Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“ PENGEMBANGAN KURIKULUM “
( Dosen Pengampuh : Kamrudin S.Pd.,M.Pd )

( Mata Kuliah Konsep dan Pembelajaran Pkn Sd Kelas Tinggi )


Di susun oleh :
Kelompok VII
WILDAN FAUZI SALEH ( 032101209 )
AGUS FAHYADDIN ( 032101231 )
WA ODE EVIYANTI ( 032101389 )
MUHARNI ( 032101230 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMADDIYAH BUTON

TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapakan kepada Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
“Pengembangan Kurikulum” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa
sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah


memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusun makalah
dapat dibuat dangan sebaiknya-baiknya. Saya menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengaharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Penyusun memohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak


kesalahan dan kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa
yaitu Allah SWT. Dan kekurangan pasti milik kita sebagai sebagai manusia.
Semoga makalah ini dapat bermanfat bagi kita semuanya.

Baubau, Mei 2023

Penyusun Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Saran.........................................................................................................
BAB II PEMBAHSASAN...................................................................................
A. Pengertian Pengembangan Kurikulum.................................................
B. Prinsip Prinsip Penembangan Kurikulum............................................
C. Pengembangan Kurikulum.....................................................................
D. Faktor factor Pengembangan Kurikulum.............................................
E. Artikulasi dan Hambataan Pengembangan Kurikulum......................
F. Model Model Pengembangan Kurikulum.............................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam kegiatan proses pembelajaran, kurikulum sangat dibutuhkan


sebagai pedoman untuk menyususn target dalam proses belajar mengajar. Karena
dengan adanya kurikulum maka akan memudahkan setiap pengajar dalam porses
belajar mengajar, maka dengan itu perlu untuk diketahui apa arti dari kurikulum
itu. Yang dimaksud dengan kurikulum adalah suatu usaha untuk menyampaikan
asas-asas dan ciri-ciri yang penting dari suatu rencana dalam bentuk yang
sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru disekolah.

2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut maka permasalahan yang bisa dimunculkan
adalah :
1. Prinsip-prinsip apa saja yang terdapat dalam pengembangan kurikulum?
2. Bagaimanakah yang dimaksud dengan pengembangan kurikulum?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembangan kurikulum?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan artikulasi dan hambatan dalam
pengembangan kurikulum?
5. Model-model apa saja yang dipakai dalam pengembangan kurikulum?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum


Pengembangan berasal dari kata dasar “kembang”, mendapat imbuhan “pe-
an”, yang berarti “proses, cara, perbuatan mengembangkan”. Proses
pengembangan kurikulum, terdapat tiga kegiatan yang selalu terkait dan tidak
dapat dipisahkan, yakni desain, implementasi, dan evaluasi. Pengembangan
kurikulum merupakan suatu proses yang tiada henti (ongoing process) antara
berbagai komponen, yaitu: orientations, development, implementation dan
evaluation.3
Sejalan dengan Saylor dan Miller & Seller, Sukmadinata menjelaskan bahwa
pengembangan kurikulum bisa dilakukan dengan langkah-langkah : (1)
identifikasi kebutuhan pendidikan, (2) analisis dan pengukuran kebutuhan, (3)
penyusunan desain kurikulum, (4) validasi kurikulum, (5) implementasi
kurikulum, (6) evaluasi kurikulum.

B. Prinsip Prinsip Pengembangan Kurikulum

Sukmadinata mengelompokkan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum ke


dalam dua hal, yakni prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus.

1. Prinsip Umum
Ada beberapa prinsip umum dalam pengembangan kurikulum:
a. Prinsip relevansi
Secara umum istilah relevansi diartikan sebagai kesesuain atau
keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan masyarakat. Ada dua
macam relevansi yang harus dimiliki kurikulum, yaitu relevan ke luar
dan relevansi di dalam kurikulum itu sendiri. Relevansi ke luar
maksunya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam
kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat. Relevansi di dalam yaitu ada kesesuain

2
atau konsistensi anatara komponen-komponen kurikulum, yaitu antara
tujuan, isi, proses penyampaian, dan penilaian.
b. Prinsip fleksibilitas
Fleksibilitas ini artinya lentur/tidak kaku dalam memberikan
kebebasan bertindak. Dalam kurikulum pengertian itu dimaksudkan
kebebasan dalam memilih program-program pendidikan bagi murid
dan mengembangkan program pendidikan bagi para guru.
c. Prinsip kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu berkesinambungan dan proses belajar yang
berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau
berhenti-henti. Oleh karena itu, pengalaman-pengalaman belajar yang
disediakan kurikulum juga hendaknya berkesinambungan anatar satu
tingkat kelas, dengan kelas lainnya, antara satu jenjang pendidikan
dengan jenjang lainnya, juga antara jenjang pendidikan dengan
pekerjaan.
d. Prinsip praktis
Yaitu mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dana
biayanya juga murah. Prinsip ini juga disebut prinsip efisien. Bagus
dan idealnya suatu kurikulum kalau menuntut keahlian-keahlian dan
peralatan yang sangat khusus dan mahal pula biayanya, maka
kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.
e. Prinsip Efektifitas
Dalam sajian bidang pendidikan prinsip efektifitas ini dikaitkan
dengan efektifitas guru mengajar dan efektifitas para murid belajar.
Implikasi prinsip ini dalam pengembanagan kurikulum ialah
mengusahakan agar setiap kegiatan kurikuler membuahkan hasil tanpa
ada kegiatan yang mubazir dan terbuang percuma.
2. Prinsip Khusus
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum:
a. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan
b. Prinsip berkenaan dengan isi Pendidikan

3
c. Prinsip berkenaan dengan pemilihan belajar mengajar
d. Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
e. Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.

C. Pegembangan Kurikulum
Dalam mengembangkan suatu kurikulum banyak pihak yang turut
berpartisipasi, yaitu: administrator pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum,
ahli bidang ilmu pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokohtokoh
masyarakat.

1. Peranan para administrator Pendidikan


Para administrator pendidikan ini terdiri dari: direktur bidang
pendidikan, pusat pengembangan kurikulum, kepala kantor wilayah,
kepala kantor kabupaten dan kecamatan serta kepala sekolah. Peranan
para administrator si tingkat pusat (direktur dan kepala pusat) dalam
pengembangan kurikulum adalah menyusun dasar-dasar hukum,
menyusun kerangka dasar seta program inti kurikulum.
2. Peranan para ahli
Pengembangan kurikulum membutuhkan bantuan pemikiran para ahli,
baik ahli pendidikan, ahli kurikulum, maupun ahli bidang studi/disiplin
ilmu. Partisipasi para ahli pendidikan dan ahli kurikulum terutama
sangat dibutuhkan dalm pengembangan kurikulum pada tingkat pusat.
Apabila pengembanagan kurikulum sudah banyak dilakukan pada
tingkat daerah atau local, maka pertisipasi mereka pada tingkat daerah,
lokal bahkan sekolah juga sangat diperlukan, sebab apa yang telah
digarikan pada tingkat pusat belum tentu dapat dengan mudah
dipahami oleh para pengembangan dan pelaksana kurikulum di daerah.
3. Peranan guru
Guru memegang peranan yang cukup penting baik di dalam
perencanaan maupun pelaksanaan kurikulum. Dia adalah perencana,
pelaksana, dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Peranan guru
bukan hanya menilai perilaku dan prestasi belajar murid-murid dalam

4
kelas, tetapi juga menilai implementasi kurikulum dalam lingkup yang
lebih luas.
4. Peranan orang tua murid
Orang tua juga mempunyai peranan dalam pengembangan kurikulum
peranan mereka dapat berkenaan dengan dua hal: pertama dalam
penyusunan kurikulum dan kedua dalam pelaksanaan kurikulum.
D. Faktor factor yang Mempengaruhi Perkembangan Kurikulum
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum
sebagai berikut :
1. Perguruan tinggi
Kurikulum minimal mendapat dua pengaruh dari perguruan tinggi.
Pertama, dari pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang
dikembangkan di perguruan tinggi umum. Kedua, dari pengembangan
ilmu pendidikan dan keguruan (Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan)
2. Masyarakat
Karena bagian dari masyarakat, sekolah sangat dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat dimana sekolah tersebut berada. Isu kurikulum
hendaknya mencerminkan kondisi dan dapat memenuhi tuntutan dan
kebutuhan masyarakat homogen atau heterogen, masyarakat kota atau
desa, petani, pedagang atau pegawai, dan sebagainya.
3. Sistem nilai
Masalah utama yang dihadapi para pengembangan kurikulum
menghadapi nilai adalah, bahwa dalam masyarakat nilai itu tidak
hanya satu. Masyarakat umumnya heterogen dan multifaset. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajarkan nilai :
- Guru hendaknya mengetahui dan memperhatikan semua nilai yang
ada dalam masyarakat
- Guru hendaknya berpegang pada prinsip demokrasi, etis, dan normal
- Guru berusaha menajdikan dirinya sebagai teladan yang patut ditiru
- Guru menghargai nilai-nilai kelompok lain

5
- Memahami dan menerima keberagaman kebudayaan sendiri.

E. Artikulasi dan Hambatan Pengembangan Kurikulum

Artikulasi dalam pendidikan berarti “kesatupaduan dan koordinasi segala


pengalaman belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti
kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan, 10
menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran, mengusahakan
perluasan dan kesinambungan kurikulum.
Hambatan pertama terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam
pengembangan kurikulum. Hal itu disebabkan beberap hal. Pertama kurang
waktu. Kedua kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun
dengan kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan
pengetahuan guru sendiri.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan kurikulum
dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan maupun dalam
memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau kurikulum yang sedang
berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari sekolah. Keberhasilan pendidikan,
ketetapan kurikulum yang digunakan membutuhkan bantuan, serta input fakta dan
pemikiran dari masyarakat.
F. Model model Pengembangan Kurikulum
Pemilihan suatu model pengembangan kurikulunm bukan saja didasarkan atas
kelebihan dan kebaikan-kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang
optimal, tetapi juga perlu disesuaikan dengan sistem pendidikan dan sistem
pengelolaan pendidikan yang di anut serta model konsep pendidikan mana yang
digunakan.
1. The administrative model
Model pengembangan kurikulum ini merupakan model paling lama dan
paling banyak dikenal. Diberi nama model administrative atau line staff
karena inisisatif dan gagasan pengembangan datang dari para
administrator pendidikan dan menggunakan prosedur administrasi. Dalam
pelaksanaan kurikulum tersebut, selama tahun-tahun permulaan diperlukan

6
pula adanya kegiatan monitoring, pengamatan dan pengawasan serta
bimbingan dalam pelaksanaannya. Setelah berjalan beberapa saat perlu
juga dilakukan suatu evaluasi, untuk menilai baik valitidas komponen
komponennya, prosedur pelaksanaan maupun keberhasilannya.
2. Beaucamph’ s system
Model pengembangan ini dikemukan oleh Beaucamp seorang ahli
kurikulum. Beaucamph mengemukakan lima hal dalam pengembangan
kurikulum :
a. Menetapkan arena atau lingkup wilyah yang akan dicakup oleh
kurikulum tersebut, apakah suaru sekolah, kecamatan, kabupaten,
propinsi atau seluruh Negara. Penetapan area ini ditentukan oleh
wewewang yang dimiliki oleh pengambil kebijaksanaan dalam
pengembangan kurikulum serta oleh tujuan pengembangan kurikulum.
b. Menetapkan personalia, yaitu siapa-siapa yang turut serta terlibat
dalam pengembangan kurikulum. Ada empat kategori orang yang turut
berpartisipasi dalam pengembangan kurikulum yaitu :
- Para ahli pendidikan/kurikulum yang ada pada pusat pengembangan
kurikulum dan para ahli bidang ilmu dari luar 12
- Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan gur guru
terpilih
- Para professional dalam sistem pendidikan
- Professional lain dan tokoh-tokoh masyarakat.
c. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum. Langkah ini
berkenaan dengan posedur yang harus ditempuh dalam merumuskan
tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan
pengalaman belajar, serta kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan
keseluruhan desain kurikulum.
d. Implementasi kurikulum. Langkah ini merupakan langkah
mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum yang bukan
sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang
menyeluruh, baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun

7
biaya, di samping kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau
administrator setempat.
e. Evaluasi kurikulum. Langkah ini minimal mencakup empat hal, yaitu :
- Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
- Evaluasi desain kurikulum
- Evaluasi hasil belajar siswa
- Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.
3. The demonstration model ( ktsp – menuju k13- k16)
Model demonstrasi pada dasarnya bersifat grass roots, datang dari bawah.
Model ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau sekelompok guru bekerja
sama dengan ahli yang bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum.
Model ini umumnya berskala kecil, hanya mencakup suatu atau beberapa
sekolah, suatu komponen kurikulum atau mencakup keseluruhan
komponen kurikulum. Karena sifatnya ingin mengubah atau mengganti
kurikulum yang ada, pengembangan kurikulum sering mendapat tantangan
dari pihak-pihak tertentu.
4. Taba’ s inverted model
Taba menggunakan pendekatan akar rumput (grass-roots approach) bagi
perkembangan kurikulum. Taba percaya kurikulum harus dirancang oleh
guru dan bukan diberikan oleh pihak berwenang. Menurut Taba guru harus
memulai proses dengan menciptakan suatu unit belajar mengajar khusus
bagi murid-murid mereka disekolah dan bukan terlibat dalam rancangan
suatu kurikulum umum. Menghindari penjelasan grafis dari modelnya,
Taba mencantumkan lima langkah urutan untuk mencapai perubahan
kurikulum, sebagai berikut :
a. Membuat unit percontohan yang mewakili peringkat kelas atau mata
pelajaran. Langkah ini sebagai penghubung antara teori dan praktek.
b. Menguji unit percobaan Uji ini diperlukan untuk mengecek validitas dan
apakah materi tersebut dapat diajarkan dan untuk menetapkan batas atas
dan batas bawah dari kemampuan yang diharapkan.

8
c. Revisi dan konsolidasi Unit pembelajaran dimodifikasi menyesuaikan
dengan keragaman kebutuhan dan kemampuan siswa, sumber daya
yang tersedia dan berbagai gaya mengajar sehingga kurikulum dapat
sesuai dengan semua tipe kelas.
d. Pengembangan kerangka kerja
Setelah sejumlah unit dirancang, perencana kurikulum harus memeriksa
apakah ruang lingkup sudah memadai dan urutannya sudah benar.
e. Memasang dan menyebarkan unit-unit baru
Mengatur pelatihan sehingga guru-guru dapat secara efektif
mengoperasikan unit belajar mengajar di kelas mereka.
5. Sebagai bapak pengembang kurikulum, Tyler telah menanamkan atas
perlunya hal yang lebih rasional, sistematis, dan pendekatan yang berarti
dalam tugas mereka. Tetepi pendapat tyler sering dipandang rendah oleh
beberapa penulis sesudahnya.
Beberapa penulis lain berpendapat bahwa tyler tidak menjelaskan sumber
tujuan secara memadai. Tetapi, sebenarnya tyler telah membahas hal itu
dalam satu buku utuh. Dia telah menguraikan dan menganalisis sumber-
sumber tujuan yang datang dari anak didik, mempelajari kehidupan
kontemporer, mata pelajaran yang bersifat akademik, filsafat, dan
psikologi belajar.12 Model pengembangan kurikulum menurut tyler adalah
sebagai berikut :
a) Menentukan tujuan. Dalam menentukan tujuan pendidikan melalui
langkah-langkah sebagai berikut: mempelajari siswa sebagai sumber
tujuan, mempelajari kehidupan kontemporer dilingkungan masyarakat,
penentuan tujuan berdasarkan tinjauan filosofis, peninjauan tujuan
berdasarkan tinjauan psikologis.
b) Menentukan pengalaman belajar. Ada 5 prinsip pengalaman belajar,
yaitu : memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat tingkah
laku yang menjadi tujuan, pengalaman belajar harus menyenangkan
bagi siswa, siswa harus terlibat dalam belajar, diberikan beberapa
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pendidikan, pengalaman

9
belajar yang disediakan dapat menghasilkan beberapa kemampuan,
yaitu: kemampuan berfikir, memperoleh informasi, mengembangkan
sikap sosial, mengembangkan minat.
c) Pengorganisasian pengalaman belajar.
d) Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar sisa sesuai
dengan tujuan yang ditetapkan dan mengetahui.
6. Model Pengembangan Kurikulum Audery dan Nicholls
Mereka mengembangkan suatu pendekatan yang tegas atau jelas yang
mencakup elemen-elemen kurikulum secara jelas tetapi ringkas. Nicholls
menitik beratkan pada pendekatan yang rasional dari pengembangan
kurikulum, khususnya dimana kebutuhan untuk kurikulum baru muncul
dari perubahan-perubahan situasi.
Audery dan Nicholls mendefinisikan pekerjaan Tyler, Taba dan Wheeler
dengan penekanan kurikulum proses yang siklus atau berbentuk lingkaran
dan kebutuhan untuk langkah awal yaitu, analisis situasi. Keduanya
mengungkapkan bahwa sebelum elemenelemen lebih jelas dalam proses
diambil atau dilakukan, konteks dan situasi yang mana keputusan-
keputusan kurikulum dibuat memerlukan pertimbangan yang mendetail
dan serius.
Langkah-langkah dalam proses perkembangan kurikulum Nicholls adalah.
a. Analisis situasi
b. Seleksi tujuan
c. Seleksi dan organisasi isi
d. Seleksi dan organisasi metode
e. Evaluasi
Pada analisis situasi merupakan suatu tindakan yang disengaja untuk
memaksa para pengembang kurikulum agar lebih responsif terhadap
lingkungan mereka dan secara khusus untuk kebutuhan anak didik.
Dengan menerapkan analisis situasi sebagai titik permulaan, maka model
ini akan memberikan dasar data yang mana tujuantujuan yang lebih efektif
mungkin akan dikembangkan.

10
Model ini fleksibel terhadap perubahan-perubahan situasi sehingga
hubungan perubahan-perubahan dilihat untuk elemenelemen pada model
berikutnya.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum
semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa di sekolah. Dalam
kurikulum terintregasi filsafat, nila-nilai, pengetahuan, dan perbuatan
pendidikan. Kurikulum disusun oleh para ahli pendidikan/ahli kurikulum,
ahli bidang ilmu, pendidik, penjabat pendidikan, pengusaha serta unsur-
unsur masyarakat lainnya.
Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum, yaitu prinsip umum dan
prinsip khusus. Didalam prinsip khusus terdapat beberapa macam
pengembangannya yaitu; (a) prinsip relevansi, (b) prinsip fleksibilitas, (c)
prinsip kontinuitas, (d) prinsip praktis, (e) prinsip efektifitas. Adapun
prinsip khusus yaitu; (a) prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, (b)
prinsip berkenaan dengan isi pendidikan, (c) prinsip berkenaan dengan
pemilihan proses belajar mengajar, (d) prinsip berkenaan dengan
pemilihan media dan alat pengajaran, (e) prinsip berkenaan dengan
pemilihan kegiatan penilaian.
Pengembangan kurikulum dalam mengembangkan suatu
kurikulum banyak pihak yang turut berpartisipasi, yaitu: administrator
pendidikan, ahli pendidikan, ahli kurikulum, ahli bidang ilmu
pengetahuan, guru-guru, dan orang tua murid serta tokoh-tokoh
masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum yaitu;
(a) perguruan tinggi, (b) masyarakat, (c) sistem nilai. Artikulasi dalam
pendidikan berarti “kestupaduan dan koordinasi segala pengalaman

11
belajar”. Untuk merealisasikan artikulasi kurikulum, perlu meneliti
kurikulum secara menyeluruh, membuang hal-hal yang tidak diperlukan,
menghilangkan duplikasi, merevisi metode serta isi pengajaran,
mengusahakan perluasan dan kesinambungan kurikulum. Dalam
pengembangan kurikulum terdapat beberapa hambatan. Hambatan pertama
terletak pada guru. Guru kurang berpartisipasi dalam pengembangan
kurikulum. Hal itu disebabkan beberap hal. Pertama kurang waktu. Kedua
kekurangsesuaian pendapat, baik antara sesama guru maupun dengan
kepala sekolah dan administrator. Ketiga karena kemampuan dan
pengetahuan guru sendiri.
Hambatan lain datang dari masyarakat. Untuk pengembangan
kurikulum dibutuhkan dukungan masyarakat baik dalam pembiayaan
maupun dalam memberikan umpan balik terhadap sistem pendidikan atau
kurikulum yang sedang berjalan. Masyarakat adalah sumber input dari
sekolah. Keberhasilan pendidikan, ketetapan kurikulum yang digunakan
membutuhkan bantuan, serta inputfakta dan pemikiran dari masyarakat.
B. Saran
Setelah mempelajari tentang perkembangan kurikulum maka kami
harapakan bagi setiap pembaca untuk dapat memahaminya dan dapat
mempelajarinya lebih detail dari berbagai literature lainnya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rohman, 2015, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Semarang:

CV. Karya abadi Jaya

Abdullah Idi, 1999, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jakarta, Gaya

Media

Pertama Hafni Ladjid, 2005, pengembangan kurikulum, Jakarta: Quantum

Teaching

M. Ahmad, dkk, 1997, Pengembangan Kurikulum, Bandung, CV Pustaka Setia

Prof. Dr. Nana Syaodil Sukmadinata, 1997, pengembangan kurikulum, Bandung:

Remaja Rosdaary

13
14

Anda mungkin juga menyukai