Anda di halaman 1dari 17

MACAM-MACAM MODEL KURIKULUM

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kurikulum

Dosen Pengampu:
Dr. Muthahharah Thahir, M.Pd.

Kelompok 5

Fahmi Husnul Banna 235509014


Mutiara Nugraha 235509041
Syifa Siti Fauziyah 235509036
Zhafira Salsabilla 235509039

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MA’SOEM

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas limpahan
Rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Muthahharah Thahir, M.Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Kurikulum yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, 8 Maret 2024

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................3
A. Pengertian Kurikulum ......................................................................................................3
B. Model-model Konsep Kurikulum .....................................................................................3
C. Model-model Pengembangan Kurikulum .........................................................................5
D. Macam-macam Kurikulum di Indonesia ..........................................................................9
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................12
A. Kesimpulan ........................................................................................................................12
B. Saran ..................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model–model pengembangan kurikulum memegang peranan penting dalam
kegiatan pengembangan kurikulum. Sungguh sangat naif bagi para pelaku
pendidikan di lapangan terutama guru, kepala sekolah, pengawas bahkan anggota
komite sekolah jika tidak memahami dengan baik keberadaan, kegunaan dan urgensi
setiap model–model pengembangan kurikulum.
Salah satu fungsi pendidikan dan kurikulum bagi masyarakat adalah menyiapkan
peserta didik untuk kehidupan di kemudian hari. Oleh karena itu ada beberapa ciri
dasar yang dapat disimpulkan atas penyelenggaraan kurikulum dan pendidikan yaitu
sadar akan tujuan, orientasi ke hari depan, dan sadar akan penyesuaian.
Pemahaman tentang kurikulum sendiri merupakan salah satu unsur kompetensi
pedagogik yang harus dimiliki seorang guru. Kompetensi pedagogik merupakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran pada peserta didik yang salah
satunya kemampuan pengembangan kurikulum.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju cepat,
menuntut kemajuan masyarakat sebagai pelaku pendidikan juga berkembang, untuk
itu pemerintah melalui guru berusaha mewujudkan sumber daya manusia yang
kompeten sebagai produk hasil dari proses pendidikan. Maka dari itu perlu adanya
pengembangan kurikulum sebagai modal dasar agar pembelajaran dapat berjalan
lancar dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari kurikulum?
2. Bagaimana model-model konsep kurikulum?
3. Bagaimana model-model pengembangan kurikulum?
4. Apa saja macam-macam kurikulum di Indonesia?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa pengertian kurikulum.
2. Untuk mengetahui dan memahami model-model konsep kurikulum.
3. Untuk mengetahui dan memahami model-model pengembangan kurikulum.
4. Untuk mengetahui apa saja model-model kurikulum di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman Yunani
kuno yang berasal dari kata curir dan curere. Pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Setelah itu, istilah kurikulum digunakan
di dunia pendidikan. Para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang
kurikulum, namun dalam penafsiran yang berbeda ini, ada juga kesamaannya. Kesamaan
tersebut adalah bahwa kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan
peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Kurikulum diperuntukkan untuk peserta didik, seperti yang diungkapkan Murray Print
(1993) yang mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi:
1. Planned learning experiences,
2. Offered within an educational institution/program,
3. Represented as a document,
4. Includes experiences resulting from implementing that document.
Jadi pada intinya, kurikulum merupakan sebuah rencana yang disusun sebagai
panduan untuk mencapai tujuan pendidikan. Rencana ini mencakup ide dan aspirasi
manusia atau warganegara yang diharapkan terwujud. Ada yang dapat direalisasikan
sebagai kurikulum nyata, sementara yang lain masih berupa ide yang belum dapat
diimplementasikan.

B. Model-model Konsep Kurikulum


Pendekatan pengembangan kurikulum berdasarkan pada empat model konsep
kurikulum, yaitu:
1. Aliran pendidikan klasik, yang mana aliran pendidikan ini memakai model konsep
kurikulum subjek akademis. Pola organisasi isi kurikulum subjek akademis antara
lain:

3
a. Correlated Curicculum (Kurikulum Korelasional), merupakan pola organisasi
materi atau konsep yang dipelajari dalam suatu pelajaran yang dikorelasikan
dengan pelajaran lainnya.
b. Concentrated Curicculum (Kurikulum Terfokus), merupakan pola organisasi
bahan pelajaran tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu, yang mencakup
materi dan berbagai pelajaran disiplin ilmu.
c. Integrated Curicculum (Kurikulum Terpadu), bahan ajar diintegrasikan dalam
suatu persoalan, kegiatan atau segi kehidupan tertentu.
d. Problem Solving Curicculum (Kurikulum Pemecahan Masalah), merupakan
pola organisasi yang berisi topik pemecahan masalah sosial yang dihadapi
dalam kehidupan dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu.
2. Aliran Pendidikan Pribadi, yang mana aliran ini memakai model konsep kurikulum
humanistik. Kurikulum humanistik ini memandang bahwa setiap peserta didik
memiliki potensi dan kemampuan untuk berkembang. Pendekatan dalam kurikulum
humanistik ini berfokus pada peserta didik dan mengedepankan pembimbingan
manusia secara utuh. Pendidikan dalam kurikulum ini lebih bagaimana mengajar
dan mendorong peserta didik serta bagaimana bersikap terkait suatu hal. Adapun
langkah penyusunan pembelajaran, seperti:
a. Merancang pembelajaran yang mengasah minat, sikap dan perhatian peserta
didik terhadap hal tertentu.
b. Memperkenalkan dan mendemonstrasikan topik, materi, dan kegiatan
pembelajaran.
c. Siswa disuguhi pengalaman yang menyenangkan, baik pengalaman gerak
maupun penilaian.
d. Membahas hasil yang telah dicapai agar hasil tersebut dapat ditingkatkan
sehingga dapat dilakukan tindakan selanjutnya.
Hal ini menunjukkan bahwa evaluasi kurikulum yang humanistik lebih
mengutamakan proses dibandingkan hasil, sehingga kriteria pencapaian tidak ada
dalam kurikulum ini.

4
3. Aliran Pendidikan Teknologi, yang mana aliran pendidikan ini memakai konsep
kurikulum teknologis. Kurikulum teknologis dikembangkan berdasarkan teknologi
pendidikan, sehingga peserta didik ditekankan untuk membentuk dan menguasai
kompetensi. Kurikulum teknologis ini menekankan pada teknologi masa sekarang
dan yang akan datang. Kurikulum ini diarahkan bukan pada pemeliharaan dan
pengawetan ilmu tersebut, tetapi pada penguasaan kompetensi. Suatu kompetensi
yang besar diuraikan menjadi kompetensi yang lebih sempit/khusus dan akhirnya
menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati atau diukur.
4. Aliran Pendidikan Interaksionis, yang mana aliran pendidikan ini memakai konsep
kurikulum rekonstruksi sosial. Kurikulum rekonstruksi sosial ini mengikuti aliran
pendidikan interaktif di mana kurikulum ini memperlakukan manusia sebagai
makhluk sosial, dengan demikian kurikulum ini menekankan pada permasalahan
kehidupan bermasyarakat. Pembelajaran dalam kurikulum ini menekankan
interaksi antara guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik,
peserta didik dengan masyarakat di lingkungannya, serta dengan sumber belajar
lainnya. Kurikulum ini akan mengajarkan peserta didik untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi dilingkungan masyarakat sehingga kehidupan dalam
masyarakat menjadi lebih baik.

C. Model-model Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum tidak terlepas dari berbagai aspek yang
mempengaruhinya, seperti cara berpikir, sistem nilai seperti moral, keagamaan, politik,
budaya dan sosial, proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan
masyarakat, maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek ini akan menjadi bahan
pertimbangan dalam sebuah pengembangan kurikulum.
Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternatif prosedur dalam rangka
mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation)
suatu kurikulum. Maka dari itu, model pengembangan kurikulum harus dapat
menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi
berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan.

5
Para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda, ada yang memandang dari isinya
dan ada juga yang memandang dari sisi pengelolaannya (sentralistik atau desentralistik).
Tidak sedikit pula ahli yang mengembangkan model kurikulum dari sisi proses
penggunaan kurikulum tersebut, namun para ahli ini memiliki tujuan yang sama yaitu
mengoptimalkan kurikulum. (Zainal, 2011), adapun macam-macam model
pengembangan kurikulum, seperti:
1. Model Tyler (1940)
Model ini dikembangkan oleh Ralph Tyler, yang termasuk pada model
pengembangan deduktif. Menurut Tyler pengembangan suatu kurikulum harus
melewati empat tahapan, yaitu:
a. Analisis Tujuan (objectives)
Pengembangan kurikulum dimulai dengan menganalisis tujuan terlebih
dahulu. Analisis ini mengacu pada tiga kelompok data yaitu peserta didik,
kehidupan peserta didik di luar sekolah, dan beban mata pelajaran.
b. Pengalaman Belajar Siswa (selecting learning experience)
Pengalaman siswa merupakan interaksi antara siswa dan lingkungan, serta
bagaimana kondisi belajar siswa selama di kelas. Pada tahap ini, pengembang
kurikulum harus mengacu pada beberapa prinsip, yaitu pengalaman harus
mengacu pada tujuan yang akan dicapai dan keaktifan siswa.
c. Mengorganisasikan Pengalaman Belajar (organising learning experience)
Pengalaman belajar bisa diorganisasikan ke dalam dua cara yaitu cara
vertikal dan horizontal. Pengorganisasian secara vertikal dilakukan dengan
menghubungkan suatu ilmu pengetahuan yang sama namun pada tingkatan yang
berbeda. Sedangkan secara horizontal dilakukan dengan menghubungkan
pengalaman belajar beberapa bidang yang berbeda pada tingkatan yang sama.
d. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini meliputi penilaian yang menitikberatkan pada tujuan
pembelajaran.

6
2. Model Taba (1962)
Model ini dikembangkan oleh pendidik asal Estonia yaitu Hilda Taba, metodenya
ini termasuk ke dalam pengembangan kurikulum secara induktif. Menurutnya
pengembangan suatu kurikulum harus melalui lima tahapan, sebagai berikut:
a. Melakukan Eksperimen
Pada tahap ini, pendidik melakukan kajian mendalam untuk menganalisis
hubungan antara teori dan praktik. Kegiatan ini dilakukan melalui praktik atau
eksperimen di dalam kelas, hingga diperoleh data-data yang relevan. Selanjutnya
data-data itu digunakan untuk menguji teori yang ada.
b. Melakukan Uji pada Unit Eksperimen
Tahap ini bertujuan untuk menguji validitas data yang diperoleh. Caranya,
pendidik melakukan eksperimen kembali di luar kelas.
c. Perbaikan (Revisi) dan Konsolidasi
Data yang diperoleh di luar kelas akan dijadikan acuan perbaikan atau
revisi. Setelah perbaikan, akan dilakukan konsolidasi dengan tujuan menarik
kesimpulan untuk hal-hal yang bersifat umum. Karena eksperimen yang
dilakukan belum tentu sesuai dengan sekolah atau instansi lain.
d. Mengembangkan Keseluruhan Kerangka Kurikulum
Di tahap ini, para pengembang kurikulum melakukan kajian untuk
memastikan kesesuaian antara konsep dan kondisi.
e. Penerapan Kurikulum
Setelah dinyatakan sesuai, barulah kurikulum bisa diterapkan secara
bertahap ke daerah yang lebih luas.
3. Model Rogers
Model ini dikembangkan oleh seorang Psikolog asal Amerika, yaitu Carl Ransom
Rogers. Pengembangan metode Rogers menitikberatkan pada kegiatan subjek yang
terlibat daripada hanya sekedar teknis secara tertulis. Menurutnya, pengembangan
kurikulum harus mengacu pada tahapan-tahapan berikut:
a. Pemilihan Target
Pada tahap ini, akan dilakukan pemilihan target sebagai bagian dari
kelompok intensif pada suatu sistem pendidikan.

7
b. Pengalaman Guru
Pada tahap ini, pendidik harus ikut berpartisipasi dalam membentuk
pengalaman kelompok intensif bagi pendidik yang lain.
c. Mengembangkan Kelompok Intensif di Dalam Kelas atau Unit Pelajaran
Selain pendidik, peserta didik di kelas juga harus terlibat dalam
membentuk pengalaman intensif.
d. Melibatkan Peran Orang Tua
Orang tua dilibatkan untuk membentuk pengalaman intensif di rumah atau
di luar sekolah. Bukan berarti orang tua tidak bisa dilibatkan sama sekali di
sekolah. Karena bagaimanapun, orang tua masih berperan penting di lingkup
sekolah.
4. Model Beauchamp
Model ini dikembangkan oleh ilmuwan asal Amerika yakni George Beauchamp.
Menurutnya, pengembangan kurikulum harus mengacu pada lima tahapan berikut:
a. Menentukan Cakupan Wilayah Kurikulum
Cakupan wilayah ini ditentukan oleh pihak pembuat kebijakan yang diberi
tugas sebagai pengembang kurikulum. Cakupan wilayah ini meliputi sekolah,
kecamatan, kabupaten, provinsi hingga tingkat negara.
b. Menentukan Pihak-pihak Ikut Terlibat di Dalamnya
Pemilihan pihak-pihak yang nantinya terlibat dalam kegiatan
pengembangan seperti ahli kurikulum di tingkat pusat, perguruan tinggi, para
praktisi pendidikan, hingga tokoh masyarakat yang berperan di bidang
pendidikan.
c. Organisasi dan Prosedur Pengembangan
Pada tahap ini dilakukan perumusan tujuan umum dan tujuan khusus,
pemilihan isi serta pengalaman belajar, evaluasi dan penentuan desain kurikulum
secara menyeluruh.
d. Implementasi dan Penerapan Kurikulum
Setelah semua dilalui, barulah kurikulum bisa diterapkan dan harus
disertai evaluasi secara berkala.

8
5. Model Arich Lewy
Tahapan pengembangan kurikulum menurut model Arich Lewy adalah sebagai
berikut:
a. Merumsukan Tujuan
Di dalam tujuan, harus memuat kompetensi dan nilai yang diperoleh
peserta didik setelah kurikulum itu diterapkan. Tahapan perumusan ini dilakukan
oleh pengembang kurikulum yang bekerja sama dengan ahli di beberapa bidang
keilmuan, seperti sosiolog, psikolog dan ahli lainnya yang masih berkaitan.
b. Perencanaan Kurikulum
Di tahap ini, pengembang kurikulum mulai menyusun rencana kurikulum
mulai dari silabus hinga RPP. Rencana tersebut sudah harus memuat berbagai
aspek, seperti strategi pembelajaran, sistem penilaian, infrastruktur pendukung
hingga alokasi anggaran.
c. Uji Coba Rencana Kurikulum
Setelah direncanakan dengan matang, kurikulum harus di uji coba di
beberapa sekolah. Uji coba ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk
mengukur tingkat kesesuaian antara rencana dan kondisi di lapangan serta
mengetahui berbagai kekurangan dan kendala yang dihadapi.
d. Uji Lapangan
Uji lapangan ini hampir sama dengan uji coba rencana. Hanya saja
cakupan uji cobanya lebih luas dan sudah melalui evaluasi tahap pertama. Setelah
uji lapangan selesai, kepala sekolah dan guru akan diberi berbagai pelatihan
terkait kurikulum yang baru.

D. Macam-macam Kurikulum di Indonesia


Kurikulum merupakan hal yang penting dalam dunia pendidikan. Tanpa adanya
kurikulum yang tepat, para peserta didik tak akan memperoleh target pembelajaran yang
sesuai. Seiring berkembangnya zaman, kurikulum juga mengalami perubahan. Perubahan
Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan pelajar di zamannya masing-masing. Berikut
kurikulum yang pernah diterapkan di Indonesia :

9
1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Tahun 2004
Kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan KBK (Kurikulum Berbasis
Kompetensi) adalah perpaduan antara pengetahuan, keterampilan, nilai serta sikap
yang ditunjukkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. KBK mempunyai ciri-
ciri yang menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual
maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Lalu pada
kegiatan belajar menggunakan pendekatan metode bervariasi. Sumber belajar
bukan hanya dari guru, melainkan juga sumber belajar lainnya yang memenuhi
unsur edukatif.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Tahun 2006
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan “Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP)”. Tidak banyak yang berbeda dari Kurikulum 2004, mulai dari
tinjauan dari segi isi, proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa
hingga teknis evaluasi. Perbedaan dengan kurikulum 2004 tertera pada kewenangan
dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem
pendidikan Indonesia. Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menetapkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan sendiri
silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah dan daerahnya.
3. Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 merupakan pengganti dari Kurikulum 2006 (KTSP). Pada
Kurikulum 2013 ini memiliki 3 aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di
dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang
ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia,
IPS, PPKN dan beberapa materi lain, sedangkan materi yang ditambahkan adalah
materi Matematika.
Pada Kurikulum ini guru diharapkan dapat mendorong siswa untuk melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan apa yang telah siswa pahami

10
setelah menerima materi pembelajaran. Kemudian untuk siswa itu sendiri,
diharapkan dapat memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar,
kemampuan interpersonal, antar-personal, dan memiliki kemampuan berpikir kritis.
4. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka diluncurkan Mendikburistek pada Februari 2022 lalu
sebagai salah satu program Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial dan pada
pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila sendiri
terdiri atas nilai-nilai.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki
keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat
sesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Proyek untuk
menguatkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema
tertentu yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek. Proyek tersebut tidak diarahkan
untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada
konten mata pelajaran. Sekolah yang melaksanakan Kurikulum Merdeka akan
melalui beberapa tahapan implementasi, yaitu tahap Mandiri Belajar, kemudian
Mandiri Berubah, lalu terakhir Mandiri Berbagi.
Perubahan kurikulum secara nasional baru akan terjadi pada 2024. Ketika itu,
Kurikulum Merdeka sudah melalui iterasi perbaikan selama 3 tahun di beragam
sekolah/madrasah dan daerah.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, model pengembangan
kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum,
di mana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau
menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah. Model pengembangan kurikulum
adalah berbagai bentuk atau model yang nyata dalam penyusunan kurikulum yang
baru ataupun penyempurnaan kurikulum yang telah ada.
B. Saran
Setelah menyusun tugas ini, besar harapan kami untuk ikut serta dalam
pengembangan pendidikan agar menjadi lebih maju dan menciptakan peserta didik
yang berkualitas bagi bangsa dan negara.

12
DAFTAR PUSTAKA

Afif. N. (2023). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Millenium


Ketiga. Bogor: CV. Abdi Fama Group.
Althaf. M, Romanti. (2022). Berbagai Kurikulum Yang Pernah Diterapkan di Indonesia.
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUDRISTEK REPUBLIK
INDONESIA. [online]. Diakses dari:
https://itjen.kemdikbud.go.id/web/berbagai-kurikulum-yang-pernah-diterapkan-
di-indonesia/
Chamisijastin. L, Permana. F. H. (2020). Telaah Kurikulum. Malang: UMMPress.
Elisa. (2017). PENGERTIAN, PERANAN, DAN FUNGSI KURIKULUM. Jurnal Ilmiah
Fakultas KIP Universitas Quality. [online]. Diakses dari:
https://scholar.google.com/scholar?q=related:807lTclTfQYJ:scholar.google.com/
&hl=id&as_sdt=0,5#d=gs_qabs&t=1709959349159&u=%23p%3D807lTclTfQ
YJ
Lismina. (2018). PENGEMBANGAN KURIKULUM DI SEKOLAH DAN
PERGURUAN TINGGI. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

13

Anda mungkin juga menyukai