Anda di halaman 1dari 20

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-GAZALI BONE

Makalah
Memahami Orientasi Model Pembelajaran

Nurul Hikmah
Nim:
Haerul Fathi
Nim: 21 31 1 003

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "Dampak Penggunaan
Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL MAKALAH ...................................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG .....................................................................................................2

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................2

C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................................2

D. MANFAAT ......................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN ...............................................................................................................3

A. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN .................................................................3

B. DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN MODEL PEMBELAJARAN ......................3

C. CIRI-CIRI MODEL PEMBELAJARAN .........................................................................4

D. MACAM-MACAM MODEL PEMBELAJARAN ..........................................................5

BAB 3 PENUTUP ......................................................................................................................14

A. KESIMPULAN .............................................................................................................14

B. SARAN .........................................................................................................................14

ii
ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model-model pembelajaran tematik MI/SD sangat penting pada saat ini. Model
pembelajaran sangat penting pada pemberlangsungan proses ajar mengajar. Model
pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang keberhasilan proses
pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat, akan berdampak pada keberhasilan
belajar siswa serta tercapainya tujuan pembelajaran. Model pembelajaran merupakan suatu
desain pembelajaran yang dirancang untuk memperlancar proses pembelajaran.
Model pembelajaran diterapkan dalam proses belajar mengajar oleh guru di sekolah,
tidak terkecuali pada pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar. Model pembelajaran
diterapkan dalam proses belajar mengajar oleh guru di sekolah, tidak terkecuali pada
pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar. Guru harus memahami betul pelaksanaan
model pembelajaran yang akan diguanakan dalam proses pembelajaran. Karena dengan
menguasai model pembelajaran, guru akan merasakan adanya kemudahan dalam
pentransferan ilmu berupa sikap, pengetahauan, dan keterampilan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan tepat. Banyak model pembelajaran yang
menekankan pada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah
Discovery learning merupakan cara untuk menemukan sesuatu yang bermakna dalam
bembelajaran.
model pembelajaran PBL merupakan cara yang dilakukan guru untuk mengajak
peserta didik dalam menelusuri suatu permasalahan yang diperoleh dari dunia nyata ataupun
duniaa maya berdasarkan maateri yang sedang dibahas. Untuk membelajarkan siswa sesuai
dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal
ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada
model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu,
dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat
materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori
sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model pembelajaran
didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model
tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai kompetensi/tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengetian model-model pembelajaran?
2. Apa saja dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran?

1
3. Ciri-ciri Model Pembelajaran?
4. Macam –macam model pembelajaran?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan model-model pembelajaran
2. Untuk mengetahui apa saja dasar pertimbangan pemilihan model pembelajaran
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri model pembelajaran
4. Untuk mengetahui apa saja macam-macam model pembelajaran
D. Manfat penulisan
1. Bagi Siswa
Agar siswa lebih mudah memahami setiap kegiatan pembelajaran

2. Bagi Guru
Agar guru lebih mudah melakukan proses belajar mengajar dikelas

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran Tematik


Model pembelajaran adalah acuan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan pola-
pola pembelajaran secara sistematis. Model pembejaran tersusun atas beberapa komponen,

2
yaitu fokus, sintaks, sistem sosial, dan sistem pendukung. Model pembelajaran memilki
sejumlah karakteristik sebagai berikut: pertama, berdasarkan teori pendidkan dan teori belajar
dari para ahli tertentu; kedua, memilki misi atau tujuan pendidkan tertentu; ketiga, dapat
dijadikan pedoaman untuk perbaikan proses belajar mengajar di kelas, keempat, memilki
bagain-bagian model yang dinamakan urutan langakah-langkah pembelajaran (syntax),
adanya prinsip-prinsip reaksi, sistem sosial dan sistem pendukung; kelima, memilki dampak
sebagai akibat penenrapan penerapan pembelajaran dan keenam, membuat persiapan
mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model pembelajaran yang dipilihnya.1
Model pembelajaran juga merupakan cara yang dilakukan guru dalam melaksanakan
suatu pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat dipahami oleh peserta didik. Cara yang
ditempuh guru dan peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran tematik SD/MI
dilihat dari sudut proses pembelajaran. Guru harus memahami betul pelaksanaan model
pembelajaran yang akan diguanakan dalam proses pembelajaran. Karena dengan menguasai
model pembelajaran, guru akan merasakan adanya kemudahan dalam pentransferan ilmu
berupa sikap, pengetahauan, dan keterampilan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik dan tepat.2 Begitu juga dengan siswa, siswa juga akan lebih mudah memahami
materi-materi yang diberikan oleh pendidik ataupun guru.

B. Dasar Pertimbangan Pemilihan Model pembelajaran


Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu: 3

1. Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai . pertanyaan-pertanyaan yang dapat


diajukan adalah:
a. Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan kompetensi
akademik, kepribadian, sosial, dan kompetensi vokasional atau yang dulu diistilahkan
dengan domain kognitif, afektif, dan psikomotor?
b. Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai?
c. Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan akademik?
2. Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran:
a. Apakah materi pembelajaran itu merupakan fakta, konsep, hukum atau teori tertentu?

1 Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu, (Jakarta:
Kencana, 2017), hlm. 239.
2 Maulana Arafat lubis dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI, (Yogyakarta: Samudra

Biru, 2019), hlm. 65.


3 Rusman, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 133.

3
b. Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan persyaratan atau
tidak?
c. Apakah tersedia bahan atau sumber-sumber yang relevan untuk mempelajari materi
itu?
3. Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa
a. Apakah model pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik?
b. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta didik?
c. Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
4. Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis
a. Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu model saja?
b. Apakah model pembelajaran yang kita tetapkan dianggap satu-satunya model yang
dapat digunakan?

c. Apakah model pembelajaran itu memilki nilai efektifitas atau efisiensi?

C. Ciri-ciri Model Pembelajaran


Model pembelajaran memilki ciri-ciri sebagai berikut:4

1. Berdasarkan teori pendidkan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidkan tertentu, misalnya model berpikir induktif
dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya
model Synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
4. Memilki bagian-bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah-langkah pembelajaran
(syntax); (2) adanya prinsip-prinsip reaksi; (3) sistem sosial; dan (4) sistem pendukung.
Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu
model pembelajaran.
5. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak tersebut meliputi:
(1) dampak pembeklajaran, yaitu hasil belajar yang dapat diukur; (2) dampak pengiring,
yaitu hasil belajar jangka panjang.
6. Membuat persiapan mengajar (desain instuksional) dengan pedoman model pembelajaran
yang dipilihnya.

4 Rusman..., hlm. 136.

4
D. Macam –macam model pembelajaran
Adapun berbagai model-model pembelajaran yang sangat populer dalam kurikulum 2013
sehingga mampu diterapkan pada pembelajaran tematik di SD/ MI dengan tujuan menuntun
peserta didik bisa berpikir tingkat tinggi/HOTS sebagai berikut:5

1. Model pembelajaran Discovery Learning (DL)


a. Defenisi model pembelajaran DL
Discovery learning merupakan cara untuk menemukan sesuatu yang
bermakna dalam bembelajaran. Sedangkan menurut Seafuddin model pembelajaran
DL adalah sebuah proses pembelajaran yang terjadi bila peserta didik tidak disajikan
dengan bentuk finalnya, tetapi melalui proses menemukan. Peserta didik diharapkan
mengorganisasi sendiri pengalaman belajarnya. Bruner berpendapat bahwa hendaklah
guru memberikan kesempatan kepada siswanya untuk menjadi seorang
csientist, historin, atau ahli matematika.6
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran DL
merupakan cara yang dapat membantu peserta didik untuk belajar mandiri dengan
melakukan penemuan di daerah sekitar.
b. Langkah-langkah model pembelajaran DL
1) Stimulatian (Pemberian Rangsangan)
2) Problem statement (Identifikasi Masalah)
3) Data collection (Pengumulan Data)
4) Data processing (Pengolahan Data)
5) Verification (Pembuktian)
6) Generalization (Menarik Kesimpulan)
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran DL Menurut Saefuddin kelebihan
model DL, yaitu:
1) Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan-
keterampilan dan proses-proses kognitif,
2) Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena
menguatkan pengertian, ingatan, dan transfer,
3) Menimbulkan rasa senang pada peserta didik karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil,

5Maulana Arafat lubis dan Nashran Azizan..., hlm. 67-83


6Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 Di SD/MI, (Yogyakarta:
Samudra Biru, 2018), hlm. 138.

5
4) Model ini memungkinkan peserta didik berkembang dengan cepat dan sesuai
dengan kecepatannya sendiri,
5) Menyebabkan peserta didik mengarahkan kegiatan belajar sendiri dengan
melibatkan akalnya dan motivasinya sendiri,

Sedangkan kekurangannya, menurut Hosnan menguraikan beberapa kekurangan dari


model DL, yaitu:

1) Menyita banyak waktu karena guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang
umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing,
2) Kemampuan berpikir rasional peserta didik ada yang masih terbatas, dan
3) Tidak semua peserta didik dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini.

2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


a. Defenisi model pembelajaran PBL
Levin mengutarakan bahwa BPL merupakan model pembelajaran yang mendorong
peserta didik untuk menerapkan pemikiran kritis, kemampuan memecahkan masalah,
dan pengetahuan konten untuk masalah dunia nyata dan isu-isu.
Menurut Barrows, PBL adalah kurikulum dan proses. Rancangan kurikulum
menuntut peserta didik mendapatkaan pengetahuan yang penting, membuat mereka
mahir dalam menyelesaikan masalah.
Sedangkan Tan menyatakan bahwa PBL merupakan inovasi dalam pembelajaaran,
karena dalam BPL kemampuan berpikir peserta didik betul-betul dioptimalisasikan
melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis.
Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajran
PBL merupakan cara yang dilakukan guru untuk mengajak peserta didik dalam
menelusuri suatu permasalahan yang diperoleh dari dunia nyata ataupun duniaa maya
berdasarkan maateri yang sedang dibahas.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran PBL


1) Mengorientasikan siswa terhadap masalah
2) Mengorganisasi siswa untuk belajar
3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran PBL

6
Adapun kelebihan dari model pembelajaran PBL, yaitu:

1) PBL merupakan teknik yang bagus untuk lebih memahami pelajaran.


2) PBL dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.
4) Membantu peserta didik begaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk
memahami masalah dalam kehidupan nyata.

Adapun kekurangan dari model pebelajaran PBL, yaitu:

1) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan
bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka enggan untuk
mencoba.
2) Keberhasilan PBL memerlukan waktu untuk persiapan, dan
3) Tahap pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang
sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yaang mereka ingin pelajari.
3. Model Pembelajaran Inquiry Based Lerning (IBL)
a. Defenisi Model Pembelajaran IBL
Menurut Shoimin Model Pembelajaran IBL merupakan salah satu model yang
dapat mendorong peserta didik untuk aktf kuliah dalam pembelajaran. Sedangkan
menurut Gunawan model pembelajaran IBL merupakan kegiatan pembelajaran
berbasis penyelidikan dimana peserta didik mencari sendiri jawaban dari masalah
yang dihadapi.
Dari pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
IBL merupakan cara yang dapat digunakan guru untuk merangsang rasa ingin tahu
peserta didik dalam menjelajahi sumber saampai ke akar-akar yang dapat dijadikan
penambah wawasan sebagai jawaban dari suatu masalah dengan mengajak peserta
didik terjun langsung ke lokasi.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran IBL
1) Stimulation
2) Problem statement
3) Data collection
4) Data processing
5) Verification
6) Generalization

7
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran IBL Adapun kelebihan
dari IBL, yaitu:
1) Menekankan pada pengembangan aspek kognitif secara progresif
2) Peserta didik lebih aktif dalam mencari dan mengolah informasi sampai
menemukan jawaban atas pertanyaan secara mandiri.
3) Peserta didik memahami konsep-konsep dasar dan ide-ide dengan baik.
4) Memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka masing-masing.
5) Peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata tidak akan terhambat oleh
peserta didik yang lambat dalam belajar.

Sedangkan Kekurangan dari Model Pembelajaran IBL, yaitu:

1) Jika guru kurang spesifik merumuskaan teka-teki atau pertanyaan kepada peserta
didik dengan baik untuk memecahkan masalah secara sistematis.
2) Sering kali guru mengalami kesulitan dalam merencanakan pembelajaran karena
terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.
3) Pada saat mengimplementasinya, strategi pembelajaran inquiry memerlukan waktu
yang lama.

4) Pada sistem pembelajaran klasikal dengan jumlah peserta didik yang relatif
banyak, penggunaan strategi pembelajaran inkuiri sukar untuk dikembangkan
dengan baik.
5) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan peserta didik
dalam menguasai materi, maka pembelajaran inquiry sulit diimplementasikan.

4. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)


a. Definisi Model Pembelajaran PjBL
Model pembelaajaran PjBL merupakan cara yang digunakan guru dalam
menuntun peserta didik ntuk melahirkan karya dari hasil pemahaman materi pelajaran
khususnya tematik di SD/MI dan mengeksplorasinya sehingga menjadi karya yang
monumental. Tahapantahapan kegiatan dalam proyek, mulai dari proyek penentuan
masalah, perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi, serta identifikasi hasil-
hasil yang dicapai dan rekomendasi untuk kegiatan proyek berikutnya. 7

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran PjBL


1) Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential)

7 Maulana Arafat Lubis..., hlm. 130-131

8
2) Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan For the Project)
3) Munyusun Jadwal (Create a Schedule)
4) Memonitor Siswa dan Kemajuan Proyek (Monitor the Students and the Progress
of the Project)
5) Menguji Hasil (Asses the Outcome)
6) Mengevaluasi Pengalaman ( Evaluate the Experience)
c. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran PjBL Adapun Model Pembelajaran
PjBL, yaitu:
1) Model ini bersifat terpadu dengan kurikulum sehingga tidak memerlukan tambahan
apapun dalam pelaksanaannya.

2) Peserta didik bekerja terlibat dalam kegiatan dunia nyata dan mempraktikan
strategi otentik secara disiplin.
3) Peserta didik bekerja secara kolaboratif untuk memecahkan masalah yang penting
baginya.
4) Teknologi terintegrasi sebagai alat untuk penemuan, kolaborasi, dan komunikasi
dalam mencapai tujuan pembelajaran penting dalam cara-cara baru.
5) Meningkatkan kerja sama guru dalam merancang dan mengimplementasikan
proyek-proyek yang melintasi batas-batas geografis.

Sedangkan kekurangan dari model pembelajaran PjBL, yaitu:

1) Membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan


produk.
2) Membutuhkan biaya yang cukup.
3) Membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar.
4) Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan yang memadai.
5) Tidak sesuai dengan peserta didik yang mudah menyerah dan tidak memiliki
pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan.
6) Kesulitan melibatkan semua peserta didik dalam kerja kelompok.

5. Model Pembelajaran Cooperative integrated reading and Composition


(CIRC)
a. Defenisi Model Pembelajaran CIRC
Model pembelajaran CIRC atau pembelajaran tematik/terpadu merupakan model
pembelajaran yang mengharuskan peserta didik bertanggung jawab terhadap tugas

9
kelompok. Model pembelajaran CIRC juga mendidik peserta didik mampu
berinteraksi sosial dengan lingkungan.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran CIRC
1) Membentuk kelompok heterogen beranggota empat orang
2) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
3) Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping dan ditulis pada lembar kertas
4) Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok
5) Guru dan peserta didik membuat kesimpulan

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran CIRC

1) Model ini amat tepat untuk meningkatkan pemahamn peserta didik terhadap materi
pelajaran.
2) Peserta didik memiliki ketelitian terhadap hasil belajar karena bekerja dalam
kelompok
3) Peserta didik dapat memahami makna soal dan saling memeriksa pekerjaaan.
4) Meningkatkan hasil belajar, khususnya dalam menyelesaikan soal.
5) Peserta didik dapat memberikan tanggapan secara bebas, dilatih untuk dapat
bekerja sama dan menghargai pendapat orang lain.

Sedangkan kekurangnnya ialah pada saat presentasi, hanya siswa yang aktif,
yang tampil memerlukan waktu yang relatif lama, adanya kegiatan-kegiatan
kelompok yang tidak bisa berjalan seperti apa yang diharapkan. Akan tetapi,
penggunaan model CICR menimbulkan masalah, yakni apabila guru sedang
membimbing satu kelompok yang lain juga perlu. Hal ini yang bisa menjadi
permasalahan karena bisa jadi waktu habis dan kondisi kelas tidak beraturan

6. Model Pembelajaran Mind Mapping


a. Definisi Model Pembelajaran Mind Mapping
Model pembelajaran Mind Mapping merupakan cara yang digunakan guru dalam
membimbing peserta didik dengan menggambarkan peta konsep materi pelajaran
karya kreatif sehingga terlihat berseni agar materi yang ditulis dibuku catatan terlihat
indah. Model ini bertujuan untuk meningkatkan day imajinasi peserta didik dalam
menulis dari hasil pemahaman materi yang diperolehnnya. Gambar yang bisa
dijadikan peta konsep pikiran jejaring laba-laba, gurita, pohon, dan lain-lain. Maka
dari itu cocok diterapkan dalam pembelajaran tematik di MI/SD karena mampu
membentuk peserta didik menjadi kreatif.

10
b. Langkah-langkah Model pembelajaran Mind mapping
1) Mulai dari bagian tengah permukaan sebuah kertas kosong dengan dengan sisi
terpanjang diletakan mendatar.
2) Memilih gambar yang bisa dijadikan peta konsep pikiran
3) Gunakan warna pada seluruh gambar, agar terlihat indah
4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan hubungkan cabang-
cabang pada tingkat pertama, kedua, dan seterusnya.
5) Cabang-cabang mind map berbentuk melengkung.
6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap cabang
7) Gunakan gambar seluruh mind map sebagai pendukung daya ingat
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Mind Mapping
1) Dapat mengemukakan pendapat secara bebas
2) Catatan menjadi singkat, mudah dipahami, dan mudah diingat.
3) Catatan menjadi unik dan enak dilihat.

Sedangkan kekurangannya, yaitu :

1) Membutuhkan pensil warna yang banyak


2) Membutuhkan biaya banyak
3) Menghabiskan lembaran buku.

7. Model Pembelajaran Quantum


a. Definisi Model pembelajaran Quantum model pembelajaran quantum merupakan cara
yang dilakukan guru untuk menggabungkan berbagai unsur dalam diri peserta didik
dengan lingkungan belajarnya sehingga mampu menciptakan kesuksesan dan
menjadikan belajar sebagai suatu kebahagiaan. Jadi, model pembelajaran quantum
sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran tematik SD/MI.
b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran quantum
Kegiatan Guru: Memberikan salam, mengajak peserta didik berdoa, mengajak
peserta didik bernyanyi, melakukan aperespsi, menyampaikan tujuan pembelajaran,
memotivasi peserta didik agar semangat.
Kegiatan Siswa: Menjawab salam, berdoa bersama,bernyanyi bersama,
mendengarkan guru, mendengarkan tujuan pembelajaran, mendengarkan motivasi
yang diberi guru.
c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran quantum Adapun kelebihan model
pembelajaran Quantum

11
1) Dapat membuat peserta didik merasa nyaman dan gembira dala belajar
2) Penggunaan model quantum dalam proses pembelajaran dapat memberikan
motivasi kepada peserta didik
3) Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari

Sedangkan kekurangannya, yaitu:

1) Terlalu menuntut profesionalisme yang tinggi dari seorang guru


2) Banyaknya media dan fasilitas yang digunakan sehingga dinilai kurang ekonomis
3) Kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan model ini akan terjadi dalam situasi
dan kondisi belajar yang kurang kondusif sehingga menuntut penguasaan kelas
yang baik.

12
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Model pembelajaran adalah cara yang dilakukan guru dalam melaksanakan suatu
pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat dipahami oleh peserta didik. Cara yang
ditempuh guru dan peserta didik dalam pencapaian tujuan pembelajaran tematik SD/MI
dilihat dari sudut proses pembelajaran. Guru harus memahami betul pelaksanaan model
pembelajaran yang akan diguanakan dalam proses pembelajaran.
Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan guru dalam memilihnya,
yaitu: Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai, pertimbangan yang
berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran, pertimbangan dari sudut peserta
didik atau siswa, pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis. Adapun macam-macam
model pembelajaran ialah:
1. Model pembelajaran Discovery Learning (DL)
2. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
3. Model Pembelajaran Inquiry Based Lerning (IBL
4. Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL)
5. Model Pembelajaran Cooperative integrated reading and Composition (CIRC)
6. Model Pembelajaran Mind Mapping
7. Model Pembelajaran Quantum.

B. SARAN
Demikianlah makalah ini kami susun , semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Dalam penulisan makalah ini kami meyadari masih banyak kekurangan, maka
dari itu saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan
kekurangan makalah kami ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Prastowo, Andi, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu, Jakarta:
Kencana, 2017
Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan, Pembelajaran Tematik SD/MI, Yogyakarta: Samudra
Biru, 2019
Rusman, MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Mengembangkan Profesionalisme Guru,
Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Lubis, Maulana Arafat, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 Di SD/MI,
Yogyakarta: Samudra Biru, 2018

14
15
18

16

Anda mungkin juga menyukai