian, perencanaan pengajaran perlumemuat hal-hal
sebagai berikut.
a) Tujuan apa yang diinginkan.
b) Program dan layanan.
c) Tenaga manusia.
d) Keuangan.
e) Bangunan fisik.
f) F) Struktur organisasi.
g) Kontek sosial.
Menurut Hamalik, ada beberapa perangkat yang harus dipersiapkan
dalam perencanaan pembelajaran, di antaranyaadalah sebagai berikut.
Memahami kurikulumMenguasai bahan ajarMenyusun program
pengajaranMelaksanakan program pengajaran Menilai program
pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian diatas maka penulis berkesimpulan bahwa perencanaan


sistem pembelajaran menjadi sangatpenting bagi para guru, karena perencanaan
pembelajaran digunakan sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajardan
pedoman siswa-siswinya dalam kegiatan belajar yang disusun secara sistematis
dan sistemik. Perencanaan menjadisangat penting karena dapat berfungsi sebagai
dasar, pemandu, alat kontrol, dan arah pembelajaran. Perencanaanpembelajaran
yang baik akan melahirkan proses pembelajaran yang baik pula.

B. Saran

perencanaan pembelajaran seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat


membantu para pengelola pendidikanlebih berdaya guna dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai seorang pendidik.perencanaan dapat
menolongpencapaian suatu sasaran secara lebih ekonomis, tepat waktu, dan
memberi peluang untuk lebih dikontrol dan dimonitordalam pelaksanaannya.
Daftar Pustaka
Marzano, R.J. 1992. A Different kind Of Classroom : Teaching with Dimensions Of
learning. Alexandria, Virginia : ASCD. Haryanto 2000. Perencanaan pengajaran.
Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai