Anda di halaman 1dari 18

MODEL – MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM

DOSEN PENGAMPU : Dr. Keysar Panjaitan, M.Pd

OLEH :

KELOMPOK 4

SAHALA WILLIAM SIBARANI 5183122017

PENDIDIKAN TEHNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEHNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1
Kata pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
berkata dan anugerahnyalah sehingga kami boleh menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas matakuliah pengembangan kurikulum kejuruan otomotif.

Kami juga tidak lupa mengucapkan banyak trima kasih banyak kepada pihak pihak
yang telah ikut membantu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun agar dapat
memperluas ilmu pembaca tentang pengembangan kurikulum. Semoga maklah ini dapat
bermanfaat dan dapat membari sumbangan pemikiraan kepada pembaaca khususnya
mahasiswa/i UNIMED

Kami sadar bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna untuk itu kami terlebih dahulu memohon maaf. Dan para pembaca dapat
memakluminya dan bisa memberi masukan ataupun tanggapan terhadap makalah ini agar
pembuatan makalah kedepannya lebih baik lagi.

Medan, Oktober 2019

( kelompok 4 )

i
Daftar isi

Kata pengantar .................................................................................................... i

Daftar isi ...................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 latar belakang masalah ............................................................................ 1

1.2 Rumusan masalah ........................................................................... 1

1.3 Tujuan penulisan .......................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian model pengembangan kurikulum .................................... 2

2.2 Model Model pengembangan kurikulum ..................................... 5

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 9

3.2 saran .................................................................................... 9

Dafar Pustaka ....................................................................................,....................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di jaman sekarang telah banyak terdapat masalah masalah yang terdapat dalam
pendidikan dan sekolah. Pendidikan dan sekolah memiliki hubungan yang
bermasalah,untuk itu diharapkan pada tenaga pendidik,terutama guru agar dapat memberi
pengajaran yang lebih,sesuai konsp – konsep yang telah ada. Yang terdapat dalam konsep
– konsep ini antara lain adalah pengetahuan dan pemahaman. Pendidikan, berbeda dengan
sekolah, memungkinkan siswa untuk menjadi individu dengan karakter intelektual.
Pendidikan berusaha untuk membebaskan. Sekolah cenderung menekankan efisiensi dan
standardisasi. Pendidikan berusaha keras dan spontan. Upaya sekolah untuk mengisi siswa
dengan pengetahuan. Pendidikan mencoba membuat siswa memanfaatkan pengetahuan
dalam berpikir dan menjadi pengguna informasi yang cerdas. Pendidikan menumbuhkan
karakter intelektual pada siswa.

Pengembangan kurikulum dalam pendidikan disekolah perlu di kembangkan


sesuai jaman sekarang, supaya siswa – siswa dapat mengembangkan kerativitas mereka
sesuai tuntutan jaman . Siswa harus menunjukkan banyak pelabuhan tempat mereka dapat
memulai perjalanan ke tempat yang tidak diketahui. Tetapi dengan cara mengembangkan
kurikulum tidak sepenuhnya akan tercapai. Maka untuk mencapai hal tersebut sangat
diperlukan model-model pengembangan kurikulum. Sungguh sangat berguna dengan
adanya model-model pengembangan kurikulum ini,terlebih pada guru,kepala sekolah
maupun pengawas dalam mengemban tugas sebagai tenaga pendidik.

Dijaman yang semakin modern terlebih di Indonesia yang menggunakan revolusi


industri 4.0 dimana harus memaksa para penerus penerus bangsa untuk lebih maju terlebih
dalam dunia pendidikan. Maka dari keadaan inilah perlu dilakukan pengembangan
kurikulum dengan beragam model dan bentuk guna mencapai tujuan yang diinginkan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu model- model pengembangan kurikulum?

2. Apa jenis jenis model- model pengambangan kurikulum pendidikan?

1.3 Tujuan penulisan

1. Supaya kita tau apa itu yang dimaksud model – model pengembangan kurikulum.

2. Kita dapat mengetahui jenis jenis model pengembangan kurikulu

1
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Pengembangan Kurikulum

Model adalah suatu bentuk dunia nyata atau representasi peristiwa kompleks
atau sistem , dalam bentuk naratif, matematis grafis dan lain lain. Menurut KBBI
model adalah pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dihasilkan. Model
bukanlah realistis namun model adalah representasi daari kenyataan. Model pada
umumnya berkaitan erat dengan sebuah perencanaan yang digunakan untuk
menerjemahakan suatu saran untuk memperlancar komunikasi atau biasa sebagai
petunjjjuk yang bersifat persfektif untuk mengambil sebuah keputusan,ata sebagai
petunjuk perencanaan untuk kegiatan pengelolaan.

Dalam pengembangan kurikulum,model dapat merupakan ulasan teoritis tentang


suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau ulasan tentang salah satu bagian dari
kurikulum. “Model pengembangan kurikulum adalah model yang dipergunakan
untuk meningkatakan atau mengembangkan kurikulum, dimana pengembangan
kurikulum diperlukan untuk meningkatkan atau menyempurnakan kurikulum yang
sudah dibuat dimana kurikulum ini dikembangkna oleh institusi pemerinta baik
pemerintah pusat maupun daerah atau bisa juga oleh sekolah”.

Agar dapat mengembangkan kurikulum dengan baik ,pengembangan kurikulum


seugianya memahami jenis model pengembangan kurikulum. Model pengembangan
kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sitem perencanna pembalajaran
yang apat memenuhi berbagai kebutuhan dalam keberhasilan pendidikan. Agar dapat
mengembangkan kurikulum dengan baik pengembangan kurikulum seugianya
memeahami jenis model pengembangan kurikulum. Sehingga mampu menceritan
atau menjelaskan beberaa aspek perilaku dimana model dapat mengintregrasi
seluruh hasil pengetahuan hasil observasi dan penelitian. Model dapat dikatakan baik
apabila jika model yang dibuat dapat menolong orang dalam mengembangkan
kurikulum supa dimengerti secara mendasar dan paham secara menyeluruh.

2
Menurut Ralph Tyler ( M. Ahmad Dkk, 1997) ada empat hal penting dalam
keberhasilan suatu pengembangan kurikulum,diantaaranya yaitu:

1. Menentukan tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan merupakan arah atau sasaran akhir yang harus dicapai dalam
program pengajaran dan pendidikan. Menurut Tyler ada 3 yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan tujuan pendidikan ,yaitu :

a. hakikat peserta didik

b. kehidupan masyarakat masa kini

c. pandangan para ahli bidang pendidikan.

2. Menentukan proses pembelajaran

Menentukan proses pembelajaran apa yang paling cocok dilakukan untuk


mencapai tujuan tersebut. Salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam
penentuan proses pembelajaran adalah persepsi dan latar belakang kemampuan
peserta didik.

3. Menentukan organisasi pengalaman belajar.

Setelah proses pembelajaran ditentukan maka langakah selanjutnya


adalah menentukan organisasi pengalaman belajar.pengalaman belajar mencakup
tahap tahap belajra dan isi materi belajar. Bahan yang harus dilakukan
,diorganisasikan sedemikian rupa sehingga dapaat mempermudah dalam
mencapai tujua.

4. Mengevaluasi tujuan

Jenis penilaian yang digunakan harus sesuai dengan jenis dan sifat tujua
pendidikan atau pembelajaran,

Untuk melakukan pengembangan kurikulum ada berbagai model yang dapa


digunakan sebagai patokan atau diterapkan seutuhnya. Pemilihan model
pengembangan kurikulum dilakukan dengan cara menyesuaikan sistem pendidikan
yang dianut dan model konsep yang diperlukan.

3
Berikut pengembangan kurikulum menurut Tyler :

Tyler membahas cara memilih pengalaman pendidikan yang memungkinkan


pencapaian tujuan. Pengalaman belajar harus mempertimbangkan persepsi peserta didik
dan pengalaman sebelumnya. Juga, mereka harus dipilih berdasarkan pengetahuan tentang
pembelajaran dan pengembangan manusia. Tyler membahas organisasi dan mengurutkan
pengalaman-pengalaman ini.

4
2.2 Model - Model Pengambangan Kurikulum
1. Model – Model Pengembangan Kurikulum Menurut Miller dan Seller

a. Model Transmisi

Model ini berfokus pada usaha untuk mereduksi dan meyederhanakan komponen
kurikulum ke dalam unsur – unsur yang jelas dan dapat diukur, dan pendidikan yang
efektif adalah pendidkan yang berbasis komptensi. Secara khusus, model ini mendorong
penerapan perencanaan yang mekanistik di mana perkembangan perilaku anak diperoleh
melalui strategi yang spesifik. Landasan filosofis model ini adalah positivisme logis dan
landasan psikologi.(Keysar ,2019)

Yang termasuk dalam model ini adalah

1. Model Gagne dan Brigs


Gagne dan Briggs mengembangkan model kurikulum yang berdasarkan teknologi
pendidikan dan berorientasi pada pendekatan sistem dan pendekatan-pendekatan
behavioral. Ada dua aspek yang dipertimbangkan dalam pengembangan model ini,
yaitu: 1) perbedaan individu siswa dalam belajar, 2) penggunaan teknologi yang
membantu belajar mandiri.
Keuntungan model ini adalah:
 Memuat urutan-urutan yang terperinci
 Mudah untuk dilaksanakan
 Sistem penillaiannya cukup transparan
Kelemahan model ini adalah:
 Lebih beriorientasi pada penguasaan bahan
 Kurang melatih keterampilan berpikir tingkat tinggi
2. Model Dick dan Carey
Model ini beriorientasi pada pendekatan sistem dan dirancang untuk pogram belajar
mandiri.
3. Model Atwi Suparman
Model ini juga mengacu kepada pendidikan yang berbasis kompetensi, dengan tiga
tahap utama yaitu: Tahap identifikasi, pengembangan dan revisi
Tahap pertama: Identifikasi
 Mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan menulis tujuan umum
 Melakukan analisis instruksional
 Mengindentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa
Tahap kedua: Pengembangan
 Menulis tujuan instruksional khusus
 Menulis tes acuan patokan
 Menyusun strategi instruksional
 Mengembangkan bahan instruksional
Tahap ketiga: Revisi
 Mendesain dan melaksanakn evaluasi informatip dan melakukan evaluasi
informatif dan melakukan revisi bila diperlukan
4. Model PPSI
Model ini menerapkan dalam pelaksanaan kurikulum 1975 adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut:

5
 P,,erumusan tujuan
 Pengembangan alat evaluasi
 Kegiatan belajar
 Pengembangan program kegiatan
 Pelaksanaan
5. Model Banathy
Model ini dikembangkan oleh Bela H. Banathy yang langkah-langkahnya adalah
sebgai berikut
 Merumuskan tujuan
 Mengembangkan tes
 Menganalisis kegiatan belajar
 Mendesain sistem instruksional
 Melaksanakan kegiatan dan menghuni hasilnya
6. Model Kemp
Dikembangkan oleh Kemp (1977) yang terdiri dari 8 langkah yaitu:
 Menentukan TIU
 Menganalisis katakteristik siswa
 Menentukan TIK
 Menentukan materi atau bahan ajar
 Menetapkan tes awal
 Menentukan strategi belajar mengajar
 Mengadakan evaluasi
7. Model Gerlach dan Ely
Model ini terdiri dari 10 langkah yaitu:
 Merumuskan tujuan
 Menentukan isi materi
 Mengetahui kemampuan awal
 Menentukan teknik dan strategi
 Mengelompokkan belajar
 Menentukan pembagian waktu
 Menentukan ruang
 Memilih media instruksional yang sesuai
 Mengevaluasi hasil belajar
 Menganalisis umpan balik
8. Model IDI (Instructional Development Institute)
Memiliki tiga tahap yaitu:
Tahap Pembatasan:
 Identifikasi masalah melalui need assesment
 Analisis latar
 Organisasi pengelolaan
Tahap Pengembangan
 Identifikasi tujuan
 Penentuan metode
 Penyusunan protoripe
Tahap Penilaian
 Uji coba
 Analisis hasil coba

6
 Pelaksanaan/pengulangan

2. Model Transaksi
Dalam model transaksi individu dipandang sebagai orang yang mampu untuk
memecahkan masalah secara inteligen. Dilihat sebagai proses dialogis antara anak
dan kurikulum, dimana melalui kurikulum anak merekonstruksi pengetahuan dan
pengalamannya. Aspek inti dari model ini adalah bahwa kurikulum hendaknya
mampu memperlancar masalah pemecahan masalah dalam konteks kemasyarakatan
dan kehidupan yang demokratis, serta mengembangkan keterampilan kognitif lewat
mata pelajaran.
Yang termasuk model ini adalah
1. Model Taba
Hilda Taba menggunakan pendekatan induktif dalam pengembangan kurikulum.
Guru memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum ini. Langkah-
langkahnya adalah sebagai berikut ini:
 Diagnosis kebutuhan
 Perumusan tujuan
 Pemilihan bahan
 Organisasi bahan
 Pemilihan dan organisasi pengalaman belajar
 Penetapan kriteria penilaian
 Mengecek keseimbangan dan sekuens
2. Model Robinson, Ross dan White
Mereka mengembangkan suatu model yang berfokus pada inkuiri untuk pemecahan
masalah. Desain disusun sedemikian rupa sehingga menjamin program
penyelidikan yang terintegrasi dengan kurikulum sekolah. Ada tiga asumsi dalam
pengembangan kurikulum ini:
1) Pedoman kurikulum sering kurang membantu guru dalam mengajar anak
mengenai tugas intelek yang kompleks.
2) Tugas pembina kurikulum menyangkut pengambilan keputusan tentang tujuan
dan hasil belajar yang dikehendaki
3) Tujuan yang dapat dipertahankan harus ditunjang oleh kriteria khusus

3. Model Transformasi

Model ini dikembangkan oleh Weinstein dan Fantini yang disebut sebagai
pendidikan identitas. Inti dari model ini berfokus pada kepentingan anak dan
pelajaran harus berhubungan dengan kebutuha dan minat anak. Model ini mengarah
pada tiga orientasi khusus yaitu:
1) Mengajat keterampilan anak untuk meningkatkan tranformasi pribadi dan sosial
2) Keyakinan bahwa perubahan sosial merupakan gerakan menuju kepada
keharmonisan dengan lingkungan, bukan sekedar mengendalikan lingkungan
3) Orientasi transpersonal yakni pemberian makna dan dimensi spiritual kepada
lingkungan.
Model ini terdiri dari beberapa langkah
 Mengenal anak, mempelajari karakteristik, perkembangan, tempat tinggal, ras,
kebudayaan, dsb.
 Mempelajari masalah anak
 Mengadakan diagnosa dengan jalan mengatur strategi mengatasi masalah
7
 Mengatur usaha mengatasi masalah
 Mengembangkan tema untuk menyusun mata pelajaran
 Menetapkan bahan pelajaran sebagai wahana untuk mencapai tujuan
 Menetapkan strategi mengajar yang disesuaikan dengan keterampilan belajar siswa
 Menilai kurikulum

4. Model campuran (Transmisi dan Transaksi)

Model ini dikembangkan oleh Ralph Tyler. Model ini bertolak dari beberapa
pertanyaan berikut:
 Tujuan apa yang hendak dicapi kesekolah atau lembaga pendidikan? (merumuskan
tujuan )
 Pengalaman pendidikan apakah yang perlu disediakan untuk mencapai tujuan
tersebut? (menentukan isi, proses dan strategi pembelajaran)
 Bagaimana pengalaman pendidikan itu sebaiknya disusun? (menyusus bahan
pelajaran)
 Bagaimana kita dapat menentukan bahwa tujuan tersebut telah dicapai? (menilai
keberhasilan)

5. Model Miller dan Seller

Model ini merupakan alternatif dari keempat model di atas. Langkah-langkah yang
harus ditempuh dalam mengembangkan kurikulum ini yaitu:
 Menetapkan orientasi yakni segala keyakinan pandangan,falsafah atau paradigma
yang dianut oleh pembina maupun masyarakat
 Menetapkan tujuan, dalam hal ini tujuan umum dan tujuan khusus
 Mengidentifikasi pengalaman belajar dan strategi belajar yang diperlukan untuk
mencapai tujuan di atas
 Inplementasi yakni mengadaptasi kurikulum itu sebagai praktek, bahan, alat, dan
keyakinan yang dipadukan dalam peranan guru
 Evaluasi yaitu menilai sejauh mana kurikulum itu sudah sejalan dengan orientasi,
tujuan, dan nilai-nilai yang ditetapkan

6. Model Olivia

Model ini dikembangkan menurut tiga kriteria yakni: sederhana, komprehensif, dan
sistematis.

7. Model Zails

Model ini dikembangkan oleh Zails dalam bukunya Curriculum Principles and
Foundations. Ada tiga model pengembangan kurikulum yang terdapat dalam model
ini.
1) Model Adminsitritatif
Model ini bersifat top down dalam arti kurikulum ditetapkan oleh pejabat yang
lebih tinggi dan wajib diterapkan oleh instansi yang ada dibawahnya
2) Model Grass-Roots
Model ini merupakan kebalikan dari model Adminsitratif, dimana inisiatif

8
pengembangan kurikulum dilakukan oleh pelaksanaan ditingkat bawah seperti
kepala sekolah atau guru. Model ini didasarkan pada asumsi bahwa
keberhasilan pelaksanaan kurikulum terletak pada pelaku ujung tombak
pelaksanaan di kelas yakni para guru
3) Model Demostrasi
Pembaharuan kurikulum dilakukan oleh sejumlah staf atau guru di suatu
sekolah dan bila hasil penerapannya dinilai baik maka dapat menjadi model
bagi sekolah di sekitarnya untuk diadopsi.

2. 3Model pengembangan kurikulum menurut Robert S.

Dalam buku yang berjudul “curriculum: principles and foundations” yang ditulis
oleh Robert S. Zais (1976 ). Yang menjadi dasar teorinya adalah orang yang melakukan
pengambangan, mengambil keputusaan, yang menggunakan tehnologi dalam
pengembangn kurikulum ( Zainal Arifin, 2012)
Berikut model model pengembangan kurikulum menurut Zais:
a). Model administrasi
Model ini menggunakan “gasis-staf” adtau garis komando dari ates ke bawah.
Sehingga model ini merupakan penegmbangan kurikulum berasal dari pejabat tinggi
(kemendiknas) kemudian secara terstruktur dilaksanakan oleh tingkat bawah. Dalam
model administrasi, inisiatifnya menggunakan prosedur administrasi, sehingga dinas
pendidikan memiliki beberapa komisi, dan komisi tingkat atas (BSNP atau Puskur)
yang menentukan kebijakan kurikulum sampai tingkat bawah (sekolah/MGMP) yang
melaksankan kurikulum tersebut dalam kegiatan pembelajaran.
Model pengembangan kurikulum ini sering mendapatkan kritikan, karena
dipandang tidak demokratis, dan kurang memperhatikan inisiatif para guru. Di
Indonesia model ini digunakan dalam penerapan kurikulum 1968 dan kurikulum 1975
(Mulyasa, E. 2006).

b. Model pemikiran akar rumput


Model akar rumput mencakup tujuh langkah utama:

1. Diagnosis kebutuhan. Guru (perancang kurikulum) mengidentifikasi kebutuhan


siswa untuk siapa kurikulum sedang direncanakan

2. Perumusan tujuan. Guru menentukan tujuan.

3. Pemilihan konten. Tujuannya menyarankan konten kurikulum. Tujuan dan konten


harus sesuai. Validitas dan signifikansi konten juga ditentukan.

4. Organisasi konten. Guru mengatur konten menjadi berurutan, dengan


mempertimbangkan kedewasaan peserta didik, prestasi akademik, dan minat.

5. Pemilihan pengalaman belajar. Guru memilih metode pengajaran yang melibatkan


siswa dengan konten.

9
6. Organisasi kegiatan belajar. Guru mengatur kegiatan belajar menjadi suatu urutan,
sering ditentukan oleh konten. Guru harus mengingat siswa tertentu yang akan
diajar.

7. Evaluasi dan sarana evaluasi. Perencana kurikulum menentukan tujuan mana yang
telah dicapai. Siswa dan guru harus mempertimbangkan prosedur evaluasi.

Empat prinsip yang mendasari model grass roots:


1) Kurikulum meningkat bilakompetensi profesional guru meningkat
2) Kompetensi guru akan meningkat bila mereka terlibat secara pribadi dalam
maslah-masalah perubahan dan perbaikan kurikulum.
3) Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan perbaikan kurikulum sampai
dengan penilaian hasilnya, akan sangat meningkatkan keyakinannya.
4) Dalam kelompok tatap muka, guru akan dapat memahamai satu sama lain
secara lebih baik, dan memperkaya konsensus pada prinsip - prinsip dasar,
tujuan, dan rencan pembelajaran.

Kelemahan model grass roots antara lain disebabkan oleh tuntutan


keterlibatan berbagai pihak dalam pengembangan kurikulum, padahal tidak
semua orang mengerti dan tertarik untuk melibatkan dirinya (Mulyasa, E.
2006).

c. Model Terbalik

Model ini merupakan bentuk urutan tradisional yang paling sederhana dari
pengembangan kurikulum untuk diseleksi para komite

(1) untuk menguji wilayah dan mengembangkan suatu tujuan,

(2) merumuskan disain kurikulum berdasarkan tujuan tertentu,

(3) menyusun unit-unit kurikulum berdasarkan tujuan tertentu,

(4) melaksanakan kurikulum pada tingkat kelas.

Model ini yakin bahwa proses deduktif yang paling mendasar ini
cenderung mengurangi kemampuan inovasi, kreatif, karena membatasai

10
kemungkinan untuk bereksperimen tentang ide maupun konsep
pengembangan kurikulum yang mungkin timbul.

Kelebihan utama model pengembangan kurikulum ini adalah


memungkinkan terjadinya integrasi antara teori dan praktek. Dalam hal ini,
orang akan mampu menjalankan sesuatu, jika menyadari apa yang akan
dilaksanakannya(Mulyasa, E. 2006).

d. Model pemecahan masalah

Model ini dikenal juga dengan nama action research model. Dari sisi proses,
kurikulum model ini sudah melibatkan seluruh komponen pendidikan yang
meliputi siswa, orang tua, guru serta sistem sekolah. Kurikulum dikembangkan
dalam rangka memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan (stakeholder)
yang meliputi orang tua siswa, masyarakat, dan lain-lain. Penyusunan kurikulum
dilakukan dengan mengikuti prosedur action research.

Ada dua langkah dalam penyusunan kurikulum jenis ini.

Pertama, melakukan kajian tentang data - data yang dikumpulkan sebagai bahan
penyusunan kurikulum.

Kedua, melakukan implementasi atas keputusan yang dihasilkan pada langkah


pertama.

Pada kurikulum model ini guru cenderung dimaknai sebagai seseorang yang
harus “digugu” dan “diritu”., ada empat cara dalam menyajikan pelajaran dari
kurikulum model subjek akademis.

1. Materi disampaikan secara hirarkhi naik, yaitu materi disampaikan dari yang
lebih mudah hingga ke materi yang lebih sulit.

2. Penyajian dilakukan berdasarkan prasyarat. Untuk memahami suatu konsep


tertentu diperlukan pemahaman konsep lain yang telah diperoleh atau
dikuasai sebelumnya.

3. Pendekatan yang dilakukan cenderung induktif, yaitu disampaikan dari hal-hal


yang bersifat umum menuju kepada bagian - bagian yang lebih spesifik.

4. Urutan penyajian bersifat kronologis. Penyajian materi selalu diawali dengan


menggunakan materi - materi terdahulu. Hal ini dilakukan agar sifat
kronologis atau urutan materi tidak terputus.

Kurikulum ini bersumber pada pendidikan klasik. Konsep pendidikan ini


bertolak dari asumsi bahwa seluruh warisan budaya yaitu, pengetahuan, ide-ide,

11
atau nilai-nilai telah ditemukan oleh para pemikir terdahulu. Dan model ini
bersifat intelektual

2.3. Model hubungan interpresonal Rogers

Model ini didasarkan atas kebutuhan untuk menciptakan serta memelihara


suasana yang baik terhadap perubahan. Dalam melaksanakan hal ini digunakan pengalam
kelompok yang intensif, untuk menghasilkan sesuatu yang berhubungan dengan berbagai
keterampilan serta penglaman yang mendasar.

Sedikitnya ada tiga langkah yang harus dilakukan untuk menjalin hubungan
intepersonal dalam pengembangan kurikulum model Rogers,yaitu

- Langkah pertama adalah memilih target pendidikan kriteria untuk memilih ini
hanyalah bahwa satu atau lebih dari individu berada dalam posisi pemimpin.
- Langkah kedua, ialah kelompok intensif diantara para guru. Prinsif sama dengan
model administrator, dimana pengalamannya lebih lama dan dapat dipertimbangkan
dengan maslah ukuran staff, finansial, serta berbagai variasinya.
- Langkah ketiga ialah pengembangan pengalaman kelompok intensif untuk unit kelas
atau pembelajaran.

Pengembangan model hubungan interpersonal ini menuntut guru profesional, yang dinamis,
dan siap melakukan perubahan, termasuk melakukan perubahan dalam caranya berpikir dan
bertindak.

12
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pemaparan materi diatas dapat saya simpulkan bahwa:

1. Dalam pengembangan model kurikulum dapat merupakan ulasan teoritis tentang


suatu proses kurikulum secara menyeluruh atau ulasan tentang salah satu bagian dari
kurikulum. “Model pengembangan kurikulum adalah model yang dipergunakan
untuk meningkatakan atau mengembangkan kurikulum, dimana pengembangan
kurikulum diperlukan untuk meningkatkan atau menyempurnakan kurikulum yang
sudah dibuat dimana kurikulum ini dikembangkna oleh institusi pemerinta baik
pemerintah pusat maupun daerah atau bisa juga oleh sekolah”.
2. Model – model pengembangan kurikulum

1. model pengembangan menurut Miller dan Seller

a. Model Transmisi

b. Model Transaksi

c.Model Tranformasi

d. Model Campuran ( Transmisi Dan Transaksi )

e.Model Miller Dan Seller

f.model Olivia

g.Model Zails

2. model pengembangan kurikulum menurut Robert S. Zais

a. Model administrasi

b. Model pemikiran akar rumput

c. Model terbalik

d. Model pemecahan masalah

3. Model pengembangan kurikulum hubungan interpersonal : Rogers

13
3.2 Saran

Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca yang bisa menambah wawasan
para pembaca. Saya sadar bahawa dalam penulisan masib banyak terdapat kesalahan
kesalahan kiranya para pembaca dapat memakluminya dan memberi tanggapan atau
pendapat yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya.

Dan untuk model model pengembangan kurikulum ini, saya pikir ini perlu
peninggakatan guna tercapainya tujuan dalam hal belajar.

14
Daftar pustaka

Hilda Taba, Curriculum Development: Theory and Practice (New York: Harcourt Brace,
1962).

Ahmad, dkk. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia.

Robert s. 1976. curriculum: principles and foundations.

Keysar Pajaitan 2019. Landasan Pengembangan Kurikulum. UNIMED

Allan Collins and Richard Halverson 1998. Curriculum : foundation, principles and
issues.pearson education. Loddon ; 7th edition.

Winarso widodo. 2015. Dasar pemengembangan kurikulum sekolah. Cirebon

Roger Soder, The Language of Leadership (San Francisco: Jossey-Bass, 2001).

Ralph Tyler, Basic Principles of Curriculum and Instruction (Chicago: University of


Chicago Press, 1949).

Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Robert s. 1976. curriculum: principles and foundations.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winarso widodo. 2015. Dasar pemengembangan kurikulum sekolah. Cirebon

Roger Soder, The Language of Leadership (San Francisco: Jossey-Bass, 2001).

15

Anda mungkin juga menyukai