Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MODEL PEMBELAJARAN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran


Dosen pengampu: Dr. Hamdani, M.Pd

Disusun Oleh
Muhammad Risky Nur Awaluddin F1041191024
Hafidzo Aulia F1041191026
Shiva Chairunnisa F1041191039
Amira Talida F1041201023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya lah sehingga makalah kami yang membahas “ Model
Pembelajaran ” dapat diselesaikan dengan lancar dan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan mengenai apa saja yang termuat dalam model
pembelajaran.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hamdani, M.Pd, selaku
dosen pembimbing mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai model
pembelajaran.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami rancang tidaklah
sempurna dan masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini dimasa yang
akan datang. Kami juga berharap semoga makalah yang telah kami selesaikan dapat
memberikan banyak manfaat bagi pembaca.

Pontianak, 16 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 2
C. Tujuan Makalah ................................................................................. 2
D. Manfaat Makalah ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
A. Pengertian Model Pembelajaran ........................................................ 3
B. Model Pembelajaran Pilihan .............................................................. 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 11
A. Kesimpulan......................................................................................... 11
B. Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran suatu kegiatan yang dirancang oleh guru agar siswa
melakukan keiatan belajar, untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang
diharapkan. dalam merancang kegiatan pembeajaran ini, seorang guru
semestinya memahami karakteristik siswa, tujuan pembelajran, yang ingin
dicapai atau kompetensi yang harus dikuasai siswa, materi ajar yang akan
disajikan, dan cara yang digunakan terus mengemas penyajian materi serta
penggunaan bentuk dan jenis penilaian yang akan dipiih untuk melakukan
mengukuran terhadap ketercapaian tujuan pembelajaran atau kompetensi yang
telah dimiliki siswa.
Berkaitan dengan cara atau metode apa yang akan dipilih dan digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru harus terlebih dahulu memahami
berbagai pendakatan, strategi, dan model pembelajaran. Pemahaman tentang
hal ini akan memberikan tuntutan kepada guru untuk dapat memilah, memilih,
dan menetapkan dengan tepat metode pmbelajaran yang akan digunakan dalam
pembelajaran.
Peru dipahami bahwa setiap pendekatan pembelajran memiliki pandangan
yang berbeda tentang konsepsi dan makna pembelajaran, pandangan tentang
guru, dan pandangan tentang siswa, perbedaan inilah kemudian mengakibatkan
strategi dan model pembelajaran yang dikembangkan menjadi berbeda juga,
sehingga proses pembelajaran akan berbeda, walaupun strategi pembelajaran
sama.

B. Rumusan Masalah
Kami telah menyusun beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam
makalah ini sebagai batasan dalam pembahasan materi “Model Pembelajaran”.
Adapun rumusan masalah tersebut, antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran ?
2. Apa saja model pembelajaran pilihan ?

4
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu model pembelajaran.
2. Untuk mengetahui apa saja model pembelajaran pilihan.

D. Manfaat Makalah
Manfaat pembuatan makalah ini adalah agar bisa digunakan sebagai bahan
diskusi pembelajaran dan bahan belajar individu dibidang pendidikan
khususnya pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran


Secara umum istilah’’model’’ diartikan sebagai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Dalam
pengertian lain, model juga diartikan sebagai barang atau tiruan benda dari
benda sesungguhnya, seperti “globe” yang merupakan bumi tempat kita hidup.
Sedangkan pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari
berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran.
Adapun pengertian model pembelajaran menurut beberapa ahli adalah:
1. Arends
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran dalam tutorial. Model pembelajaran mengaju pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk didalamnya
tujuan-tujuan pengajaran, dan pengelolaan kelas.
2. Joyce & Weil
Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau yang lain.
Adapun Soekamto, dkk mengemukakan maksud dari model pembelajaran
adalah “kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,
dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

6
pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Dengan demikian,
aktivitas peembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata
secara sistematis.
Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada
strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dimiliki strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut
ialah:
1. Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta atau
pengembangnya;
2.  Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat di
laksanakan dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaraan itu dapat
tercapai.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip
atauteori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran berdasarkan
prinsip- prinsip pembelajaran. Teori-teori psikologis, sosiologis, analisis
sistem, atau teori-teori lain yang mendukung.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan rancangan
atau pola secara sistematis yang dapat dijadikan acuan untuk mencapai tujuan
belajar serta sebagai bahan pertimbangan guru dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran di kelas.

B. Model Pembelajaran Pilihan


Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya.
Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru
dalam memilihnya, yaitu:

7
1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan - pertanyaan
yang dapat diajukan adalah:
a. Apakah tujuan pembelajaran yarg ingin dicapai berkenaan dengan
kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi vokasional
atau yang dulu diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau
psikomotor?
b. Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
c. Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan?
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran
a. Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori
tertentu?
b. Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan
prasyarat atau tidak?
Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model pembelajaran
yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam pemilihan model
pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran yang luas dan
menyeluruh. Misalnya pada model pembelajaran berdasarkan masalah,
kelompok - kelompok kecil siswa bekerja sama memecahkan suatu masalah
yang telah disepakati oleh siswa dan guru. Ketika guru sedang menerapkan
model pembelajaran tersebut, seringkali siswa menggunakan bermacam-
macam keterampilan, prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis. Model
pembelajaran berdasarkan masalah dilandasi oleh teori belajar konstruktivis.
Pada model ini pembelajaran dimulai dengan menyajikan permasalahan nyata
yang penyelesaiannya membutuhkan kerja sama di antara siswa – siswa.
Dalam model pembelajaran ini guru memandu siswa menguraikan rencana
pemecahan masalah menjadi tahap-tahap kegiatan; guru memberi contoh
mengenai penggunaan keterampilan dan strategi yang dibutuhkan supaya
tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan. Guru menciptakan suasana kelas yang
fleksibel dan berorientasi pada upaya penyelidikan oleh siswa.
Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya.
Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran

8
langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik - topik
yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat.
Sintaks (pola urutan) dari suatu model pembelajaran adalah pola yang
menggambarkan urutan alur tahap – tahap keseluruhan yang pada umumnya
disertai dengan serangkaian kegiatan pembelajaran. Sintaks (pola urutan) dari
suatu model pembelajaran tertentu menunjukkan dengan jelas kegiatan –
kegiatan apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa. Sintaks (pola urutan)
dari bermacam-macam model pembelajaran memiliki komponen-komponen
yang sama. Contoh, setiap model pembelajaran diawali dengan upaya menarik
perhatian siswa dan memotivasi siswa agar terlibat dalam proses pembelajaran.
Setiap model pembelajaran diakhiri dengan tahap menutup pelajaran, di
dalamnya meliputi kegiatan merangkum pokok-pokok pelajaran yang
dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.Tiap-tiap model pembelajaran
membutuhkan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang sedikit berbeda.
Misalnya, model pembelajaran kooperatif memerlukan lingkungan belajar yang
fleksibel seperti tersedia meja dan kursi yang mudah dipindahkan. Pada model
pembelajaran diskusi para siswa duduk di bangku yang disusun secara
melingkar atau seperti tapal kuda. Sedangkan model pembelajaran langsung
siswa duduk berhadap-hadapan dengan guru. Pada model pembelajaran
kooperatif siswa perlu berkomunikasi satu sama lain, sedangkan pada model
pembelajaran langsung siswa harus tenang dan memperhatikan guru.
Macam-Macam Model Pembelajaran :
1. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
Pembelajarann Partisipatif, yaitu pelibatan siswa secara optimal.
Pembelajaran Aktif, yaitu melibatkan aktifitas siswa (self discovery
learning). Pembelajaran Kreatif, yaitu memotivasi dan memunculkan
kreativitas siswa. Pembelajaran efektif, yaitu member pengalaman baru
agar siswa dapat mencapai tujuan. Pembelajarn Menyenangkan, yaitu
siswa belajar tanpa perasaan tertekan (joyfull learning).
Jadi PAKEM merupakan model pembelajarn dan menjadi pedoman dalam
bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam model

9
PAKEM ini, pendidik dituntut untuk dapat melakukan kegiatan
pembelajarn yang dapat melibatkan peserta didik melalui partisipatif, aktif,
kreatif, dan menyenangkan yang pada akhirnya membuat peserta didik
dapat menciptakan karya, gagasan, pendapat, ide atas hasil penemuannya
dan usahanya sendiri.
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah atau Problem Based
Instruction (PBI) menekankan masalah kehidupannya yang bermakna bagi
siswa dan peran guru dalam menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan,
dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Langkah-langkahnya yaitu :
a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang dibutuhkan, dan
memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih.
b) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
c) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah, pengumpulan data, hipotesis, pemecahan masalah.
d) Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya
yang sesui, seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan
temannya.
e) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap
penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan
3. Model Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
Siswa dikelompokkan secara heterogen, kemudian siswa yang pandai
menjelaskan anggota lain sampai mengerti. Langkah-langkahnya yaitu
sebagai berikut:
a) Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara
heterogen;
b) Guru menyajikan pelajaran;
c) Guru memberi tugas setiap kelompok untuk dikerjakan oleh anggota
kelompok;

10
d) Guru memberi kuis
e) Memberi evaluasi
f) Penutup

4. Model Exemple Non Exemple


Model ini adalah metode belajar yang menggunakan contoh-contoh.
Contoh-contoh dapat diperoleh dari kasus atau gambar yang relevan
dengan KD. Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut :
a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan
pembelajaran.
b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.
c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk
memerhatikan atau menganalisis gambar.
d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis
gambar tersebut dicatat pada kertas.
e) Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan
materi sesuai tujuan yang ingin dicapai.
5. Model Lesson Study
Lesson Study merupakan proses untuk mengembangkan profesionalitas
guru-guru di Jepang dengan jalan menyelidiki atau menguji praktik
mengajar mereka agar lebih efektif. Langkah-langkahnya yaitu :
a) Sejumlah guru bekerja sama dalam suatu kelompok
b) Salah satu guru dalam kelompok tersebut melakukan tahap
perencanaan, yaitu membuat rencana pembelajaran yang matang
dilengkapi dengan dasar-dasar teori yang menunjang.
c) Guru yang telah membuat rencana pembelajaran pada tahap (b)
mengajar di kelas sesungguhnya.
d) Guru-guru lain dalam kelompok tersebut mengamati proses
pembelajaran sambil mencocokkan rencana pembelajaran yang telah
dibuat.

11
e) Semua guru dalam kelompok, termasuk guru yang telah mengajar,
bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap
pembelajaran yang telah berlangsung.
f) Hasil pada tahap (e) selanjutnya diimplementasikan pada kelas atau
pembelajaran berikutnya dan seterusnya kembali ke tahap (b).

6. Model Pembelajaran Tematik


Pembelajaran Tematik merupakan salah satu model pembelajaran terpadu
yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran
sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik.
Dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Tematik merupakan suatu model
pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari
berbagai kompetensi dasar satu atau beberapa mata pelajaran.
Penerapan pembelajaran dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, yakni
penentuan berdasarkan keterkaitan kompetensi dasar, tema, dan masalah
yang dihadapi
Secara umum prinsip dasar pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan
menjadi 4(empat) prinsip yaitu :
a) Prinsip Penggalian Tema, merupakan prinsip utama (focus) dalam
pembelajaran tematik.
b) Prinsip Pengelolaan Pembelajaran, dapat optimal apabila guna
mampu menempatkan dirinya(guru) dalam keseluruhan proses.
c) Prinsip Evaluasi, diperlukan beberapa langkah positif yaitu memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan evaluasi diri dan
guru perlu mengajak peserta didik untuk mengevaluasi perolehan
belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria pencapaian tujuan yang
akan dicapai.
d) Prinsip Reaksi, guru harus bereaksi terhadap aksi peserta didik dalam
semua peristiwa serta tidak mengarahkan aspek yang sempit melainkan
ke suatu kesatuan yang utuh dan bermakna.
7. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL)

12
Menurut Blanchard, mengemukakan bahwa pembelajaran kontekstual
adalah pembelajaran yang terjadi dalam hubungan yang erat dengan
pengalaman sesungguhnya. Jadi pembelajaran CTL merupakan suatu
konsep pembelajaran yang mengaitkan antara materi pelajaran yang
dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan dengan
menggunakan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya untuk
menemukan dan membangun pengetahuannya sendiri. Pembelajaran CTL
memiliki tujuh komponen utama diantaranya sebagai berikut:
a) Konstruktivisme (Constructivisme), adalah “proses membangun
pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan
pengalaman”.
b) Inkuiri (inkuiry), adalah “proses pembelajaran didasarkan pada
pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis”.
c) Bertanya (Questioning), “belajar pada hakikatnya bertanya dan
menjawab pertanyaan. Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari
keinginan setiap individu sedangkan menjawab pertanyaan
mencerminkan perilaku seseorang dalam berfikir”.
d) Masyarakat Belajar (Learning Community), Vygosky menyatakan
“pengetahuan dan pemahaman anak ditopang banyak oleh komunikasi
dengan orang lain”.
e) Pemodelan (Modelling), adalah “proses pembelajaran dengan
memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap
siswa’.
f) Refleksi (Reflection), adalah “ cara berfikir tentang apa yang baru
dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita
lakukan dimasa yang lalu”.
g) Penilaian Nyata (Authentic Assesment), adalah “proses yang dilakukan
guru untuk mengumpulkan informasi tentang pengembangan belajar
yang dilakukan siswa”.
Bruce joyce dan marsha weil dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin surasega
mengetengahkan empat kelompok model pembelajaran, yaitu sebagai berikut :
1. Model proses informasi

13
Dalam pemrosesan informasi, terjadi interaksi antara kondisi internal dan
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri
individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif
yang terjadi dalam diri individu sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.
Dalam rumpun model pembelajaran ini terdapat 7 model pembelajaran,
yaitu:
a) Pencapaian konsep (consept attainment);
b) Berpikir induktif (inductive thinking);
c) Latihan penelitian(inquiry training);
d) Pemandu awal (advance organizer);
e) Memorisasi (memorization);
f) Pengembangan intelek (memorization);
g) Penelitian ilmiah (scientic inquiry).
2. Model personal
Pembelajaran dalam Model Personal ini lebih memusatkan perhatian pada
pandangan perorangan dan berusaha menggalakkan kemandirian yang
produktif sehingga manusia menjadi semakin sadar diri dan tanggung
jawab atas tujuannya. Dalam rumpun Model Personal ini terdapat 4 model
pembelajaran, yaitu:
a) Pengajaran tanpa arahan (non directive teaching);
b) Model sinetik (sysnectics model);
c) Latihan kesadaran (awareness);
d) Pertemuan kelas (classroom meetitting).
3. Model interaksi social
Keterlibatan peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar cukup tinggi,
terutama dalam bentuk partispasi dalam kelompoknya, partisipasi ini
menggambarkan adanya interaksi sosial diantara sesama peserta didik
dalam kelompok tersebut. Oleh karena itu, model interaksi boleh dikatakan
berorientasi pada peserta didik dengan mengembangkan sikap demokratis,

14
artinya sesama mereka mampu saling mengharagai, meskipun mereka
memiliki perbedaan.
Inti dari sosial model ini adalah konsep “synergi” yaitu energi (kekuatan)
yang terhimpun melalui kerjasama sebagai salah satu fenomena kehidupan
masyarakat. Dengan menerapkan model sosial pembelajaran diarahkan
pada upaya melibatkan peserta didik dalam menghayati, mengkaji,
menerapkan dalam menerima fungsi dan peran sosial.
Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat 5 model pembelajaran,
yaitu:
a) Invetigasi kelompok (group investigation);
b) Bermain peran (role playing);
c) Penelitian yurisprudensial (jurisprudential inquiry);
d) Latihan laboratoris (laboratory trayning);
e) Penelitian ilmu sosial.
4. Model perilaku (behavior)
Model behavior menekankan pada perubahan perubahan perilaku yang
tampak dari peserta didik, sehingga konsisten dengan konsep dirinya.
Sebagai dari teori stimulus-respons, model behaviorial yang menekankan
tugas-tugas yang harus diberikan dalam suatu rangkaian kecil, berurutan,
dan mengandung perilaku tertentu.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
sistemik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran
dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. Istilah model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode,
atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak
dimiliki strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut ialah: Rasional teoritis
logis, landasan pemikiran, tingkah laku mengajar, lingkungan belajar.
Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh
memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan
pendidikannya. Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu: Pertimbangan terhadap
tujuan yang hendak dicapai dan pertimbangan yang berhubungan dengan
bahan atau materi pembelajaran.
Model-model pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan
pembelajarannya, sintaks (pola urutannya) dan sifat lingkungan belajarnya.
Sebagai contoh pengklasifikasian berdasarkan tujuan adalah pembelajaran
langsung, suatu model pembelajaran yang baik untuk membantu siswa
mempelajari keterampilan dasar seperti tabel perkalian atau untuk topik - topik
yang banyak berkaitan dengan penggunaan alat.

16
Macam-Macam Model Pembelajaran :
1. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan)
2. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah
3. Model Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
4. Model Exemple Non Exemple
5. Model Lesson Study
6. Model Pembelajaran Tematik
7. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL)
Bruce joyce dan marsha weil dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin
surasega mengetengahkan empat kelompok model pembelajaran, yaitu sebagai
berikut :
1. Model proses informasi
2. Model personal
3. Model interaksi social
4. Model perilaku (behavior)

B. Saran
Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dimana dalam
pemilihan Model pembelajaran meliputi pendekatan suatu model pembelajaran
yang luas dan menyeluruh.
Kami sebagai penulis makalah yang berjudul " Model Pembelajaran "
Sangat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini banyak sekali
kekurangan serta kesalahan dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya,
kami selaku penyusun makalah ini akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh karena itu, kami selaku penyusun makalah sangat mengharapkan kritik
dan saran tentang pembahasan makalah di atas agar dapat kami perbaiki supaya
dapat menjadi bahan belajar yang baik bagi kita semua.

17
DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.


Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.
Rusman. 2013. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Thobroni, M. 2015. Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

18

Anda mungkin juga menyukai