Anda di halaman 1dari 11

Nama : Shiva Chairunnisa

NIM : F1041191039
Kelas/Semester : A2/IV
Makul : Kajian Masalah Dan Nilai-Nilai Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. Ahmad Yani.T, M.Pd

MEMPERKOKOH NILAI KERJA KERAS MELALUI


PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH

ABSTRAK

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari pada setiap
jenjang pendidikan formal di Indonesia, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), maupun tingkat perguruan
tinggi. Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan dan kehidupan
sehari-hari karena matematika dijadikan sebagai sarana yang dapat mengembangkan
kemampuan berpikir yang sistematis, logis, kreatif, analitis, teliti, dan objektif. Pembelajaran
dalam matematika memiliki objek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran deduktif.
Memahami konsep yang ada dalam matematika memerlukan kecakapan yang lebih tinggi
karena identik dengan angka, rumus, hitung-menghitung, dan pembuktian. Sehingga pada
implementasinya pelajaran matematika dianggap rumit dan sulit oleh para pelajar. Dari
permasalahan tersebut, salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu memperkokoh nilai kerja
keras di sekolah melalui pembelajaran matematika. Nilai kerja keras dalam pembelajaran
matematika diharapkan dapat membentuk sikap atau karakter tidak mudah menyerah, terus
berjuang untuk memecahkan masalah sehingga menghasilkan jawaban yang benar dalam
menggunakan aturan-aturan dan konsep-konsep.

Kata kunci: Pembelajaran matematika, nilai kerja keras, permasalahan.


A. Permasalahan Pembelajaran Matematika di Sekolah
Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan, hal tersebut
dikarenakan dalam implementasinya matematika dijadikan sebagai salah satu ilmu dasar
yang dikolaborasikan dengan ilmu lainnya. Pentingnya belajar matematika juga dapat
dilihat dari peranannya dalam berbagai aspek kehidupan. Pembelajaran matematika di
sekolah merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kemampuan berpikir manusia
khususnya peserta didik karena berpikir matematika dapat menjadi penunjang dalam
meningkatkan kemampuan berpikir yang sistematis, logis, kreatif, analitis, teliti, dan
objektif. Dalam pembelajaran matematika terdapat dua proses kegiatan yang saling
berkaitan yaitu belajar dan mengajar yang nantinya akan menimbulkan interaksi antara
guru dengan peserta didik dan antar peserta didik lainnya.
Proses pembelajaran di sekolah merupakan sesuatu yang sangat penting dan perlu
diperhatikan, direncanakan, dan dipersiapkan agar tercapai keberhasilan dalam belajar.
Dalam proses pembelajaran matematika tentunya tidak terlepas dari banyak konsep, aturan,
rumus, teori, dan pemecahan masalah. Dalam pembelajaran matematika konsep yang
dipelajari memiliki hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya sehingga saling
berkaitan. Peserta didik menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit,
karena sifatnya yang abstrak sehingga menyulitkan peserta didik dalam memahami konsep
matematika. Penguasaan konsep dalam pembelajaran matematika merupakan
permasalahan yang seringkali muncul di sekolah dasar, menengah, maupun perguruan
tinggi. Konsep yang terdapat dalam matematika memiliki ciri yang abstrak tersusun secara
berurutan dan berjenjang, sehingga dalam proses pembelajaran konsep matematika kita
harus menguasai konsep-konsep matematika sebelumnya karena merupakan prasyarat agar
lebih mudah untuk melanjutkan pemahaman konsep berikutnya. Pernyataan tersebut berarti
bahwa dalam memahami konsep matematika peserta didik dituntut untuk memahami
konsep-konsep matematika sebelumnya agar lebih mudah dalam memahami konsep
matematika berikutnya.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa konsep merupakan sesuatu yang sangat
mendasar dalam pembelajaran matematika. Dengan adanya konsep dalam matematika,
maka kita dapat menarik konklusi secara deduksi. Penguasaan konsep dalam matematika
merupakan salah satu faktor pendukung untuk mengembangkan kemampuan berpikir
sistematis, logis, kreatif, analitis, teliti, dan objektif pada seseorang. Sehingga dalam
pembelajaran matematika terfokus pada penanaman konsep-konsep matematika.
Konsep-konsep dalam matematika merupakan suatu yang abstrak, abstrak disini
maksudnya dalam matematika objek atau simbol-simbolnya tidak ada dalam dunia nyata,
maka tak heran apabila guru-guru mengalami kesulitan dalam menanamkan konsep
matematika pada peserta didik. Akibatnya siswa akan mengalami kesulitan dalam
memahami konsep matematika, sehingga peserta didik kerap kali menganggap bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sulit, membosankan, dan tidak menarik, bahkan
matematika menjadi salah satu pelajaran yang ditakuti oleh siswa. Jika siswa saja tidak
tertarik dengan pelajaran matematika, bagaimana siswa dapat berhasil dalam belajar
matematika?
Permasalahan tersebut dibuktikan dengan hasil belajar matematika yang masih jauh
dari harapan, beberapa penelitian yang memperkuat pernyataan tentang rendahnya
kemampuan matematika peserta didik di Indonesia, diantaranya Kemendikbud melakukan
penelitian melalui program Indonesia National Assesment Programme yang dilaksanakan
pada tahun 2016, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa 77,13% peserta didik
jenjang pendidikan dasar di seluruh Indonesia mempunyai kompetensi matematika yang
sangat rendah, yaitu 20,58 % cukup dan hanya 2,29 % yang berkategori baik. 2) INAP
yang berganti nama menjadi Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI) melakukan
asesmen pada tahun 2017 untuk peserta didik kelas VIII jenjang pendidikan menengah
pertama di dua propinsi Indonesia. Hasil asesmen menunjukkan hasil sangat buruk, karena
hasil kompetensi literasi matematika hanya mempunyai nilai rata-rata 27,51 dari skor 0-
100.
Permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran matematika juga dapat
disebabkan rendahnya pemahaman konsep yang dimiliki peserta didik, rendahnya minat
peserta didik terhadap pembelajaran matematika, peserta didik kurang terampil dalam
hitung-menghitung, rendahnya kemampuan matematika peserta didik, sehingga
menyebabkan ketidakmampuan peserta didik dalam mengaplikasikan konsep matematika
saat dihadapkan dengan permasalahan pada soal yang berbeda-beda. Hal tersebutlah yang
menyebabkan rendahnya prestasi belajar peserta didik dalam matematika. Dengan adanya
permasalahan-permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran matematika
diharapkan dapat segera diatasi agar kedepannya prestasi belajar peserta didik meningkat
dengan cara menanamkan nilai kerja keras baik guru maupun peserta didik.
B. Makna Nilai Kerja Keras di Sekolah Dan Masyarakat
Nilai-nilai merupakan suatu hal yang sangat penting dalam segala aspek kehidupan
khususnya dalam dunia pendidikan. Untuk itu, pendidikan nilai sangat perlu dilakukan
dengan tujuan untuk mengembangkan nilai-nilai yang dianggap penting, mengoreksi atau
memperbaiki perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah.
Tujuan ini dimaksudkan untuk mencapai manusia seutuhnya yang berimplikasi pada
pendidikan nilai sebagai keseluruhan praktek pendidikan di sekolah. Pendidikan nilai
merupakan proses membimbing melalui peninjauan pada penanaman nilai-nilai dalam
kehidupan agar memiliki perilaku atau karakter yang baik. Salah satu nilai yang
ditanamkan kepada setiap individu yaitu nilai kerja keras. Sebelum membahas makna nilai
kerja keras di sekolah dan masyarakat, kita harus mengetahui makna dari nilai dan makna
dari kerja keras. Nilai merupakan sesuatu yang bermakna dalam hidup, yang dijadikan
acuan atau pedoman dalam bertingkah laku agar menjadi lebih baik. Sedangkan kerja keras
merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang dengan sungguh-sungguh untuk
mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
1. Makna Nilai Kerja Keras di Sekolah
Salah satu nilai yang dikembangkan di sekolah yaitu nilai kerja keras. Nilai kerja keras
di sekolah memiliki makna yang sangat penting, hal tersebut dikarenakan kerja keras
merupakan salah satu karakter yang dapat menunjang tercapainya keberhasilan belajar
di sekolah. Karakter kerja keras tentunya tidak hanya harus dimiliki oleh peserta didik,
guru pun harus menanamkan nilai kerja keras dalam dirinya, tujuan dari penerapan nilai
kerja keras di sekolah ini agar proses belajar dan mengajar berjalan dengan efektif.
Contoh makna nilai kerja keras di sekolah yaitu guru menjelaskan konsep matematika
dengan kerja keras yang maksimal agar peserta didik dapat menerima dan memahami
onsep yang diajarkan dengan baik. Selain itu, peserta didik belajar dengan kerja keras
agar dapat memahami konsep matematika dengan mudah.
2. Makna Nilai Kerja Keras di Masyarakat
Nilai kerja keras di masyarakat merupakan hal yang sangat penting, hal tersebut
dikarenakan apabila sudah tertanam nilai kerja keras dalam diri seseorang maka orang
tersebut akan memiliki potensi diri, baik berupa bakat, minat, pengetahuan, maupun
keterampilan. Contoh bekerja keras dalam masyarakat yaitu turut serta dalam kagiatan
kemasyarakatan, senantiasa bersikap rendah hati kepada siapapun, selalu menjaga
ketertiban dalam bermasyarakat.

C. Penanaman Nilai Kerja Keras Dalam Pembelajaran Matematika


Matematika adalah ilmu yang dikenal dengan bahasa abstrak dengan menggunakan
istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas dan akurat yang di representasikan dari
simbol. Dalam matematika, dengan simbol inilah bahasa yang rumit dapat disederhanakan
sehingga mudah dipahami. Matematika memegang peranan penting di dalam dunia
pendidikan, hal tersebut dikarenakan dalam implementasinya matematika dijadikan
sebagai salah satu ilmu dasar yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran lain.
Pembelajaran matematika merupakan proses kegiatan belajar dan mengajar yang di
dalamnya mempelajari ilmu matematika yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
matematika agar bermanfaat serta dapat mempraktekkan hasil belajar matematika dalam
kehidupan sehari-hari. Namun, pada implementasinya mempelajari konsep-konsep
matematika bukanlah sesuatu hal yang mudah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
banyaknya peserta didik yang menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang
sulit, membosankan, dan menakutkan. Seharusnya pada situasi seperti inilah seorang guru
harus mampu menjalankan perannya sebagai seorang pendidik. Sebagai seorang pendidik
tentunya guru diharapkan dan dituntut untuk membimbing serta mengarahkan peserta didik
agar dapat mengatasi kesulitan dalam belajar matematika. Selain itu, dalam proses
pembelajaran guru juga dituntut untuk melakukan penanaman nilai-nilai yang positif
kepada peserta didik. Penanaman yang dimaksud yaitu penciptaan suatu kondisi dengan
cara melakukan sesuatu untuk memunculkan yang diharapkan melalui proses pembiasaan
dalam pembelajaran. Penanaman nilai merupakan bagian dari pendidikan nilai, di mana
pendidikan nilai merupakan proses membimbing yang bertujuan untuk membantu agar
mampu memahami, menyadari, menerapkan nilai-nilai secara integral dalam kehidupan.
Agar pendidikan nilai dapat tercapai sesuai tujuan, maka seorang pendidik perlu
menerapkan nilai-nilai pendidikan yang mengarah pada perilaku baik dan benar pada
dirinya sendiri, dengan begitu secara tidak langsung seorang guru sudah memperkenalkan
nilai-nilai pendidikan kepada peserta didik.
Salah satu nilai yang ditanamkan di sekolah yaitu kerja keras. Kerja keras merupakan
suatu usaha yang dilakukan seseorang dengan sungguh-sungguh dalam menghadapi dan
mengatasi hambatan agar dapat diselesaikan sengan maksimal.
Penjelasan di atas dalam artian lain bermaksud bahwa belajar atau menuntut ilmu
sangatlah penting bagi seluruh umat di dunia. Pentingnya pendidikan berbanding lurus
dengan apa yang diajarkan dalam agama Islam. Bahkan Allah menjelaskan bahwa adanya
perbedaan bagi orang yang berilmu, serta akan meninggikan derajatnya, Hal tersebut
termaktub dalam Q.S. AL-Mujadalah/3: 11 yang memiliki arti “… niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat…”
Dari potongan arti Q.S. AL-Mujadalah/3: 11 dapat diketahui bahwa Allah senantiasa
menganjurkan hambanya untuk mau bekerja keras dalam hal kebaikan, khususnya dalam
menuntut ilmu. Hal tersebut dikarenakan seorang manusia akan mendapatkan kebahagiaan
di dunia dan di akhirat hanya dengan ilmu yang bermanfaat dan amal yang baik.
Dalam pembelajaran matematika peserta didik seringkali merasa tidak yakin atau
pesimis, hal tersebut terjadi ketika peserta didik dihadapkan dengan soal-soal yang
terbilang sulit. Peserta didik sudah mensugesti bahwa mereka tidak bisa mengerjakan soal
tersebut padahal belum mencoba menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam soal.
Bahkan peserta didik cenderung menghindar untuk tidak mengerjakan soal yang menurut
mereka sulit. Penanaman nilai kerja keras dalam pembelajaran matematika imilah yang
diharapkan mampu membantu peserta didik yang mengalami kesulitan baik dalam
memahami konsep matematika maupun menyelesaikan soal-soal matematika.
Dalam belajar dan memahami materi matematika diperlukannya sikap kerja keras.
Kerja keras yang dimaksud dalam pembelajaran matematika seperti sering berlatih
mengerjakan soal, dengan berlatih soal maka efektif untuk melatih menggunakan rumus
dan prosedur penyelesaian soal matematika. Melakukan pengulangan dalam belajar,
dengan melakukan pengulangan maka akan lebih mudah memahami konsep materi
matematika. Selain itu, tidak segan bertanya kepada guru atau teman ketika ada materi
yang belum dipahami.
Hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk menunjang terbentuknya karakter kerja keras
pada peserta didik yaitu membiasakan peserta didik untuk mengerjakan dan menyelesaikan
semua tugas yang diberikan dengan baik dan tepat waktu, memotivasi peserta didik untuk
lebih giat dalam belajar matematika, peserta didik diberi kesempatan untuk mencari
informasi terkait materi pelajaran matematika yang belum dipahami kepada teman, guru
ataupun pihak lain yang memahami materi matematika tersebut. Selain itu, membiasakan
peserta didik untuk selalu aktif menyampaikan pendapatnya saat diskusi di kelas.
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Pembelajaran Matematika di Sekolah


Permasalahan dalam pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
ketidakmampuan belajar yang terletak pada perkembangan kognitif peserta didik tersebut,
perkembangan kognitif di sini maksudnya perkembangan yang mengacu pada kemampuan
seseorang dalam memperoleh pengetahuan dari informasi yang didapatkan dan penyebab
kesulitan belajar di luar anak atau masalah lain pada peserta didik, faktor penyebab
kesulitan belajar peserta didik dapat disebabkan dari luar dan dari dalam diri peserta didik.
Disemua tingkat pendidikan di Indonesia banyak peserta didik yang memiliki
permasalahan dalam pembelajaran matematika. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat
terjadi karena masalah dari luar dan dari dalam diri peserta didik. Faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya permasalahan dalam pembelajaran matematika dapat disebabkan
oleh peserta didik maupun guru. Jika dilihat dari sisi guru, permasalahan tersebut dapat
muncul karena kurangnya penguasaan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat
untuk diterapkan atau digunakan pada setiap kelas yang berbeda-beda karakter peserta
didiknya. Selain itu, terkadang guru tidak selalu menggunakan media pembelajaran dan
kurang menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Jika dilihat dari sisi peserta
didik, permasalahan tersebut dapat muncul karena rendahnya penguasaan konsep
matematika yang dimiliki peserta didik, rendahnya motivasi dan minat belajar peserta
didik terhadap pembelajaran matematika.
Terdapat solusi-solusi untuk meminimalisir terjadinya permasalahan-permasalahan
tersebut. Solusi untuk permasalahan rendahnya penguasaan konsep matematika, upaya
yang dapat dilakukan guru yaitu memberikan lebih banyak bantuan dan arahan kepada
peserta didik ketika menemukan kesulitan atau kendala dalam pembelajaran matematika.
Sedangkan upaya yang dapat dilakukan peserta didik yaitu lebih kerja keras dalam
memahami konsep secara urut agar lebih mudah dalam mengikti pembelajaran
matematika. Solusi untuk permasalahan rendahnya motivasi dan minat peserta didik
terhadap pembelajaran matematika, yaitu guru melakukan pendekatan personal, melakukan
bimbingan kepada peserta didik agar termotivasi untuk lebih semangat dalam mengikuti
pembelajaran matematika. Sedangkan upaya yang dapat dilakukan oleh peserta didik yaitu
lebih memotivasi diri agar selalu semangat dalam mengikuti pembelajaran matematika.
Solusi untuk permasalahan kurangnya penggunaan media pembelajaran, yaitu dengan cara
menggunakan media pembelajaran yang cocok dengan materi pelajaran matematika yang
sedang disampaikan secara kontekstual serta memanfaatkan apa saja media pembelajaran
yang ada di lingkungan sekolah. Media pembelajaran sangat penting untuk dijadikan
penunjang dalam meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi yang disampaikan
oleh guru, dengan digunakannya media pembelajaran diharapkan peserta didik dapat aktif
saat proses pembelajaran matematika berlangsung. Solusi untuk permasalahan terkait
penggunaan metode pembelajaran disetiap kelas yang berbeda yaitu menyesuaikan dengan
karakter peserta didik ditiap kelas. Kelas yang karakteristik peserta didiknya homogen
dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi. Kelas yang karakteristik peserta
didiknya heterogen juga dapat menggunakan metode pembelajaran yang bervarisi tetapi
memerlukan bimbingan dan arahan yang lebih saat pembelajaran matematika. Manfaat dari
penerapan metode pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika ini yaitu dapat
menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan, yang berdampak pada proses
belajar dan mengajar yang lebih efektif dan dapat mencapai keberhasilan belajar.

B. Makna Nilai Kerja Keras di Sekolah Dan Masyarakat


Nilai kerja keras dapat dibagi menjadi 3 (tiga) variabel. Ketiga variabel itu yaitu
berusaha mengerjakan tugas dengan maksimal, berusaha mengatasi masalah yang
dihadapi, dan mengupayakan pencapaian hasil kerja (Suyadi, 2012: 64). Makna nilai kerja
keras di sekolah berkaitan erat dengan pendidikan nilai, pendidikan nilai maksudnya proses
membimbing yang dilakukan dengan cara peninjauan pada penanaman nilai-nilai dalam
kehidupan agar terbentuk kepribadian peserta didik yang sesuai norma. Dari pengertian
tersebut dapat kita ketahui bahwa pendidikan nilai sangatlah penting ditanamkan pada diri
peserta didik sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Dewasa ini, tampak ada gejala
pada peserta didik yang menunjukkan bahwa mereka mengabaikan nilai-nilai moral salah
satunya yaitu nilai kerja keras. Di sekolah nilai kerja keras sangat berpengaruh terhadap
ketercapaian hasil belajar peserta didik, jika nilai kerja keras diabaikan maka akan
berdampak pada prestasi belajar peserta didik yang rendah. Contoh pengabaian nilai kerja
keras misalnya peserta didik kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru
tetapi tidak berusaha untuk memahami materi yang belum dipahami karena malas belajar,
tentu saja hal tersebut berdampak negatif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Kondisi
tersebut menimbulkan keprihatinan di dunia pendidikan. Untuk itu pendidikan nilai dapat
dijadikan upaya dalam mewujudkan manusia yang menerapkan nilai kerja keras dalam
dirinya agar tercapai pendidikan nasional yang utuh.
Makna nilai kerja keras dalam masyarakat, nilai merupakan sesuatu yang penting bagi
manusia karena dengan adanya nilai setiap individu harus mampu memahami nilai dan
kebernilaian dirinya, hal tersebut akan membuat individu dapat menempatkan dirinya
dengan tepat. Selain itu individu dapat mengetahui kebernilaian orang lain dalam
bermasyarakat.

C. Penanaman Nilai Kerja Keras Dalam Pembelajaran Matematika


Penanaman nilai merupakan suatu proses yang dilakukan untuk pengembangan
karakter yang baik pada individu dengan cara melalui langkah-langkah pembiasaan dalam
proses pembelajaran. Salah satu nilai yang ditanamkan dalam pembelajaran matematika
yaitu nilai kerja keras. Kerja keras diartikan sebagai suatu sikap pantang menyerah dalam
menghadapi tantangan atau hambatan. Dalam artian lain seseorang yang sudah tertanam
nilai kerja keras dalam dirinya akan selalu bersungguh-sungguh dalam mengerjakan
sesuatu agar memperoleh hasil yang sebaik-baiknya atau maksimal. Nilai kerja keras
dalam pembelajaran matematika memiliki manfaat agar peserta didik dapat mencapai
keberhasilan belajar matematika yang maksimal. Dengan tertanamnya nilai kerja keras
dalam diri peserta didik makan akan berdampak pada skill, pengetahuan, dan prestasi
belajar peserta didik yang meningkat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai kerja keras dalam pembelajaran
matematika kepada peserta didik yaitu memberi latihan soal-soal matematika, dengan
begitu peserta didik akan terlatih bekerja keras untuk mengerjakan dan menyelesaikan soal
yang diberikan, jika sering berlatih mengerjakan soal maka akan berdampak pada
meningkatnya skill dan pengetahuan dalam bidang matematika. Selain itu, upaya yang
dapat dilakukan yaitu memberi motivasi kepada peserta didik agar lebih bersemangat
dalam belajar matematika. Jika peserta didik bersemangat dalam mengikuti pembelajaran
matematika tentunya akan berperan aktif dalam proses pembelajaran, dengan begitu
peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan guru. Upaya selanjutnya
yaitu guru memberikan nilai kepada peserta didik yang mampu menyelesaikan latihan soal
dengan baik sesuai dengan konsep yang telah diajarkan, dengan begitu maka peserta didik
akan tergerak untuk berusaha mengerjakan soal dengan semaksimal mungkin agar
mendapat nilai yang maksimal. Upaya selanjutnya yaitu guru menetapkan dan menegakkan
aturan yang dilakukan melalui pembelajaran matematika, dengan begitu secara tidak
langsung peserta didik dipaksa untuk bekerja keras menggunakan kemampuan
matematikanya secara maksimal ketika diminta untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
PENUTUP

Matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan, hal tersebut


dikarenakan dalam implementasinya matematika dijadikan sebagai salah satu ilmu dasar yang
dikolaborasikan dengan ilmu lainnya. Pentingnya belajar matematika juga dapat dilihat dari
peranannya dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam proses pembelajaran matematika
tentunya tidak terlepas dari banyak konsep, aturan, rumus, teori, dan pemecahan masalah.
Sehingga peserta didik menganggap bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit,
karena sifatnya yang abstrak sehingga menyulitkan peserta didik dalam memahami konsep
matematika. Permasalahan tersebut dibuktikan dengan hasil belajar matematika yang masih
jauh dari harapan. Permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran matematika dapat
disebabkan faktor dari dalam maupun dari luar peserta didik. Permasalahan yang terjadi
dalam pembelajaran matematika dapat diminimalisir dengan penanaman nilai kerja keras pada
setiap peserta didik karena nilai kerja keras merupakan suatu sikap bersungguh-sungguh
dalam menghadapi hambatan agar memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. Nilai kerja keras
yang sudah tertanam dalam diri peserta didik akan menjadi suatu hal yang positif, kerja keras
dapat meningkatkan skill dan pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Hal tersebut akan
berdampak pada meningkatnya prestasi belajar peserta didik terhadap pembelajaran
matematika. Maka dari itu memperkokoh nilai kerja keras dalam pembelajaran matematika
sangat penting karena banyak terdapat manfaat jika mengimplementasikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama R.I. (2008). Al-Qur’an dan Terjemahannya. Bandung: CV Penerbit


Diponegoro.
Hasratuddin. (2008). Permasalahan Pembelajaran Matematika Sekolah Dan Alternatif
Pemecahannya. FMIPA Universitad Negeri Medan. Vol. 4 No. 1: 67-73.
Hasratuddin. (2013). Membangun Karakter melalui Pembelajaran Matematika. UNIMED.
PARADIKMA, 6(2), Desember 2013, 130-141. p-ISSN: 1978-8002. e-ISSN: 2502-
7204.
Hidayatullah, M. Furqon. (2010). Pendidikan Karakter : Membangun Peradaban Bangsa
(p.13). Surakarta : Yuma Pustaka
Hikmawati, dkk. (2013). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Dan Gaya Kognitf
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah. Tekno-
Pedagogi. Vol. 3 No. 2: 1-11, ISSN 2088-205X.
Ibrahim dan Suparni. (2012). Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya (p.5).
Yogyakarta: Suka-Press UIN Sunan Kalijaga.
Misel, E. S. (2016). Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Menungkatkan
Kemampuan Representasi Matematis Siswa. Didaktik, 10 (2), 27-36.
Novitasari, D. (2016). Pengaruh Penggunaan Multimedia Interaktif Terhadap Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa. Jurnal Fibonacci, 2 (2).
Suandito, B. (2017). Bukti Informal dalam Pembelajaran Matematika. Jurnal Al-Jabar, 8 (1).
Suyadi. (2012). Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Mentari Pustaka.
Usman, Eka Diniarti. (2013). Meningkatkan Penalaran Siswa SMP melalui Pendekatan
Kontekstual. SMP Padalarang Kabupaten Bandung, Vol 1, 2013, pp 100-102

Anda mungkin juga menyukai