OLEH :
KELOMPOK 4
FAKULTAS TEHNIK
2019
1
Kata pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
berkata dan anugerahnyalah sehingga kami boleh menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas matakuliah pengembangan kurikulum kejuruan otomotif.
Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak trima kasih banyak kepada pihak pihak
yang telah ikut membantu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun agar dapat
memperluas ilmu pembaca tentang pengembangan kurikulum. Semoga maklah ini dapat
bermanfaat dan dapat membari sumbangan pemikiraan kepada pembaaca khususnya
mahasiswa/i UNIMED
Kami sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna untuk itu kami terlebih dahulu memohon maaf. Dan para pembaca dapat
memakluminya dan bisa memberi masukan ataupun tanggapan terhadap makalah ini agar
pembuatan makalah kedepannya lebih baik lagi.
( kelompok 4 )
i
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Di jaman sekarang telah banyak terdapat masalah masalah yang terdapat dalam
pendidikan dan sekolah. Pendidikan dan sekolah memiliki hubungan yang
bermasalah,untuk itu diharapkan pada tenaga pendidik,terutama guru agar dapat memberi
pengajaran yang lebih,sesuai konsp – konsep yang telah ada. Yang terdapat dalam konsep
– konsep ini antara lain adalah pengetahuan dan pemahaman. Pendidikan, berbeda dengan
sekolah, memungkinkan siswa untuk menjadi individu dengan karakter intelektual.
Pendidikan berusaha untuk membebaskan. Sekolah cenderung menekankan efisiensi dan
standardisasi. Pendidikan berusaha keras dan spontan. Upaya sekolah untuk mengisi siswa
dengan pengetahuan. Pendidikan mencoba membuat siswa memanfaatkan pengetahuan
dalam berpikir dan menjadi pengguna informasi yang cerdas. Pendidikan menumbuhkan
karakter intelektual pada siswa.
1. Supaya kita tau apa itu yang dimaksud model – model pengembangan kurikulum.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Model adalah suatu bentuk dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks
atau sistem , dalam bentuk naratif, matematis grafis dan lain lain. Menurut KBBI
model adalah pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dihasilkan. Model
bukanlah realistis namun model adalah representasi daari kenyataan. Model pada
umumnya berkaitan erat dengan sebuah perencanaan yang digunakan untuk
menerjemahakan suatu saran untuk memperlancar komunikasi atau biasa sebagai
petunjjjuk yang bersifat persfektif untuk mengambil sebuah keputusan,ata sebagai
petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.
2
Menurut Ralph Tyler ( M. Ahmad Dkk, 1997) ada empat hal penting dalam
keberhasilan suatu pengembangan kurikulum,diantaaranya yaitu:
Tujuan pendidikan merupakan arah atau sasaran akhir yang harus dicapai dalam
program pengajaran dan pendidikan. Menurut Tyler ada 3 yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan tujuan pendidikan ,yaitu :
4. Mengevaluasi tujuan
Jenis penilaian yang digunakan harus sesuai dengan jenis dan sifat tujua
pendidikan atau pembelajaran,
3
Berikut pengembangan kurikulum menurut Tyler :
4
2.2 Model - Model Pengambangan Kurikulum
1. Model – Model Pengembangan Kurikulum Menurut Miller dan Seller
a. Model Transmisi
Model ini berfokus pada usaha untuk mereduksi dan meyederhanakan komponen
kurikulum ke dalam unsur – unsur yang jelas dan dapat diukur, dan pendidikan yang
efektif adalah pendidkan yang berbasis komptensi. Secara khusus, model ini mendorong
penerapan perencanaan yang mekanistik di mana perkembangan perilaku anak diperoleh
melalui strategi yang spesifik. Landasan filosofis model ini adalah positivisme logis dan
landasan psikologi.(Keysar ,2019)
5
P,,erumusan tujuan
Pengembangan alat evaluasi
Kegiatan belajar
Pengembangan program kegiatan
Pelaksanaan
5. Model Banathy
Model ini dikembangkan oleh Bela H. Banathy yang langkah-langkahnya adalah
sebgai berikut
Merumuskan tujuan
Mengembangkan tes
Menganalisis kegiatan belajar
Mendesain sistem instruksional
Melaksanakan kegiatan dan menghuni hasilnya
6. Model Kemp
Dikembangkan oleh Kemp (1977) yang terdiri dari 8 langkah yaitu:
Menentukan TIU
Menganalisis katakteristik siswa
Menentukan TIK
Menentukan materi atau bahan ajar
Menetapkan tes awal
Menentukan strategi belajar mengajar
Mengadakan evaluasi
7. Model Gerlach dan Ely
Model ini terdiri dari 10 langkah yaitu:
Merumuskan tujuan
Menentukan isi materi
Mengetahui kemampuan awal
Menentukan teknik dan strategi
Mengelompokkan belajar
Menentukan pembagian waktu
Menentukan ruang
Memilih media instruksional yang sesuai
Mengevaluasi hasil belajar
Menganalisis umpan balik
8. Model IDI (Instructional Development Institute)
Memiliki tiga tahap yaitu:
Tahap Pembatasan:
Identifikasi masalah melalui need assesment
Analisis latar
Organisasi pengelolaan
Tahap Pengembangan
Identifikasi tujuan
Penentuan metode
Penyusunan protoripe
Tahap Penilaian
Uji coba
Analisis hasil coba
6
Pelaksanaan/pengulangan
2. Model Transaksi
Dalam model transaksi individu dipandang sebagai orang yang mampu untuk
memecahkan masalah secara inteligen. Dilihat sebagai proses dialogis antara anak
dan kurikulum, dimana melalui kurikulum anak merekonstruksi pengetahuan dan
pengalamannya. Aspek inti dari model ini adalah bahwa kurikulum hendaknya
mampu memperlancar masalah pemecahan masalah dalam konteks kemasyarakatan
dan kehidupan yang demokratis, serta mengembangkan keterampilan kognitif lewat
mata pelajaran.
Yang termasuk model ini adalah
1. Model Taba
Hilda Taba menggunakan pendekatan induktif dalam pengembangan kurikulum.
Guru memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum ini. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut ini:
Diagnosis kebutuhan
Perumusan tujuan
Pemilihan bahan
Organisasi bahan
Pemilihan dan organisasi pengalaman belajar
Penetapan kriteria penilaian
Mengecek keseimbangan dan sekuens
2. Model Robinson, Ross dan White
Mereka mengembangkan suatu model yang berfokus pada inkuiri untuk pemecahan
masalah. Desain disusun sedemikian rupa sehingga menjamin program
penyelidikan yang terintegrasi dengan kurikulum sekolah. Ada tiga asumsi dalam
pengembangan kurikulum ini:
1) Pedoman kurikulum sering kurang membantu guru dalam mengajar anak
mengenai tugas intelek yang kompleks.
2) Tugas pembina kurikulum menyangkut pengambilan keputusan tentang tujuan
dan hasil belajar yang dikehendaki
3) Tujuan yang dapat dipertahankan harus ditunjang oleh kriteria khusus
3. Model Transformasi
Model ini dikembangkan oleh Weinstein dan Fantini yang disebut sebagai
pendidikan identitas. Inti dari model ini berfokus pada kepentingan anak dan
pelajaran harus berhubungan dengan kebutuha dan minat anak. Model ini mengarah
pada tiga orientasi khusus yaitu:
1) Mengajat keterampilan anak untuk meningkatkan tranformasi pribadi dan sosial
2) Keyakinan bahwa perubahan sosial merupakan gerakan menuju kepada
keharmonisan dengan lingkungan, bukan sekedar mengendalikan lingkungan
3) Orientasi transpersonal yakni pemberian makna dan dimensi spiritual kepada
lingkungan.
Model ini terdiri dari beberapa langkah
Mengenal anak, mempelajari karakteristik, perkembangan, tempat tinggal, ras,
kebudayaan, dsb.
Mempelajari masalah anak
Mengadakan diagnosa dengan jalan mengatur strategi mengatasi masalah
7
Mengatur usaha mengatasi masalah
Mengembangkan tema untuk menyusun mata pelajaran
Menetapkan bahan pelajaran sebagai wahana untuk mencapai tujuan
Menetapkan strategi mengajar yang disesuaikan dengan keterampilan belajar siswa
Menilai kurikulum
Model ini dikembangkan oleh Ralph Tyler. Model ini bertolak dari beberapa
pertanyaan berikut:
Tujuan apa yang hendak dicapi kesekolah atau lembaga pendidikan? (merumuskan
tujuan )
Pengalaman pendidikan apakah yang perlu disediakan untuk mencapai tujuan
tersebut? (menentukan isi, proses dan strategi pembelajaran)
Bagaimana pengalaman pendidikan itu sebaiknya disusun? (menyusus bahan
pelajaran)
Bagaimana kita dapat menentukan bahwa tujuan tersebut telah dicapai? (menilai
keberhasilan)
Model ini merupakan alternatif dari keempat model di atas. Langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam mengembangkan kurikulum ini yaitu:
Menetapkan orientasi yakni segala keyakinan pandangan,falsafah atau paradigma
yang dianut oleh pembina maupun masyarakat
Menetapkan tujuan, dalam hal ini tujuan umum dan tujuan khusus
Mengidentifikasi pengalaman belajar dan strategi belajar yang diperlukan untuk
mencapai tujuan di atas
Inplementasi yakni mengadaptasi kurikulum itu sebagai praktek, bahan, alat, dan
keyakinan yang dipadukan dalam peranan guru
Evaluasi yaitu menilai sejauh mana kurikulum itu sudah sejalan dengan orientasi,
tujuan, dan nilai-nilai yang ditetapkan
6. Model Olivia
Model ini dikembangkan menurut tiga kriteria yakni: sederhana, komprehensif, dan
sistematis.
7. Model Zails
Model ini dikembangkan oleh Zails dalam bukunya Curriculum Principles and
Foundations. Ada tiga model pengembangan kurikulum yang terdapat dalam model
ini.
1) Model Adminsitritatif
Model ini bersifat top down dalam arti kurikulum ditetapkan oleh pejabat yang
lebih tinggi dan wajib diterapkan oleh instansi yang ada dibawahnya
2) Model Grass-Roots
Model ini merupakan kebalikan dari model Adminsitratif, dimana inisiatif
8
pengembangan kurikulum dilakukan oleh pelaksanaan ditingkat bawah seperti
kepala sekolah atau guru. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa
keberhasilan pelaksanaan kurikulum terletak pada pelaku ujung tombak
pelaksanaan di kelas yakni para guru
3) Model Demostrasi
Pembaharuan kurikulum dilakukan oleh sejumlah staf atau guru di suatu
sekolah dan bila hasil penerapannya dinilai baik maka dapat menjadi model
bagi sekolah di sekitarnya untuk diadopsi.
Dalam buku yang berjudul “curriculum: principles and foundations” yang ditulis
oleh Robert S. Zais (1976 ). Yang menjadi dasar teorinya adalah orang yang melakukan
pengambangan, mengambil keputusaan, yang menggunakan tehnologi dalam
pengembangn kurikulum ( Zainal Arifin, 2012)
Berikut model model pengembangan kurikulum menurut Zais:
a). Model administrasi
Model ini menggunakan “gasis-staf” adtau garis komando dari ates ke bawah.
Sehingga model ini merupakan penegmbangan kurikulum berasal dari pejabat tinggi
(kemendiknas) kemudian secara terstruktur dilaksanakan oleh tingkat bawah. Dalam
model administrasi, inisiatifnya menggunakan prosedur administrasi, sehingga dinas
pendidikan memiliki beberapa komisi, dan komisi tingkat atas (BSNP atau Puskur)
yang menentukan kebijakan kurikulum sampai tingkat bawah (sekolah/MGMP) yang
melaksankan kurikulum tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
Model pengembangan kurikulum ini sering mendapatkan kritikan, karena
dipandang tidak demokratis, dan kurang memperhatikan inisiatif para guru. Di
Indonesia model ini digunakan dalam penerapan kurikulum 1968 dan kurikulum 1975
(Mulyasa, E. 2006).
9
6. Organisasi kegiatan belajar. Guru mengatur kegiatan belajar menjadi suatu urutan,
sering ditentukan oleh konten. Guru harus mengingat siswa tertentu yang akan
diajar.
7. Evaluasi dan sarana evaluasi. Perencana kurikulum menentukan tujuan mana yang
telah dicapai. Siswa dan guru harus mempertimbangkan prosedur evaluasi.
c. Model Terbalik
Model ini merupakan bentuk urutan tradisional yang paling sederhana dari
pengembangan kurikulum untuk diseleksi para komite
Model ini yakin bahwa proses deduktif yang paling mendasar ini
cenderung mengurangi kemampuan inovasi, kreatif, karena membatasai
10
kemungkinan untuk bereksperimen tentang ide maupun konsep
pengembangan kurikulum yang mungkin timbul.
Model ini dikenal juga dengan nama action research model. Dari sisi proses,
kurikulum model ini sudah melibatkan seluruh komponen pendidikan yang
meliputi siswa, orang tua, guru serta sistem sekolah. Kurikulum dikembangkan
dalam rangka memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder)
yang meliputi orang tua siswa, masyarakat, dan lain-lain. Penyusunan kurikulum
dilakukan dengan mengikuti prosedur action research.
Pertama, melakukan kajian tentang data - data yang dikumpulkan sebagai bahan
penyusunan kurikulum.
Pada kurikulum model ini guru cenderung dimaknai sebagai seseorang yang
harus “digugu” dan “diritu”., ada empat cara dalam menyajikan pelajaran dari
kurikulum model subjek akademis.
1. Materi disampaikan secara hirarkhi naik, yaitu materi disampaikan dari yang
lebih mudah hingga ke materi yang lebih sulit.
11
atau nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir terdahulu. Dan model ini
bersifat intelektual
Sedikitnya ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk menjalin hubungan
intepersonal dalam pengembangan kurikulum model Rogers,yaitu
- Langkah pertama adalah memilih target pendidikan kriteria untuk memilih ini
hanyalah bahwa satu atau lebih dari individu berada dalam posisi pemimpin.
- Langkah kedua, ialah kelompok intensif diantara para guru. Prinsif sama dengan
model administrator, dimana pengalamannya lebih lama dan dapat dipertimbangkan
dengan maslah ukuran staff, finansial, serta berbagai variasinya.
- Langkah ketiga ialah pengembangan pengalaman kelompok intensif untuk unit kelas
atau pembelajaran.
Pengembangan model hubungan interpersonal ini menuntut guru profesional, yang dinamis,
dan siap melakukan perubahan, termasuk melakukan perubahan dalam caranya berpikir dan
bertindak.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Model Transmisi
b. Model Transaksi
c.Model Tranformasi
f.model Olivia
g.Model Zails
a. Model administrasi
c. Model terbalik
13
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang bisa menambah wawasan
para pembaca. Saya sadar bahawa dalam penulisan masib banyak terdapat kesalahan
kesalahan kiranya para pembaca dapat memakluminya dan memberi tanggapan atau
pendapat yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Dan untuk model model pengembangan kurikulum ini, saya pikir ini perlu
peninggakatan guna tercapainya tujuan dalam hal belajar.
14
Daftar pustaka
Hilda Taba, Curriculum Development: Theory and Practice (New York: Harcourt Brace,
1962).
Allan Collins and Richard Halverson 1998. Curriculum : foundation, principles and
issues.pearson education. Loddon ; 7th edition.
Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
15