Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TERPADU

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran SD


Yang diampu oleh Ibu Ari Metalin Ika Puspita, M.Pd.

Kelompok 10

1. Fidya Yunita Sari (1986206008)


2. Miftahul Anam (1986206013)
3. Hidayatu Rohmah (1986206018)
4. Farida Mayassari (1986206023)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI TRENGGALEK
APRIL 2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas dalam membuat makalah
tentang “Pengembangan Pembelajaran Terpadu” ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tidak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi agung
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT untuk kita
semua. Tidak lupa kami sampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya
kepada Ibu Ari Metalin Ika Puspita, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengembangan Pembelajaran SD.
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh agar makalah ini dapat
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
para pembaca. Selain itu, kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini masih
terdapat kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat kami gunakan
untuk memperbaiki makalah kami di kemudian hari.

Trenggalek, 16 April 2021

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii

BAB I PENDALUHUAN .............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

ii
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................... 2
D. Manfaat................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Model Pembelajaran Terpadu Integratif................................................. 3
B. Model Pembelajaran Terpadu Webbed .................................................. 6
C. Model Pembelajaran Terpadu Connected............................................... 10

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 16


A. Kesimpulan............................................................................................. 16
B. Saran........................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran
maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran
menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini memberikan makna bahwa pada
pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka
pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar
konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Dewasa ini setiap satuan pendidikan secara bertahap harus melaksanakan


pengelolaan penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 19 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP adalah kriteria
minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan

iii
Republik Indonesia. PP No. 19 ini memberikan arahan tentang delapan standar
nasional pendidikan, yang meliputi: (a) standar isi; (b) standar proses; (c)
standar kompetensi lulusan; (d) standar pendidik dan tenaga kependidikan; (e)
standar sarana dan prasarana; (f) standar pengelolaan; (g) standar pembiayaan;
dan (h) standar penilaian pendidikan.

Saat ini, pelaksanaan kegiatan pembelajaran di SD  kelas 1-3 untuk


setiap mata pelajaran dilakukan secara terpisah, misalnya IPA 2 jam pelajaran,
IPS 2 jam pelajaran, dan Bahasa Indonesia 2 jam pelajaran. Dalam pelaksanaan
kegiatannya dilakukan secara murni mata pelajaran yaitu hanya mempelajari
materi yang berhubungan dengan mata pelajaran itu. Sesuai dengan tahapan
perkembangan anak yang masih melihat segala sesuatu sebagai suatu keutuhan
(berpikir holistik), pembelajaran yang menyajikan mata pelajaran secara
terpisah akan menyebabkan kurang mengembangkan anak untuk berpikir
holistik dan membuat kesulitan bagi peserta didik.

Atas dasar pemikiran di atas dan dalam rangka implementasi Standar Isi
yang termuat dalam Standar Nasional Pendidikan, maka pembelajaran terpadu
sangat penting untuk dilaksanakan di tingkat Sekolah Dasar, agar pembelajaran
di kelas tidak monoton, menyenangkan serta bermakna bagi kehidupan peserta
didik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan
masalahnya yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimanakah model pembelajaran terpadu integratif itu ?
2. Bagaimanakah model pembelajaran terpadu webbed itu ?
3. Bagaimanakah model pembelajaran terpadu connected itu ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan tujuannya yaitu
sebagai berikut :

iv
1. Untuk mengetahui model pembelajaran terpadu integratif.
2. Untuk mengetahui model pembelajaran terpadu webbed.
3. Untuk mengetahui model pembelajaran terpadu connected.

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, dapat disimpulkan manfaat dari penyusunan
makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui model pembelajaran
terpadu integratif, model pembelajaran terpadu webbed, serta model
pembelajaran terpadu connected dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)


1. Pengertian Model Pembelajaran Terpadu (Integrated)
Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya
pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan
secara utuh, sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa
akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui
pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam
intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah tipe
pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi,
menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler
dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih
dalam beberapa bidang studi (Fogarty, 1991: 76).
Ada sejumlah KD yang mengandung konsep saling beririsan/tumpang
tindih, sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak
efisien. Konsep-konsep semacam ini memerlukan pembelajaran model
integrated atau shared. Pada model integrated, materi pembelajaran adalah

v
KD-KD atau konsep-konsep dalam KD yang sepenuhnya beririsan;
sedangkan pada model shared, KD-KD atau konsep-konsep dalam KD yang
dibelajarkan tidak sepenuhnya beririsan, tetapi dimulai dari bagian yang
beririsan.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Integratif


Model pembelajaran terpadu ini menggunakan pendekatan antar mata
pelajaran. Model ini diusahakan dengan cara menggabungkan beberapa
mata pelajaran yaitu dengan menetapkan prioritas dari kurikulum dan
menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih di
dalam beberapa mata pelajaran.
Model pembelajaran integrated (terpadu) mempunyai ciri khusus
yakni memadukan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda tetapi
inti topiknya sama. Pada model ini tema yang berkaitan dan tumpang tindih
merupakan hal terakhir yang ingin dicari dan dipilih oleh guru dalam tahap
perencanaan program. Pertama kali guru menyeleksi konsep-konsep,
keterampilan dan sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa
bidang studi, selanjutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap
yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara
berbagai bidang studi.
Pada model ini terdapat team teching yang berasal dari beberapa mata
pelajaran berbeda namun memiliki tema yang tumpang tindih. Dalam tahap
ini, guru yang tergabung haruslah kompak serta memiliki skill yang tinggi.
Tahap ini juga dapat membangun rasa percaya diri dan kepercayaan sebagai
perancang model (Forgaty 1991:78).

3. Langkah-Langkah Pembelajaran Integrasi


Pada tahap awal guru hendaknya membentuk tim antar bidang studi
untuk menyeleksi konsep-konsep, keterampilan-keterarnpilan, dan sikap-
sikap yang akan dibelajarkan dalam satu semester tertentu untuk beberapa
bidang studi. Langkah berikutnya dipilih beberapa konsep, keterampilan,
dan sikap yang mempunyai keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di

vi
antara beberapa bidang studi. Bidang studi yang diintegrasikan misal
matematika, seni budaya dan bahasa, serta pelajaran sosial.
Fokus pengintegrasian pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin
dilatihkan oleh seorang guru kepada siswanya dalam suatu unit
pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content). Keterampilan-
keterampilan belajar itu menurut Fogarty (1991: 77), meliputi keterampilan
berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan
mengorganisir (organizing skill).
Berikut langkah-langkah dalam model pembelajaran integrasi :
1) Tahap pelaksanaan melakukan kegiatan :
- Proses pengumpulan informasi
- Pengolaan informasi dengan cara analisis komparasi dan sintesis
- Penyusunan laporan dapat dilakukan dengan  cara verbal,gravisi,
pictorial, audio, gerak, dan model.

2) Tahap kulmunasi dilakukan dengan :


- Penyajian laporan (tertulis, oral, unjuk kerja, produk).
- Penilaian meliputi proses dan produk dengan menggunakan prosedur
formal dan informal dengan tekanan pada penilaian produk.

4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Integratif


1) Kelebihan Pembelajaran Terpadu Integratif
- Adanya kemungkinan pemahaman antar bidang studi, karena dengan
memfokuskan pada isi pelajaran, strategi berpikir, keterampilan sosial
dan ide-ide penemuan lain, satu pelajaran dapat mencakup banyak
dimensi, sehingga siswa, pembelajaran menjadi semakin diperkaya
dan berkembang.
- Satu pelajaran dapat mencakup banyak dimensi, sehingga siswa
menjadi kaya akan pengetahuan dari apa yang telah diajarkan guru
melalui model integratif.
- Memotivasi siswa dalam belajar.

vii
- Tipe terintegrasi juga memberikan perhatian pada berbagai bidang
yang penting dalam satu saat, tipe ini tidak memerlukan penambahan
waktu untuk bekerja dengan guru lain. Dalam tipe ini, guru tidak perlu
mengulang kembali materi yang tumpang tindih, sehingga tercapailah
efisiensi dan efektivitas pembelajaran.

2) Kekurangan Pembelajaran Terpadu Integratif


- Terletak pada guru, yaitu guru harus menguasai konsep, sikap, dan
keterampilan yang diprioritaskan.
- Tipe ini memerlukan tim antar bidang studi, baik dalam
perencanaannya maupun pelaksanaannya.
- Pengintegrasian kurikulum dengan konsep-konsep dari masing-
masing bidang studi menuntut adanya sumber belajar yang beraneka
ragam.

viii
B. Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba)
1. Pengertian Model Pembelajaran Webbed (Jaring Laba-Laba)
Model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini
memadukan multi disiplin ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat
oleh satu tema (Fogarty, 1991). Tema dapat ditetapkan oleh guru dengan
siswa atau sesama guru. Setelah tema disepakati maka dilanjutkan dengan
pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan mata
pelajaran yang lain. Untuk itu, tema utama harus mempunyai cakupan
materi yang luas dan memberi bekal bagi siswa untuk belajar lebih lanjut.
Model pembelajaran webbed lebih menekankan pada keterlibatan
siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman
langsung. Melalui pengalaman langsung akhirnya siswa akan memahami
konsep-konsep yang telah mereka pelajari dan dapat menguhungkan dengan
konsep lainnya. Padmono menyatakan bahwa, “Model Pembelajaran
Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata
pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum
dan mata pelajaran. Mata pelajaran menggunakan tema untuk menyelidiki
kesesuaian konsep, topik, dan ide-ide”.
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa model
webbed (Model Jaring Laba-laba) merupakan model pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik dan memadukan multi disiplin ilmu.

2. Karakteristik Kurikulum Model Webbed


Model pembelajaran webbed memiliki karakteristik antara lain
sebagai berikut  :
1) Model ini menekankan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru
lebih berperan sebagai fasilitator dengan memberikan kemudahan-
kemudahan kepada siswa untuk melakuakan aktivitas belajar.
2) Memberi pengalaman langsung. Siswa dihadapkan pada suatu fonomena,
peristiwa, maupun permasalahan yang nyata/ konkrit sebagai dasar untuk
memahami hal-hal yang lebih abstrak.

ix
3) Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran
diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan
dengan kehidupan siswa.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. Menyajikan konsep-
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian, siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam
memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
5) Bersifat fleksibel. Guru dapat mengkaitkan bahan ajar dari satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lain, bahkan mengkaitkan mata
pelajaran dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan sekolah
dimana mereka berada.
6) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Webbed


Kelebihan ketika melaksanakan pembelajaran terpadu model jaring
laba-laba (webbed) antara lain : 
1) Faktor motivasi yang dihasilkan dari penyeleksi tema yang diminati.
2) Model webbed atau jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan guru
yang belum berpengalaman mengajar.
3) Model ini memudahkan perencanaan kerja tim untuk mengembangkan
tema kesemua bidang isi pelajaran.
4) Memberi kemudahan bagi peserta didik dalam melihat kegiatan-kegiatan
yang saling terikat.
5) Siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda
dan ide yang berbeda dapat saling berhubungan.
Kelemahan ketika melaksanakan pembelajaran terpadu model jaring
laba-laba antara lain :
1) Kesulitan yang paling serius dengan model webbed terletak pada
pemilihan satu tema. Tema yang digunakan harus dipilih secara selektif
agar relevan dengan materi dan tidak merumuskan tema yang dangkal.

x
2) Dalam pembelajaran, guru lebih memusatkan perhatian pada kegiatan
daripada pengembangan konsep.

4. Langkah-Langkah Penyusunan Pelaksanaan Pembelajaran Model


Webbed
Langkah-langkah yang ditempuh dalam model pembelajaran jaring
laba-laba sebagai berikut :
1) Guru menyiapkan tema utama dan sub-tema yang telah dipilih dari
beberapa standar kompetensi lintas mata pelajaran/ bidang studi.
2) Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang
pengembangan melalui tema dan sub-tema.
3) Guru menjelaskan tema-tema yang terkait sehingga materinya lebih luas.
4) Guru memilih konsep, kegiatan atau informasi yang bisa mendorong
belajar siswa.

5. Penerapan Model Pembelajaran Webbed


Pembelajaran terpadu model webbed dimulai dengan menentukan
tema. Sebagai contoh tema yang ditentukan adalah “Lingkungan”. Dari
tema ini dikembangkan dan dipadukan menjadi sub-sub tema yang ada pada
beberapa mata pelajaran, misalnya :
1) IPA
Sub tema : Mengenal berbagai bentuk energi dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Siswa diajarkan tentang macam-macam bentuk energi dan manfaatnya
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya : energi cahaya kita manfaatkan
sebagai penerangan saat kita belajar.

2) Matematika
Sub tema : mengenal bangun datar.
Siswa diajarkan tentang bentuk-bentuk bangun datar misalnya, misalnya:
ban sepedah kita berbentuk lingkaran, buku tulis berbentuk persegi,
penggaris berbentuk persegi panjang.

xi
3) Pkn
Sub tema : tenggang rasa, kedisiplinan.
Siswa diajarkan tentang bagaimana cara manusia bersikap dan
bertingkah laku sebagai makhluk sosial separti sikap tenggang rasa dan
bekerja sama dengan orang lain.

4) Bahasa Indonesia
Sub tema : membuat ringkasan.
Siswa menceritakan dengan kata-katanya sendiri tentang bentuk-bentuk
energi, dan bentuk bangun datar yang kita jumpai di lingkungan sekitar.

ILUSTRASI KETERKAITAN ANTAR MATA PELAJARAN PADA


MODEL PEMBELAJARAN WEBBED

C. Model Keterhubungan (Connected)


1. Pengertian dan Karakteristik Pembelajaran Terpadu Connected
Fogarty (dalam Trianto, 2007:43), mengemukakan bahwa tipe
terhubung (connected) merupakan tipe integrasi inter bidang studi. Tipe ini
secara nyata mengorganisasikan atau mengintegrasikan satu konsep,
keterampilan, atau kemampuan yang ditumbuh kembangkan dalam suatu

xii
pokok bahasan atau sub pokok bahasan yang dikaitkan dengan konsep,
dalam satu bidang studi. Hampir sama dengan Fogarty, Daryanto
(2014:101) menjelaskan bahwa tipe connected dilandasi oleh anggapan
bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk tertentu.
Sependapat dengan kedua ahli diatas, Hadisubroto (dalam Triyanto,
2010:45) mengungkapkan bahwa model pembelajaran connected adalah
pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan satu pokok bahasan
dengan pokok bahasan berikutnya, mengaitkan satu konsep dengan konsep
yang lain, mengaitkan satu keterampilan dengan keterampilan yang lain,
dan dapat juga mengaitkan pekerjaan hari itu dengan hari yang lain atau
hari berikutnya dalam suatu bidang studi.
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian pembelajaran terpadu connected adalah pembelajaran yang
mengaitkan suatu materi dengan materi yang lain, serta mengaitkan konsep
yang satu dengan yang lain dalam satu bidang studi.
Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa model pembelajaran terpadu
connected mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Jaringan indikator sesuai dengan model pembelajaran terpadu
connected.
b. Adanya keterpaduan antara mata pelajaran yang satu dengan mata
pelajaran yang lainnya atau terpadunya antara materi yang satu
dengan materi yang lainnya dalam suatu bidang studi.
c. Pembelajaran direncanakan secara sistematis/ terperinci.
d. Adanya keterkaitan indikator dalam beberapa mata pelajaran
(minimal 2 mata pelajaran) dalam suatu indikator.
e. Batas mata pelajaran disatukan dan difungsikan, yaitu dengan
menghilangkan batasan masing-masing mata pelajaran tersebut,
dikenal dengan Broad Field (bidang studi).

2. Contoh/ Bentuk Model Pembelajaran Keterhubungan (Connected)


Pembelajaran terpadu meliputi pembelajaran yang terpadu dalam
satu disiplin ilmu, terpadu antar mata pelajaran, serta terpadu dalam dan

xiii
lintas peserta didik. Aplikasi pembelajaran terpadu model connected
dikembangkan dalam bahasa dan sastra Indonesia secara terpadu di
Sekolah Dasar. Pembelajaran bahasa dan sastra secara terpadu, yaitu
pembelajaran kemampuan berbahasa yang meliputi aspek mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis yang dipayungkan kepada pembelajaran
apresiasi sastra.
1) Aspek mendengarkan: mengidentifikasi unsur cerita rakyat yang
didengarnya.
2) Aspek berbicara: memerankan tokoh drama dengan lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat.
3) Aspek membaca: menyimpulkan isi cerita dalam beberapa kalimat.
4) Aspek menulis: menulis dialog sederhana dua atau tiga tokoh dengan
memperhatikan isi serta perannya.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang dapat ditempuh yaitu


sebagai berikut :
1) Siswa mendengarkan cerita dan mengidentifikasi unsur-unsur
ceritanya;
2) Siswa membaca cerita dan menyimpulkan isi ceritanya;
3) Siswa menulis dialog dua atau tiga tokoh cerita sesuai dengan isi
ceritanya;
4) Siswa berlatih berbicara dengan memerankan tokoh ceritanya.

3. Langkah-Langkah/ Sintaks Model Keterhubungan (Connected)


Model connected pada dasarnya menghubungkan topik-topik dalam
satu disiplin ilmu. Konsep-konsep yang saling terhubung tersebut
mengarah pada pengulangan (review), rekonseptualisasi, dan asimilasi
gagasan-gagasan dalam suatu disiplin ilmu. Dalam model connected,
hubungan antar disiplin ilmu tidak berkaitan, konten tetap fokus pada satu
disiplin ilmu.

xiv
Dalam proses belajar mengajar, model connected digunakan untuk
menghubungkan beberapa materi atau kompetensi tertentu yang memiliki
karakteristik yang saling terkait dengan tetap berpedoman pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Adapun cara menghubungkan materi-
materi yang saling terkait tersebut ialah dengan membuat “jembatan
pengetahuan”. Jembatan pengetahuan dapat berupa wacana, berita, diskusi,
alat peraga dan lain-lain yang dianggap mampu mengantarkan pemahaman
siswa dari materi satu ke materi berikutnya. Materi-materi yang tidak
memiliki keterkaitan tidak bisa dipaksakan untuk dihubungkan. Jika
dipaksakan, dimungkinkan siswa akan semakin bingung dalam
merekonstruksi pengetahuan.
Sintaks (pola urutan) dari model pembelajaran terpadu tipe
connected (terhubung) menurut Prabowo yaitu sebagai berikut :
1) Tahap Perencanaan :
a) Menentukan tujuan pembelajaran umum.
b)Menentukan tujuan pembelajaran khusus.

Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru :


a) Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai siswa
(materi prasyarat);
b)Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai oleh siswa;
c) Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan;
d)Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan /dibutuhkan;
e) Menyampaikan pertanyaan kunci.

2) Tahap Pelaksanaan, meliputi :


a) Pengelolaan kelas; dengan membagi kelas ke dalam beberapa
kelompok;
b)Kegiatan proses;
c) Kegiatan pencatatan data;
d)Diskusi secara klasikal.

xv
3) Evaluasi, meliputi :
a) Evaluasi proses, berupa :
 Ketepatan hasil pengamatan
 Ketepatan dalam penyusunan alat dan bahan
 Ketepatan siswa saat menganalisis data
b)Evaluasi produk : Penguasaan siswa terhadap konsep-konsep/
materi sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus yang telah
ditetapkan.
c) Evaluasi psikomotor : kemampuan penguasaan siswa terhadap
penggunaan alat ukur.

Model ini digunakan sebagai permulaan kurikulum terpadu. Guru


merasa percaya diri mencari keterhubungan dalam mata pelajaran mereka
(jika guru bidang studi). Mereka menjadi mau mengadaptasikan hubungan
ide-ide dalam mata pelajaran yang menyeberang. Pembuatan
keterhubungan juga diselesaikan secara kolaborasi dalam pertemuan guru,
dalam hal ini kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang dapat terjadi
lebih famillier. Guru dapat memulai model ini sebelum memasuki
keterpaduan yang lebih kompleks.

4. Kelebihan dan kekurangannya Model Keterhubungan (Connected)


Keunggulan dari model pembelajaran ini adalah peserta didik
memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga
transfer pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok
dikembangkan terus-menerus. Secara umum proses pembelajaran sebagai
suatu sistem dipengaruhi oleh tiga faktor masukan, yaitu raw input,
instrumental input, dan environmental input. Demikian halnya dengan
pembelajaran terpadu connected, maka sistem itu dapat digunakan. Raw
input terdiri dari guru dan peserta didik, maksudnya kegiatan pembelajaran
yang akan dilaksanakan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan
pengetahuan guru tentang pembelajaran terpadu model connected maupun
pengalaman mengajar guru.

xvi
Selanjutnya kemampuan, sikap, minat dan motivasi merupakan
faktor peserta didik yang akan berpengaruh pada kegiatan pembelajaran.
Instrumental input merupakan acuan dalam pengembangan pembelajaran
terpadu model connected, berdasarkan pada undang-undang, peraturan
pemerintah, peraturan menteri (Kurikulum, SKL, dan SKKD) maka guru
mengembangkan model pembelajaran.
Beberapa kelebihan dari model terhubung (connected) adalah
sebagai berikut :
1) Dampak positif dari mengaitkan ide-ide dalam satu bidang studi
adalah siswa memperoleh gambaran yang luas sebagaimana suatu
bidang studi yang terfokus pada suatu aspek tertentu.
2) Siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu
konsep sehingga transfer pengetahuan akan sangat mudah karena
konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus, sehingga
terjadilah proses internalisasi.
3) Menghubungkan ide-ide dalam suatu bidang studi sangat
memungkinkan bagi siswa untuk mengkaji, mengkonseptualisasi,
memperbaiki, serta mengasimilasi ide-ide secara terus menerus
sehingga memudahkan untuk terjadinya proses transfer ide-ide
dalam memecahkan masalah.
4) Siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari
konsep yang dijelaskan dan juga siswa diberi kesempatan untuk
melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan mengasimilasi
gagasan secara bertahap.
5) Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan
kemampuan/indikator yang digabungkan.
6) Kegiatan siswa lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang
tertera pada indikator.
7) Hakekat dari model pembelajaran terpadu merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik
secara individual maupun kelompok mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip secara holistik dan otentik.

xvii
Di samping mempunyai kelebihan, model terhubung ini juga
mempunyai kekurangan diantaranya yaitu :
1) Belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum
menggabungkan bidang-bidang mata pelajaran yang lain.
2) Tidak mendorong guru untuk bekerja secara tim, sehingga isi dari
pelajaran tetap saja terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep
serta ide-ide antar bidang studi.
3) Dalam memadukan ide-ide dalam satu bidang studi, maka usaha
untuk mengembangkan keterhubungan antar bidang studi menjadi
terabaikan.
4) Bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk
menghubungkan konsep yang terkait karena sukarnya mengatur
waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada
keterkaitan konsep, maka pembelajaran secara global jadi
terabaikan.

Dari uraian di atas, diketahui bahwa salah satu kelemahan dari


model terhubung ini adalah berbagai bidang studi masih tetap terpisah dan
belum ada hubungan meskipun hubungan-hubungan itu telah disusun
secara eksplisit di dalam satu bidang studi pembelajaran.

xviii
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran integrated (terpadu) merupakan suatu pendekatan dalam
pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra
mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu,
siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh, sehingga
pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa.
Model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini
memadukan multi disiplin ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh
satu tema (Fogarty, 1991). Tema dapat ditetapkan oleh guru dengan siswa atau
sesama guru. Setelah tema disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-
sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan mata pelajaran yang lain.
Untuk itu, tema utama harus mempunyai cakupan materi yang luas dan
memberi bekal bagi siswa untuk belajar lebih lanjut.
Fogarty (dalam Trianto, 2007:43), mengemukakan bahwa tipe terhubung
(connected) merupakan tipe integrasi inter bidang studi. Tipe ini secara nyata m
engorganisasikan atau mengintegrasikan satu konsep, keterampilan, atau kema
mpuan yang ditumbuh kembangkan dalam suatu pokok bahasan atau sub pokok
bahasan yang dikaitkan dengan konsep, dalam satu bidang studi.

B. Saran
Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini baik dalam penulisan maupun penggunaan bahasa yang kami
sajikan. Oleh karena itu, mohon diberikan saran yang bersifat membangun agar
kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta dapat menambah wawasan
kita dalam memahami materi tentang Pengembangan Pembelajaran Terpadu.

19
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, A. (2017). Model Pembelajaran Terpadu Tipe Connected. At-Ta'lim:


Media Informasi Pendidikan Islam, 15(2), 441-457.

Hernawan, A. H., & Resmini, N. (2009). Konsep Dasar dan Model-Model


Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Universitas Terbuka.

Depdiknas. 1996. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar.


Jakarta: Depdiknas.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:


Prestasi Pustaka Publisher.

Tim Pengembang PGSD. 2001. Pembelajaran Terpadu. Bandung: CV. Maulana.

Indrawati. 2009. Model Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Jakarta: Pusat


Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK IPA).

Kasim, Meilani. 2011. Makalah Pembelajaran Terpadu. Diakses tanggal 16 april


2021 pukul 09:53.
https://meilanikasim.wordpress.com/2011/04/20/makalah-pembelajaran-terpadu

Pendidikan, Eureka. 2020. Model Pembelajaran Terpadu Tipe Webbed.


https://eurekapendidikan.com/pengertian-kurikulum-model-webbed

Dahlan, Ahmad. 2015. Pengertian Kurikulum Model Webbed. Diakses tanggal 11


April 2021 pukul 10:13.

Pengetahuanku13. 2018. Pembelajaran Terpadu Model Webbed. Diakses tanggal


11 April 2021 pukul 10:16.

18
https://www.pengetahuanku13.net/2018/09/makalah-pembelajaran-terpadu-
model_4.html

Blogger. 2012. Model Pembelajaran Webbed. Diakses tanggal 11 April 2021


pukul 10:19.
http://duwaghewow.blogspot.com/2012/11/model-pembelajaran-webbed.html

Trianto. (2009). Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT.


Prestasi Pustakaraya.

Rukmana, Ade. (2006). Pembelajaran Terpadu. Bandung: UPI PRESS.

Trianto. (2011). Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT Fajar


Interpratama Mandiri.

Jaya, Rizka Pratiwi. (2013). Pembelajaran Terpadu Model Webbed.

http://rizkapratiwijaya.blogspot.co.id/2013/04/pembelajaran-terpadu-model-
webbed.html.

18

Anda mungkin juga menyukai