Anda di halaman 1dari 14

UJIAN AKHIR SEMESTER SEMESTER GANJIL TA.

2011/2012
Mata Kuliah Seminar Pendidikan IPS Sifat Ujian : Take Home Examination Test Dosen : Dr. Cecep Darmawan, S.Pd., S.IP.,M.Si.

Oleh :

DIANA INDRIA SARI NPM.10870085

PROGRAM PASCA SARJANA PENDIDIKAN IPS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PASUNDAN CIMAHI SEMESTER 3 2012

UAS Seminar Belajar IPS

Pencapaian pembelajaran yang optimal akan tercapai jika sesuai dengan tujuan pendidikan. Guru harus mampu menyusun program pengajaran dengan baik. Dalam penyusunan Program Pengajaran yang baik, guru harus memahami dan menguasai beberapa komponen yang ada, misalnya metode, media dan sumber pembelajaran. Dengan menguasai seperangkat komponen tersebut, perencanaan program pengajaran yang direncanakan akan menjadi sempurna dan proses pembelajaran akan berjalan dengan terarah, teratur dan sistematis. Sumber belajar merupakan salah satu komponen penting dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Hal ini disebabkan sumber belajar mengandung banyak informasi yang dapat digali. Banyak sumber yang dapat dimanfaatkan dalam proses kegiatan belajar mengajar IPS misalnya buku cetakan, nara sumber, media elektronik, dan lingkungan (sosial, alam, buatan). Namun perlu diperhatikan bahwa penggunaan sumber belajar harus bervariasi agar dapat menggairahkan siswa untuk belajar. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) disebut juga sebagai synthetic science, karena konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian ditentukan atau diobservasi setelah fakta terjadi (Welton dan Mallan, 1988 : 66-67). Informasi faktual tentang kehidupan sosial atau masalah-masalah kontemporer yang terjadi di masyarakat dapat ditemukan dalam liputan (exposure) media massa (Wronski, 1971 : 430-434), karena media massa diyakini dapat menggambarkan realitas sosial dalam berbagai aspek kehidupan. Meskipun untuk itu, informasi atau pesan (message) yang ditampilkannya-sebagaimana dapat dibaca di surat kabar atau majalah, didengarkan di radio, dilihat di televisi atau internet-telah melalui suatu saringan (filter) dan seleksi dari pengelola media itu untuk berbagai kepentingannya (misalnya : untuk kepentingan bisnis atau ekonomi, kekuasaan atau politik, pembentukan opini publik, hiburan (entertainment) hingga pendidikan). Seiring dengan pesatnya perkembangan media informasi dan komunikasi, akan membawa perubahan bergesernya peranan guru-termasuk guru IPS-sebagai penyampai pesan atau informasi. Ia tidak bisa lagi berperan sebagai satu-satunya sumber informasi bagi kegiatan pembelajaran para siswanya. Siswa dapat

Diana.doc 2012

Page 2

UAS Seminar Belajar IPS

memperoleh informasi dari berbagai sumber-terutama dari media media massa, apakah dari siaran televisi dan radio (media elektronik), surat kabar dan majalah (media cetak), komputer pribadi, atau bahkan dari internet. B. Permasalahan Sumber bahan ajar merupakan tempat di mana bahan ajar dapat diperoleh. Dalam mencari sumber bahan ajar, siswa dapat dilibatkan untuk mencarinya. Agar makalah ini tidak menyimpang dari tujuan utama yaitu Sumber-Sumber Pembelajaran IPS, maka makalah ini akan membahas mengenai sumber-sumber pembelajaran IPS yang meliputi Buku Teks, Laporan Hasil Penelitian, Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah), Pakar bidang studi, Profesional, Buku kurikulum, Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan, internet, Media Audiovisual, Lingkungan Alam. C. 1. 2. 3. 4. Tujuan Penulisan Makalah Penulisan makalah ini diharapkan : Sebagai bahan pemenuhan tugas mata kuliah Seminar Pendidikan IPS. Untuk mempelajari lebih dalam tentang pemilihan judul, outline dan tinjauan pustaka. Sebagai bahan diskusi untuk mata kuliah Seminar Pendidikan IPS. Diharapkan agar makalah ini dapat dijadikan sebagai suatu kajian bidang Teori Seminar Pendidikan IPS untuk pembuatan makalah selanjutnya yang berkaitan dengan bidang Seminar Pendidikan IPS. 5. Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan bagi penulis dalam bidang Seminar Pendidikan IPS serta meningkatkan keterampilan penulis dalam menuangkan ilmu yang penulis dapat kedalam bentuk makalah.

BAB II TEORI DAN PEMBAHASAN MASALAH

Diana.doc 2012

Page 3

UAS Seminar Belajar IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) hanyalah sebuah program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social sciences), maupun ilmu pendidikan (Somantri, 2001 : 89). Social Science Education Council (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS) menyebut IPS sebagai "Social Science Education" dan "Social Studies". Pada tahun 1992, NCSS telah mendefinisikan IPS sebagai berikut : Social studies is the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the school program, social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such disciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. The primary purpose of social studies is to help young people develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an interdependent world. (Stahl dan Hartoonian, 2003) Sementara itu berdasarkan hasil rumusan Forum Komunikasi II HISPIPSI di Yogyakarta (1991) dan menurut versi FPIPS dan Jurusan Pendidikan IPS, dapat diformulasikan pengertian IPS, Pendidikan IPS adalah penyederhanaan adaptasi, seleksi, dan modifikasi dari disiplin akademis ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis-psikologis untuk tujuan institusional pendidikan dasar dan menengah dalam kerangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila Pendidikan IPS adalah seleksi dari struktur disiplin akademik ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kerangka pencapaian tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Dengan demikian, maka untuk tingkat pendidikan dasar dan menengah, IPS diimplemementasikan sebagai Social Studies dan untuk tingkat pendidikan tinggi sebagai Social Science Education. Somantri, (2001 : 103) Menurut Depdikbud (1994), IPS yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar mencakup bahan kajian lingkungan sosial, ilmu bumi, ekonomi, dan pemerintahan,

Diana.doc 2012

Page 4

UAS Seminar Belajar IPS

serta bahan kajian sejarah. Sedangkan untuk jenjang pendidikan menengah didasarkan pada bahan kajian pokok Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, Tata Negara, dan Sejarah. IPS sebagai mata pelajaran di lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis. Hal ini terbukti dengan banyak ide atau pemikiran dari para ahli seperti Robert E. Yager yang memasukkan ilmu, teknologi dan masyarakat (ITM) baik sebagai bidang penerapan dan hubungan, kreativitas dan sikap, maupun konsep dan proses. Remy (1990) mengemukakan konsep ITM memberikan konstribusi secara langsung terhadap misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan warga negara yang: (1) memahami ilmu pengetahuan di masyarakat, (2) pengambilan keputusan warga negara, (3) membuat hubungan antar pengetahuan, (4) mengingatkan generasi pada sejarah bangsa-bangsa beradab. Melalui suatu studi Project Synthesis, Noris Harms mengembangkan tujuan IPS untuk pendidikan sebagai berikut: (1) IPS untuk memenuhi kebutuhan pribadi individu, (2) IPS untuk memecahkan persoalan-persoalan kemasyarakatan masa kini; (3) IPS Untuk membantu dalam memilih karir, (4) IPS untuk mempersiapkan studi lanjutan. Menurut Association for Educational Communications and Technology (AECT, 1977), sumber pembelajaran adalah segala sesuatu atau daya yang dapat dimanfaatkan oleh guru, baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan, untuk kepentingan belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran. Sumber pembelajaran dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu : 1. Sumber pembelajaran yang sengaja direncanakan (learning resources by design), yakni semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal; 2. Sumber pembelajaran yang karena dimanfaatkan (learning resources by utilization), yakni sumber belajar yang tidak secara khusus didisain untuk

Diana.doc 2012

Page 5

UAS Seminar Belajar IPS

keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan dimanfaatkan untuk keperluan belajar-salah satunya adalah media massa. Sebagai sumber pembelajaran IPS, media pendidikan diperlukan untuk membantu guru dalam menumbuhkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran IPS. Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajarannya (Hamalik, 1985 : 23). Diversifikasi aplikasi media atau multi media, sangat direkomendasikan dalam proses pembelajaran IPS, misalnya melalui : pengalaman langsung siswa di lingkungan masyarakat; dramatisasi; pameran dan kumpulan benda-benda; televisi dan film; radio recording; gambar; foto dalam berbagai ukuran yang sesuai bagi pembelajaran IPS; grafik, bagan, chart, skema, peta; majalah, surat kabar, buletin, folder, pamflet dan karikatur; perpustakaan, learning resources, laboratorium IPS; serta ceramah, tanya jawab, cerita lisan, dan sejenisnya (Rumampuk, 1988 : 23-27; Mulyono, 1980 : 10-12). Berbagai sumber dapat kita gunakan untuk mendapatkan pembelajaran sumber dimaksud dapat disebutkan di bawah ini: 1. Buku teks Buku teks yang diterbitkan oleh berbagai penerbit dapat dipilih untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Buku teks yang digunakan sebagai sumber bahan ajar untuk suatu jenis matapelajaran tidak harus hanya satu jenis, apa lagi hanya berasal dari satu pengarang atau penerbit. Gunakan sebanyak mungkin buku teks agar dapat diperoleh wawasan yang luas. Buku-buku atau terbitan tersebut hanya merupakan bahan rujukan. Artinya, tidaklah tepat jika hanya menggantungkan pada buku teks sebagai satu-satunya sumber abahan ajar. Tidak tepat pula tindakan mengganti buku pelajaran pada setiap pergantian semester atau pergantian tahun. Buku-buku pelajaran atau buku teks yang ada perlu dipelajari untuk dipilih dan digunakan sebagai sumber yang relevan dengan materi yang telah dipilih untuk diajarkan. materi dari setiap standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sumber-

Diana.doc 2012

Page 6

UAS Seminar Belajar IPS

Mengajar bukanlah menyelesaikan satu buku, tetapi membantu siswa mencapai kompetensi. Karena itu, hendaknya guru menggunakan banyak sumber materi. Bagi guru, sumber utama untuk mendapatkan materi pembelajaran adalah buku teks dan buku penunjang yang lain. 2. Laporan hasil penelitian

Laporan hasil penelitian yang diterbitkan oleh lembaga penelitian atau oleh para peneliti sangat berguna untuk mendapatkan sumber bahan ajar yang atual atau mutakhir. 3. Jurnal (penerbitan hasil penelitian dan pemikiran ilmiah)

Penerbitan berkala yang berisikan hasil penelitian atau hasil pemikiran sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Jurnal-jurnal tersebut berisikan berbagai hasil penelitian dan pendapat dari para ahli di bidangnya masingmasing yang telah dikaji kebenarannya. 4. Pakar bidang studi

Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar. Pakar tadi dapat dimintai konsultasi mengenai kebenaran materi atau bahan ajar, ruang lingkup, kedalaman, urutan, dab sebagainya. 5. Profesional

Kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan eknomi dan keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan. 6. Buku kurikulum

Buku kurikulm penting untuk digunakan sebagai sumber bahan ajar. Karena berdasarkan kurikulum itulah standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi bahan dapat ditemukan. Hanya saja materi yang tercantum dalam kurikulum hanya

Diana.doc 2012

Page 7

UAS Seminar Belajar IPS

berisikan pokok-pokok materi. Gurulah yang harus menjabarkan materi pokok menjadi bahan ajar yang terperinci. 7. Penerbitan berkala seperti harian, mingguan, dan bulanan.

Penerbitan berkala seperti Koran banyak berisikan informasi yang berkenaan dengan bahan ajar suatu matapelajaran. Penyajian dalam koran-koran atau mingguan menggunakan bahasa popular yang mudah dipahami. Karena itu baik sekali apa bila penerbitan tersebut digunakan sebagai sumber bahan ajar. 8. Internet Bahan ajar dapat pula diperoleh melalui jaringan internet. Di internet dapat diperoleh segala macam sumber bahan ajar. Bahan ajar tersebut dapat dicetak atau dikopi. Pemanfaatan internet sebagai sumber pembelajaran IPS mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri. Through independent study, students become doers, as well as thinkers. (Cobine, 1997). Para siswa dapat mengakses secara online dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistik, atau kutipan yang berkaitan dengan IPS (Gordin et. al., 1995). Informasi yang diberikan server-computers itu dapat berasal dari commercial businesses (.com), goverment services (.gov), nonprofit organizations (.org), educational institutions (.edu), atau artistic and cultural groups (.arts). Siswa dapat berperan sebagai seorang peneliti, menjadi seorang analis, tidak hanya konsumen informasi saja. Mereka menganalisis informasi yang relevan dengan pembelajaran IPS dan melakukan pencarian yang sesuai dengan kehidupan nyatanya (real life). Siswa dan guru tidak perlu hadir secara fisik di kelas (classroom meeting), karena siswa dapat mempelajari bahan ajar dan mengerjakan tugas-tugas pembelajaran serta ujian dengan cara mengakses jaringan komputer yang telah ditetapkan secara online. Siswa juga dapat belajar bekerjasama (collaborative) satu sama lain. Mereka dapat saling berkirim e-mail (electronic mail) untuk mendiskusikan bahan ajar IPS.

Diana.doc 2012

Page 8

UAS Seminar Belajar IPS

Kemudian,

selain

mengerjakan

tugas-tugas

pembelajaran

dan

menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru IPS, siswa dapat berkomunikasi dengan teman sekelasnya (classmates). Pemanfaatan internet sebagai sistem e-learning memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut : 1. Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas; 2. Proses pembelajaran tidak terbatas oleh waktu seperti halnya tatap muka biasa; 3. Pembelajaran dapat memilih topik atau bahan ajar yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masing-masing; 4. Lama waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing pembelajar/siswa; 5. Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran; 6. Pembelajaran dapat dilakukan secara interaktif, sehingga menarik pembelajar/siswa; dan 7. Memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembelajaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara on-line. Selain beberapa kelebihan di atas, ada kelemahan yang mungkin timbul dalam sistem e-learning ini, yaitu tingginya kemungkinan gangguan belajar; sebab sistem tersebut mengkondisikan siswa untuk belajar mandiri, sehingga faktor motivasi belajar menjadi lebih signifikan terhadap keberhasilan belajar siswa. Untuk itu diperlukan adanya semacam penasehat (counsellor) yang memantau dan memotivasi belajar siswa agar prestasi belajarnya tidak menurun, dengan cara mengerjakan tugas-tugas belajar sebaik-baiknya dan secara tepat waktu. Di samping itu juga agar siswa tidak mengakses hal-hal yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan pelajaran atau hal-hal yang bersifat negatif (misalnya membuka situssitus porno, atau membobol rekening bank dan rahasia perusahaan).

Diana.doc 2012

Page 9

UAS Seminar Belajar IPS

9.

Media audiovisual (TV, Video, VCD, kaset audio) Berbagai jenis media audiovisual berisikan pula bahan ajar untuk berbagai

jenis mata pelajaran. Kita dapat mempelajari gunung berapi, kehidupan di laut, di hutan belantara melalui siaran televisi. Media elektronik, khusunya Radio dan TV bukan lagi barang baru bagi para siswa SD. Hampir setiap saat mereka dapat mendengar siaran Radio dan menonton tayangan TV. Pada umumnya berita di Radio berisi tentang kejadian-kejadian di bidang ekonomi, politik, pendidikan dan sosial budaya di lingkungan setempat, lingkungan nasional dan dunia. Sedangkan siaran di TV berisi berita yang menyangkut hal yang sama yang dilengkapi dengan gambar bergerak. Didalam acara TV juga terdapat juga siaran hiburan. TV memiliki keunggulan dibandingkan dengan Radio. TV tidak hanya menyiarkan audio (suara) yang dimiliki oleh Radio melainkan juga rekaman video atau gambar bergerak. Oleh karena itu media TV lebih menarik dibandingkan dengan Radio. Namun demikian, tidak semua siaran TV dapat dijadikan sebagai bahan pelajaran. Banyak acara TV yang tidak sesuai dengan tingkat usia siswa. Demikian juga acara tayangan iklan berbagai produk sering mendorong para siswa untuk mengkonsumsi barang yang ditawarkan sehingga hal itu dapat mengajak mereka ke arah pola hidup boros atau konsumtif. Oleh karena itu dalam pembelajaran diperlukan pelatihan tentang cara menyeleksi siaran TV, waktu menonton dan sikap kritis terhadap tayangan TV agar siaran tersebut benar-benar menjadi sumber belajar bagi para siswa yang sedang belajar IPS. 10. Lingkungan ( alam, sosial, senibudaya, teknik, industri, ekonomi) Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan social, lengkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebgai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagau sumber.

Diana.doc 2012

Page 10

UAS Seminar Belajar IPS

Sebagai contoh yang berkaitan dengan lingkungan sosial, Di Desa Leles, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, sejak sepuluh tahun lalu sebagian warga telah membuka usaha baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebanyakan dari mereka memproduksi aneka macam dodol. Ada yang memproduksi dodol dari kacang hijau atau dari buah-buahan dan lain sebagainya. Hasil produksi mereka tidak hanya dikonsumsi oleh masyarakat sekitar, tetapi juga didistribusikan ke masyarakat luas di sekitar Kabupaten Garut. Oleh karena itu mereka terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tersebut, selain memilih bahan baku yang berkualitas mereka juga harus menentukan lay out mesin-mesin dan tata ruang yang benar. Hal tersebut kemudian diangkat dalam pembelajaran di kelas untuk mata pelajaran IPS, yang dikemas dengan tema Home Industry. Model pembelajaran ini mengarah pada pembelajaran kontekstual, yaitu mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata, sehingga siswa dapat menggali informasi secara langsung dari sumber dan media pembelajaran yang ada di lingkungan sekitarnya. Tujuan dari pembelajaran ini adalah agar siswa dapat memahami tentang kegiatan home industry. Selain itu, siswa dapat melakukan pemetaan tata ruang yang benar untuk kegiatan home industry.

Diana.doc 2012

Page 11

UAS Seminar Belajar IPS

Diana.doc 2012

Page 12

UAS Seminar Belajar IPS

BAB 3 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Diana.doc 2012

Page 13

UAS Seminar Belajar IPS

DAFTAR PUSTAKA Drs. ARIEF ACHMAD MSP., M. (2004). Pemanfaatan Internet sebagai Sumber Pembelajaran IPS. Pendidikan Network . http://rumahtugasa209.blogspot.com/2011/06/ips-sd-pendekatan-konsep-ilmuteknologi.html. (2011, Juni). Retrieved from rumah tugas. Karnadi dan Sutisno, P.C. (Eds.) (2001). "Minat Pelajar SMU dan Mahasiswa terhadap Pendidikan Demokrasi melalui Siaran Televisi". Teknodik. V (9), 27-38. Mustofa, H. (2001). "Pemanfaatan Media Cetak dalam Pembelajaran IPS". Jurnal Ilmu Pendidikan, 8 (4), 328-333. Somantri, M.N. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung : PPSUPI dan PT. Remadja Rosda Karya. Sutisno, .P.C. (1999). "Pengaruh Media Televisi terhadap Pendidikan : Kajian Dampak Media Massa". Teknodik. IV (7), 20-43. Tandowidjojo, JVS. (1985). Media Massa dan Pendidikan. Yogyakarta : Kanisius. Venus, A. (2000). "The Role of Media Educatioan in Developing Children`s Critical Thinking Toward TV Programs". MediaTor, 1 (1), 57-61. Waldopo. (2000). "Potensi Televisi sebagai Media Pendidikan dan Pembelajaran". Teknodik. IV (8), 53-58.

Diana.doc 2012

Page 14

Anda mungkin juga menyukai